OLEH KELOMPOK 5 :
S1 FARMASI
FAKULTAS KESEHATAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Integumen membentuk lapisan terluar pada tubuh. Integumen terdiri dari kulit dan
beberapa derivat kulit terspesialisasi tertentu, antara lain: rambut, kuku dan beberapa jenis
kelenjar. integumen melindungi tubuh dari mikro organisme, penarikan atau kehilangan cairan
dan zat iritan kimia maupun mekanikpikmen melanin yang terdapat pada kulit memberikan
perlindungan selanjutnya terhadap sinar ultraviolet matahari.
Rambut atau pilih ada hampir di seluruh tubuh tetapi sebagian berupa rambut velus yang
kecil dan tidak berwarna tersamar. Rambut terminal biasanya kasar dan dapat dilihat. Rambut ini
tertanam dikulit kepala, alis dan bulu mata, ketika masa pubertas rambut ini akan menggantikan
posisi rambut velus diarea ketiak dan pubis (diwajah laki-laki) sebagian dari karakteristik
sekunder.
Rambut merupakan mahkota bagi setiap orang. Masalah kulit kepala sering dianggap
sebagai hal ringan, padahal bagi penderitanya dapat mengurangi penampilan atau daya tarik dan
membuat seseorang tidak percaya diri akibat kotorannya rambut apabila disertai rasa gatal yang
menggangu ( Naturakos-BPOMRI 2009).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Rambut
Rambut berupa benang keratin elastis yang berkembang dari epidermis dan tersebar di
sekujur tubuh kecuali telapak tangan, permukaan dorsal falang distal, sekitar lubang dubur, dan
Akar rambut dibungkus oleh folikel rambut yang berbentuk tabung berdiri dari bagian berasal
dari epidermis (epitel) dan bagian berasal dari dermis (jaringat ikat). Pada ujung bawah folikel
menggembung membentuk bulbus rambut, beberapa kelenjar sebasea, dan seberkas otot polos
(erector pili). Kontraksi otot ini menyebabkan tegaknya rambut.
Rambut merupakan mahkota setiap orang. Sehingga perlu selalu dirawat agar tidak
mengalami kebotakan. Banyak cara merawat rambut agar tetap indah dan tidak rusak. Memiliki
rambut indah, sehat, lebat merupakan dambaan setiap orang terutama kaum hawa. Oleh karena
itu, banyak produk – produk kosmetika yang diproduksi untuk memenuhi dan mengatasi
kebutuhan tersebut. Hampir semua orang memiliki kencenderungan serupa, yaitu ingin terlihat
cantik dan indah untuk dipandang, sehingga membutuhkan banyk produk kosmetik untuk
memnuhi kebutuhan tersebut.
B. Anatomi Rambut
Rambut adalah sesuatu yang tumbuh dari akar rambut yang ada dalam lapisan dermis dan
melalui saluran folikel rambut ke luar dari kulit. Rambut merupakan sesuatu yang keluar dari
dalam kulit berbentuk seperti benang tipis. Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang
terdapat pada seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku, ujung zakar, permukaan
dalam bibir-bibir kemaluan wanita, dan bibir.
Apabila kita lihat suatu penampang irisan kulit, maka akan terlihat susunan struktur
rambut sebagaimana yang ada pada gambar berikut :
1. Medulla: Bagian tengah rambut yang longgar terdiri dari 2-3 lapis sel kubis mengerut
satu sama lain, dipisahkan oleh ruang berisi udara. Bulu halus pendek jenis bulu roma,
sebagian rambut kepala, dan rambut pirang tidak mempunyai medulla. Sel-selnya sering
mengandung pigmen dan keratin. Sel-sel medulla termasuk keratin luank.
2. Korteks: Bagian utama rambut beberapa lapis sel gepeng, panjang berbentuk, gelondong
membentuk keratin keras. Fibril keratin tersusun sejajajr dan granula pigmen terdapat di
dalam dan di antara sel-selnya. Rambut hitam mengandung pigmen. Oksidasi udara yang
terkumpul di dalam ruang antara sel korteks mengubah warna rambut.
3. Kutikula: Terdapat pada permukaan selapis sel tipis jernih, yaitu kutikula tidak berinti
kecuali yang terdapat pada akar rambut. Sel-selnya tersusun seperti genting dengan ujung
menghadap ke atas. Penampang melintang rambut beragam sesuai dengan ras. Misalnya,
rambut lurus pada bangsa Mongol, Eskimo, sedangkan Indian Amerika tampak bundar
pada potongan melintang dan rambut berombak, pada beberapa bangsa Afrika dan Papua
penampangnya lonjong.
Folikel rambut merupakan selubung yang terdiri dari sarung jaringan ikat bagian luar (sarung
akar dermis) yang berasal dari dermis dan sarung akar epitel bagian dalam berasal dari
epidermis.Folikel yang menggembung membentuk bulbus rambut yang berhubungan dengan
papilla tempat persatuan akar rambut dan selubungnya. Sarung akar asal dermis:
1. Lapisan larut luar berkas serat kolagen kasar yang berjalan memanjang sesuai dengan
lapisan reticular dermis.
2. Lapisan tengah lebih tebal sesuai dengan lapisan papilla dermis. Lapisan ini padat sel dan
mengandung serat jaringan ikat halus yang tersusun melingkar.
Lapisan dalam berupa sabuk homogen sempit yang disebut glassy membran basal di bawah
epidermis.Sarung akar asal epidermis (epitel) mempunyai lapisan luar yang menyambung
dengan lapis-lapis dalam epidermis yang sesuai dengan lapis-lapis permukaan yang sudah
berkembang.Sarung akar rambut luar mempunyai selapis sel polygonal yang menyerupai sesl-sel
stratum spinosum epidermis.Sarung akar rambut dalam adalah sarung berzat tanduk
membungkus akar rambut yang sedang tumbuh, menghasilkan keratin lunak, juga ditemukan
pada epidermis.Sarung ini tidak tampak lagi diatas muara kelenjar sebasea dalam folikel.
Susunan Rambut:
1. Batang rambut merupakan bagian rambut yang terdapat di luar kulit. Bila dibuat potongan
sebuah rambut akan terlihat dari luar ke dalam:
a. Selaput rambut (kutikula), merupakan lapisan yang paling luar terdiri dari sel-sel tanduk
yang tersusun seperti sisik ikan , dapat diketahui bila rambut di sasak dengan baik. Rambut
yang sering di sasak akan merenggangkan hubungan sel-sel selaput rambut sehingga merusak
selaput rambut dan cairan mudah masuk ke dalam rambut
b. Kulit rambut: korteks rambut merupakan lapisan kulit yang paling tebal, terdiri dari
lapisan tanduk berbentuk kumparan tersusun memanjang mengandung butir-butir mielin. Sel
tanduk terdiri dari serbut keratin.Masing-masing sel tanduk yang disebut fibril diuraikan
menjadi satuan serat yang lebih halus disebut myofibril. Rambut mempunyai sifat daya
elastisitas yang akan bertambah apabila dalam keadaan basah dan dihangatkan.
c. Sumsum rambut (medulla): bagan yang paling dalam di bentuk oleh sel tanduk. Bentuknya
seperti anyaman dengan rongga yang berisi udara.Bagian ini sangat tipis, mengandung
medulla dan sumsum rambut. Ini hanya terdapat pada rambut yang tebal, misalnya pada alis,
kumis, dan sebagian rambut kepala.
2. Akar rambut, merupakan bagian rambut yang tertanam miring dalam kulit, terselubung oleh
kandung rambut (folikel rambut). Akar rambut ini tertanam amat dalam, dapat mencapai
lapisan hypodermis.
a. Kandung rambut adalah tabung yang menyelubungi akar rambut mulai dari permukaan
kulit sampai bagian bawah umbi rambut. Pada selubung ini terdapat unsur-unsur:
Unsur dari lapisan dermis. Jaringan ikat yang berasal dari lapisan dermis atau kulit
jangat membentuk tiga lapisan, lapisan serabut kolagen dan elastic yang teratur
mengandung pembuluh darah dan saraf serta lapisan serabut sirkuler yang tersusun
selang-seling dengan sel yang berbentuk kumparan dan selaput bening (hialin) yang
tidak mempunyai bentuk tertentu.
Unsur lapisan epidermis, terdapat pada umbi rambut yang terdiri dari lapisan-lapisan:
kandung akar luar dan kandung akar dalam. Kandung akar dalam tersusun dari luar ke
dalam lapisan hanle terdiri dari selapis sel kuboid dengan inti gepeng, dan terdiri dari
1-2 lapis sel tanduk gepeng yang mengandung inti dan selaput kutikula. Kandung
akar rambut bentuknya seperti sisik ikan. Kandung akar rambut (akar luar dan akar
dalam) seperti umbi, makin keatas semakin tipis, pada setinggi muara kelenjar lapisan
ini tidak ada lagi.
b. Papil rambut: bagian bawah folikel rambut berbentuk lonjong seperti telur yang ujung
bawahnya terbuka, berisi jaringan ikat tanpa serabut elastic, ke dalamnya masuk pembuluh
kapiler untuk menyuplai nutrisi ke umbi rambut. Di antara sel-sel papil terdapat sel-sel
melanosit yang menghasilkan pigmen melanin yang member warna pada kulit yang di
sebarkan ke dalam korteks dan medulla rambut.
c. Umbi rambut (tunas rambut) merupakan bagian akar rambut yang melebar, merupakan sel
bening yang terus menerus bertambah banyak berkembang secara mitosis. Daerah ini subur,
berdekatan dengan pembuluh-pembuluh papil rambut, dan menghasilkan sel-sel baru untuk
korteks rambut pengganti sel-sel, yang sudah tua akan terdorong keatas.
d. Papil Rambut : adalah tempat membuat sel-sel tunas rambut dan tempat membuat sel-sel
pigmen melanin (zat warna pada rambut).
e. Pembuluh Darah : adalah saluran yang untuk merembeskan cairan yang berisi zat
makanan untuk keperluan sel-sel lapisan epidermis.
f. Kelenjar Minyak : adalah suatu saluran yang berguna untuk memberikan kelembutan
rambut. Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak untuk mencegah kekeringan kulit
dan rambut dan melindungi kulit dari bakteri.
g. M. erektorpili : adalah otot penegak rambut yang terdiri dari otot polos yang terdapat pada
kandung rambut dengan perantaraan serabut elastic. Bila otot ini berkontraksi rambut akan
tegak, kelenjar akan mengalami kompresi sehingga isinya didorong keluar untuk melumasi
rambut.
C. Sediaan Kosmetika Rambut
1. Shampo
Dalam bahasa Inggris, istilah Shampoo digunakan pada tahun 1762 yang berarti
"memijat," dari bahasa Anglo-Indian shampoo, dari bahasa Hindi champo, bentuk imperatif dari
champna yang berarti "menekan, meremas otot". Sampo yang kemudian diartikan sebagai
"mencuci rambut" pertama dicatat pada tahun 1860, dan di tahun 1866 pertama kali tercatat
sebagai kegiatan "membersihkan dengan menggunakan sampo"; kemudian di tahun 1954 artinya
diperluas pada penggunaan karpet, perabotan, dan lain sebagainya. Semula bahan-bahan yang
sering digunakan untuk sampo adalah berbagai bahan dari alam seperti sari biji rerak, sari daging
kelapa, sari abu merang (sekam padi). Dewasa ini yang digunakan adalah detergen (zat sabun
sintetik).
Shampo adalan salah satu kosmetik pembersih rambut dan kulit kepala dari segala
macam kotoran, baik yang berupa minyak, debu, sel-sel yang sudah mati dan sebagainya
(Latifah.F, 2007). Shampo merupakan sabun cair untuk mencuci rambut dan kulit kepala, terbuat
dari tumbuhan atau zat kimia.
Secara garis besar, produk shampo dibagi menjadi 2 jrnis, yaitu shampo tradisional dan
shampo modern. Shampo tradisional atau lebih tepatnya shampo nabati mempunyai cirri-ciri :
a. Bahan baku utamanya berasal dari sayuran dan buah-buahan, seperti wortel, seledri, jeruk
nipis, merang, dan lidah buaya.
Syarat Shampo
c. Kandungan surfaktannya tidak membuat rambut dan kulit kepala menjadi kering
d. Memiliki konsistensi yang stabil, dapat menghasilkan busa dengan cepat, lembut,
dan mudah dibilas dengan air.
f. Dapat menghasilkan rambut yang halus, mengkilat, tidak kasar, tidak mudah
patah, serta mudah diatur (Pramono, 2002).
Bentuk Shampo
Jenis Shampo
a. Shampo Bayi.
b. Shampo Dewasa.
c. Shampo Kosmetik.
d. Shampo Pewarna.
f. Shampo Pembersih.
g. Shampo Hewan
Bahan Dasar Shampo
Bahan utama yang digunakan adalah deterjen, yang biasanya dapat membentuk busa, dan
bersifat membersihkan. Deterjen dapat dibagi menjadi :
b. Deterjen kationik : Deterjen ini tidak banyak digunakan pada pembuatan shampo
karena efeknya yang kurang baik untuk rambut dan kulit kepala dan dapat
menyebabkan terjadinya hemolisis. Contohnya adalah garam alkil trimetric
ammonium, garam alkil dimetil benzyl ammonium, dan garam alkil pirimidin.
c. Deterjen nanionik : Sifat dari deterjen ini adalah mempunyai kelarutan yang
cukup besar dalam air karena adanya rantai oksietilan yang panjang. Deterjen ini
tahan terhadap air sadah maupun air laut dan efektif dalam suasana asam maupun
basa. Deterjen ini mempunyai kelemahan yaitu daya pembusanya hanya sedikit.
Sebagai contoh adalah derivate polietilenglikol.
a. Opacifying Agent : Zat yang dapat menimbulkan kekeruhan dan penting pada
pembuatan shampo krim atau shampo krim cair. Biasanya merupakan ester
alcohol tinggi fan asam lemak tinggi beserta garam-garamnya. Contoh : setil
alcohol, stearilalkohol, glikol mono dan distearat,magnesium stearat.
b. Clarifying Agent : Zat yang digunakan untuk menegah kekeruhan pada shampo
terutama untuk shampo yang dibuat dengan sabun. Sangat diperlukan pada
pembuatan shampo cair atau shampo air jernih. Contoh : Butil alcohol, isopropyl
alcohol, etil alcohol, metilen alcohol, dan ETDA.
c. Finishing Agent : Zat yang berguna untuk melindungi kekurangan minyak yang
hilang pada waktu pencucian rambut, sehingga rambut tidak menjadi kering dan
rapuh. Contoh : Lanilon, minyak meneral.
e. Zat Pendispersi :Zat yang berguna untuk mendispersikan sabun Ca dan Mg yang
terbentuk dari air sadah. Contoh : Tween 80.
f. Zat Pengental : Merupakan zat yang perlu ditambah terutama pada shampo cair
jernih dan shampo krim cair supaya sediaan shampo dapat dituang dengan baik.
Penggunaannya dalam rentang 2-4%, contoh : gom, tragakan, metal selulosa, dan
karboksi metal selulosa (CMC).
g. Zat Pembusa :Digunakan untuk membentuk busa yang cukp banyak, walaupun
busa bukan merupakan suatu ukuran shampo, namun adanya busa akan membuat
sediaan shampo menjadi menarikdan sangat disukai oleh para konsumen.
Persyaratan tinngi busa pada umumnya yaitu berkisar antara 1,3-22 cm. Contoh :
Dietanolamin, monoisopropanolamin.
h. Zat Pengawet : Zat yang berguna untuk melindungi rusaknya shampo dari
pengaruh mikroba yang dapat menyebabkan rusaknya sediaan, seperti misalnya
hilangnya warna, timbul kekeruhan, atau timbulnya bau. Digunakan dalam
rentang 1-2%, contoh : formaldehida, hidroksi benzoate, metil paraben,propel
paraben.
i. Zat Aktif : Untuk shampo dengan fungsi tertentu atau zat yang ditambahkan ke
dalam shampo dengan maksud untuk membunuh bakteri atau mikroorganisme
lainnya. Contoh : Heksaklorofen, asam salisilat.
j. Zat Pewangi : Berfungsi untuk member keharuman pada sediaan shampo supaya
mempunyai bau yang menarik. Digunakan dengan kadar 1-2%, contoh : minyak
jeruk, minyak mawar, dan minyak lavender, minyak bunga tanjung.
k. Zat Pewarna : Zat pewarna digunakan untuk memberikan warna yang menarik
pada sediaan shampo. Digunakandengan kadar 1-2%, contoh :untuk pewarna
hijau biasanya digunakan senyawa klorofil atau ultra marin hijau.
l. Zat Tambahan Lain :erupakan at pada formula shampo yang mempunyai fungsi
atau maksud tertentu, seperti shampo anti ketombe, shampo bayi, shampo
antikerontokan, dan sebagainya. Zat tambahan dapat berupa zat aktif antiketombe,
ekstrak tumbuhan,vitamin, protein, dan lain-lain (Garianto W,2007)
2. Hair Conditioner
Conditioner memiliki fungsi untuk melembabkan rambut dengan menggantikan lemak
alami yang ikut tercuci saat kita keramas menggunakan shampo. Lemak dengan kadar rendah
dari conditioner dapat menjaga rambut dari kekeringan sehabis keramas. Selain untuk
melembabkan rambut, conditioner juga dapat berfungsi untuk merapikan kutikula rambut. Jika
rambut kita dilihat dengan cara diperbesar menggunakan mikroskop, maka kutikula rambut kita
akan terlihat berantakan karena penggunaan rambut sehingga terasa kasar dan kusam.
3. Hair Tonic
Sediaan perangsang pertumbuhan rambut adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk
melebatkan pertumbuhan rambut atau merangsang pertumbuhan rambut pada kebotakan dan
rambut rontok. Bahan utama yang terdapat dalam sediaan tonik rambut ada dua, yaitu zat pelarut
dan zat khasiat. Zat pelarut yang umum digunakan untuk sediaan bentuk larutan adalah air,
alkohol dan gliserin.
BAB III
METODE
Setelah sediaan sampo sudah jadi, perlu dilakukan pengujian untuk penjaminan kualitas
sampo tersebut. Beberapa uji yang dilakukan pada sampo diantaranya adalah :
1. Penampilan fisik/Organoleptis
Penampilan fisik sampo haruslah menarik, homogen, tidak pecah, dan mampu membentuk busa
(Kumar, 2010). Analisis organoleptis dilakukan dengan mengamati perubahan-perubahan
bentuk, bau, dan warna sediaan sampo antiketombe yang mengandung berbagai konsentrasi
ekstrak kubis. Pengamatan dilakukan setiap minggu selama 8 minggu penyimpanan (Mita,
2009).
2. pH
pH sampo sangat penting untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas rambut, meminimalkan
iritasi pada mata dan menstabilkan keseimbangan ekologis kulit kepala. Uji pH sampo dapat
dilakukan menggunakan pH meter maupun kertas pH (Kumar, 2010). Pengukuran pH sediaan
sampo antiketombe dengan berbagai konsentrasi ekstrak kubis dilakukan dengan menggunakan
pH meter digital,dengan cara terlebih dahulu diencerkan dengan air suling dengan perbandingan
1 : 10.Elektroda pada pH meter digital dicelupkan ke dalam larutan sampai menunjukkan angka
yang stabil. Pengukuran dilakukan seminggu sekali selama 8 minggu penyimpanan (Mita, 2009).
3. Viskositas
Uji viskositas sampo dilakukan menggunakan viskosimeter Brookfield. Viskositas sampo akan
berpengaruh pada saat filling ke wadah, proses pencampuran, dan pada saat pemakaian (Kumar,
2010). Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan alat Brookfield. Caranya adalah
dengan menempatkan sediaan sampo antiketombe yang akan diperiksa dalam gelas piala (±200
mL), kemudian diletakkan di bawah alat viskometer Brookfield model LV dengan tongkat
pemutar (spindel) yang sesuai.Spindel dimasukkan ke dalam sediaan sampai terendam.
Pengukuran dilakukan setiap minggu selama 8 minggu penyimpanan (Mita, 2009).
4. Kemapuan dan stabilitas busa
Uji kemampuan dan stabilitas busa dari sampo dilakukan denga metode cylinder shake. Caranya
yaitu dengan memasukkan 50 ml sampo 1% ke dalam tabung reaksi 250 ml kemudian dikocok
kuat selama 10 kali. Total volume dari isi busa diukur dan diamati penurunan dan stabilitas
busanya (Kumar, 2010).
5. Pengukuran Tinggi Busa
Sediaan sampo antiketombe yang mengandung berbagai konsentrasi ekstrak kubis dibuat
larutannya 1% dalam air. Kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur bertutup, dan dikocok
selama 20 detik dengan cara membalikkan gelas ukur secara beraturan. Kemudian diukur tinggi
busa yang terbentuk. Pengukuran dilakukan setiap minggu selama 8 minggu penyimpanan (Mita,
2009).
6. Pengukuran Tegangan Permukaan
Pengukuran Tegangan Permukaan sediaan sampo antiketombe dengan berbagai konsentrasi
ekstrak kubis dilakukan dengan menggunakan alat Stalagnometer (metode berat tetes), sebagai
berikut :
- Menentukan kerapatan air (sebagai standar) dan kerapatan sediaan sampo antiketombe
dengan berbagai konsentrasi ekstrak kubis menggunakan Piknometer.
- Memasukkan air ke dalam Stalagnometer.
- Memasukkan Stalagnometer ke dalam termostat pada temperatur sebesar 25° C
- Menghitung jumlah tetesan yang jatuh dari Stalagnometer.
- Pengukuran dilakukan setiap minggu selama 8 minggu penyimpanan (Mita, 2009).
7. Uji Tempel ( Patch Test )
Uji keamanan sediaan sampo antiketombe dengan berbagai konsentrasi ekstrak kubis dilakukan
dengan cara mengoleskan sediaan sampo pada kulit punggung kelinci, bulu dilokasi tersebut
dikerok seluas lebih kurang 25 cm. Sediaan sampo yang akan diuji dibuat menjadi larutan 2%
dalam air, kemudian baru dioleskan ke lokasi lekatan. Lokasi lekatan dibiarkan terbuka selama
24 jam,dan reaksi kulit yang terjadi diamati. Pengamatan dilakukan setiap hari selama 3hari
berturut-turut (Mita, 2009).
8. Uji Iritasi terhadap Mata
Sebagai binatang percobaan digunakan mata kelinci, dan sebagai sediaan uji adalah larutan
sediaan sampo 10% dalam air. Sebanyak 0,1 mL sediaan yang telah diencerkan, diteteskan ke
dalam salah satu kelopak mata kelinci dan kelopak mata yang satunya lagi digunakan sebagai
kontrol. Pengamatan dilakukan dengan pertolongan lampu senter selama 1 – 7 hari setelah
penetesan, meliputi reaksi-reaksi yang terjadi pada kornea, iris, dan konjungtiva mata. Reaksi
yang terjadi pada kornea, terlihat dengan adanya kekeruhan pada iris dan berubahnya ukuran
pupil atau bahkan adanya pendarahan pada iris. Sedangkan reaksi yang terjadi pada konjungtiva
adalah timbulnya kemerahan, pembengkakan, dan penutupan kelopak mata (Mita, 2009).
B. Formulasi Sediaan Hair Conditioner Dan Evaluasi Sediaan Hair Conditioner
Formulasi Sediaan Hair Conditioner
4. Pengukuran pH Sediaan
pH meter dikalibrasi menggunakan dapur standar.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rambut adalah sesuatu yang tumbuh dari akar rambut yang ada dalam lapisan dermis dan
melalui saluran folikel rambut ke luar dari kulit. Rambut ini memiliki fungsi sebagai pelindung
terhadap rangsang fisik. Rangsang mekanik serta rangsang kimia.
Setiap helai rambut tumbuh sepanjang 6 milimeter dalam satu bulan dan akan tetap
bertumbuh hingga 6 tahun. Lalu rambut akan rontok dengan sendirinya dan kemudian digantikan
oleh rambut baru. Rambut terdiri dari keratin dan senyawa kimiawi lain seperti karbon. Rambut
ini terdiri dari tiga bagian yaitu ujung rambut, batang rambut dan akar rambut.
Conditioner memiliki fungsi untuk melembabkan rambut dengan menggantikan lemak
alami yang ikut tercuci saat kita keramas menggunakan shampo. Lemak dengan kadar rendah
dari conditioner dapat menjaga rambut dari kekeringan sehabis keramas.
Hair tonic adalah ramuan ajaib rahasia rambut sehat. Gunakan hair tonic saat rambut
dalam kondisi lembab usai keramas dengan shampo dan memakai konsioner sesuai dengan
kondisi kepala. Hair tonic digunakan untuk memperkuat akar rambut, merangsang tumbuhnya
rambut baru, menghilangkan kotoran rambut, memperlancar peredaran darah serta membantu
melumasi rambut.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/40684631/Anatomi_rambut
https://www.scribd.com/document/455514516/MAKALAH-KOSMETOLOGI-SHAMPO
https://www.scribd.com/document/482655262/HAIR-TONIC-ANN
https://www.scribd.com/doc/132074896/Evaluasi-Sediaan-Sampo