Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Anak adalah generasi penerus dan merupakan tumpuan masa depan
bagi bangsa dan Negara. Salah satu sasaran terpenting SDM adalah anak.
Anak sekolah berada pada masa pertumbuhan yang sangat cepat dan kegiatan
fisik yang sangat aktif, oleh karena itu, keadaan gizi pada usia ini harus
mendapatkan perhatian yang lebih dimana tingkat kesehatannya perlu dibina
dan ditingkatkan.

Salah satu upaya kesehatan tersebut adalah dengan perbaikan gizi anak
sekolah dasar. Masalah gizi terutama gizi yang kurang dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah. .Pembangunan sumber
daya manusia yang berkualitas akan berhasil apabila pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal sudah dimulai sejak dini, yaitu sejak janin
berada di dalam kandungan sampai menjadi manusia dewasa.

Susunan gizi yang tepat akan memacu pertumbuhan dan perkembangan,


makanan yang baik adalah makanan yang disesuikan dengan tingkat umur
dan jenis aktivitasnya. Peranan gizi dalam hal ini sangatlah penting dan harus
diperhatikan . dengan terpenuhnya kebutuhan gzi akan sangat membantu
mencegah terjadinya penyakit yang berakibat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan anak. Rendahnya status gizi jelas berdampak pada kualitas
sumber daya manusia. Dimana status gizi merupakan factor yang
memberikan pengaruh besar terhadap prestasi seseorang.

Dengan rendahnya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh rendahnya


status gizi dan kurangnya asupan gizi dalam tubuh.Yang berpengaruh dalam
proses belajar sehingga dapat menurunkan konsentrasi seseorang dalam
proses belajar. Karena anak yang kurang gizi mudah mengantuk dan kurang
bergairah yang dapat mengganggu proses belajar di sekolah dan menurun

1
prestasi belajarnya, daya pikir anak juga berkurang karena pertumbuhan otak
tidak optimal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Saja pengaruh Status gizi dalam pertumbuhan dan perkembangan?
2. Apa pengertian dari KEP, KVA, GAKI, ANOREKSIA, DAN
MARAMUS?
3. Apa saja kebutuhan fisik Biomedis (Asuh) pada neonatus, bayi, balita, dan
anak pra sekolah?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan pengaruh status gizi dalam pertumbuhan dan perkembangan.


2. Menjelaskan pengertian KEP, KVA, GAKI, ANOREKSIA, DAN
MARAMUS.
3. Menjelaskan kebutuhan fisik Biomedis (Asuh) pada neonatus, bayi, balita
dan anak pra sekolah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengaruh Status Gizi dalam pertumbuhan dan perkembangan


Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh
keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan
tersebut dapat dilihat dari variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi
badan atau panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan panjang
tungkai (Gibson, 1990). Jika keseimbangan tadi terganggu, misalnya
pengeluaran energi dan protein lebih banyak dibandingkan pemasukan maka
akan terjadi kekurangan energi protein, dan jika Berlangsung lama akan
timbul masalah yang dikenal dengan KEP berat atau gizi buruk (Depkes RI,
2000). Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-
zat gizi di dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan
digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang
memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja
dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsir, 2001).

Penilaian Status Gizi Untuk menentukan status gizi seseorang atau


kelompok populasi dilakukan dengan interpretasi informasi dari hasil
beberapa metode penilaian status gizi yaitu: penilalan konsumsi makanan,
antropometri, laboratorium atau biokimia dan klinis.

 Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi Menurut Unicef (1998).

Gizi kurang pada anak balita disebabkan oleh beberapa faktor yang
kemudian diklasifikasikan sebagai penyebab langsung penyebab tidak
langsung, pokok masalah dan akar masalah Gizi kurang secara langsung
disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan dan adanya penyakit infeksi,
makin bertambah usia anak maka makin bertambah pula kebutuhannya.
Konsumsi makanan dalam keluarg dipengaruhi jumlah dan jenis Pangan yang

3
dibeli pemasakan, distribusi dalam keluarga dan kebiasaan makan secara
Perorangan. Konsumsi juga tergantung pada pendapatan, agama adat istiadat,
dan pendidikan keluarga yang bersangkutan.

Timbulnya gizi kurang bukan saja karena makanan yang kurang, tetapi
juga karena penyakit anak yang mendapat makanan yang cukup baik, tetapi
sering diserang diare atau demam akhirnya dapat menderita gizi kurang.
sebaliknya anak yang makan tidak cukup baik maka daya tahan tubuhnya
(imunitas) dapat melemah sehingga mudah diserang penyakit infeksi Kurang
nafsu makan dan akhirnya mudah terkena gizi kurang, sehingga di sini
terlihat interaksi antara konsumsi makanannya kurang dan infeksi merupakan
dua hal yang saling mempengaruhi.

Hubungan antara kurang gizi dengan penyakit infeksi tergantung dari


besarnya dampak yang ditimbulkan oleh sejumlah infeksi terhadap status gizi
itu sendiri. beberapa contoh Bagaimana infeksi bisa berkontribusi terhadap
kurang gizi seperti infeksi pencernaan dapat menyebabkan diare HIV AIDS
tuberkolosis, dan beberapa penyakit infeksi kronis lainnya bisa menyebabkan
anemia dan parasit pada usus menyebabkan anemia. Penyakit infeksi
disebabkan oleh kurangnya sanitasi dan bersih pelayanan kesehatan dasar
yang tidak memadai, dan pola asuh anak yang tidak memadai.

Penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola


pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan.
Rendahnya ketahanan pangan rumah tangga pola asuh anak yang tidak
memadai koma kurangnya sanitasi lingkungan serta pelayanan kesehatan
yang tidak memadai merupakan Tiga faktor yang saling berhubungan. Makin
tersedia air bersih yang cukup untuk keluarga serta makin dekat jangkauan
keluarga terhadap layanan dan sarana kesehatan, ditambah dengan
pemahaman ibu tentang kesehatan, semakin kecil resiko anak terkena
penyakit dan kekurangan gizi. Sedangkan penyebab mendasar atau Akar
masalah gizi di atas adalah terjadinya krisis ekonomi politik dan sosial
termasuk bencana alam yang mempengaruhi ketidakseimbangan antara

4
asupan makanan dan adanya penyakit infeksi yang pada akhirnya
mempengaruhi status gizi balita.

2.2 Menjelaskan KVA, GAKI, ANOREKSIA, DAN MARAMUS.


 KEP (kekurangan energi protein)

Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan keadaan kurang gizi


yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam
makanan seharihari atau disebabkan oleh gangguan penyakit tertentu,
sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (Depkes RI, 1999). KEP
sendiri lebih sering dijumpai pada anak prasekolah (Sukirman, 1974 dalam
Sutanto,1994). Sedangkan menurut Jellife (1966) dalam Supariasa,
I.D.Nyoman (2002) dikatakan bahwa KEP merupakan istilah umum yang
meliputi malnutrition, yaitu gizi kurang dan gizi buruk termasuk marasmus
dan kwashiorkor.

Penyebab langsung dari KEP adalah defisiensi kalori maupun protein


dengan berbagai gejala-gejala. Sedangkan penyebab tidak langsung KEP
sangat banyak, sehingga penyakit ini sering disebut juga dengan kausa
multifaktorial. Salah satu penyebabnya adalah keterkaitan dengan waktu
pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan makanan tambahan setelah disapih
(Khumaedi, 1989). Selain itu KEP merupakan penyakit lingkungan, karena
adanya beberapa faktor yang bersama-sama berinteraksi menjadi penyebab
timbulnya penyakit ini, antara lain yaitu faktor diet, faktor sosial,
kepadatan penduduk, infeksi, kemiskinan dan lain-lain.

 KVA (kekurangan Vitamin A)

Kekurangan Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang


tersebar di seluruh dunia terutama negara berkembang dan dapat terjadi
pada semua umur terutama pada masa pertumbuhan (balita). Kekurangan
vitamin A dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan
epitelisme sel-sel kulit. Kekurangan vitamin A dapat terjadi karena
beberapa sebab antara lain konsumsi makanan yang tidak cukup

5
mengandung vitamin A atau provitamin A untuk jangka waktu yang lama,
bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif, menu tidak seimbang (kurang
mengandung lemak, protein, zink atau zat gizi lainnya) yang diperlukan
untuk penyerapan vitamin A dan penggunaan vitamin A dalam tubuh,
adanya gangguan penyerapan vitamin A dan provitamin A seperti pada
penyakit-penyakit antara lain diare kronik, KEP dan lain-lain sehingga
kebutuhan vitamin A meningkat, adanya kerusakan hati yang
menyebabkan gangguan pembentukan retinol binding protein (RBP) dan
pre-albumin yang penting untuk penyerapan vitamin.

Masalah gizi adalah gangguan pada beberapa segi kesejahteraan


perorangan atau masyarakat yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya
kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari makanan. Sedang yang
dimaksudkan dengan zat gizi adalah zat kimia yang terdapat dalam
makanan yang diperlukan manusia untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan. Sampai saat ini dikenal berbagai macam zat gizi yang
digolongkan menjadi dua yaitu zat gizi makro (zat gizi sumber energi
seperti karbohidrat, lemak dan protein) serta zat gzizi mikro seperti
vitamin dan mineral (Soekirman 2000).

KVA merupakan suatu kondisi dimana mulai timbulnya gejala


kekurangan konsumsi vitamin A. Defisiensi vitamin A dapat merupakan
kekurangan primer akibat kurang konsumsi. KVA dapat pula disebut
kekurangan sekunder apabila disebabkan oleh gangguan penyerapan dan
penggunaan vitamin A dalam tubuh, kebutuhan yang meningkat, atau
karena gangguan pada konversi karoten menjadi vitamin A. KVA
sekunder dapat terjadi pada penderita KEP, penyakit hati, alfa dan beta
lipoproteinemia, atau gangguan absorpsi karena kekurangan asam empedu.

KVA menghalangi fungsi sel-sel kelenjar yang mengeluarkan mukus


dan digantikan oleh sel-sel epitel bersisik dan kering. Kulit menjadi kering,
kasar, dan luka sukar sembuh. Membran mukosa tidak dapat
mengeluarkan cairan secara sempuna sehingga mudah terserang infeksi.

6
Lapisan sel yang menutupi trakea dan paru-paru mengalami keratinisasi,
tidak mengeluarkan lendir, sehingga mudah dimasuki mikroorganisme dan
menyebabkan infeksi. Bila infeksi ini terjadi pada permukaan dinding usus
akan menyebabkan diare. Perubahan pada permukaan saluran kemih dan
kelamin dapat menimbulkan infeksi pada ginjal, kantung kemih, dan
vagina. Perubahan ini dapat juga meningkatkan endapan kalsium yang
dapat menyebabkan batu ginjal dan gangguan kantung kemih. Perubahan
pada permukaan saluran kemih dan kelamin dapat menimbulkan infeksi
pada ginjal dan kantong kemih. Pada anak-anak dapat menyebabkan
komplikasi pada campak yang dapat mengakibatkan kematian.

 Gaki
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah
satu permasalahan gizi yang ada tidak hanya di Indonesia melainkan di
dunia. Penyebab timbulnya GAKY adalah karena tubuh seseorang
kekurangan unsur yodium secara terus-menerus dalam jangka waktu
yang lama. Pada tahap ringan, penyakit gondok tidak dianggap sebagai
permasalahan yang memerlukan penanganan secara serius dan
mendesak. Padahal, apabila tidak mendapat perhatian yang serius
gondok dapat mengakibatkan timbulnya kretin dengan kelainan yang
menyertainya seperti adanya gangguan perkembangan saraf, mental,
fisik serta psikis.
Akibat negatif GAKY yang lain dilihat dari pengembangan
sumber daya manusia adalah gangguan saraf pusat yang berdampak
pada kecerdasan. Setiap penderita GAKY akan mengalami defisit IQ
point. GAKY terjadi ketika kebutuhan yodium tidak terpenuhi
sehingga menyebabkan sintesis hormon tiroid terganggu. Hal ini
mengakibatkan terjadinya serangkaian kelainan fungsional dan
perkembangan pada tubuh.
GAKY disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Faktor konsumsi makanan sumber yodium yaitu makanan yang
dikonsumsi kurang mengandung yodium,.

7
2. Faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap
timbulnya kasus-kasus baru GAKY. Faktor lingkungan yang
terpenting adalah goitrogenik terutama kelompok pertama adalah
thiosianat yang terdapat pada ubi kayu, jagung, rebung, ubi jalar,
buncis, kol, rebung, sawi, dan selada air. Kelompok kedua adalah
tiourea, tionamida, tioglikosida, bioflavonoid, dan disulfida alifatik
yang terdapat dalam sorgum, kacang-kacangan, kacang tanah,
bawang merah, dan bawang putih. Konsumsi zat goitrogenik akan
menghambat penyerapan yodium dalam tubuh. Konsumsi makanan
yang mengandung goitrogenik dalam frekuensi sering akan
menyebabkan terjadinya GAKY.
3. Faktor kelebihan yodium, unsur kelumit, dan status gizi pada
umumnya.
4. Faktor pengetahuan tentang garam yodium yaitu pengetahuan
mengenai pengertian, manfaat, cara penggunaan, cara
penyimpanan, dan akibat kekurangan yodium.
5. Faktor genetik, dan;Penggunaan keluarga berencana (KB)
hormonal yang akan berpengaruh terhadap fungsi tiroid.

 Anoreksia
Anorexia adalah gangguan makan yang timbul selama tahap awal
perkembangan pemisahan dan individuasi antara usia enam bulan dan
tiga tahun. Anorexia pada bayi ini ditandai oleh penolakan makanan
dan menyebabkan gagal tumbuh. "Bayi menolak untuk makan untuk
mendapatkan perhatian dan kontrol atas ibunya. Tujuannya, agar ibu
lebih melibatkan diri dalam proses makan bayi,
Jika tidak segera ditangani, anoreksia pada bayi ini dapat
memengaruhi kelangsungan hidup Si Kecil. Bahkan, menurut sebuah
penelitian, anoreksia pada bayi mempengaruhi sang ibu lebih dalam
daripada bayi. Saat Si Kecil menolak untuk makan, pastinya ibu yang
merasa cemas dan kehilangan keinginan untuk makan.

8
Tanda Anoreksia pada Bayi:
a. Nafsu makan rendah
b. Peningkatan berat badan yang buruk
c. Malnutrisi selama masa balita
d. Kesulitan meredakan kegembiraan hingga mengganggu waktu
tidur dan makan
e. Dalam keadaan bersemangat, Si Kecil tidak mengenali rasa lapar
f. Lebih suka bermain dan berbicara sambil makan

 Maramus
Marasmus merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi buruk yang
sering dialami oleh balita. Penyebabnya pun beragam, seperti kurang
makan, mengalami infeksi di tubuhnya, bawaan lahir, prematuritas, serta
faktor lingkungan.
Kondisi ini biasanya dialami oleh anak usia 0-2 tahun. Ciri-ciri umum
anak yang mengalami marasmus yaitu memiliki berat badan kurang dari
60 persen berat badan sesuai dengan usianya, suhu tubuh yang rendah, dan
kulit tubuh yang longgar hingga hanya terlihat seperti tulang yang
terbungkus kulit saja. Selain itu, wajah anak akan terlihat lebih tua dan
mengalami diare kronik atau susah buang air kecil.
Tanda dan gejala marasmus yang paling umum adalah kekurangan
berat badan. Anak-anak dengan kondisi ini kehilangan banyak massa otot
dan lemak subkutan. Lemak subkutan adalah lapisan lemak tepat di bawah
kulit.Selain itu, tanda dan gejala marasmus lain yang umum dialami anak-
anak adalah:
 Diare kronis
 Infeksi saluran pernafasan
 Cacat intelektual
 Pertumbuhan terhambat
 Pusing yang terus-menerus

9
 Kekurangan energi
 Kulit kering
 Rambut rapuh
 Merasa sangat lapar
Anak-anak yang kekurangan gizi parah mungkin terlihat lebih tua dan
memiliki sedikit atau bahkan tidak ada energi untuk melakukan apapun.
Marasmus juga dapat membuat anak-anak mudah marah dan mudah
tersinggung, tetapi hal ini biasanya lebih sering dialami oleh anak-anak
yang menderita kwashiorkor. Kwashiorkor adalah bentuk lain dari
malnutrisi serius. Kwashiorkor menyebabkan penumpukan cairan di tubuh
yang dapat menyebabkan wajah membulat dan perut menjadi buncit atau
yang biasa disebut dengan busung lapar.

2.3 Kebutuhan Fisik Biomedis (Asuh).


Asuh merupakan kebutuhan anak dalam pertumbuhan anak yang
berhubungan langsung dengan kebutuhan fisik anak. Kebutuhan asuh dapat
dikatakan sebagai kebutuhan primer bagi balita, apabila kebutuhan ini tidak
dapat dipenuhi akan menimbulkan dampak negatif bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Salah satu dampak fatal bagi anak yang kebutuhan
nutrisi tidak terpenuhi akan mengalami kegagalan pertumbuhan fisik,

10
penurunan IQ ( Intelligence quotient) , penurunan produktivitas, penurunan
daya tahan tubuh terhadap infeksi penyakit dan mengalami kematian lebih
tinggi. Dampak lain jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akan menyebabkan
tidak optimalnya perkembangan otak.

 Nutrisi

Pertumbuhan anak yang cepat sangat membutuhkan energi yang besar,


sehingga anak cenderung mudah sakit. Nutrisi ini harus tepat sejak anak
masih dalam rahim. Ibu memberikan nutrisi seimbang melalui konsumsi
makanan yang bergizi dan menu seimbang. Air susu ibu (ASI) yang
merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi, terutama
pada 6 bulan pertama (ASI Ekslusif). Nutrisi yang kuat dan seimbang
merupakan kebutuhan akan asuh yang terpenting.

 Manfaat zat zat bagi neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah

Karbohidrat sebagai penghasil energi bagi tubuh dan menunjang aktivitas


anak yang mulai aktif bergerak. Protein untuk membangun dan memperbaiki
sel tubuh dan menghasilkan energi. Mineral dan vitamin untuk perkembangan
motorik, pertumbuhan, dan kecerdasan serta menjaga kondisi tubuh agar tetap
sehat.

 Antropometri bayi baru lahir

Antropometri adalah suatu metode yang digunakan untuk menilai ukuran,


proporsi dan komposisi tubuh manusia. Standar antropomteri anak wajib
digunakan sebagai acuan bagi tenaga kesehatam, pengelola program, dan para
pemangku kepentingan terkait unutk penilaian status gizi anak dan tren
pertumbuhan anak. Manfaat mengetahui antropometri bayi atau anak adalah
dapat membantu memantau perkembangan fisik anak dan tumbuh kembang
anak.

Jenis-jenis antropometri dibagi menjadi:

11
 Umur: faktor umur ini sangat penting dalam penentuan status gizi.
Kesalahan penentuan umur meningkatkan status gizi yang salah.
 Berat badan: BB adalah antropomteri terpenting dan paling sering
digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). BB digunakan dalam
mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Normal berat badan bayi adalah
2.500-3.000 gram.
 Tinggi badan: antropometri yang menggambarkan keadaan
pertumbuhan skletal, pada keadaan normal TB tumbuh seiring dengan
pertambahan umur. Normal nilai tinggi/panjang bayi adalah 48-50
CM.
 Lingkar Lengan Atas (LILA): ini adalah cara untuk menentukan status
gizi, karena mudah, murah dan cepat. Normal LILA adalah 10-12 cm.
 Lingkar Kepala: antropometri ini perlu diukur untuk mengetahuai
keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala
contohnya pada kasus hidrosefalus dan mikrosefalus. Normal lingkar
kepala pada bayi adalah 33-35 CM.
 Lingkar dada: Biasa digunakan untuk anak usia 2-3 tahun karena
pertumbuhan lingkar dada pesat sampai anak umur 3 tahun. Normal
lingkar dada adalah 30-33 cm.
 Lingkar perut: untuk menentukan status gizi pada anak dan untuk
mengetahui adanya pembesaran bagian abdomen. Normal lingkar perut
adalah 31-35 cm.
Pentingnya mengetahui status antropometri pada bayi karena dapat
menentukan gambaran kondisi status gizi dan status kesehatan yang
optimal. Jika pertummbuhan berat badan dapat dipertahankan normal,
maka panjang/tinggi badan dan lingkar kepala juga akan normal.
Pertumbuhan bersifat simultan namun kecepatannya berbeda. Pada saat
pertumbuhan berat badan mengalai weight faltering, saat itu juga
panjang/tinggi badan dan lingkar kepala mengalami deselerasi. Penilaian
pertumbuhan anak harus dilakukan secara berkala. Banyak masalah fisik
maupun psikososial yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak.

12
Pertumbuhan yang terganggu dapat merupakan tanda awal adanya masalah
gizi dan kesehatan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh
keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan
tersebut dapat dilihat dari variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi
badan atau panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan panjang
tungkai (Gibson, 1990). Jika keseimbangan tadi terganggu, misalnya
pengeluaran energi dan protein lebih banyak dibandingkan pemasukan maka
akan terjadi kekurangan energi protein, dan jika Berlangsung lama akan
timbul masalah yang dikenal dengan KEP berat atau gizi buruk (Depkes RI,
2000). Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-
zat gizi di dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan
digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang
memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja
dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsir, 2001).

Masalah gizi adalah gangguan pada beberapa segi kesejahteraan


perorangan atau masyarakat yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya
kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari makanan. Sedang yang
dimaksudkan dengan zat gizi adalah zat kimia yang terdapat dalam makanan
yang diperlukan manusia untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Sampai saat ini dikenal berbagai macam zat gizi yang digolongkan menjadi
dua yaitu zat gizi makro (zat gizi sumber energi seperti karbohidrat, lemak
dan protein) serta zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral.

13
Anak-anak yang kekurangan gizi parah mungkin terlihat lebih tua dan
memiliki sedikit atau bahkan tidak ada energi untuk melakukan apapun.
Marasmus juga dapat membuat anak-anak mudah marah dan mudah
tersinggung, tetapi hal ini biasanya lebih sering dialami oleh anak-anak yang
menderita kwashiorkor.Kwashiorkor adalah bentuk lain dari malnutrisi serius.
Kwashiorkor menyebabkan penumpukan cairan di tubuh yang dapat
menyebabkan wajah membulat dan perut menjadi buncit atau yang biasa
disebut dengan busung lapar.

Pentingnya mengetahui status antropometri pada bayi karena dapat


menentukan gambaran kondisi status gizi dan status kesehatan yang optimal.
Jika pertummbuhan berat badan dapat dipertahankan normal, maka
panjang/tinggi badan dan lingkar kepala juga akan normal. Pertumbuhan
bersifat simultan namun kecepatannya berbeda. Pada saat pertumbuhan berat
badan mengalai weight faltering, saat itu juga panjang/tinggi badan dan
lingkar kepala mengalami deselerasi.

3.2 Saran
Apabila gizi kurang dan gizi buruk terus terjadi dapat menjadi faktor
penghambat dalam pembangunan nasional. Secara perlahan kekurangan gizi
akan berdampak pada tingginya angka kematian ibu, bayi, dan balita, serta
rendahnya umur harapan hidup. Selain itu, dampak kekurangan gizi terlihat
juga pada rendahnya partisipasi sekolah, rendahnya pendidikan, serta
lambatnya pertumbuhan ekonomi. Kurangnya gizi juga disebabkan secara
tidak langsung dipengaruhi oleh pola asuh dari orang tua.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ningsih Ayu. (n.d.). Pengaruh status gizi pada bayi balita prasekolah. Google.
Retrieved September 20, 2022, from
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/www.isbahhabibii.co
m/54f8a041a333116a158b4624/prinsipprinsip-pertumbuhan-dan-perkembangan-
menurut-beberapa-ahli
Home. Kanal Pengetahuan FKKMK UGM. (n.d.). Retrieved September 20, 2022,
from https://kanalpengetahuan.fk.ugm.ac.id/1-000-hari-pertama-kehidupan-
dalam-tumbuh-kembang-anak/

15

Anda mungkin juga menyukai