Anda di halaman 1dari 20

DELOR (DEODORAN EKSTRAK DAUN KELOR)

SEBAGAI DEODORAN ALAMI

Oleh :

Putri Regina

Diajukan untuk Mengikuti Lomba Presentasi Hasil Eksperimen


APKRES 2019
yang Diselenggarakan oleh Sekolah Indonesia Kota Kinabalu

CLC SMPT PAHANG 2


2019

BAB I

0
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Bau badan menjadi masalah pada sebagian besar orang. Bau badan
menjadikan orang tidak percaya diri, sehingga orang-orang akan berusaha untuk
menutupi atau menghilangkan bau badan tersebut. Mandi adalah satu cara
menghilangkan bau badan yang sering dilakukan. Namun di tengah aktivitas yang
padat mandi saja tidak cukup untuk menghilangkan bau badan. Biasanya orang-
orang akan mencari kosmetik yang mampu mengatasi masalah bau badan seperti
antiperspiran dan deodoran
Bau badan sering dihubungkan dengan keringat. Padahal keringat yang
dihasilkan oleh kalenjar keringat di lapisan kulit kita nyaris tidak berbau. Lalu
bagaimana bau badan itu tercipta? Bau badan timbul jika keringat bereaksi
dengan bakteri alami pada kulit. Bakteri memecah protein sehingga menjadi asam,
yaitu asam propionat dan asam isovalerik. Kedua jenis asam tersebut melepaskan
bau tidak sedap. Asam propionat atau asam proponat, yang memiliki bau seperti
cuka. Asam ini merupakan hasil penguraian keringat oleh propionibacteria, yaitu
sejenis bakteri yang hidup di saluran kelenjar sebasea manusia remaja dan
dewasa. Asam isovalerik, yang memiliki bau seperti keju yang sangat kuat dan
merupakan hasil penguraian keringat dengan bakteri staphylococcus. Bau badan
tetap dapat timbul meskipun keringat hanya bercampur 1% saja dengan bakteri.
Antiperspiran tidak sama dengan deodoran. Namun antiperspiran otomatis
merupakan deodoran. Antiperspiran mengurangi jumlah keringat yang
diekskresikan di ketiak sekaligus anti bakteri, sedangkan deodoran bekerja
sebagai anti bakteri.
Di pasaran deodoran yang beredar banyak mengandung bahan-bahan kimia
yang memberikan beberapa efek negatif bagi tubuh, bahkan aluminium sebagai
bahan baku umum dari deodoran dapat menyebabkan penyakit alzheimer dan
berpotensi sebagai pemicu kanker payudara (Avelia Intan Hapsari, dkk:2014).
Deodoran juga mengandung alkohol yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit.

1
Pemakaian deodoran berlebihan juga dapat menyebabkan kulit ketiak menjadi
lebih gelap
Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan
memanfaatkan bahan-bahan alami yang ada dilingkungan. Salah satu bahan alami
yang dapat dipakai untuk pembuatan deodoran adalah daun kelor. Kelor adalah
tanaman yang cukup melimpah di ladang. Cara membudidayakannya pun cukup
mudah. Dalam daun kelor terdapat beberapa kandungan zat yang dapat
dimanfaatkan sebagai deodoran. Di dalam daun kelor terkandung beberapa zat
anti bakteri.
Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang telah membuktikan khasiat
daun kelor sebagai anti bakteri. Penelitian Lusi L.R.H Dima, Fatimawali), dan
Widya Astuty Lolo (2016) membuktikan bahwa ekstrak daun kelor memiliki
daya hambat terhadap kedua bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
Penelitian Fadilah (2018) menyatakan bahwa daun kelor dengan konsentrasi 50%
efektif sebagai anti bakteri Staphylococcus epidermidis.
Berdasar uraian di atas peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut apakah
ekstrak daun kelor dapat dijadikan sebagai deodoran alami, bagaimana cara
pembuatannya, dan tanggapan masyarakat terhadap delor tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah daun kelor bisa digunakan sebagai bahan deodoran?
2. Bagaimana cara membuat deodoran dari daun kelor?
3. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap deodoran ekstrak daun
kelor/delor?

B. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apakah daun kelor bisa digunakan untuk membuat deodoran?
2. Mengetahui cara pembuatan deodoran dari ekstrak daun kelor.
3. Mengetahui cara tanggapan masyarakat terhadap deodoran ekstrak daun
kelor/delor

2
C. Manfaat Hasil Penelitian
Memberi wawasan baru kepada masyarakat bahwa deodoran juga dapat
dibuat dari bahan-bahan alami yang jauh lebih aman bagi kesehatan.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian Pustaka
1. Klasifikasi Tanaman Kelor
Menurut Integrated Taxonomic Information System (Wahyudi
Isnan dan Nur Haedah M:2017) klasifikasi tanaman kelor sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Brassicales
Familia : Moringaceae
Genus : Moringa
Spesies : Moringa oleifera L.

Kelor tumbuh dalam bentuk pohon, berumur panjang, dengan


tinggi 7-12 meter. Batang berkayu, tegak. Berwarna putih kotor, kulit tipis,
dan permukaan kasar. Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun
berseling, helai daun gasal, bentuk helai daun bulat telur, panjang 1 -2 cm,
lebar 1-2 cm, pertulangan menyirip, dan permukaan atas dan bawah
menyirip. Akar tunggang, Perbanyakan bisa secara generatif (biji) maupun
vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi
dan banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar halaman rumah atau
ladang
(Erna Nurcahyati, 2014:18-20)
2. Kandungan Senyawa Daun Kelor
Kandungan senyawa Kelor telah diteliti dan dilaporkan oleh While
Gopalan, el al., dan dipublikasikan dalam All Thing Moringa (2010).
Senyawa tersebut meliputi nutrisi, vitamin dan asam amino. Menurut

4
penelitiannya, kandungan senyawa dari kelor dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Nutritional Analysis Satuan per 100 gram bahan
Daun segar Serbuk daun
NUTRISI
Kandungan air (%) 75,0 7,50
Kalori Cal 92,0 205,0
Protein gram 6,7 27,1
Lemak gram 1,7 2,3
Karbohidrat gram 13,4 38,2
Serat gram 0.9 19,2
Mineral gram 2,3 0
Kalsium (Ca) mg 440,0 2003,
Magnesium (Mg) mg 24,0 368,0
Fosfor (P) mg 70,0 204,0
Potassium (K) mg 259,0 1324,0
Copper (Cu) mg 1,1 0,6
Zat besi (Fe) mg 0,7 28,2
Asam Oksalat mg 101,0 0,0
Sulphur (S) mg 137,0 870,0
Vitamin
Vitamin A – B carotene mg 6.80 16.3
Vitamin B - Choline mg 423,00 -
Vitamin B1 – Thiamin mg 0,21 2,6
Vitamin B2 - Riboflavin mg 0.05 20,5
Vitamin B3 – Nicotinic Acid mg 0,80 8,2
Vitamin C – Ascorbic Acid mg 220,00 17,3
Vitamin E – Tocopherols mg - 113,0
Acetate
Asam Amino
Arginine mg 406,6 1325
Histidine mg 149,8 613
Lysine mg 342,4 1325
Tryptophan mg 107 425
Phenylanaline mg 310,3 1388
Methionine mg 117,7 350
Threonine mg 117,7 1188
Leucine mg 492,2 1950
Isoleucine mg 299,6 825
Valine mg 374,5 1063
Tabel 1. Perbandingan kandungan nutrisi, vitamin, dan asam amino
dalam daun kelor segar dan serbuk daun kelor.

(Hakim Bey, All Things Moringa, 2010 dalam A.Dudi Krisnadi, 2015: 28)

5
3. Senyawa Anti Bakteri Daun Kelor
Daun kelor mengandung senyawa antibakteri seperti saponin,
alkaloid, triterpenoid, flavonoid dan tanin yang memiliki mekanisme
kerja dengan merusak membran sel bakteri. Ekstrak daun kelor
mengandung protein dengan berat molekul rendah yang mempunyai
aktivitas antibakteri dan antijamur (Widowati et al., 2014 dalam
Fadilah, 2018:6 ).
Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa fenol yang memiliki
banyak gugus –OH dengan adanya perbedaan keelektronegatifan yang
tinggi, sehingga sifatnya polar. Golongan senyawa ini mudah terekstrak
dalam pelarut metanol yang memiliki sifat polar karena adanya gugus
hidroksi, sehingga dapat terbentuk ikatan hidrogen (Sriwahyuni, 2010
dalam Fadilah, 2018:) Sifat flavonoid sebagai penangkap radikal bebas,
penghambat enzim hidrolisis dan oksidatif dan bekerja sebagai
antiinflamasi, mencegah keropos tulang dan sebagai antibotik
(Robinson, 1995).
Tanin merupakan senyawa polifenol yang dapat dibedakan dari
fenol lain karena kemampuannya mengendapkan protein. Endapan
tersebut dikarenakan adanya ikatan hidrogen antara tanin dan protein
pada gelatin. Ikatan hidrogen yang terbentuk disebabkan oleh atom H
yang terikat dengan 2 atom O atau pun terikat dengan atom O dan N
dari struktur tanin dan gelatin (Sriwahyuni, 2010). Tanin berfungsi
sebagai pertahanan diri dari serangan bakteri, fungi, virus, insekta
herbivora dan vertebrata herbivora. Dalam bidang kesehatan tanin juga
memiliki aktivitas sebagai antibiotik, dan antioksidan yang dapat
melindungi kulit dari kerusakan yang ditimbulkan oleh radiasi
ultraviolet.
Terpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari
enam satuan isoprena dan biosintesis diturunkan dari hidrokarbon (C30)
asiklik yaitu skualena (Harborne,1987). Terpenoid berpotensi sebagai

6
antibakteri. Selain itu senyawa ini banyak digunakan untuk
menyembuhkan penyakit gangguan kulit. Terpenoida memiliki sifat
antijamur, insektisida, antibakteri, dan antivirus (Robinson, 1995).
Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang
terbesar. Pada umumnya alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang
mengandung satu atau lebih atom nitrogen. Umumnya alkaloid tidak
berwarna, memiliki rasa pahit, bersifat optis aktif dan sedikit berupa
cairan pada suhu kamar (Harborne, 1987).
Alkaloid bersifat beracun bagi manusia namun banyak yang
mempunyai kegiatan fisiologi menonjol sehingga digunakan bidang
pengobatan. Alkaloid berfungsi sebagai antibiotik, anti inflamasi dan
penghilang rasa sakit (Harborne,1987).
Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol yang ditandai adanya
seperti sabun serta dideteksi berdasarkan kemampuan membentuk busa
jika dikocok dalam air dan dalam konsentrasi rendah sering
menyebabkan hemolisis sel darah merah. Saponin merupakan
kandungan zat kimia yang bermanfaat dalam mempengaruhi kolagen
(tahap awal perbaikan jaringan) yaitu dengan menghambat produksi
jaringan luka yang berlebihan. Pengujian ini sederhana dengan
pengocokan, jika busa stabil setinggi satu sampai sepuluh cm dalam 10
menit menandakan hasil positif dari senyawa saponin (Harborne, 1987).
(Fadilah, 2018:6-7)
4. Maserasi
Maserasi merupakan prosedur yang sederhana untuk mendapatkan
ekstrak, dikenal juga dengan metode ekstraksi dingin. Simplisia
direndam dalam wadah dengan pelarut dan didiamkan dalam jangka
waktu tertentu, perlu dilakukan pemgadukan dalam jangka waktu
tertentu. Proses Perendaman dilakukan dalam satu kali pelarut bila
simplisia bersifat lembut dan dilakukan perendaman bertingkat dengan
pelarut baru bila simplisia bersifat keras. (Syarif Hamdani dalam
www.catatankimia.com)

7
Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi bahan alam karena
dengan perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding
dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar
sel, sehingga metabolit sekunder yang ada di dalam sitoplasma akan
terlarut dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna
karena dapat diatur lama perendamannya. (www.id.m.wikipedia.org).

5. Ketiak dan Bau Badan


Ketiak atau dalam bahasa Latin disebut axilla adalah daerah lipatan
tubuh manusia yang menghubungkan lengan atas dengan bahu. Ketiak
dikenal sebagai salah satu bagian tubuh yang sensitif saat digelitik dan
sebagai salah satu bagian tubuh yang agak tersembunyi.
Para ilmuwan menemukan bahwa kulit di bagian ketiak manusia
merupakan tempat terfavorit bagi bakteri. Dalam penampang kulit
seluas satu inci persegi, di ketiak bisa terdapat 516.000 bakteri.
Bau badan sering menjadi masalah klasik pada bagian ketiak. Bau
badan timbul akibat hasil metabolisme sebum pada mikroorganisme di
ketiak. Sebum diproduksi oleh kelenjar apokrin pada ketiak. Bau badan
dapat dikurangi dengan produk deodoran atau antiperspiran. Bau badan
juga dapat dihilangkan dengan ramuan herbal. Cara yang paling murah
dan efektif adalah dengan mandi minimal 2 kali sehari Jika merasa
sedikit repot atau malah tidak berhasil dihilangkan, maka bisa dicoba
dengan pengobatan laser.
Biasanya, bau badan wanita terasa lebih asin karena disebabkan
bakteri micrococcaceae. Sedangkan bau badan pria terasa lebih asam
karena disebabkan organisme mikroskopik ''lipophile diphteriode''. Bau
badan juga dapat menjadi lebih terasa dan kuat jika berkeringat dengan
dipicu oleh tekanan emosi.
Bau badan timbul jika bakteri alami pada kulit memecah protein
sehingga menjadi asam. Kedua jenis asam yang melepaskan bau tidak
sedap adalah asam propionat atau asam proponat, yang memiliki bau

8
seperti cuka. Asam ini merupakan hasil penguraian keringat oleh
propionibacteria, yaitu sejenis bakteri yang hidup di saluran kelenjar
sebasea manusia remaja dan dewasa. Asam isovalerik, yang memiliki
bau seperti keju yang sangat kuat dan merupakan hasil penguraian
keringat dengan bakteri staphylococcus.
Bau badan tetap dapat timbul meskipun keringat hanya bercampur
1% saja dengan bakteri. Oleh karena itu, bagi orang yang aktivitasnya
cukup padat sebaiknya memakai deodoran atau antiperspiran sebelum
beraktivitas.
(www.id.m.wikipedia.org)
B. Hasil Penelitian
1. Daun Kelor Sebagai Bahan Deodoran
Sebelum membuat deodoran peneliti melakukan kajian pustaka
terlebih dahulu tentang daun kelor serta dasar dan alasannya agar dapat
dijadikan sebagai bahan baku deodoran. Deodoran adalah kosmetik
yang berfungsi untuk menghilangkan bau badan, terutama yang timbul
dari ketiak. Seperti diketahui bahwa di kalenjar keringat di ketiak lebih
aktif menghasilkan keringat dan reaksi keringat dengan bakteri
menimbulkan bau yang tidak sedap.
Salah satu spesies bakteri yang hidup di ketiak adalah bakteri
Staphylococcus sp. Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang
telah membuktikan khasiat daun kelor sebagai anti bakteri. Penelitian
Lusi L.R.H Dima, Fatimawali), dan Widya Astuty Lolo (2016)
membuktikan bahwa ekstrak daun kelor memiliki daya hambat
terhadap kedua bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
Penelitian Fadilah (2018) menyatakan bahwa daun kelor dengan
konsentrasi 50% efektif sebagai anti bakteri Staphylococcus
epidermidis.
Daun kelor dapat dijadikan bahan baku deodoran karena
mengandung senyawa anti bakteri yaitu zat yang dapat mengganggu
pertumbuhan atau bahkan mematikan bakteri dengan cara mengganggu

9
metabolisme mikroba yang merugikan. Zat anti bakteri yang terdapat
pada daun kelor diantaranya adalah saponin, alkaloid, triterpenoid,
flavonoid dan tanin yang memiliki mekanisme kerja dengan merusak
membran sel bakteri.
Selain itu kandungan Vitamin E dalam serbuk daun kelor juga
cukup tinggi, sehingga ekstrak daun kelor ini diharapkan mampu
membantu menjaga kesehatan kulit ketiak serta menghaluskan kulit.
2. Cara Untuk Membuat Deodoran Dari Ekstrak Daun Kelor
1) Alat dan Bahan
a. Alat
1) Blender
2) Timbangan
3) Bekas Kaca
4) Pengaduk
5) Penyaring
6) Cream bottle
b. Bahan
1) Baking Soda
2) Tepung jagung
3) VCO
4) Ekstrak daun kelor
5) Parfum mawar

2) Pembuatan Ekstrak Daun Kelor


Untuk mendapatkan ekstrak daun kelor, tahap pertama yang
dilakukan adalah mengambil dan memilih daun kelor. Daun Kelor
diambil dari kebun di Ladang Pahang 3, Kinabatangan, Sabah,
Malaysia. Daun kelor dipilih tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.
Kemudian daun kelor tersebut dicuci sampai bersih dalam air
mengalir, lalu dipisahkan dari tangkainya. Setelah itu daun kelor
tersebut dijemur di bawah sinar matahari sampai benar- benar kering,

10
atau minimal dua hari jika matahari terik. Setelah itu daun kelor
tersebut diblender sampai halus, sehingga membentuk serbuk daun
kelor.
Serbuk daun kelor kemudian diekstraksi dengan metode maserasi
dalam pelarut etanol 70%. Maserasi adalah metode ekstraksi bahan
nabati dengan cara perendaman simplisia dalam zat pelarut dengan
beberapa kali pengadukan dan berada pada suhu ruang. Maserasi juga
disebut ekstraksi dingin karena tidak melalui pemanasan. Cairan
penyari akan menembus dinding sel dan masuk kedalam rongga sel
yang mengandung zat aktif, yang akan larut dan karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang
ada di luar sel, maka larutan yang terpekat akan didesak keluar.
Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi
antara larutan di luar dan di dalam sel.
Proses maserasi diawali dengan menimbang 25 gram serbuk daun
kelor lalu merendamnya dalam 125 ml pelarut etanol. Perendaman
dilakukan pada bekas kaca tertutup. Waktu perendaman adalah 3 hari
dengan dua kali pengadukan setiap harinya. Pengadukan dilakukan
supaya proses difusi daat berlangsung maksimal sehingga semua zat
aktif, terutama anti bakteri akan terlarut maksimal. Setelah tiga hari,
rendaman serbuk daun kelor tersebut disaring dan diuapkan kurang
lebih 15 menit dibawah terik matahari hinga larutan sat/pekat. Ekstrak
daun kelor tersebut kemudian disimpan dalam wadah tertutup.

3) Pembuatan Deodoran Ekstrak Daun Kelor/Delor


Cara pembuatan deodoran ekstrak daun kelor adalah dengan
mencampurkan 6 sdt tepung jagung, 3 sdt baking soda, dan 6 sdt VCO,
kemudian mengaduk sampai semua tercampur rata. Setelah itu
mencampurkan 3 sdt ekstrak daun kelor lalu mengaduknya hingga
campuran homogen. Terakhir menambahkan 8 tetes parfum mawar

11
(non alkohol) dan mengaduknya kembali. Penambahan parfum
dilakukan supaya deodoran tersebut memiliki bau yang harum.
Selanjutnya menuang krim deodoran trersebut ke dalam cream
bottle. Deodoran ini diaplikasikan ke ketiak dengan jari.
Delor terbuat dari berbagai macam bahan alami yang bermanfaat.
Baking soda atau natrium bikarbonat dapat mengangkat sel-sel kulit
mati, sehingga mampu mencerahkan kulit. Tepung jagung memiliki
tekstur halus dan mampu menyerap keringat. Tepung jagung juga
mengandung Vitamin A dan C yang melindungi kulit dari radikal
bebas dan mencerahkan kulit. Kandungan VCO dalam delor
bermanfaat untuk melembabkan kulit ketiak dan mencegah iritasi.
Kandungan anti oksidan dan vitamin E yang tinggi dalam VCO
mampu menjaga kesehatan kulit. Sedangkan ekstrak daun kelor
berfungsi sebagai anti bakteri yang menekan pertumbuhan bakteri di
ketiak sehingga mampu meminimalisir bau badan.Parfum mawar (non
alkohol) berfungsi sebagai pengharum.

3. Tanggapan Masyarakat terhadap Deodoran Ekstrak Kelor/Delor


Untuk mengetahui penerimaan masyarakat terhadap delor yang
dihasilkan peneliti melakukan uji khalayak terbatas pada 8 orang
probandus. Peneliti meminta probandus mencoba produk delor selama
tiga hari lalu meminta mereka untuk memberikan pendapatnya dengan
mengisi angket. Tanggapan dari 8 probandus tersebut adalah sebagai
berikut:

12
Pro Umur Jenis Tanggapan terhadap delor Kritik dan saran
ban Kela Tampilan Aroma Kenyamanan di Keefektifan Pendapat
dus min kulit mengurangi umum
bau badan
1 12 P Baik Kurang Sangat nyaman Sangat Sangat Bau kurang
menyenang efektif suka menyenagkan
kan
2 15 P Sangat Kurang Sangat nyaman efektif suka Bau kurang
baik menyenang menyenangkan,
kan warna deodoran
kurang menarik
3 14 P Baik Menyenang Nyaman Sangat Suka Lebih baik jika
kan efektif dikemas dalam
bentuk roll on
4 16 L Baik Menyenang nyaman Efektif Kurang Keharuman lebih
kan suka ditingkatkan
5 14 P Sangat menyenang Sangat nyaman efektif suka Baunya dibuat
baik kan lebih harum
6 14 L Sangat Menyenang Sangat nyaman efektif Sangat Warna krim
baik kan suka dibuat lebih
menarik
7 15 P Sangat Kurang nyaman efektif suka Baunya kurang
baik menyenang menyenangkan,
kan warna krimnya
dibuat lebih
bagus, dibuat
lebih wangi lagi
8 12 P Baik Kurang Nyaman efektif suka Bau kurang
menyenang menyenangkan
kan

Dari data diatas dapat diketahui bahwa pendapat umum probandus


mengenai delor semuanya positif. Namun sebagaian besar probandus
menyatakan bahwa bau delor kurang menyenangkan. Ini akan menjadi
evaluasi bagi peneliti untuk eksperimen selanjutnya agar mencari
formula yang pas agar bau yang dihasilkan dari delor lebih disukai
oleh masyarakat.

BAB III
PENUTUP

13
A. Kesimpulan
1. Daun kelor dapat digunakan sebagai deodoran karena kandungan saponin,
alkaloid, triterpenoid, flavonoid dan tanin yang berfungsi sebagai anti
bakteri sehingga dapat menekan pertumbuhan bakteri penyebab bau badan.
2. Deodoran ekstrak daun kelor dibuat dengan mencampurkan tepung
jagung, baking soda, VCO, dan ekstrak daun kelor dengan komposisi
tertentu.
3. Tanggapan masyarakat terhadap delor sangat positif. Namun terdapat
kritik mengenai bau delor yang kurang menyenangkan.

B. Saran
1. Perlu dikaji dalam penelitian lebih lanjut mengenai keefektifan delor
dalam mengurangi bau badan.
2. Perlu kajian lebih lanjut mengenai daya tahan dari delor.
3. Perlu dilakukan evaluasi terhadap formula delor untuk menemukan
formula baru yang baunya lebih menyenangkan dan dapat diterima
oleh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. -. Ketiak. www.id.m.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 28 Juli 2019

14
Anonim. -. Maserasi. www.id.m.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 28 Juli
2019.

Fadilah. 2015. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera)
Terhadap Penyembuhan Luka Pada Mencit (Mus Musculus L.) Skripsi.
Medan:Universitas Sumatra Utara.

Intan Hapsari, Avelia. 2014.Deodoran Alami Ekstrak Daun Biji. Diakses dari
aveliaintan123.blogspot.com pada tanggal 17 Juli 2019.

Indraswari, Arista. Optimasi Pembuatan Ekstrak Daun Dewandaru (Eugenia


uniflora L.) Menggunakan Metode Maserasi dengan Parameter Kadar
Total Senyawa Fenolik dan Flavonoid. Skripsi. Surakarta: Universitas
Muhamadiyah Surakarta

Isnan, wahyudi dan Nurhaedah M. 2017. Ragam Manfaat Tanaman Kelor


(Moringa oleifera Lamk.) Bagi masyarakat. Info Teknis EBONI. 2017.
14(1): 63-75.

Krisnadi, A. Dude. 2015. Kelor, Super Nutrisi. Blora: LSM Mapeling


Kelorina.com

Lusi L.R.H Dima, dkk. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kelor (Moringa
oleifera L.) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT. 2016; 5 (2) : 282-289.

Nurcahyati, Erna. 2017. Khasiat Daun Kelor Membasmi Penyakit Ganas.


Jendela Sehat. Jakarta.

Lampiran 1

ANGKET TANGGAPAN MASYARAKAT


TERHADAP DELOR (DEODORAN EKSTRAK DAUN KELOR)

15
Nama : ...........................................................................................
Usia : ...........................................................................................
Jenis Kelamin : ...........................................................................................
Pekerjaan : ...........................................................................................
Untuk nomor 1 – 5, berilah tanda silang pada huruf a, b, c, atau d untuk
menggambarkan pendapat Anda terhadap produk DELOR !
1. Menurut Anda, bagaimana tampilan krim DELOR?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Kurang baik
d. Buruk

2. Menurut Anda, bagaimana aroma dari DELOR?


a. Sangat menyenangkan
b. Menyenangkan
c. Kurang menyenangkan
d. Tidak menyenangkan

3. Menurut Anda, bagaimana tingkat kenyamanan DELOR ketika diaplikasikan


ke kulit?
a. Sangat nyaman
b. Nyaman
c. Kurang nyaman
d. Tidak nyaman

4. Menurut anda bagaimana tingkat kefektifan DELOR dalam mengurangi bau


badan, terutama bau badan yang bersumber dari ketiak?
a. Sangat efektif
b. Efektif
c. Kurang efektif
d. Tidak efektif

5. Secara umum bagaimana pendapat Anda terhadap DELOR?


a. Sangat suka

16
b. Suka
c. Kurang suka
d. Tidak suka

6. Tuliskan kritik atau saran Anda terhadap DELOR secara umum!


.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
...........................................................................................

Sabah, 18 Agustus 2019

Responden

..............................................

Lampiran 2

DOKUMENTASI

17
Proses penyembuatan serbuk daun kelor

Proses persiapan ekstraksi

Proses Pembuatan Daun Kelor

18
Para Probandus

19

Anda mungkin juga menyukai