Abstrak
Struktur baja merupakan alternatif bangunan tahan gempa yang sangat baik. Jika
dibandingkan dengan struktur beton, baja dinilai memiliki sifat daktilitas yang dapat dimanfaatkan
pada saat struktur memikul gaya gempa. Gempa Northridge pada tahun 1994 dan Kobe pada tahun
1995 menunjukka bahwa material baja tidak serta merta membuat struktur menjadi daktail. Untuk
menjamin struktur bersifat daktail, maka selain daktilitas material ( baja ) maka hal lain yang tidak
dapat diabaikan adalah menjamin sambungan agar tidak gagal pada saat terjadi beban gempa.
Dalam perencanaan struktur tahan gempa disyaratkan dengan ketat bahwa sambungan harus
direcanakan lebih kuat daripada komponen yang disambung, untuk menjamin bahwa selama gempa
terjadi, pelelehan tidak terjadi pada bagian sambungan, tetapi dibagian yag memang telah
direncanakan leleh pada struktur yang bersangkutan. Dalam SNI 03-1729-2002 dinyatakan bahwa
sambungan pada struktur pemikul gempa harus mengakomodasi terjadinya penyerapan energi yang
baik pada sendi plastis sesuai dengan kinerja struktur yang direncanakan. Kinerja ini dinyatakan
dengan besaran sudut rotasi plastis yang terbentuk diantara sumbu balok dan sumbu kolom.
Fokus pada penelitian pada Tugas Akhir ini adalah untuk mempelajari perilaku sambungan
terhadap beban gempa pada struktur rangka baja dengan merencanakan beberapa macam type
sambungan seperti Semirigid connection dan Rigid connection secara teoritis dan dengan
menggunakan software Abaqus 6.7.
1
2
energi yang baik pada sendi plastis sesuai Beban hidup terdiri dari beban yang
dengan kinerja struktur yang diakibatkan oleh pemakaian gedung
direncanakan. Kinerja ini dinyatakan dan tidak termasuk beban mati, dan
dengan besaran sudut rotasi plastis yang beban akibat lingkungan (alam) seperti
terbentuk diantara sumbu balok dan sumbu beban angin, beban salju, beban hujan,
kolom. beban gempa atau beban banjir.
e
2.9.4 Rigid – Connection
e
a Contoh : T-Connection
b
Pu b Pu
Sambungan memikul beban geser Pu dan
momen Mu.
2T
M
Gambar 2. 4 Contoh Web Connection a) Balok Pu
Mu B
Gaya : 2T =
db
A
T .b
didapat M1 =
1 + α .δ
dimana :
a =jarak baut ke tepi flens.
b = jarak baut ke bidang kritis.
Menurut Kulak, Fisher & Struik : a ≤ 1,25b.
Bila nilai a > 1,25b, ambil a = 1,25b.
Gambar 3.2 Potongan Memanjang
c. Besarnya prying force Q :
M2 = Q.a Q.a
M2 = α.δ..M1 ……………… M2 = M2 → M1 (2.60)
α .δ
danM1 = (2.61)
7
• Beban hidup
Beban Hidup (Lo) = 240 kg/m2
qL = 2,5 m x 240 kg/m2= 600 kg/m2
Beban terfaktor = qu = (1.2 x qD ) + (1.6 x qL )
= (1.2 x 662,16)+(1.6 x 600 ) b. Untuk lantai 5-7 profil WF
= 1754,59 kg/m 600x200x11x17
Kontrol lendutan
= 0,75 * 2,4 * db * tp * fu
= 0,75 * 2,4 * 1,6 * 1,2 * 4100
c. Untuk lantai 8-10 profil K = 14169,6 kg
500x200x10x16. Dipakai φ Vn = 6358,63 kg
Jumlah baut yang diperlukan adalah
= 2 buah
Dipasang 2 buah baut diameter 16 mm
Baut Ø16mm
Profil Siku
70.70.7
0,812≤ 1,0…OK 50 50
80 80 18.00 30.00
6. Perencanaan sambungan. 50 50
50.00
6.1. Sambungan Balok Anak dengan Balok
Balok Anak WF 300.150.6,5.9
induk.
Profil Balok Induk
Vu = 6316,17 kg. WF 600.200.12.20
Balok anak : WF 300x150x6,5 x9
Balok induk : WF 600x300x12x20
a. Sambungan pada badan anak balok anak Gambar 6.1 Sambungan balok anak dan balok
Penentuan jumlah baut induk
Direncanakan menggunakan baut tipe A325 Ø
16 mm (Ab = ¼ d2 = 2,01) dengan mutu 120 6.2. Sambungan Balok Induk dengan
ksi (fu = 120 x 70,3 = 8436 kg/cm2 ). Baut Kolom
tanpa ulir pada bidang geser baut r1 = 0,50. 6.2.1. Sambungan Balok Induk dengan
Kekuatan 1 baut pada sayap : Kolom type Rigid Connection
Kuat geser ( φ Vn ) Balok induk WF 600 x 300 x 12 x 20
= 0,75* r1 * fu * Abaut * m Kolom K 700 x 300 x 13 x 24
= 0,75* 0,5* 8436 * 2,01 * 2 Vu total = 77414,67 Kg
= 12717,27 kg
Kuat tumpu (φ Rn ) a. Sambungan pada badan balok induk
= 0,75 * 2,4 * db * tp * fu
= 0,75 * 2,4 * 1,6 * 0,65 * 4100 • Baut type A325 Ø 30 mm (Ag = ¼ d2 =
= 7675,2 kg 7,06 cm2) . mutu 120 ksi (fu = 120 x 70,3
= 8436 kg/cm2 ).
Dipakai φ Vn = 9446,4 kg • Baut tanpa ulir pada bidang geser baut r1
Jumlah baut yang diperlukan adalah = 0,50.
= 2 buah • Mutu profil BJ 41 ( fu = 4100 Kg/cm2 )
• Pelat siku dari profil ∟ 150.150.15
Dipasang 2 buah baut diameter 16 mm Kuat tumpu (φ Rn )
Vu ≤ n x φ Rn, = 0,75 * 2,4 * db * tp * fu
6710,99 kg ≤ 2 x 6710,99 kg = 13421,98
= 0,75 * 2,4 * 3 * 1,2 * 4100
Kg…OK
= 26568 kg
Jumlah baut yang diperlukan adalah
b. Sambungan pada badan balok induk
Penentuan jumlah baut = 3 buah
Direncanakan menggunakan baut Ø 16 mm Dipasang 3 buah baut diameter 30 mm
(Ab = ¼ d2 = 2,01) dengan mutu 120 ksi (fu = Vu ≤ n x φ Rn,
120 x 70,3 = 8436 kg/cm2 ). Baut tanpa ulir
pada bidang geser baut r1 = 0,50. 77414,67 kg ≤ 3 x 26568 kg = 79704 Kg…OK
Kuat geser ( φ Vn )
= 0,75* r1 * fu *Abaut* m
= 0,75* 0,5* 8436 * 2,01 * 1
= 6358,63 kg
Kuat tumpu (φ Rn )
11
∅ 36
WF.588x300x12x20 ∅ 30
∅ 30
cm2
Φ Pn
KC700x300x13x24
2 Φ Pn = 2*70774,2 =14154,84 Kg ≥
74405,56 Kg..ok
Gb.6.1 Sambungan rigid balok kolom.
d. Kontrol kekuatan sambungan sayap-
profil T 6.2.2.Sambungan Balok Kolom
Kekuatan rencana baut typSemirigid Connection.
Kuat rencna baut menurut cara Thornton : Balok induk WF 600 x 300 x 12 x 20
Kolom K 700 x 300 x 13 x 24
B = Φ Rn Vu total = 60785,53 Kg.
= 0,75. Fub.(0,75. Ab )x n Mu = 13.617.341,83 Kgcm
= 0,75 . 8436. (0,75 x 10,2) 2 = 96552,55 kg • Baut tipe gesek Ø30 (Ag = 10,2 cm2)
T = Gaya kopel = lubang standar mutu 120 ksi (fu = 120 x
70,3 = 8436 kg/cm2 ).
• Mutu profil BJ 41 ( fu = 4100 Kg/cm2 )
T= kg < B = 96552,55 kg …ok
• μ = 0,35.
• Kuat rencana baut :
Vd = 1,13 x μ x m x Tb
= 1,13 x 0,35 x 1 x 49000 = 19, 37 ton
Gaya yang terjadi pada baut : Vu =
B≥(T+Q)
≥( T baut = Ab x f baut = 38522,95Kg/cm2
…..OK
12
Momen rencana yang dapat dipikul Profil I2 Beban U.Magnitude U.U1 U.U2 U.U3
sambungan : (ton) (mm) (mm) (mm) (mm)
Node 372 25 1.70849 -4.14E-03 -2.66E-01 -1.68771
35 2.47421 -6.25E-03 -1.97E-01 -2.46635
ϴMn 45 3.24768 -8.37E-03 -1.28E-01 -3.24513
55 4.02465 -1.06E-02 -6.03E-02 -4.02418
= 65 4.80494 -1.30E-02 -8.81E-04 -4.80492
-1.00E+00
-2.00E+00 U1
-3.00E+00 U2
U3
-4.00E+00
-5.00E+00
-6.00E+00
Beban (ton)
Gambar 8.1 Hasil Deformasi akibat beban 65 Gb.8.1 Grafik Displacement pada Profil I
ton 1node 78
8.2.2. Regangan.
Profil I2
0.00E+00 Profil I1
Beban E.E11 E.E22 E.E33 E.E12 E.E13 E.E23
0 10 20 30 40 50 60 70
-1.00E+00 Node 78 25 2.19E-05 -7.66E-05 2.50E-05 1.42E-07 1.06E-07 -4.39E-05
35 -1.16E-05 6.52E-06 2.03E-05 1.49E-07 2.00E-07 -1.73E-04
Displacement (mm)
-6.00E+00 Siku 2
Beban ( ton ) Beban E.E11 E.E22 E.E33 E.E12 E.E13 E.E23
Node 88 25 9.71E-05 -1.04E-04 -1.22E-04 -2.18E-07 -1.16E-08 -4.14E-04
Gb. 8.3 Grafik Displacement pada Siku 1 node
35 1.36E-04 -1.44E-04 -1.72E-04 -2.51E-07 -1.12E-08 -5.80E-04
88 45 1.75E-04 -1.85E-04 -2.22E-04 -2.85E-07 -1.09E-08 -7.46E-04
55 2.14E-04 -2.26E-04 -2.72E-04 -3.19E-07 -1.06E-08 -9.13E-04
65 2.53E-04 -2.67E-04 -3.21E-04 -3.50E-07 -9.69E-09 -1.08E-03
Tabel 8.8 Regangan pada Siku2 node 88
Siku 2 PROFIL I1
1.00E+00 3.00E-04
2.00E-04
0.00E+00
1.00E-04
0 10 20 30 40 50 60 70 E11
Displacement (mm)
-1.00E+00 0.00E+00
-1.00E-04 0 E22
10 20 30 40 50 60 70
Regangan
-2.00E+00 U1
-2.00E-04 E33
-3.00E+00 U2
-3.00E-04 E12
U3 -4.00E-04
-4.00E+00 E13
-5.00E-04
-5.00E+00 E23
-6.00E-04
-6.00E+00 -7.00E-04
Beban ( ton ) Beban (ton)
Gb. 8.4 Grafik Displacement pada Siku 2 Gb.8.5 Grafik Regangan pada Profil I 1node
node 88 78
14
8.2.3 Tegangan
Profil I2
Profil I1 Beban S.S11 S.S22 S.S33 S.S12 S.S13 S.S23
4.00E-04
(ton) (N/mm²) (N/mm²) (N/mm²) (N/mm²) (N/mm²) (N/mm²)
2.00E-04 Node 78 25 -6.52E-02 -15.2219 4.23E-01 1.09E-02 8.12E-03 -3.37585
0.00E+00 E11 35 -3.72E-02 2.75273 4.8694 1.14E-02 1.53E-02 -13.3431
45 -9.10E-03 20.7308 9.31688 1.20E-02 2.26E-02 -23.3123
-2.00E-04 0 10 20 30 40 50 60 70 E22
55 1.90E-02 38.7062 13.7638 1.25E-02 2.98E-02 -33.2803
Regangan
-2.00E-04
E33 55 5.72E-02 53.0722 54.8552 -5.25E-04 1.43E-04 -5.37E+01
-4.00E-04 65 4.51E-02 63.8003 65.8862 -2.75E-03 4.27E-04 -6.45E+01
E12
-6.00E-04 Tabel 8.11 Tegangan pada Siku1 node 88
E13
-8.00E-04 E23 Siku 2 Beban S.S11 S.S22 S.S33 S.S12 S.S13 S.S23
-1.00E-03 (ton) (N/mm²) (N/mm²) (N/mm²) (N/mm²) (N/mm²) (N/mm²)
Beban (ton) Node 88 25 1.47E-01 -30.7303 -33.5439 -1.67E-02 -8.91E-04 -3.18E+01
35 1.58E-01 -42.9688 -47.203 -1.93E-02 -8.65E-04 -4.46E+01
Gb. 8.7 Grafik Regangan pada Profil I 2 node 45 1.70E-01 -55.2096 -60.8647 -2.19E-02 -8.39E-04 -57.4002
55 1.80E-01 -67.4506 -74.5246 -2.45E-02 -8.12E-04 -70.1957
372
65 1.82E-01 -79.6945 -88.1511 -2.69E-02 -7.45E-04 -82.9796
-2.00E-04 0 10 20 30 40 50 60 70 E22
6.00E+01
Regangan
8. KESIMPULAN
Profil I2 8.1 Kesimpulan
2.00E+01 1. Dari hasil perhitungan dan analisis
0.00E+00 SAP 2000 v14 yang telah dilakukan
-2.00E+01 0 10 20 30 40 50 60 70 S11 pada struktur bangunan gedung,
Tegangan (N/mm²)
-4.00E+01
S22
perencanaan dimensi profil pada
-6.00E+01 balok anak (WF 300x150x6,5
S33
-8.00E+01 x9),balok induk (WF
S12
-1.00E+02 600x200x11x17) (WF
S13 600x200x11x17),(WF
-1.20E+02
-1.40E+02 S23 500x200x10x16) dan kolom
-1.60E+02
(K700x300x13x24),(K588x300x12x
Beban (ton ) 20),(K500x200x10x16) sudah
memenuhi kontrol kekuatan profil.
2. Dari hasil analisa perilaku dengan
Gb.8.10 Grafik Tegangan pada Profil I 2 node Abaqus 6.7 balok mengalami
372 displacement maksimum pada arah
Z (U3) sebesar -5,711 mm yang
ditinjau didaerah sambungan siku di
Siku 1 bawah balok dengan beban lateral
8.00E+01 yaitu 65 ton Displacement tersebut
6.00E+01 akan semakin bertambah saat beban
Tegangan (N/mm²)
Gb. 8.12 Grafik Tegangan pada Siku2 node Perlu dilakukan studi yang lebih mendalam
88 untuk mengetahui prilaku sambungan balok-
kolom agar menghasilkan perencanaan
struktur dengan mempertimbangkan aspek
teknis, ekonomi, dan estetika. Sehingga
16
DAFTAR PUSTAKA