Anda di halaman 1dari 57

Prof. Dr. dr. Anies, M.

Kes, PKK
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
Pencemaran udara adalah suatu kondisi
kehadiran satu atau lebih substansi kimia,
fisik atau biologi di atmosfer dalam jumlah
yang membahayakan kesehatan manusia,
hewan, dan tumbuhan, serta mengganggu
estetika, kenyamanan, atau merusak
properti.
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
 Pengertian pencemaran udara menurut Keputusan
Menteri Kesehatan RI nomor 1407 tahun 2002
tantang Pedoman Pengendalian Dampak
Pencemaran Udara, Pencemaran udara adalah
penurunan mutu udara sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan udara ambien tidak dapat
memenuhi fungsinya diakibatkan oleh masuknya atau
dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke
dalam udara ambien oleh kegiatan manusia.
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
 Menurut Chambers definisi pencemaran udara
atau polusi udara adalah bertambahnya substrat
atau bahan kimia atau fisik ke dalam lingkungan
udara mencapai jumlah tertentu, sehingga dapat
dirasakan oleh manusia atau dapat diukur dan
dihitung serta memberikan dampak pada
makhluk hidup.
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
 Definisi pencemaran udara menurut Parker,
pencemaran udara adalah perubahan atmosfer oleh
karena masuknya bahan kontaminan alami atau
buatan ke dalam atmosfer.
 Pencemaran udara menurut Corman, adalah terdapat
bahan kontaminan di atmosfer karena perbuatan
manusia. Hal ini untuk membedakan dengan
pencemaran udara di tempat kerja dan pencemaran
udara secara alamiah.
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
 Menurut Encyclopaedia Britannica, pencemaran udara
adalah pelepasan berbagai gas, benda padat yang
terbelah halus atau aerosol cair ke atmosfir yang
tersebar dengan laju melebihi kapasitas alami
lingkungan untuk membuang, melarutkan atau
menyerapnya.

Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK


Penyebab pencemaran udara di Indonesia
sekitar lebih dari 70% merupakan hasil emisi
kendaraan bermotor.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), sekitar 98 persen kota berpenduduk
di atas 100.000 orang yang ada di negara
penghasilan rendah dan menengah tidak
memenuhi standar kualitas udara WHO.
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
 Pencemaran udara primer, yaitu substansi pencemar
ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran. Karbon
monoksida adalah salah satu contoh pencemar udara
primer karena merupakan hasil dari pembakaran.
 Pencemaran udara sekunder, yaitu substansi pencemar
terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di
atmosfer. Pembentukan ozon dalam proses fotokimia
adalah contoh pencemaran sekunder. Kini, efek emisi
polusi udara terhadap perubahan iklim global dan
penipisan lapisan ozon semakin meningkat.
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),
sekitar 98 persen kota berpenduduk di atas
100.000 orang yang ada di negara penghasilan
rendah dan menengah tidak memenuhi standar
kualitas udara WHO.
Sedangkan bagi negara berpenghasilan tinggi,
jumlahnya menurun menjadi 52 persen.
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
 National Institute of Environmental Health
Sciences mengkategorikan pencemaran udara
menjadi dua jenis yaitu:
* Polusi udara dalam ruangan
* Polusi udara luar ruangan

Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK


 Gas seperti karbon monoksida, radon dan
lainnya.
 Bahan bangunan seperti asbes, formaldehid,
timbal dan lainnya.
 Alergen dalam ruangan dan luar ruangan seperti
kecoa dan tikus dan lainnya.
 Jamur dan serbuk sari bunga.

Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK


Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
 Partikel halus yang dihasilkan pembakaran bahan
bakar fosil seperti batu bara dan minyak bumi
untuk memproduksi energi.
 Gas berbahaya seperti sulfur dioksida, nitrogen
oksida, karbon monoksida, uap kimia dan lainnya.
 Ozon di permukaan tanah, bentuk oksigen reaktif
dan komponen utama kabut asap kota, asap
tembakau.

Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK


Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
 Sumber pencemaran udara berasal dari
manusia, antara lain berasal dari transportasi,
emisi pabrik, kebakaran hutan, dsb.
 Polutan penyebab pencemaran udara antara
lain Karbon Monoksida (CO), Oksida Sulfur
(SOx), Oksida Nitrogen (NOx), Partikulat,
Hidrokarbon (HC), dan Oksida fotokimia,
termasuk ozon.
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
 Asap dari pembakaran rokok ikut berkontribusi dalam memperparah
kualitas udara kota. Meski tidak sebesar dari kendaraan bermotor,
asap pembakaran rokok sangat berbahaya bagi kesehatan .......
 Tingginya polusi udara di kota-kota besar sangat memprihatinkan.
Sekitar 80 persen berasal dari asap kendaraan bermotor, tetapi
polusi asap pembakaran rokok juga tidak bisa diabaikan ..........

Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK


 Polusi udara yang berasal dari asap kendaraan
bermotor dan asap pembakaran rokok tidak bisa
diremehkan. Hal ini dikarenakan komponen dari polusi
udara ini sangat kecil ukurannya sehingga bisa
menembus pembuluh darah.
 Meskipun tidak sebesar dari kendaraan bermotor, asap
pembakaran rokok sangat berbahaya bagi kesehatan.
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
 Dampak pencemaran debu bisa menyebabkan
penyakit paru-paru (bronchitis) serta penyakit
saluran pernapasan lainnya.
 Sedangkan dampak pencemaran oleh zat kimia
seperti Karbon Monoksida dapat menyebabkan
gangguan kesehatan. Hemoglobin adalah
metaloprotein pengangkut oksigen yang
mengandung besi dalam sel darah merah.
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
 Partikulat berukuran besar dapat tertahan di
saluran pernapasan bagian atas. Sedangkan
partikulat berukuran kecil dan gas dapat
mencapai paru-paru.
 Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh
sistem peredaran darah. Kemudian menyebar ke
seluruh tubuh.
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
 International Labour Organization (ILO)
menyebutkan bahwa setiap tahun terdapat 2,3
juta pekerja yang hilang nyawa akibat kerja
maupun kecelakaan.
 Sementara itu, menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO), menyebut dari 1 juta kematian
pada pekerja, 5% di antaranya disebabkan oleh
pneumoconiosis.
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
 ILO mendefinisikan bahwa Pneumoconisosis adalah suatu
kelainan yang terjadi akibat adanya penumpukan debu di
dalam paru-paru yang menyebabkan reaksi jaringan
terhadap debu tersebut.
 Pneumoconiosis disebabkan oleh masuknya debu mineral,
batubara, silika, timah, asbestos ke dalam paru-paru. Gejala
yang ditimbulkan apabila terkena pneumoconiosis ini seperti
batuk dan sesak napas, bagi tenaga kerja tentu saja
produktivitas kerja menurun.
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
 Di Indonesia, kendaraan bermotor merupakan
sumber utama pencemaran udara di perkotaan.
 World Bank menempatkan Jakarta menjadi
salah satu kota dengan kadar polutan tertinggi
setelah Beijing, New Delhi, Mexico.
 Pencemaran yang terjadi sangat menggangu,
menimbulkan dampak pada kesehatan.
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
Pada prinsipnya terdapat 5 penyakit akibat
pencemaran udara, antara lain :
 Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

 Asma atau Asthmatic bronchiale.

 Paru-paru basah atau pneumonia.

 Bronchopneumonia.

 Serangan jantung.

Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK


 Partikel. Polutan partikel terdiri dari kombinasi
berbagai partikel di udara. Ukurannya sangat
kecil hingga dapat mencapai paru-paru. Polutan
jenis ini akan meningkatkan penyakit pada
jantung dan paru. Di samping itu dapat
memperburuk gejala orang yang mempunyai
asma.
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
 Karbon monoksida. Paparan karbon monoksida
dapat menyebabkan seseorang mengalami
keracunan. Gejalanya berupa pusing, lemas,
muntah, nyeri dada, sakit kepala hingga
kebingungan.

Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK


 Nitrogen oksida. Paparan karbon monoksida
dapat menyebabkan seseorang mengalami
keracunan. Gejalanya berupa pusing, lemas,
muntah, nyeri dada, sakit kepala hingga
kebingungan.

Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK


 Sulfur dioksida. Sulfur dioksida dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara
dan minyak. Polutan ini meningkatkan risiko
infeksi saluran pernapasan serta penyakit
kardiovaskular.

Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK


 Ozon permukaan tanah. Polutan bereaksi
dengan sinar matahari untuk menciptakan ozon
di permukaan tanah, dan hal ini merupakan
pemicu utama gejala asma.

Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK


Solusi
Mengatasi
Pencemaran
Udara
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
Kaitan Polusi Udara
& Covid-19

Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK


"Suatu negara dengan tingkat polusi udara
tinggi harus memasukkan faktor itu dalam
persiapan mereka menanggulangi Covid-19.
Alasannya, polusi udara meningkatkan
risiko angka kematian yang tinggi .......“

Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK


 Dua faktor risiko utama yang diketahui meningkatkan
peluang pasien akibat serangan virus corona meninggal
adalah usia lanjut dan lemahnya kekebalan tubuh.
 Polusi udara merupakan penyebab melemahnya
kekebalan tubuh.
 "Jika kita hidup di kawasan polusi udara, paru-paru akan
bereaksi seperti pada perokok. Artinya kita lebih rentan
terhadap virus corona", ujar Said Kofi Amegah, pakar
epidemiologi dan air polusi University of Cape Coast,
Ghana. Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
 Kajian Harvard University, menyebut angka kematian
pasien Covid-19 bisa bertambah hingga 15% akibat
bertambahnya partikel halus polusi udara selama
beberapa tahun sebelum pandemi terjadi.
 Mereka menyebut tingkat kematian itu bertambah
ketika konsentrasi partikel halus polusi, yang dikenal
sebagai PM2.5, tinggi.

Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK


 PM 2.5 adalah partikel halus, berukuran satu pertiga puluh
diameter rambut manusia. Jika dihirup, partikel ini bisa
mencapai paru-paru dan aliran darah.
 Partikel ini belakangan dihubungkan dengan persoalan
kesehatan, dari infeksi pernafasan dan kanker paru.
 Kajian itu belum dikaji ulang oleh peneliti lainnya. Meski
begitu, Profesor Annette Peters, pimpinan departemen
epidemologi di Universitas Ludwig Maximilians, Jerman,
menyebut temuan tersebut masuk akal.
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
 Kajian yang diterbitkan dalam jurnal Science Direct
menyatakan, "Polusi udara tinggi di Italia bagian utara
semestinya diperhitungkan sebagai faktor pendorong
jumlah kematian yang tinggi akibat Covid-19 di
wilayah tersebut."
 Penelitian tersebut juga menyebut faktor lain yang
patut diperhitungkan, antara lain populasi, usia,
sistem kesehatan, dan kebijakan pencegahan yang
berbeda di setiap wilayah.
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
 Laporan terbaru dari Centre for Research on
Energy and Clean Air (CREA) menunjukkan polusi
udara memperparah pasien Covid-19 yang telah
memiliki latar belakang penyakit tidak menular
(non-infeksi) seperti Diabetes Melitus, Asma
bronkhiale, penyakit jantung koroner, kanker, dan
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).

Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK


 Besar kemungkinan juga risiko terhadap penyakit non-
infeksi tersebut dipengaruhi oleh sistem kekebalan
tubuh seseorang yang menurun akibat paparan polusi
udara.
 Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA)
juga mengkaitkan tingkat polusi udara yang
berdampak pada pandemi Covid-19.

Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK


 Dalam sebuah studi di Harvard University, Amerika Serikat,
ditemukan bahwa ada keterkaitan antara polusi udara
dengan tingkat kematian akibat virus corona.
 Partikel kecil di udara yang disebut PM 2.5, diketahui
menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang yang
diproduksi oleh pembuangan gas industri, mobil dan
pembakaran bahan bakar fosil.
 Para peneliti menemukan bahwa peningkatan kecil dalam
konsentrasi PM 2.5 terkait dengan kemungkinan kematian
secara signifikan lebih tinggi setelah tertular virus corona.
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
Sudahkah kita mempertimbangkan
faktor polusi udara dengan
peningkatan Covid-19 ?

Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK


Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK

Anda mungkin juga menyukai