Anda di halaman 1dari 10

Mata Kuliah Kesehatan Lingkungan dan K3

TUGAS INDIVIDU
Nama Joaquina Francisca Belo
Nim: 102014153020

1. Jelaskan secara singkat sejarah perkembangan terbentuknya disiplin toksikologi


lingkungan? Pengetahuan tentang racun sesungguhnya sudah ada sejak zaman
dahulu tetapi belum tersusun secara sistematis menjadi suatu ilmu. Baru pada
awal abad ke-16 seorang ahli racun terkenal yang hidup pada tahun 1493-1541,
Phillipus Aureolus Theophrastus Bombastus von Hohenheim Paracelcus
(PATBH Paracelcus) memperkenalkan istilah toxicon (toxic agent) untuk zat
(substansi) yang dalam jumlah kecil dapat mengganggu fungsi tubuh. Ia adalah
orang pertama yang meletakkan dasar ilmu dalam mempelajari racun dan
mengenalkan dalil yaiti percobaan pada hewan merupakan cara yang paling baik
dalam mempelajari respon tubuh terhadap racun dan efek suatu zat (kimia atau
fisik) pada tubuh dapat merupakan efek terapi (bermanfaat) dan efek toksik
(merugikan).Selanjutnya, toksikologi modern diperkaya oleh Mattieu Joseph
Orfilla(17871853).Ia merupakan orang pertama yang melakukan penelitian
secara sistematis tentang respon biologik anjing pada zat kimia tertentu. Ia
memperkenalkan toksikologi sebagai ilmu yang memepelajari racun, ia
mengembangkan analisis terhadap racun misalnya As (Arsen) dan meletakkan
dasar toksikologi forensik. Toksikologi juga dikembangkan oleh ahli lain seperti
Francois Magendie (1783 – 1855) yang meneliti efek striknin dan emetin.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bahan toksik atau toksikan? Toxic atau
toksik berarti beracun. Dalam ilmu kimia, kata toxic mengarah pada sifat suatu
senyawa atau zat yang menimbulkan efek beracun (fatal). Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) toksik berarti racun, beracun, atau berkenaan dengan
racun. ... Saat ini penggunakan kata toxic mulai bergeser . Toksisitas adalah
kemampuan suatu bahan kimia atau xenobiotik dalam menimbulkan kerusakan pada
organisme baik saat digunakan atau saat berada di lingkungan.
3. Jelaskan pengertian tentang toksikologi, toksikologi lingkungan dan
ekotoksikologi? Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat
racun zat kimia terhadap makhluk hidup dan lingkungan. Racun Toksikologi
kesehatan lingkungan dapat didefinisikan sebagai studi mengenai efek-efek
merugikan dari bahan-bahan kimia lingkungan terhadap kesehatan manusia.
Sedangkan ekotoksikologi merupakan studi yang membahas efek-efek
kontaminan lingkungan terhadap ekosistem dan unsur-unsur pokok yang ada di
dalam ekosistem .
4. Jelaskan pengetahuan dasar apa saja yang dibutuhkan untuk memahami
toksikologi lingkungan? Untuk memahami permasalahan toksikologi lingkungan
diperlukan pengetahuan tentang pemahaman terhadap asas umum toksikologi,
aneka kondisi atau faktor- faktor yang mempengaruhi ketoksikan racun,
mekanisme wujud sifat efek toksik racun, tolok ukur toksikologi, dan asa umum
uji toksikologi.
5. Jelaskan ruang lingkup toksikologi lingkungan sehubungan dengan efek
berbahaya toksikan di lingkungan terpajan oleh manusia? Ruang Lingkup
toksikologi menguraikan pemajanan (exposure) zat kimia (pencemar lingkungan,
makanan dan air) yg tdk disengaja pd jaringan biologi (lebih khusus manusia)
Obat dpt menimbulkan efek yg tidak diinginkan yg berkaitan dgn dosis yg
diberikan :efek samping (side effect) efek merugikan (adverse effect) efek toksik
(toxic effect) Side effect (efek samping) Efek yang tidak berbahaya atau
merugikan Mis : mulut kering atau sedasi karena antihistamin Efek dpt
ditoleransi, obat bermanfaat utk pengobatan Adverse effect (efek merugikan)
efek yang merugikan dan berbahaya Mis : diare terus menerus, muntah,
gangguan SSP yg menyebabkan bingung, kerusakan organ krn konsumsi obat
jangka panjang Toxic effect (efek racun).

6. Uraikan secara ringkas faktor apa saja yang perlu diperhitungkan untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi toksikan yang berada di lingkungan!

Faktor yang perlu dipertimbangkan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi


toksikan yang berada di lingkungan adalah
a. Pengukuran toksikan
b. Cara kerja toksikan dengan memakai berbagai teknik berasal dari kimia
analitik, analisa biologis (bioassay) dan matematika terapan, maka toksikan
dan efek toksiknya dapat diukur dan dikuantitatifkan.
7. Jelaskan hubungan toksikologi lingkungan dengan ilmu dasar, evaluasi
dan aplikasinya!
Jawab:

Toksikologi lingkungan merupakan bidang yang didasari oleh multi disiplin ilmu,
ia dapat dengan bebas meminjam beberapa ilmu dasar guna mempelajari
interaksi antara tokson dan mekanisme biologi yang ditimbulkan. Ilmu
Toksikologi lingkungan ditunjang oleh berbagai ilmu dasar seperti kimia, biologi,
fisika, matematika. Kimia analisis dibutuhkan untuk mengetahui jumlah tokson
yang melakukan ikatan dengan reseptor sehingga dapat memberikan efek toksik
(Wirasuta dan Niruri,2007).
Toksikologi sangat luas cakupannya, menangani penelitian toksisitas bahan-
bahan kimia yang digunakan antara lain
1. Dibidang kedokteran (untuk tujuan diagnostic), pencegahan dan terapeutik.
2. Dalam industri makanan sebagai zat tambahan langsung maupun tidak
langsung
3. Dalam pertanian sebagai pestisida, zat pengatur pertumbuhan, penyerbuk
buatan dan zat tambahan makanan hewan
4. Dalam industri Kimia sebagai pelarut, komponen dan bahan antara bagi
plastik serta banyak jenis bahan lainnya. Disini juga dipelajari pengaruh
logam (misalnya dalam pertambangan dan tempat peleburan), produk minyak
bumi, kertas dan pulpa, tumbuhan beracun dan racun hewan terhadap
kesehatan (Lu,1995).

Karena bidangnya yang luas dan agar berbagai sasaran terpenuhi, toksikologi
terbagi atas sejumlah sub disiplin. Misalnya seseorang mungkin terpajan secara
sengaja maupun tidak sengaja pada sejumlah besar toksikan, dan mengalami
keracunan hebat. Kalau identitas toksikan tidak/ belum dikenali, toksikologi
analitik dibutuhkan untuk mengenalinya lewat analisis cairan tubuh, isi lambung,
tempat makanan yang dicurigai dll. Para praktisi toksikologi klinik akan
memberikan antidotumnya bila ada, untuk mengatasi toksisitas khusus dan
mengupayakan tindakan untuk menghilangkan gejala dan mengeluarkan racun
secepatnya dari tubuh. Masalah hukum dalam kasus ini merupakan tugas
toksikologi Forensik (Lu,1995).
Keracunan yang mungkin tejadi akibat pajanan zat beracun ditempat kerja dapat
mengakibatkan efek akut maupun kronik dan menjadi masalah di bidang
toksikologi kerja. Masyarakat umum terpajan berbagai jenis toksikan lewat udara
dan ir disamping lewat makanan yaitu berupa zat tambahan makanan,
pestisida,dan pencemar. Pajanan ini sering sedemikian ringan sehingga secara
akut tidak membahayakan tetapi dapat memberi efek buruk pada jangka
panjang. Sumber bahan-bahan ini, transportnya, degradasi dan
biokonsentrasinya di lingkungan serta pengaruhnya terhadap manusia dibahas
dalam toksikologi lingkungan. Toksikologi hukum mencoba melindungi
masyarakat dengan membuat undang-undang peraturan, dan standart yang
membatasi dan melarang penggunaan zat kimia yang sangat beracun juga
dengan menentukan syarat penggunaan zat kimia lainnya (Lu,1995)
8. Sebutkan berbagai disiplin ilmu yang diperlukan untuk memberikan
penjelasan efek yang merugikan toksikan terhadap sistem biologi!
Jawab:
Berbagai disiplin ilmu yang diperlukan untuk memberikan penjelasan efek yang
merugikan toksikan terhadap sistem biologi adalah:
a. Toksikologi analitik
b. Uji toksisitas
c. Biomatematik & Biostatistik
d. Patologi Toksikologi
e. Studi aktivitas struktur
f. Epidemiologi

9. Jelaskan klasifikasi toksikan dengan memberikan contohnya berdasarkan


senyawa toksiknya, menurut kelas bahan kimianya, sumber pajanan, dan efek
terhadap kesehatan organ tubuh!
Jawab:
Menurut Yulianto dan Amaloyah (2017), klasifikasi toksikan berdasarkan
sumbernya terbagi menjadi tiga, yaitu:
1) Sumber alami atau buatan, zat toksik bisa berasal dari bahan alami yaitu hewan
dan tumbuhan atau buatan manusia. Seperti bisa ular mengandung zat toksik
PLA2 yang dapat mengakibatkan kerusakan pada mitokondria, sel darah merah,
leukosit, keping darah, ujung syaraf tepi, otot, endothelium pembuluh darah, dan
membran sel lainnya (Karim, Indrayani dan Hanum, 2014).
2) Sumber berbentuk titik, area, dan bergerak, sumber berupa titik berarti zat toksik
hanya ada pada satu tempat dan tidak berpindah; sumber berupa area berarti zat
toksik berada pada suatu daerah yang memiliki satuan luas tertentu; dan sumber
bergerak artinya zat toksik tidak menetap pada suatu titik atau area tertentu tapi
selalu bergerak. Contoh zat toksik dari sumber berupa area misalnya merkuri
yang dibuang oleh pabrik ke area sungai.
3) Sumber domestik, komersial, dan industri, sumber dari domestik artinya zat
toksik berasal dari hasil buangan rumah tangga; sumber dari komersial berarti
zat toksik berasal dari kegiatan perdagangan; dan sumber dari industri artinya
zat toksik berasal dari kegiatan pengolahan bahan. Contoh zat toksik yang
berasal dari domestik misalnya hasil buangan kegiatan mencuci baju.
Menurut Yulianto dan Amaloyah (2017), klasifikasi toksikan berdasarkan kelas
bahan kimia terbagi menjadi lima, yaitu:
1) Korosif, zat toksik pada kelas ini akan menyebabkan zat lain menjadi hancur.
Misalnya adalah asam sulfat, asam asetat, dan asam klorida.
2) Radioaktif, zat toksik pada kelas ini mempunyai kemampuan memancarkan sinar
radio aktif dengan aktivitas jenis lebih besar dari 0,002 microcuri per gram.
Misalnya adalah benzena dan klor.
3) Evaporatif, zat toksik pada kelas ini memiliki sifat mudah menguap dan mudah
terbakar yang terbagi menjadi 3 golongan yaitu padat contohnya belerang, cair
contohnya alkohol, dan gas contohnya hidrogen.
4) Eksplosif, zat toksik pada kelas ini dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan
tekanan yang besar serta suhu yang tinggi. Misalnya TNT dan NH 4NO3.
5) Reaktif, zat toksik pada kelas ini mudah bereaksi dengan air, asam, dan udara
sehingga dapat meledak dan terbakar. Misalnya kalium klorat dan garam halida
dan anhidrat.
Menurut Yulianto dan Amaloyah (2017), toksikan dapat menyebabkan efek pada
kesehatan tubuh yang terbagi menjadi delapan efek, yaitu:
1) Fibrosis, toksikan membentuk jaringan ikat secara berlebihan.
2) Granuloma, toksikan akan menyebabkan radang kronis.
3) Demam, toksikan dapat menyebabkan suhu tubuh meningkat.
4) Asfiksia, toksikan dapat menyebabkan tubuh kekurangan oksigen.
5) Alergi, toksikan dapat memberi efek sensitifitas yang berlebihan
6) Toksikan dapat menyebabkan kanker, tumor ganas, dan mutan yaitu lahirnya
generasi yang berbeda dengan gen induknya.
7) Toksikan dapat menyebabkan efek teratogenik atau cacat bawaan.
8) Keracunan sistemik, toksikan dapat mengaibatkan keracunan yang menyerang
seluruh tubuh.

10. Jelaskan peran toksikologi lingkungan dalam upaya pencegahan terhadap


gangguan kesehatan pada manusia dan kerusakan lingkungan hidup!
Jawab:
Peran toksikolgi lingkungan dalam upaya pencegahan terhadap gangguan
kesehatan pada manusia dan kerusakan lingkungan hidup adalah ahli toksikologi
akan selalu terlibat dalam menentukan batas pajanan yang aman atau penilaian
resiko dari pajanan. Batas pajanan yang aman mencakup asupan (intake) harian
yang diperbolehkan, dan “nilai ambang batas” dari toksin yang masih dapat
ditolerir, sedangkan penilaian resiko digunakan dalam hubungan dengan efek
bahan yang diketahui tidak berambang batas atau ambang batasnya tidak dapat
ditentukan. Toksikologi dapat menyediakan bahan kimia alternatif yang lebih
aman untuk pertanian,industri,dan kebutuhan konsumen melalui penentuan
hubungan struktur-toksisitas. Pengurangan sifat toksik mungkin dapat dicapai
dengan mengubah toksisitas sasaran atau dengan mengubah sifat
toksokinetiknya. Toksikologi juga berperan dalam pengembangan obat baru ,
sudah menjadi prasyarat dalam pengembangan obat baru harus dibarengi baik
uji toksisitas akut maupun toksisitas klinis, dengan persyaratan uji yang ketat.
Penilaian tentang keamanannya merupakan tantangan dan tanggung jawab
toksikologi.

11. Sebutkan dan jelaskan dua faktor utama terpenting dalam toksikologi
lingkungan dan pengaruh pajanan toksikan terhadap efek kesehatan yang
merugikan!
Jawab:
1. Toksikologi Kesehatan Lingkungan
Adalah studi mengenai efek-efek merugikan bahan-bahan kimia lingkungan
terhadap kesehatan manusia
2. Ekotoksikologi
Adalah studi yang membahas efek-efek kontaminan lingkungan terhadap
ekosistem dan unsur-unsur pokok yang ada di dalam ekosistem.
Sumber :

12. Jelaskan faktor internal toksikan yang berpengaruh terhadap toksisitas


suatu toksikan!
Jawab:
Faktor internal yang berpengaruh terhadap toksisitas suatu toksikan adalah
faktor yang mempengaruhi toksisitas suatu toksikan tersebut meliputi dosis,
konsentrasi, tempat pajanan, jalur memasuki tubuh apakah inhalasi melalui
saluran pernafasan, masuk kedalam saluran pencernaan atau absorbsi kulit.

13. Jelaskan perbedan antara intoksikasi akut dan kronis, pajanan akut dan
kronis, efek ataupun gejala akut &kronis!
Jawab:
Perbedaan antara intoksisitas akut & kronis, pajanan akut dan kronis, efek
ataupun gejala akut dan kronis adalah:

Aspek Efek akut Efek Kronis


Waktu Paparan Singkat Lama

Dosis Sangat Tinggi Rendah

Gejala Dapat langsung dilihat Sulit untuk diamati

Kondisi dalam tubuh Hanya sementara Terakumulasi dalam


tubuh

14. Sebutkan & jelaskan kandungan zat2 yang terdapat dalam air liur lintah
beserta manfaatnya!
Jawab:
Ariawa, Cahyaningrum dan Suta (2020) menyebutkan bahwa air liur lintah memiliki
beberapa kandungan diantaranya adalah:
a. Hyaluronidase, berfungsi untuk penetrasi dan difusi zat farmakologi aktif ke
dalam jaringan terutama pada sakit sendi dan memiliki fungsi antibiotik.
b. Hirudin (anticoagulant potent), berfungsi mengakibatkan darah dapat mengalir
tanpa membeku. Zat ini menghambat koagulasi darah dengan mengikat
thrombin.
c. Callin, berfungsi menghambat koagulasi darah dengan menghalangi pengikatan
faktor Von Wil-lebrand dengan kolagen dan dapat bertahan selama 12 jam
d. Destabilase, berfungsi melarutkan fibrin dan memiliki efek thrombolik.
e. Bdellins, memiliki efek anti inflamasi dan menghambat tripsin, plasmin dan
acrocin.
f. Acetylcholine, berfungsi sebagai vasodilator.
g. Histamin-like substances, berfungsi sebagai vasodilator yang meningkatkan
pemasukan darah pada tempat gigitan
h. Hirustamin, berfungsi menghambat kallkrein, tripsin, chymotrypsin, dan
neutropholic cathepsin G.
i. Eglins, berfungsi sebagai anti-inflamasi.
j. Anesthestics substances, berfungsi sebagai anestesi.

15. Sebutkan contoh2 Chelating agent yang bermanfaat untuk menurunkan


logam dalam tubuh!
Jawab:
Chelating agent berfungsi untuk menurunkan kadar logam, contoh dari
chelating agent adalah asam asetat, asam sitrat, dan kandungan asam
polikarboksilat yang ada dalam jeruk nipis (Indasah, 2007).
16. Membuat gbr ttg B3 (Globally Harmonized System)!
Jawab :
Globally Harmonized System (GHS) adalah suatu pendekatan secara universal
dan sistematik untuk mendefinisikan, mengkategorikan, dan mengklasifikasikan
bahaya kimia untuk diinformasikan dalam sebuah label keselamatan kerja (Menteri
Perindustrian Repbulik Indonesia, 2013). Kategori bahaya dan piktogram GHS
dibagi menjadi sembilan, sebagai berikut:
Gambar tanda bahaya Keterangan kategori bahaya
- Eksplosif
- Swareaktif
- Peroksida organic

- Toksisitas akut (severe)

- Karsinogen
- Sensitisasi pernapasan
- Toksik terhadap reproduksi
- Toksisitas sistemik pada organ
sasaran
- Mutagenitas
- Oksidator
- Peroksida organic

- Toksik terhadap lingkungan

- Mudah menyala
- Swareaktif piroforik
- Swaganas melepaskan gas
- Mudah menyala
Gambar tanda bahaya Keterangan kategori bahaya
- Menyebabkan iritasi sensitisasi kulit
- Toksisitas akut (berbahaya)

- Gas bertekanan

- Korosif

Referensi:
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/Daftar-isi-
ToksiologiLingkungan_k1_restu.pdf

Menteri Perindustrian Repbulik Indonesia (2013) Peraturan Menteri Perindutrian


Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Perindustrian Nomor 87/M-IND/PER/9/2020 Tentang Sistem Harmonisasi Global
Klasifikasi dan Label pada Bahan Kimia. Indonesia.
Indasah (2007) Pengaruh Asam Asetat, Asam Sitrat, dan Jeruk Nipis Terhadap Kadar
Pb, Cd, Fe, Zn, dan Protein Daging Kupang Beras (Corbula faba). Universitas
Airlangga.
Ariawa, D. C., Cahyaningrum, P. L. and Suta, I. B. P. (2020) ‘Terapi Lintah
(Hirudotherapy) Terhadap Penderita Jerawat (Acne Vulgaris) di Surya Terapi Lintah
Perspektif Ayurweda’, E-Jurnal Widya Kesehatan, 2(1), pp. 36–43.
Yulianto and Amaloyah, N. (2017) Toksikologi Lingkungan. Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Bahan ajar Mata kuliah Kesehatan Lingkungan & K3
Lu,F.C. 1995. Toksikologi Dasar: Azas, Organ Sasaran dan Penilaian Resiko Edisi
Kedua. Edi Nugroho (Terj). Jakarta:UI-Press

Anda mungkin juga menyukai