Pengantar
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Memahami konsep komunikasi sosial.
Indikator Hasil Belajar :
a. Menjelaskan pengertian komunikasi sosial;
b. Menjelaskan fungsi komunikasi sosial;
c. Menjelaskan prinsip komunikasi sosial;
d. Menjelaskan komponen komunikasi efektif;
e. Menjelaskan teknik komunikasi efektif.
Materi Pelajaran
1. Pokok Bahasan:
Konsep komunikasi sosial.
Sub Pokok Bahasan:
a. Pengertian komunikasi sosial;
b. Fungsi komunikasi sosial;
c. Prinsip komunikasi sosial;
d. Komponen komunikasi efektif;
e. Teknik komunikasi efektif.
2. Pokok Bahasan:
Teknis penanganan konflik sosial.
Sub Pokok Bahasan:
a. Identifikasi potensi konflik;
b. Pencegahan konflik;
c. Penghentian konflik;
d. Pemulihan pasca konflik.
3. Pokok Bahasan:
Komunikasi media sosial.
Sub Pokok Bahasan:
a. Konsep media sosial dan counter opini;
b. Manfaat komunikasi media sosial di polri;
c. Metoda dan cara bertindak dalam counter opini.
Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah.
Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang
komunikasi sosial, teknis penanganan konflik sosial dan
komunikasi media sosial.
2. Metode Tanya Jawab.
Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan peserta
pelatihan untuk bertanya (tanya jawab) tentang materi yang belum
dipahami.
3. Metode Diskusi.
Metode ini digunakan untuk mendiskusikan video kasus Cikeusik.
4. Metode Praktik.
Metode ini digunakan untuk mempraktikan counter opini dalam
komunikasi media sosial.
2. Bahan.
a. Kertas flipchart;
b. Alat tulis.
3. Sumber Belajar.
a. Peraturan Kapolri nomor 1 Tahun 2009 tentang penggunaan
kekuatan dalam tindakan kepolisian;
b. Modul pelatihan penanganan konflik sosial.
Kegiatan Pembelajaran
dibuat;
d. Pelatih/instruktur dan peserta pelatihan membahas dan
menyimpulkan hasil praktik.
Tagihan / Tugas
1. Masing-masing kelompok mengumpulkan hasil diskusi dan analisis
kasus.
2. Masing-masing peserta pelatihan mengumpulkan hasil counter
opini.
Lembar Kegiatan
1. Pelatih/instruktur membagi peserta pelatihan menjadi beberapa
kelompok dan menugaskan untuk mendiskusikan dan
menganalisis kasus dalam tayangan video;
2. Perwakilan salah satu kelompok memaparkan hasil diskusi,
kelompok lain memperhatikan dan memberikan tanggapan;
3. Pelatih/instruktur menugaskan peserta pelatihan mencari berita
hoax tentang Polisi di media sosial dan membuat counter opini dari
berita tersebut;
4. Pelatih/instruktur menunjuk salah satu peserta pelatihan untuk
memaparkan berita hoax dan counter opini yang telah dibuat.
Bahan Bacaan
POKOK BAHASAN 1
KONSEP KOMUNIKASI SOSIAL
Perilaku kita
Konsep diri
a. Encoding
Komunikasi efektif diawali dengan encoding atau penetapan
kode atau simbol yang memungkinkan pesan tersampaikan
secara jelas dan dapat diterima serta dipahami dengan baik
oleh komunikan (penerima pesan).
b. Decoding
Decoding, komponen penting lainnya dalam komunikasi
efektif, yaitu kemampuan penerima memahami pesan yang
diterimanya. Karenanya, dalam komunikasi efektif,
pemahaman tentang audiens sangat penting guna
menentukan metoda penyampaian dan gaya bahasa yang
cocok dengan mereka.
c. Konteks (Context)
Konteks komunikasi yaitu ruang, tempat, dan kepada siapa
kita melakukan komunikasi. Konteks komunikasi juga
mengacu kepada level komunikasi - komunikasi antar pribadi,
komunikasi kelompok (grup), komunikasi organisasi,
komunikasi massa.
e. Gangguan/Hambatan (Interference)
Emosi bisa menggangu terjadinya komunikasi efektif. Jika
komunikator marah, kemampuannya mengirimkan pesan
efektif mungkin berpengaruh negatif. Begitu juga jika
komunikan dalam keadaan kecewa atau tidak setuju dengan
komunikator, mungkin dia mendengar sesuatu yang berbeda.
h. Refleksi
Pastikan bahwa kita mengerti ucapan orang lain dengan
“konfirmasi”, yaitu meringkas pesan utama yang disampaikan
orang lain. Kita bisa mengulang yang diucapkan orang lain,
sekaligus “klarifikasi” bahwa maksud perkataannya “begini”
dan “begitu”.
a. Persiapan Mental
Berdoa menurut keyakinan masing-masing dan
mempersiapkan materi yang akan disampaikan.
POKOK BAHASAN 2
TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL
2. Pencegahan Konflik
3. Penghentian Konflik
pelanggar hukum;
(c) fungsi Lantas melakukan pengaturan
arus lalu lintas;
(d) fungsi Binmas melakukan imbauan
dan penerangan kepada massa;
(e) fungsi Sabhara melakukan pengaturan
penjagaan, pengawalan dan patroli di
daerah konflik dan sekitarnya;
(f) fungsi Propam melakukan
pengamanan terhadap anggota agar
tidak melakukan tindakan yang
melampaui batas kewenangannya;
(7) pertimbangan untuk meminta back up
kekuatan baik rayonisasi, hirarkis maupun
perbantuan TNI dilakukan dengan
memperhatikan perkembangan/prediksi
eskalasi ancaman;
(8) pertimbangan untuk penggunaan alat
Dalmas disesuaikan dengan eskalasi
ancaman;
memudahkan pengawasan;
(b) menempatkan jumlah personel yang
cukup pada pos penjagaan yang telah
dibuat; dan
(c) membuat konsignes/pedoman tugas
bagi petugas jaga dalam menghadapai
kondisi tertentu;
b) melakukan deteksi terhadap para pihak yang
berkonflik, untuk mengetahui isu, aspirasi yang
berkembang, dan rencana yang akan dilakukan
oleh setiap pihak, termasuk adanya agenda
tersembunyi sehingga dapat dilakukan langkah
antisipasi;
c) segera melakukan konter terhadap isu provokatif
yang berkembang, baik melalui SMS, media
cetak dan elektronik;
d) melakukan bimbingan, penyuluhan, dan
pendekatan guna memberikan penyadaran
kepada kedua pihak untuk tidak saling
bermusuhan, tidak saling dendam, dan tidak
saling emosi;
e) melakukan tindakan tegas dan memproses
secara hukum terhadap orang yang sengaja
melakukan perbuatan yang memancing
terulangnya konflik.
4. Pemulihan Pascakonflik
a. Kegiatan Rekonsiliasi
pelaksanaan perundingan;
d) membuat kesepakatan bersama dengan
mengikutsertakan para pihak yang berkonflik,
tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama,
tokoh pemuda, pemerintahan daerah dan instansi
terkait lainnya;
e) memonitor dan mengawasi pelaksanaan
kesepakatan bersama yang telah ditandatangani;
f) hindari sejauh mungkin proses perdamaian yang
mensyaratkan dihapuskannya proses penegakan
hukum bagi pelaku pelanggaran hukum yang
menimbulkan korban jiwa; dan
g) mencegah terjadinya perbuatan melawan hukum
pada saat perundingan damai berlangsung,
antara lain penganiayaan, perusakan dan
pembakaran.
b. Kegiatan Rehabilitasi
daerah pascakonflik;
b) melakukan kegiatan sambang dan patroli pada
komunitas pihak-pihak yang berkonflik;
c) meningkatkan kegiatan Polmas di daerah
pascakonflik;
c. Kegiatan Rekonstruksi
POKOK BAHASAN 3
KOMUNIKASI MEDIA SOSIAL
1) Kesederhanaan
Dalam sebuah produksi media konvensional
dibutuhkan keterampilan tingkat tinggi dan
keterampilan marketing yang unggul. Sedangkan
media sosial sangat mudah digunakan, bahkan untuk
orang tanpa dasar TI pun dapat mengaksesnya, yang
dibutuhkan hanyalah komputer dan koneksi internet.
2) Membangun Hubungan
Sosial media menawarkan kesempatan tak tertandingi
untuk berinteraksi dengan pelanggan dan
membangun hubungan. Perusahaan mendapatkan
sebuah feedback langsung, ide, pengujian dan
mengelola layanan pelanggan dengan cepat. Tidak
dengan media tradisional yang tidak dapat melakukan
hal tersebut, media tradisional hanya melakukan
komunikasi satu arah.
3) Jangkauan Global
Media tradisional dapat menjangkau secara global
tetapi tentu saja dengan biaya sangat mahal dan
memakan waktu. Melalui media sosial, bisnis dapat
mengkomunikasikan informasi dalam sekejap, terlepas
dari lokasi geografis. Media sosial juga memungkinkan
untuk menyesuaikan konten anda untuk setiap segmen
pasar dan memberikan kesempatan bisnis untuk
mengirimkan pesan ke lebih banyak pengguna.
4) Terukur
Dengan sistemtracking yang mudah, pengiriman pesan
dapat terukur, sehingga perusahaan langsung dapat
mengetahui efektifitas promosi. Tidak demikian dengan
media konvensional yang membutuhkan waktu yang
lama.
h. Propaganda.
Pesan atau informasi yang sengaja disebarkan dengan
tujuan mendiskreditkan Polri disebut propaganda.
Propaganda dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2015
menjelasakan yaitu, penerangan (paham, pendapat,narasi)
yang benar maupun salah yang dikembangkan dengan
tujuan meyakinkan orang agar menganut suatu aliran, sikap
atau tindakan tertentu (biasanya disertai dengan informasi
yang tidak logis).
Tidak ada yang tidak melek Media sosial saat ini, termasuk
bagi anggota Polri sendiri. Apabila seluruh anggota polri
adalah follower Medsos Polri yang militan, ketika ada berita
yang menggiring opini negatif, semua anggota polri secara
serentak bersama sama melakukan upaya counter opini.
Kekuatan opini ini akan lebih kuat dan dasyat lagi bila di
tambah dengan anak istri polisi, Keluarga Besar Polri dan
Mitra Polri serta komunitas-komunitas yang tergalang
secara militan. Apabila semua komponen tadi dapat di
manfaatkan secara maksimal dalam wadah media sosial,
Posisi Polri akan tampak begitu tangguh dan luar biasa
besar untuk melakukan sebuah perubahan.
T
i
ndakan yang dilakukan Divisi Humas Polri:
1) Melakukan update kondisi di lapangan melalui medsos
secara berkala, yang terdiri dari: adanya peristiwa bom
di Thamrin, Jumlah Korban dan pelaku serta tempat
dirawatnya. statement presiden terkait peristiwa
pengeboman
2) Membuat gerakan hashtag #KamiTidakTakut dan
membuat broadcast message kepada grup tokoh
masyarakat dan artis untuk aksi #KamiTidakTakut
Contoh terbaru
Rangkuman
1. Komunikasi sosial adalah hubungan interaksi terhadap
masyarakat yang bersifat komplek yang dipengaruhi oleh hal-hal
dan situasi disekitarnya.
a. Encoding;
b. Decoding;
c. Konteks (Context);
d. Bahasa Tubuh (Body Language);
e. Gangguan/Hambatan (Interference);
f. Pikiran Terbuka (Be Open-minded);
g. Mendengar Aktif (Active Listening);
h. Refleksi.
a. Kegiatan Rekonsiliasi
b. Kegiatan Rehabilitasi
c. Kegiatan Rekonstruksi
Soal Latihan