Anda di halaman 1dari 23

PEDOMAN

PROGRAM P2P
IMUNISASI

PEMERINTAH KOTA SURABAYA


DINAS KESEHATAN KOTA
UPTD PUSKESMAS TANAH KALIKEDINDING

i
KATA PENGANTAR

Pengembangan Program Imunisasi (PPI) merupakan program pemerintah


dalam bidang imunisasi guna mencapai komitmen internasional Universal Child
Immunization (UCI) pada akhir 1990. Tujuan program imunisasi dalam komitmen
internasional (ultimate goal) adalah eradikasi polio (ERAPO), eliminasi tetanus
neonatorum (ETN), serta reduksi campak, yang akan dicapai pada tahun 2000.
Sedangkan target UCI merupakan tujuan antara (intermediate goal) berarti
cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, polio, campak dan hepatitis B, harus
mencapai 91,5% baik di tingkat nasional, propinsi, kabupaten bahkan di setiap
desa.
Puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa karena atas rahmat dan
karunianya kita dapat mengenal ilmu pengetahuan, tidak lupa kita haturkan
shalawat beserta salamat atas junjungan alam Nabi besar kita yaitu nabi
Muhammad saw.
Dalam menyusun pedoman ini,kami menyadari masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan pedoman
penyelenggaraan imunisasi kami selanjutnya. Kepada semua pihak yang telah
membantu terlaksananya pembuatan pedoman ini, kami sampaikan terima kasih.

Surabaya, 16 Januari 2016

Kepala UPTD
Puskesmas Tanah Kalikedinding

drg. Rias Ari Mukti, M.Kes


Pembina Tingkat I
NIP. 195710251984032002

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN
Kata Pengantar.................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................. 3
BAB II RUANG LINGKUP
A. Pengertian.......................................................................... 4
B. Ruang Lingkup................................................................... 4
C. Pokok Kegiatan.................................................................. 5
D. Sasaran.............................................................................. 8
E. Pelaksana........................................................................... 8
BAB III TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Jenis Kegiatan Program Imunisasi.................................... 9
B. Manajemen Resiko Program Imunisasi............................. 10
C. Peran Lintas Program dan Lintas Sektor .......................... 11
BAB IV DOKUMENTASI
A. Pencatatan.......................................................................... 12
B. Pelaporan............................................................................ 12
BAB V PENUTUP............................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat


pertama di satu wilayah kecamatan atau bagian wilayah kecamatan yang
difungsikan sebagai Gate Keeper dalam pelayanan kesehatan, harus dapat
memberikan jaminan terhadap penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat
dan perorangan yang paripurna, adil, merata, berkualitas dan memuaskan
masyarakat.
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang
dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan
sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD
1945 melalui Pembangunan Nasional yang berkesinambungan berdasarkan
Pancasila dan UUD1945.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya
sumberdaya manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun dalam satu
program kesehatan dengan perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan
informasi epidemiologi yang valid.
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda
(double burden ). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit
degeneratif juga muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak mengenal
batas wilayah administrasi, sehingga menyulitkan pemberantasannya. Dengan
tersedianya vaksin yang dapat mencegah penyakit menular tertentu, maka
tindakan pencegahan untuk mencegah berpindahnya penyakit dari satu daerah
atau negara ke negara lain dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat dan
dengan hasil yang efektif.
Upaya imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Upaya ini
merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost effective.

iv
Dengan upaya imunisasi terbukti bahwa penyakit cacar telah terbasmi dan
Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974.
Mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi Program Pengemban-
gan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Da-
pat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu, tuberculosis, difteri, pertusis, cam-
pak, polio,tetanus serta hepatitis B.Dengan upaya imunisasi pula, kita sudah da-
pat menekan penyakit polio dan sejak tahun 1995 tidak ditemukan lagi virus polio
liar di Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk membasmi polio di
dunia dengan Program Eradikasi Polio (ERAPO).
Walaupun PD3I sudah dapat ditekan, cakupan imunisasi harus diperta-
hankan tinggi dan merata. Kegagalan untuk menjaga tingkat perlindungan yang tinggi dan
merata dapat menimbulkan letusan (KLB) PD3I. Untuk itu, upaya imunisasi perlu
disertai dengan upaya surveilans epidemiologi agar setiap peningkatan kasus penyakit atau
terjadinya KLB dapat terdeteksi dan segera diatasi. Dalam PP Nomor 25 Tahun
2000 kewenangan surveilans epidemiologi, termasuk penanggulangan KLB
merupakan kewenangan bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah
provinsi.
Penyelenggaraan pelayanan imunisasi merupakan pelayanan yang dapat
meningkatkan kualitas program imunisasi melalui penerapan pengelolaan vaksin
dan rantai vaksin yang memenuhi standart yang telah ditetapkan. Upaya pen-
ingkatan pelayanan imunisasi ditujukan untuk menunjang pelayanan dasar, se-
hingga dapat meminimalkan angka kematian, kesakitan dan mencegah ter-
jadinya kecacatan pada anak. Dengan adanya prioritas utama tersebut yang ter-
cantum dalam program Millenium Development Goals (MDGs) di Indonesia saat
ini maka pelayanan imunisasi perlu ditingkatkan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka perlu dibuat standart pelayanan yang
merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan penyeleng-
garaan pelayanan imunisasi yang diberikan kepada masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Tanah Kalikedinding.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan penyeleng-
garaan program imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Tanah Kalikedinding
harus berdasarkan standart penyelenggaraan program Imunisasi Puskesmas
Tanah Kalikedinding.

B. TUJUAN
B.1 Tujuan Umum
Optimalisasi pelayanan imunisasi dalam meningkatkan derajat
kesehatan bayi, balita, anak sekolah dan Wanita Usia Subur untuk

v
menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular
yang dapat dicegah dengan imunisasi melalui peningkatan pengetahuan
dan pelayanan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Tanah
Kalikedinding Surabaya.

B.2 Tujuan Khusus


1. Meningkatkan penyediaan pelayanan imunisasi yang berkwalitas
2. Meningkatkan pemanfaatan Posyandu Balita dalam kegiatan di meja
5 sebagai upaya pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
imunisasi
3. Meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat sebagai elemen
penting dalam meningkatkan cakupan pelayanan imunisasi di
wilayah kerja Puskesmas Tanah Kalikedinding
4. Meningkatkan keterlibatan lintas program dan lintas sektor termasuk
kader kesehatan dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
tindak lanjut untuk meningkatkan kinerja program imunisasi.
5. Tercapainya target Universal Child Immunization yaitu cakupan
imunisasi dasar lengkap secara merata pada bayi di 100%
Kelurahan
6. Tercapainya Eliminasi Tetanus Maternal dan Perinatal
7. Tercapainya pemutusan rantai penularan poliomyelitis.

vi
BAB II
RUANG LINGKUP
A. PENGERTIAN
Program imunisasi merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan yang
diselenggarakan oleh pemerintah untuk dan bersama masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan kepada bayi, balita, anak sekolah dan
wanita usia subur yang mengutamakan aspek preventif.
Pada dasarnya program imunisasi merupakan suatu program pelayanan
puskesmas yang bertujuan untuk angka kesakitan dan kematian dari
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi merupakan upaya
pencegahan terhadap penyakit tertentu pada diri seseorang dengan
pemberian vaksin.
Vaksin adalah antigen yang dapat bersifat aktif maupun inaktif yang
berasal dari mikroorganisme ataupun racun yang dilemahkan. Pemberian
vaksin bisa melalui injeksi maupun secara oral. Pemberian vaksin secara dini
dan rutin pada bayi dan balita diketahui mampu memuncukan kekebalan
tubuh secara alamiah.
Keterlibatan masyarakat dan motivasi kerja petugas kesehatan yang tinggi
dapat mempengaruhi pelaksanaan program yang efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan program imunisasi

B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup program imunisasi meliputi,
1. Pelayanan imunisasi rutin
Yaitu pelayanan imunisasi yang secara rutin dan terus menerus
harus diberikan dan dilaksanakan pada periode waktu yang telah
ditetapkan karena telah terbukti efektif dan efisien, dengan kegiatan
terdiri dari imunisasi dasar pada bayi yang dilanjutkan dengan
imunisasi ulangan (Booster), imunisasi WUS (Wanita Usia Subur)
dan imunisasi anak sekolah dasar.
2. Pelayanan imunisasi tambahan
Imunisasi tambahan akan diberikan bila diperlukan sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan tertentu misalnya PIN Polio, Sweeping BLF ataupun
pergantian vaksin
3. Penatalaksanaan KIPI
Yaitu penanganan atau tindakan medis yang diberikan segera terhadap
tanda-tanda atau gejala-gejala yang diduga terjadi akibat pemberian
imunisasi
4. Pendidikan atau penyuluhan
Yaitu suatu proses interaksi antara seseorang dengan orang lain secara
perorangan maupun kelompok untuk memberikan pengetahuan tentang
imunisasi
5. Pencatatan dan pelaporan

vii
Yaitu merupakan serangkaian kegiatan terhadap pelaksanaan imunisasi,
dengan menggunakan cara/metode yang seragam dan secara periodik
berdasarkan jenjang administrasi
C. POKOK KEGIATAN
1. Pelayanan imunisasi rutin untuk bayi, balita, anak sekolah dan
WUS
Yaitu pelayanan imunisasi yang secara rutin dan terus menerus
harus diberikan dan dilaksanakan pada periode waktu yang telah
ditetapkan karena telah terbukti efektif dan efisien, dengan
kegiatan terdiri dari imunisasi dasar pada bayi yang dilanjutkan
dengan imunisasi ulangan (Booster), imunisasi WUS (Wanita Usia
Subur) dan imunisasi anak sekolah dasar.
a. Pemberian Imunisasi Hepatitis B PID (Prefilled Injection Device)
Yaitu pemberian vaksin yang berupa suspensi homogen yang
mengandung antigen hepatitis B dengan cara intramuskuler
b. Pemberian Imunisasi Polio
Yaitu pemberian vaksin polio bivalent yang terdiri dari suspense
virus poliomyelitis tipe 1 dan 3 yang sudah dilemahkan,untuk pem-
berian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis pada bayi usia 1-11
bulan dengan cara meneteskan 2 (dua) tetes vaksin polio pada mu-
lut bayi dan penyuntikan pada paha sebelah kiri.

c. Pemberian Imunisasi BCG


Yaitu pemberian vaksin hidup bentuk beku kering yang
mengandung mycobacterium bovis (BCG) yang sudah dilemahkan
yang berfungsi untuk memberi kekebalan aktif terhadap tuberku-
losa pada bayi usia 0 – 2 bulan dengan cara intrakutan

d. Pemberian Imunisasi DPT-HB-Hib


Yaitu pemberian vaksin yang berupa suspensi homogen yang
mengandung toksoid tetanus dan difteri murni, bakteri pertusis
(batuk rejan) inaktif, antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) murni
yang tidak infeksius, dan komponen Hib sebagai vaksin bakteri sub
unit berupa kapsul polisakarida Haemophilus influenzae tibe b tidak
infeksius yang dikonjugasikan kepada protein tokosoid tetanus,
untuk member kekebalan aktif terhadap difteri, tetanus, pertusis,
hepatitis B, dan Haemophilus influenza tibe b pada bayi usia 2-4

viii
bulan dan ulangan (booster) pada bayi usia 18-36 bulan dengan
cara intramuskuler
e. Pemberian Imunisasi Campak
Yaitu pemberian vaksin virus hidup yang dilemahkan, yang setiap
dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 infective unit
virus strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin
dan 30 mcg residu erythromycin, yang berfungsi untuk memberikan
kekebalan aktif terhadap penyakit campak pada bayi usia 9 – 11
bulan dan ulangan (booster) pada usia 24 bulan dan 6-7 tahun den-
gan cara subcutan
f. Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Yaitu pemberian vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang
telah dimurnikan dan terabsorbsi kedalam 3 mg/ml alumunium fos-
fat yang diberikan pada wanita usia subur (WUS) atau ibu hamil
dengan tujuan untuk memberikan kekebalan aktif terhadap tetanus
pada bayi baru lahir dengan cara intamuskuler
g. Pemberian Imunisasi Difteri Dan Tetanus (DT)
Yaitu pemberian vaksin yang mengandung toxoid difteri dan
tetanus yang telah dimurnikan dan teradsorbsi kedalam 3 mg/ml
aluminum fosfat yang dipergunakan untuk pemberi kekebalan si-
multan terhadap difteri dan tetanus pada anak usia dibawah 8
tahun dengan cara subcutan
h. Pemberian Imunisasi Tetanus Dan Difteri (Td)
Yaitu pemberian vaksin yang mengandung toxoid difteri dan
tetanus yang telah dimurnikan dan teradsorbsi kedalam 3 mg/ml
aluminum fosfat yang dipergunakan untuk pemberi kekebalan si-
multan terhadap difteri dan tetanus pada anak usia diatas 8 tahun
dengan cara subcutan

2. Pelayanan imunisasi tambahan


Yaitu pelayanan imunisasi yang secara rutin dan terus menerus
harus diberikan dan dilaksanakan pada periode waktu yang telah
ditetapkan karena telah terbukti efektif dan efisien, dengan
kegiatan terdiri dari imunisasi dasar pada bayi yang dilanjutkan
dengan imunisasi ulangan (Booster), imunisasi WUS (Wanita Usia
Subur) dan imunisasi anak sekolah dasar.
1. Pelaksanaan skreening TT
Yaitu kegiatan skrening status imunisasi TT pada Wanita Usia
Subur yang berkunjung ke Posyandu Balita untuk menilai status TT

ix
pada WUS tersebut dan melengkapi imunisasi TT bila belum
terlindungi.

2. Pelaksanaan Sweeping Backlog Fighting


Yaitu suatu upaya aktif untuk melengkapi imunisasi dasar
pada bayi yang belum lengkap imunisasi dasarnya.

3. PIN Polio
PIN adalah pekan dimana setiap balita termasuk bayi baru
lahir di Indonesia diimunisasi Polio tanpa memperhitungkan
status imunisasi sebelumnya yang dilaksanakan di pos PIN.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memutuskan rantai virus
polio dan juga meningkatkan kekebalan bayi terhadap
penyakit polio

4. Switching Polio
Switching Polio adalah suatu proses penggantian jenis
vaksin Polio oral dari tOPV menjadi bOPV. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengoptimalkan fungsi dari vaksin polio
untuk meningkatkan kekebalan bayi terhadap penyakit polio
dengan meminimalkan angka kejadian ikutan paska
imunisasi.
3. Penatalaksanaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
Yaitu penanganan atau tindakan medis yang diberikan segera terhadap
tanda-tanda atau gejala-gejala yang diduga terjadi akibat pemberian imu-
nisasi.

4. Pendidikan atau penyuluhan


Yaitu proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain
dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu
masalah melalui pemahaman terhadap fakta-fakta, harapan,
kebutuhan dan perasaan klien mengenai imunisasi

5. Pencatatan dan Pelaporan Bulanan Imunisasi


Yaitu merupakan serangkaian kegiatan terhadap pelaksanaan imunisasi,
dengan menggunakan cara/metode yang seragam dan secara periodic
berdasarkan jenjang administrasi

x
D. SASARAN
Sasaran program imunisasi adalah seluruh lapisan masyarakat yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Tanah Kalikedinding dan Instansi
yang berada di Kelurahan Tanah Kalikedinding.

E. PELAKSANA
Dalam berjalannya setiap kegiatan, telah disusun pelaksana dari masing-
masing kegiatan tersebut, antara lain :
1. Pelayanan imunisasi rutin di Posyandu balita dilaksanakan oleh bidan
atau perawat sebagai pelaksana posyandu balita rutin di tiap-tiap RW
dengan jadwal yang telah disepakati.
2. Pelaksanaan skrening TT di Posyandu dilaksanakan oleh bidan atau
perawat di masing- masing Posyandu sesuai kebutuhan
3. Pelaksanaan Sweeping BLF dilaksanakan oleh bidan atau perawat
bersama dengan kader posyandu balita di masing – masing wilayah
posyandunya sesuai kebutuhan
4. Pelaksanaan PIN Polio dilaksanakan oleh Tim yang terdiri dari dokter,
bidan, perawat dan staf paramedis yang lain bersama dengan kader
posyandu balita di pos-pos PIN yang telah ditentukan dan hasil
kegiatan direkap oleh pelaksana program imunisasi.
5. Pelaksanaan Switching Polio dilaksanakan oleh pelaksana program
imunisasi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dari Dinas
Kesehatan.
6. Penyuluhan kesehatan tentang imunisasi di posyandu (Balita dan
Lansia) dilaksanakan oleh Dokter, Bidan, Perawat, dan staf paramedis
yang lain yang telah dibuatkan jadwal secara tim di tiap-tiap posyandu
7. Penatalaksanaan KIPI dilakukan oleh semua tenaga medis ataupun
paramedis yang menemukan kejadian ikutan setelah dilakukan
imunisasi untuk dilaporkan kepada pelaksana program imunisasi.
8. Pencatatan hasil imunisasi dilakukan oleh semua staf yang
melaksanakan kegiatan imunisasi sesuai dengan kompetensinya dan
direkap oleh pelaksana program imunisasi sebagai bahan pelaporan
imunisasi bulanan

xi
BAB III
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. JENIS KEGIATAN PROGRAM IMUNISASI


Kegiatan dalam program imunisasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya
untuk sasaran perorangan atau kelompok yang dilaksanakan oleh petugas
puskesmas atau petugas lain di institusi atau masyarakat berdasarkan
kemitraan. Jenis kegatan meliputi :
1. Pemberian pendidikan atau penyuluhan
Dilaksanakan secara perorangan atau kelompok yang dapat dilakukan
oleh dokter, bidan, perawat atau staf kesehatan lain dan kader kesehatan
dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan mengunakan
sarana KIE yang lengkap dengan bahasa yang mudah dipahami

2. Pelayanan imunisasi rutin atau tambahan dilaksanakan di tempat yang


teduh terhindar dari sinar matahari
3. Pelaksanaan sweeping dilaksanakan di rumah bayi atau balita yang
belum lengkap imunisasinya sesuai dengan kebutuhan
4. Penatalaksanaan KIPI
Pelaporan KIPI didapatkan dari laporan masyarakat maupun tenaga
medis dan paramedis yang menemukan kejadian ikutan setelah bayi atau
balita mendapatkan imunisasinya. Laporan tersebut akan diidentifikasi
tingkat keseriusannya dan direkap secara lengkap dalam format KIPI
berikut tindak lanjutnya untuk kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan.
Dinas kesehatan bersama dengan pelaksana imunisasi melakukan
investigasi. Hasil investigasi dilaporkan kepada kepala dinas kesehatan
kota dan propinsi. Kepala Dinas Kesehatan Kota melalui Propinsi
melaporkan hasil investigasi kepada Komda PP KIPI. Pasien yang
mengalami gangguan kesehatan diduga akibat KIPI diberikan
pengobatan dan perawatan selama proses investigasi.

5. Pencatatan dan Pelaporan


Semua hasil kegiatan imunisasi baik imunisasi rutin maupun tambahan
yang dilaksanakan olek pelaksana imunisasi baik di dalam gedung
maupun luar gedung harus dilaporkan kepada pelaksana program
imunisasi untuk direkap ke dalam format laporan yang telah ditentukan
oleh dinas kesehatan agar dapat dilakukan analisa hasil kinerja program

xii
B. MANAGEMENT RESIKO PROGRAM IMUNISASI
Unit/
Program/ Failure
Penyebab Efek
(Kegagalan/Kesalahan)
Tahapan
Imunisasi Materi yang Penggunaan bahasa yang Pesan pesan penyuluhan
disampaikan saat kurang komunikatif oleh dan konseling tidak
penyuluhan tidak petugas tersampaikan dengan
dimengerti baik dan benar

Ibu bayi/balita tidak Petugas menjelaskan Pesan pesan konseling


mengerti & dengan bahasa medis yg imunisasi tidak
memahami tidak mudah dipahami oleh tersampaikan dengan
penjelasan yg orangtua baik dan benar
diberikan oleh
petugas
Jumlah anak dan Banyak anak dan remaja Sasaran kegiatan anak
remaja yang yang masih takut untuk dan remaja tidak tercapai
mengikuti kegiatan mengikuti kegiatan dan
sedikit orang tua yang tidak
mengijinkan
Tidak membawa KMS KMS hilang Petugas kesulitan dalam
menganalisa dan
menentukan kebutuhan
imunisasi yang akan
diberikan
Pada saat imunisasi Orang tua bayi malas atau Pemberian imunisasi di
bayi tidak datang ke berhalangan hadir posyandu kurang dari
posyandu sasaran
Sweeping gagal Bayi tidak ada di rumah Waktu kegiatan
sweeping menjadi
terbuang
Orang tua melarang Kefanatikan terhadap Tidak tercapainya
bayinya untuk agama atau etnis tertentu imundaskap
diimunisasi atau takut efek samping

Petugas tertusuk Petugas kurang hati-hati Petugas dapat tertular


jarum atau tidak melaksanakan atau terinfeksi penyakit
pelayanan imunisasi sesuai
SOP

Polio diteteskan Kesalahan petugas dalam Dosis polio jadi


terlalu banyak pemberian tetesan poilo berlebihan
( terlalu kuat dalam
penekanan pipet )
Belum tersedianya Keterlambatan pelaksana Pelayanan imunisasi
vaksin bOPV di program imunisasi dalam polio menjadi terhambat
tempat pelayanan pengambilan vaksin

xiii
C. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR PROGRAM IMUNISASI

LINTAS PROGRAM
PROGRAM PERAN
PROMKES Penyuluhan kesehatan tentang imunisasi
 
KIA/KB 1. Skrening dan pemberian imunisasi TT pada ibu hamil
2. Skrening dan pemberian imunisasi TT pada calon pengantin
  3. Pelaksana imunisasi
GIZI 1. Pemanfaatan pelayanan imunisasi di meja 5 Posyandu balita
2. Pelaksana imunisasi

P2 1. Pemeriksaan dan penjaringan status kesehatan bayi


2. Penanganan KIPI
3. Pelaksana imunisasi
 
Kesehatan Gigi Pelaksana imunisasi
dan mulut
 
Kesehatan Indera Pelaksana imunisasi
(Mata dan Telinga)

 
Kesehatan Jiwa Pelaksana imunisasi

 
Kesehatan Pelaksana imunisasi
Tradisional
POSKESTREN 1. Penyuluhan kesehatan di Pondok Pesantren
2. Pelaksanaan imunisasi

1. Penyuluhan imunisasi
 UKS
2. Pelaksanaan BIAS

LINTAS SEKTOR
PIHAK TERKAIT PERAN
1. Dinas Kesehatan Kota 1. Membina, Penyandang dana, penanggung jawab,
pelaksana dan mengembangkan Program imunisasi

2. Kelurahan 2. Penggerakan masyarakat dan pemantauan dalam


penyelenggaraan program imunisasi tingkat kelurahan

3. Kecamatan 3. Penggerakan masyarakat dan pemantauan dalam


  penyelenggaraan program imunisasi tingkat kecamatan

4. Penggerakan masyarakat dalam penyelenggaraan


4. Kader Kesehatan program imunisasi di masing-masing Posyandu dalam
  bentuk penyuluhan dan sosialisasi

5. RT/RW 5. Penggerakan masyarakat dalam penyelenggaraan


program imunisasi tingkat RT/RW
 

6. Sekolah 6. Menjalin kerjasama dengan pihak sekolah, orang tua

xiv
murid dalam penyelenggaraan kegiatan BIAS
 
 
BAB IV
DOKUMENTASI

A. PENCATATAN
Pencatatan dilakukan dalam setiap kegiatan program imunisasi yang
dilaksanakan dengan menggunakan form atau blangko bukti pelaksanaan
masing-masing kegiatan dan buku kohort oleh pelaksana kegiatan untuk
selanjutnya bukti pelaksanaan tersebut digunakan sebagai dasar untuk
pembuatan laporan dan evaluasi kegiatan.

B. PELAPORAN
Pelaporan setiap kegiatan program imunisasi dilakukan dengan blangko
laporan yang sudah ditetapkan dari dinas kesehatan yang kemudian
dianalisis dan dievaluasi. Jika ditemukan masalah atau kendala harus
dibuatkan rencana tindak lanjut dan tindak lanjutnya. Penanggung Jawab
Program imunisasi akan memonitoring hasil kegiatan program kepada
pelaksana setiap 2 minggu sekali. Dan penanggung jawab program akan
dimonitoring oleh Kepala Puskesmas setiap 1 bulan sekali sehingga setiap
bulan akan terlaporkan setiap kegiatan yang telah dilakukan sampai ke
Kepala Puskesmas.

xv
BAB V
PENUTUP

Buku Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi ini merupakan


kumpulan dari beberapa referensi buku panduan pelayanan imunisasi di
Puskesmas, diharapkan dapat membantu penyelenggaraan program imunisasi di
puskesmas agar pelayanan imunisasi dapat berjalan dengan baik sehingga
dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya bayi, balita, anak
sekolah dan wanita usia subur secara optimal.
Pedoman penyelenggaraan program imunisasi merupakan acuan
puskesmas dalam membuat standart operasional prosedur (SOP) imunisasi.
Diharapkan standar ini bermanfaat dan dapat membantu petugas pemberi
pelayanan dalam melaksanakan asuhan kebidanan/keperawatan baik di dalam
gedung maupun diluar gedung, yang pada akhirnya diharapkan agar kualitas dan
efektivitas pelayanan imunisasi di Puskesmas terus meningkat.
Penyusunan pedoman penyelenggaraan program imunisasi ini telah
diusahakan sebaik-baiknya. Namun demikian tentu masih terdapat kekurangan
dan kekeliruan dalam penyusunan pedoman ini, untuk itu saran perbaikan dan
penyempurnaan pedoman penyelenggaraan program imunisasi ini kami
harapkan dari berbagai pihak yang terkait demi kesempurnaan pedoman ini.

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013


tentang Penyelenggaraan Imunisasi.

I.G.N. Ranuh, 2014. Jakarta. Pedoman Imunisasi di Indonesia edisi


kelima. Satgas Imunisasi IDAI

xvii
LAMPIRAN
STRUKTUR ORGANISASI PROGRAM IMUNISASI
PUSKESMAS TANAH KALIKEDINDING

Penanggung Jawab UKM


dr. Ria Andriatna S

Penanggung Jawab P2
dr. Ria Andriatna S

Pelaksana Program Imunisasi


Reni Hidayah Amd. Keb

Kegiatan PIN Kegiatan Kegiatan Kegiatan Pelayanan Kegiatan


Polio Switching Sweeping imunisasi di Skrining TT
Polio Backlog Posyandu WUS
Fighting

xviii
FOTO KEGIATAN PROGRAM IMUNISASI
P (PLANNING) :
a. Penyusunan Kegiatan Program Imunisasi, Jadwal Kegiatan dan
advokasi dengan Lintas Sektor

xix
b. Penyusunan Kegiatan Program Imunisasi dan Jadwal Kegiatan
dengan Lintas Program

D (DO) :
Kegiatan Program imunisasi di masyarakat

xx
C (CHECK) :
Kegiatan Minlok yang membahas hasil capaian PKP Program imunisasi oleh
Penanggung Jawab Program

xxi
A (ACTION) :

a. Kegiatan Sweeping / kunjungan rumah oleh kader kesehatan

xxii
b. Kegiatan Penyuluhan kesehatan di Posyandu

xxiii

Anda mungkin juga menyukai