PROGRAM P2P
IMUNISASI
i
KATA PENGANTAR
Kepala UPTD
Puskesmas Tanah Kalikedinding
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN
Kata Pengantar.................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................. 3
BAB II RUANG LINGKUP
A. Pengertian.......................................................................... 4
B. Ruang Lingkup................................................................... 4
C. Pokok Kegiatan.................................................................. 5
D. Sasaran.............................................................................. 8
E. Pelaksana........................................................................... 8
BAB III TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Jenis Kegiatan Program Imunisasi.................................... 9
B. Manajemen Resiko Program Imunisasi............................. 10
C. Peran Lintas Program dan Lintas Sektor .......................... 11
BAB IV DOKUMENTASI
A. Pencatatan.......................................................................... 12
B. Pelaporan............................................................................ 12
BAB V PENUTUP............................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
iv
Dengan upaya imunisasi terbukti bahwa penyakit cacar telah terbasmi dan
Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974.
Mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi Program Pengemban-
gan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Da-
pat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu, tuberculosis, difteri, pertusis, cam-
pak, polio,tetanus serta hepatitis B.Dengan upaya imunisasi pula, kita sudah da-
pat menekan penyakit polio dan sejak tahun 1995 tidak ditemukan lagi virus polio
liar di Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk membasmi polio di
dunia dengan Program Eradikasi Polio (ERAPO).
Walaupun PD3I sudah dapat ditekan, cakupan imunisasi harus diperta-
hankan tinggi dan merata. Kegagalan untuk menjaga tingkat perlindungan yang tinggi dan
merata dapat menimbulkan letusan (KLB) PD3I. Untuk itu, upaya imunisasi perlu
disertai dengan upaya surveilans epidemiologi agar setiap peningkatan kasus penyakit atau
terjadinya KLB dapat terdeteksi dan segera diatasi. Dalam PP Nomor 25 Tahun
2000 kewenangan surveilans epidemiologi, termasuk penanggulangan KLB
merupakan kewenangan bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah
provinsi.
Penyelenggaraan pelayanan imunisasi merupakan pelayanan yang dapat
meningkatkan kualitas program imunisasi melalui penerapan pengelolaan vaksin
dan rantai vaksin yang memenuhi standart yang telah ditetapkan. Upaya pen-
ingkatan pelayanan imunisasi ditujukan untuk menunjang pelayanan dasar, se-
hingga dapat meminimalkan angka kematian, kesakitan dan mencegah ter-
jadinya kecacatan pada anak. Dengan adanya prioritas utama tersebut yang ter-
cantum dalam program Millenium Development Goals (MDGs) di Indonesia saat
ini maka pelayanan imunisasi perlu ditingkatkan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka perlu dibuat standart pelayanan yang
merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan penyeleng-
garaan pelayanan imunisasi yang diberikan kepada masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Tanah Kalikedinding.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan penyeleng-
garaan program imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Tanah Kalikedinding
harus berdasarkan standart penyelenggaraan program Imunisasi Puskesmas
Tanah Kalikedinding.
B. TUJUAN
B.1 Tujuan Umum
Optimalisasi pelayanan imunisasi dalam meningkatkan derajat
kesehatan bayi, balita, anak sekolah dan Wanita Usia Subur untuk
v
menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular
yang dapat dicegah dengan imunisasi melalui peningkatan pengetahuan
dan pelayanan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Tanah
Kalikedinding Surabaya.
vi
BAB II
RUANG LINGKUP
A. PENGERTIAN
Program imunisasi merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan yang
diselenggarakan oleh pemerintah untuk dan bersama masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan kepada bayi, balita, anak sekolah dan
wanita usia subur yang mengutamakan aspek preventif.
Pada dasarnya program imunisasi merupakan suatu program pelayanan
puskesmas yang bertujuan untuk angka kesakitan dan kematian dari
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi merupakan upaya
pencegahan terhadap penyakit tertentu pada diri seseorang dengan
pemberian vaksin.
Vaksin adalah antigen yang dapat bersifat aktif maupun inaktif yang
berasal dari mikroorganisme ataupun racun yang dilemahkan. Pemberian
vaksin bisa melalui injeksi maupun secara oral. Pemberian vaksin secara dini
dan rutin pada bayi dan balita diketahui mampu memuncukan kekebalan
tubuh secara alamiah.
Keterlibatan masyarakat dan motivasi kerja petugas kesehatan yang tinggi
dapat mempengaruhi pelaksanaan program yang efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan program imunisasi
B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup program imunisasi meliputi,
1. Pelayanan imunisasi rutin
Yaitu pelayanan imunisasi yang secara rutin dan terus menerus
harus diberikan dan dilaksanakan pada periode waktu yang telah
ditetapkan karena telah terbukti efektif dan efisien, dengan kegiatan
terdiri dari imunisasi dasar pada bayi yang dilanjutkan dengan
imunisasi ulangan (Booster), imunisasi WUS (Wanita Usia Subur)
dan imunisasi anak sekolah dasar.
2. Pelayanan imunisasi tambahan
Imunisasi tambahan akan diberikan bila diperlukan sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan tertentu misalnya PIN Polio, Sweeping BLF ataupun
pergantian vaksin
3. Penatalaksanaan KIPI
Yaitu penanganan atau tindakan medis yang diberikan segera terhadap
tanda-tanda atau gejala-gejala yang diduga terjadi akibat pemberian
imunisasi
4. Pendidikan atau penyuluhan
Yaitu suatu proses interaksi antara seseorang dengan orang lain secara
perorangan maupun kelompok untuk memberikan pengetahuan tentang
imunisasi
5. Pencatatan dan pelaporan
vii
Yaitu merupakan serangkaian kegiatan terhadap pelaksanaan imunisasi,
dengan menggunakan cara/metode yang seragam dan secara periodik
berdasarkan jenjang administrasi
C. POKOK KEGIATAN
1. Pelayanan imunisasi rutin untuk bayi, balita, anak sekolah dan
WUS
Yaitu pelayanan imunisasi yang secara rutin dan terus menerus
harus diberikan dan dilaksanakan pada periode waktu yang telah
ditetapkan karena telah terbukti efektif dan efisien, dengan
kegiatan terdiri dari imunisasi dasar pada bayi yang dilanjutkan
dengan imunisasi ulangan (Booster), imunisasi WUS (Wanita Usia
Subur) dan imunisasi anak sekolah dasar.
a. Pemberian Imunisasi Hepatitis B PID (Prefilled Injection Device)
Yaitu pemberian vaksin yang berupa suspensi homogen yang
mengandung antigen hepatitis B dengan cara intramuskuler
b. Pemberian Imunisasi Polio
Yaitu pemberian vaksin polio bivalent yang terdiri dari suspense
virus poliomyelitis tipe 1 dan 3 yang sudah dilemahkan,untuk pem-
berian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis pada bayi usia 1-11
bulan dengan cara meneteskan 2 (dua) tetes vaksin polio pada mu-
lut bayi dan penyuntikan pada paha sebelah kiri.
viii
bulan dan ulangan (booster) pada bayi usia 18-36 bulan dengan
cara intramuskuler
e. Pemberian Imunisasi Campak
Yaitu pemberian vaksin virus hidup yang dilemahkan, yang setiap
dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 infective unit
virus strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin
dan 30 mcg residu erythromycin, yang berfungsi untuk memberikan
kekebalan aktif terhadap penyakit campak pada bayi usia 9 – 11
bulan dan ulangan (booster) pada usia 24 bulan dan 6-7 tahun den-
gan cara subcutan
f. Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Yaitu pemberian vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang
telah dimurnikan dan terabsorbsi kedalam 3 mg/ml alumunium fos-
fat yang diberikan pada wanita usia subur (WUS) atau ibu hamil
dengan tujuan untuk memberikan kekebalan aktif terhadap tetanus
pada bayi baru lahir dengan cara intamuskuler
g. Pemberian Imunisasi Difteri Dan Tetanus (DT)
Yaitu pemberian vaksin yang mengandung toxoid difteri dan
tetanus yang telah dimurnikan dan teradsorbsi kedalam 3 mg/ml
aluminum fosfat yang dipergunakan untuk pemberi kekebalan si-
multan terhadap difteri dan tetanus pada anak usia dibawah 8
tahun dengan cara subcutan
h. Pemberian Imunisasi Tetanus Dan Difteri (Td)
Yaitu pemberian vaksin yang mengandung toxoid difteri dan
tetanus yang telah dimurnikan dan teradsorbsi kedalam 3 mg/ml
aluminum fosfat yang dipergunakan untuk pemberi kekebalan si-
multan terhadap difteri dan tetanus pada anak usia diatas 8 tahun
dengan cara subcutan
ix
pada WUS tersebut dan melengkapi imunisasi TT bila belum
terlindungi.
3. PIN Polio
PIN adalah pekan dimana setiap balita termasuk bayi baru
lahir di Indonesia diimunisasi Polio tanpa memperhitungkan
status imunisasi sebelumnya yang dilaksanakan di pos PIN.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memutuskan rantai virus
polio dan juga meningkatkan kekebalan bayi terhadap
penyakit polio
4. Switching Polio
Switching Polio adalah suatu proses penggantian jenis
vaksin Polio oral dari tOPV menjadi bOPV. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengoptimalkan fungsi dari vaksin polio
untuk meningkatkan kekebalan bayi terhadap penyakit polio
dengan meminimalkan angka kejadian ikutan paska
imunisasi.
3. Penatalaksanaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
Yaitu penanganan atau tindakan medis yang diberikan segera terhadap
tanda-tanda atau gejala-gejala yang diduga terjadi akibat pemberian imu-
nisasi.
x
D. SASARAN
Sasaran program imunisasi adalah seluruh lapisan masyarakat yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Tanah Kalikedinding dan Instansi
yang berada di Kelurahan Tanah Kalikedinding.
E. PELAKSANA
Dalam berjalannya setiap kegiatan, telah disusun pelaksana dari masing-
masing kegiatan tersebut, antara lain :
1. Pelayanan imunisasi rutin di Posyandu balita dilaksanakan oleh bidan
atau perawat sebagai pelaksana posyandu balita rutin di tiap-tiap RW
dengan jadwal yang telah disepakati.
2. Pelaksanaan skrening TT di Posyandu dilaksanakan oleh bidan atau
perawat di masing- masing Posyandu sesuai kebutuhan
3. Pelaksanaan Sweeping BLF dilaksanakan oleh bidan atau perawat
bersama dengan kader posyandu balita di masing – masing wilayah
posyandunya sesuai kebutuhan
4. Pelaksanaan PIN Polio dilaksanakan oleh Tim yang terdiri dari dokter,
bidan, perawat dan staf paramedis yang lain bersama dengan kader
posyandu balita di pos-pos PIN yang telah ditentukan dan hasil
kegiatan direkap oleh pelaksana program imunisasi.
5. Pelaksanaan Switching Polio dilaksanakan oleh pelaksana program
imunisasi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dari Dinas
Kesehatan.
6. Penyuluhan kesehatan tentang imunisasi di posyandu (Balita dan
Lansia) dilaksanakan oleh Dokter, Bidan, Perawat, dan staf paramedis
yang lain yang telah dibuatkan jadwal secara tim di tiap-tiap posyandu
7. Penatalaksanaan KIPI dilakukan oleh semua tenaga medis ataupun
paramedis yang menemukan kejadian ikutan setelah dilakukan
imunisasi untuk dilaporkan kepada pelaksana program imunisasi.
8. Pencatatan hasil imunisasi dilakukan oleh semua staf yang
melaksanakan kegiatan imunisasi sesuai dengan kompetensinya dan
direkap oleh pelaksana program imunisasi sebagai bahan pelaporan
imunisasi bulanan
xi
BAB III
TATA LAKSANA PELAYANAN
xii
B. MANAGEMENT RESIKO PROGRAM IMUNISASI
Unit/
Program/ Failure
Penyebab Efek
(Kegagalan/Kesalahan)
Tahapan
Imunisasi Materi yang Penggunaan bahasa yang Pesan pesan penyuluhan
disampaikan saat kurang komunikatif oleh dan konseling tidak
penyuluhan tidak petugas tersampaikan dengan
dimengerti baik dan benar
xiii
C. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR PROGRAM IMUNISASI
LINTAS PROGRAM
PROGRAM PERAN
PROMKES Penyuluhan kesehatan tentang imunisasi
KIA/KB 1. Skrening dan pemberian imunisasi TT pada ibu hamil
2. Skrening dan pemberian imunisasi TT pada calon pengantin
3. Pelaksana imunisasi
GIZI 1. Pemanfaatan pelayanan imunisasi di meja 5 Posyandu balita
2. Pelaksana imunisasi
Kesehatan Jiwa Pelaksana imunisasi
Kesehatan Pelaksana imunisasi
Tradisional
POSKESTREN 1. Penyuluhan kesehatan di Pondok Pesantren
2. Pelaksanaan imunisasi
1. Penyuluhan imunisasi
UKS
2. Pelaksanaan BIAS
LINTAS SEKTOR
PIHAK TERKAIT PERAN
1. Dinas Kesehatan Kota 1. Membina, Penyandang dana, penanggung jawab,
pelaksana dan mengembangkan Program imunisasi
xiv
murid dalam penyelenggaraan kegiatan BIAS
BAB IV
DOKUMENTASI
A. PENCATATAN
Pencatatan dilakukan dalam setiap kegiatan program imunisasi yang
dilaksanakan dengan menggunakan form atau blangko bukti pelaksanaan
masing-masing kegiatan dan buku kohort oleh pelaksana kegiatan untuk
selanjutnya bukti pelaksanaan tersebut digunakan sebagai dasar untuk
pembuatan laporan dan evaluasi kegiatan.
B. PELAPORAN
Pelaporan setiap kegiatan program imunisasi dilakukan dengan blangko
laporan yang sudah ditetapkan dari dinas kesehatan yang kemudian
dianalisis dan dievaluasi. Jika ditemukan masalah atau kendala harus
dibuatkan rencana tindak lanjut dan tindak lanjutnya. Penanggung Jawab
Program imunisasi akan memonitoring hasil kegiatan program kepada
pelaksana setiap 2 minggu sekali. Dan penanggung jawab program akan
dimonitoring oleh Kepala Puskesmas setiap 1 bulan sekali sehingga setiap
bulan akan terlaporkan setiap kegiatan yang telah dilakukan sampai ke
Kepala Puskesmas.
xv
BAB V
PENUTUP
xvi
DAFTAR PUSTAKA
xvii
LAMPIRAN
STRUKTUR ORGANISASI PROGRAM IMUNISASI
PUSKESMAS TANAH KALIKEDINDING
Penanggung Jawab P2
dr. Ria Andriatna S
xviii
FOTO KEGIATAN PROGRAM IMUNISASI
P (PLANNING) :
a. Penyusunan Kegiatan Program Imunisasi, Jadwal Kegiatan dan
advokasi dengan Lintas Sektor
xix
b. Penyusunan Kegiatan Program Imunisasi dan Jadwal Kegiatan
dengan Lintas Program
D (DO) :
Kegiatan Program imunisasi di masyarakat
xx
C (CHECK) :
Kegiatan Minlok yang membahas hasil capaian PKP Program imunisasi oleh
Penanggung Jawab Program
xxi
A (ACTION) :
xxii
b. Kegiatan Penyuluhan kesehatan di Posyandu
xxiii