Anda di halaman 1dari 41

1 ANALISIS PERBANDINGAN KEAKTIFAN BELAJAR

SISWA SDN 031 SASSA KABUPATEN LUWU UTARA

MUHAMMAD AMIN
1801414177
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

ii
2 2022ANALISIS PERBANDINGAN KEAKTIFAN BELAJAR
SISWA SDN 031 SASSA KABUPATEN LUWU UTARA

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Cokroaminoto Palopo

MUHAMMAD AMIN
1801414177

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

i
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2022

3 PENGESAHAN PROPOSAL
Judul : Analisis Perbandingan Keaktifan Bejalar Siswa SDN 031 Sassa
Nama : Muhammad Amin
NIM : 1801414177
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Tanggal Ujian :
Telah diseminarkan pada :
Hari/tanggal :
Tempat :

Disetujui untuk melakukan penelitian.

Menyetujui,

Pembimbing II, Pembimbing I,

Jusrianto, S.Pd., M.Pd Erni, S.Pd., M.Pd


Tanggal : Tanggal :

Mengesahkan,
Ketua Program Studi PGSD,

ii
Iin Dwi Aristy Putri,S.K.M., M.Kes
NIDN 0927019601

4 KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis


panjatkan atas kehadiran Allah SWT,karena berkat dan rahmat dan hidayah-nya
penyusun proposal yang berjudul ”Analisis Perbandingan Keaktifan Belajar
Siswa SD Negeri 031 Sassa Kabupaten Luwu Utara” ini dapat diselesaikan guna
memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi saya pada jurusan
Pendidkan Guru sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan
Universitas Cokroaminoto Palopo.
Tentunya kami sebagai penulis, perjalanan panjang telah kami sudah lalui
dalam rangka penyelesaian penulisan proposal ini, banyak hambatan yang
dihadapi dalam penyusunannya, namun berkat kehendak-Nyalah dan bantuan ibu,
bapak, saudara sehingga penulis berhasil menyelesaikan proposal ini. Oleh
karena itu,dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasi
kepada:
1. Rahman Hairuddin, S.P., M.Si., Rektor Universitas Cokroaminoto Palopo.
2. Dr. Sehe, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Cokroaminoto Palopo.
3. Iin Dwi Aristy Putri, S.K.M., M.Kes., Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Cokroaminoto Palopo.

iii
4. Hardianto, S.Pd., M.Pd., Pembimbing I atas segala saran dan kritikan guna
pengembangan isi proposal ini.
5. Sunardin, S.Pd., M.Pd., Pembimbing II yang telah banyak memberikan
ilmu dan arahan sehingga proposal ini dapat terselesaikan.
6. Bapak dan ibu dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
telah memberikan ilmu dan nasihat selama penulis melaksanakan studi di
Universitas Cokroaminoto Palopo.
7. Staf Universitas Cokroaminoto Palopo yang telah memberikan pelayanan
yang baik, khususnya dalam penyelesaian administrasi secara pantas.
8. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Cokroaminoto Palopo yang tidak dapat penulis tuliskan satu per
satu, yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan
dukungan selama perkuliahan sampai menyelesaikan proposal.

Palopo Juli 2022

Muhammad Amin

iv
5

8 DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................2
1.4. Manfaat Penelitian....................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................4
2.1 Belajar dan Proses Pembelajaran..............................................4
2.2 Keaktifan Belajar......................................................................7
2.3 Model Pembelajaran Daring & Luring.....................................13
2.4 Kajian Penelitian Terdahulu Yang Relevan...............................16
2.5 Kerangka Pikir..........................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................19
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian...................................................19

v
3.2 Subjek Penelitian......................................................................19
3.3. Jenis dan Pendekatan Penelitian..............................................19
3.4. Teknik Pengumpulan Data........................................................20
3.5. Instrumen Penelitian..................................................................20
3.6. Prosedur Penelitian....................................................................21
3.7. Teknik Analisis Data.................................................................21
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................22
LAMPIRAN.....................................................................................................23

vi
9

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendikan saat ini merupakan kunci dari suatu bangsa untuk untuk bisa
menyiapkan masa depan,meningkatkan dan mengembangkan sumber daya
manusia serta memiliki fungsi dan potensi untuk melakukan persiapan-persiapan
dalam menghadapi perubahan yang ada di lingkungan masyarakat dan bangsa
sesuai tuntutan perkembangan zaman.
Tercapainya pendikan tentunya melalui adanya sebuah partisipasiantar
pihak yang terkait guna memajukan kualitas pendidikan yang mana selain
partisipasi pemerintah saat menyediakan, karena pendidikan sangat berperan
penting keberhasilan peserta didik.dalam pemilihan metode pembelajaran sangat
penting dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
Dengan penarapan sosial distanding(pembatasan interaksi sosial)
berdampak juga dalam dunia pendidkan.pemerinta membuat keputusan untuk
meliburka atau memindahkan proses pembelajaran yang terjadi di sekolah
menjadi di rumah.peralihan pembelajaran ini memaksa berbagai pihak untuk
mengikuti arul yang sekiranya bisa di tempuh agar pembelajaran dapat
berlangsung dengan cara memamfaatkan teknnologi sebagai media pembejaran
daring.
Memasuki new normal era, masyarakat indonesia kini mulai mejalani
aktivitas sehari-harinya seperti biasa. Namun, demi menjaga keselamatan dan
kesehatan para siswa, sejumlah sekolah menerapkan sistem online atau virtual
tanpa tatap muka langsung. Sistem ini juga dikenal dengan sistem pembelajaran
daring.
Istilah pembelajaran daring dan luring muncul sebagai salah satu bentuk
pla pembelajaran di era teknologi informasi seperti sekarang ini. daring
merupakan singkatan dari ”dalam jaringan” sebagai peganti kata online yang

1
sering kitagunakan dalam kaitannya dengan teknologi internet. pembejaran daring
artinya adalah pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi
pembelajaran maupun jejaring sosoal. Pembelajaran daring merupakan
pembelajaran yang dilakukan tanpa tatap muka, tetapi melalui platform.
Pembelajaran luring atau ofline biasanya menggunakan media lembar
kerja,bahan ajar yang dicetak,hingga menggunakan alat peraga dan kegiatannya
serindiri dibantu oleh media belajar berupa televise dan radio.Luring ini biasa
diartikan media yang mana tidak menggunakan internet sama sekali.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, selanjutnya rumusan masalah yang akan
diteliti:
1. Bagaimana Keaktifan Belajar Siswa SDN 031 Sassa Saat Belajar Luring
Dan Daring?
2. Apa Saja Faktor Penghambat Dalam Proses Pembalajaran Daring Dan
Luring Di SDN 031 SASSA Kab. Luwu Utara?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan tujuan penelitian rumusan masalah, maka tujuan penelitian
adalah untuk mendeskripsikan
1. Bagaimana Keaktifan Belajar Siswa Kelas V SDN 031 Sassa Saat Belajar
Luring Dan Daring?
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Faktor Penghambat Dalam Proses
Pembelajaran Daring Di SDN 031 Sassa Kab. Luwu Utara

1.4. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang dilakukan oleh peneliti adalah:
1. Bagi Guru
Memberikan pemahaman tentang strategi dan inovsi pembelajaran daring
maupun luring selama ini.
2. Bagi Sekolah

2
Adapun bagi sekolah yakni dapat memberikan masukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan melalui inovasi dan kreatifitas pe,belajaran
daring sehingga proses pembelajaran dapat terwujud sebagaimana
perkembangan dan tuntunan zaman. Serta dapat mengetahui hambatan
dan tantangan yang ada dalam pembelajran daring dan sekolah dapat
mengantisipasi dan meminimalisir hambatan tersebut.
3. Bagi Peneliti
Memberikan pemahaman dan pengalaman dalam mengembangkan proses
pembelajaran dan memberikan dorongan ke peneliti untuk memberikan
solusi dalam proses mengajar.

3
10 BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Belajar dan Proses Pembelajaran


A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) No.20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sipiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Belajar merupakan suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan
hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk meliputi aspek
afektif, kognitif dan psikomotor. Kegiatan pembelajaran memerlukan keaktifan
belajar yakni dengan partisipasi kolaboratif antara guru dan siswa. Keaktifan
belajar merupakan kegiatan atau kesibukan siswa dalam kegiatan belajar mengajar
di sekolah maupun di luar sekolah yang menunjang keberhasilan siswa(Ulun,
2013: 12). Jadi keaktifan belajar adalah upaya siswa dalam mengembangkan
potensi diri melalui serangkaian proses kegiatan belajar, baik pembelajaran secara
tatap muka maupun pembelajaran secara daring untuk mencapai tujuan belajar.
Belajar adalah suatu aktivitas di mana terdapat sebuah proses dari tidak tahu
menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk
mencapai hasil yang optimal” (Ihsana 2017:4) “Belajar adalah suatu prilaku.Pada
saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik.Sebaliknya, bila ia tidak
belajar maka responsnya menurun” ( Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono
(2015:10)

4
Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i Dr. Wardana, M.Pd.I dalam
bukunya yang berjudul “ Belajar dan Pembelajaran” Definisi belajar dapat
diartikan sebagai segala aktivitas psikis yang dilakukan oleh setiap individu
sehingga tingkah lakunya berbeda antara sebelum dan sesudah belajar. Perubahan
tingkah laku atau tanggapan, karena adanya pengalaman baru, memiliki
kepandaian/ ilmu setelah belajar, dan aktivitas berlatih. Arti belajar adalah suatu
proses perubahan kepribadian seseorang dimana perubahaan tersebut dalam
bentuk peningkatan kualitas perilaku, seperti peningkatan pengetahuan,
keterampilan, daya pikir, pemahaman, sikap, dan berbagai kemampuan lainnya.
2. Tujuan Belajar
Menurut Sadirman (2011: 26-28), secara umum ada tiga tujuan belajar,
yaitu:
a. Untuk Memperoleh Pengetahuan
Hasil dari kegiatan belajar dapat ditandai dengan meningkatnya
kemampuan berpikir seseorang. Jadi, selain memiliki pengetahuan baru,
proses belajar juga akanmembuat kemampuan berpikir seseorang menjadi
lebih baik.Pengetahuan tersebutlah yang akan digunakan seseorang dalam
bertindak, cara pandang, mengambil keputusan, bertindak, dan sebagai bekal
dalam melakukan berbagai hal.
b. Menanamkan Konsep dan Keterampilan
Keterampilan yang dimiliki setiap individu adalah melalui proses belajar.
Penanaman konsep membutuhkan keterampilan, baik itu keterampilan jasmani
maupun rohani.
c. Membentuk Sikap
Kegiatan belajar juga dapat membentuk sikap seseorang. Dalam hal ini,
pembentukan sikap mental peserta didik akan sangat berhubungan dengan
penanaman nilai-nilai sehingga menumbuhkan kesadaran di dalam dirinya.
Dalam proses menumbuhkan sikap mental, perilaku, dan pribadi anak didik,
seorang guru harus melakukan pendekatan yang bijak dan hati-hati. Guru
harus bisa menjadi contoh bagi anak didik dan memiliki kecakapan dalam
memberikan motivasi dan mengarahkan berpikir

5
B. Proses Pembelajaran
1. Pengertian Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan kegiatan utama sekolah. Menurut Arief S
Sadiman dalam M.Sobry Sutikno (2007: 49) Pembelajaran adalah usaha usaha
yang terencana dalam memanipulasi sumber sumber belajar agar terjadi proses
belajar dalam diri siswa.
Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin “processus” yang berarti
“berjalan ke depan”. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan
yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Pembelajaran adalah upaya untuk
membelajarkan siswa (Iskandar dalam M.Sobry Sutikno 2007: 50). Pembelajaran
adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa
atas dasar hubungan timbale balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu (Moh. Uzer Usman, 2006: 4)
Jadi, proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku
kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan
tersebut bersifat positif & arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada
keadaan sebelumnya. (Muhibbin Syah, 1999:24) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa proses belajar adalah suatu aktifitas psikis ataupun mental
yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
setumpuk perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman, keterampilan dan nilai
sikap.
a. Peran Guru Dalam Mengajar Saat Proses Pembelajaran.
Menurut Moh. User Usman (2006: 4), proses belajar mengajar
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan
siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Slameto (2003: 97), dalam proses
belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing,
dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru
mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam
kelas untuk membantu proses perkembangan siswa.

6
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa proses belajar
mengajar adalah proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan
siswa atas dasar hubungan timbal balik. Dalam hal ini pengaruh dari peran
seorang guru sangat besar sekali. Di mana keyakinan seorang guru atau
pengajar akan potensi manusia dan kemampuan semua siswa untuk belajar
dan berprestasi merupakan suatu hal yang penting diperhatikan. Aspek-aspek
teladan mental guru atau pengajar berdampak besar terhadap iklim belajar
dan pemikiran siswa yang diciptakan guru. Guru harus mampu memahami
bahwa perasaan dan sikap siswa akan terlihat dan berpengaruh kuat pada
proses belajarnya.
Kegiatan belajar-mengajar adalah suatu kondisi yang sengaja
diciptakan. Gurulah yang menciptakannya untuk membelajarkan anak
didik. Dengan kata lain, guru yang mengajar dan peserta didik yang
belajar. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini lahirlah interaksi
edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. Dalam
kegiatan belajar mengajar, anak adalah subyek dan obyek dari kegiatan
pengajaran. Tujuan pengajaran akan tercapai bila peserta didik berusaha aktif
untuk mencapainya..

2.2 Keaktifan Belajar


1. Pengertian Keaktifan Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti dari giat adalah aktif.
Sedangkan keaktifan berasal dari kata giat yang di awali dengan imbuhan awalan
ke- dan akhiran -an yang memilki arti kegiatan/kesibukan. Keaktifan itu sendiri
dapat berupa kegaiatan yang melibatkan fisik maupun mental.
Whipple dalam Hamalik (2009), keaktifan belajar siswa adalah suatu proses
belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental,
intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara
aspek kognitif, afektif dan psikomotor selama siswa berada di dalam kelas.
Menurut Surtikanti dan Santoso (2007), pembelajaran yang berkualitas adalah
terlibatnya peserta didik secara aktif dalam pembelajaran.

7
Keaktifan dalam belajar dipengaruhi oleh terlibatnya siswa pada proses
pembelajaran, yang dapat ditandai dengan cara siswa memperhatikan dan
mengamati penjelasan/materi, berpartisipasi, berpendapat, bertanya atau
merespon, dan bagaimna siswa mengolah apa yang telah ia pahami dari proses
pembelajaran.
Keaktifan siswa merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang
keberhasilan siswa dalam belajar. Aktif dalam belajar dapat mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan bakat yang ada pada siswa. Jika siswa cenderung
pasif pada saat proses pembelajaran, maka keberhasilan dalam belajar sulit untuk
dicapai.
2. Aspek Keaktifan Belajar
Keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari keterlibatan siswa dalam proses
belajar mengajar yang beraneka ragam. Menurut Hamalik (2011), terdapat
delapan aspek kegiatan belajar siswa, yaitu:
1) Visual activeties (kegiatan-kegiatan visual), seperti membaca, mengamati
eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau
bermain.
2) Oral Activities (kegiatan-kegiatan lisan), seperti mengemukakan suatu fakta,
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran,
mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.
3) Listening Activities (kegiatan-kegiatan mendengarkan), seperti
mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, dan sebagainya.
4) Writing activities (kegiatan-kegiatan menulis), seperti menulis cerita
karangan, laporan, tes, angket, menyalin, dan sebagainya.
5) Drawing activities (kegiatan-kegiatan menggambar), seperti menggambar,
membuat grafik, peta, diagaram, pola, dan sebagainya.
6) Motor activities (kegiatan-kegiatan motorik), seperti melakukan percobaan,
membuat konstruksi, model bermain, berkebun, memelihara binatang, dan
sebagainya.

8
7) Mental activities (kegiatan-kegiatan mental), seperti merenungkan,
mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan,
mengambil keputusan, dan sebagainya.
8) Emotional activities (kegiatan-kegiatan emosional), seperti menaruh minat,
merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan sebagainya.

3. Bentuk-bentuk Keaktifan Belajar


Pada KajianPustaka.com memuat tulisan Slameto (1995) tentang bentuk-
bentuk keaktifan belajar siswa terbagi menjadi dua kelompok, yaitu keaktifan
psikis dan keaktifan fisik. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1) Keaktifan Psikis
Menurut aliran kognitif, belajar adalah menunjukkan adanya jiwa yang aktif,
jiwa mengolah informasi yang diterima, tidak menyimpannya saja tanpa
mengadakan transformasi. Bentuk-bentuk keaktifan psikis yaitu:
a. Keaktifan Indra. Dalam Mengikuti kegiatan belajar hendaknya berusaha
mendayagunakan alat indra dengan sebaik-baiknya, seperti: pendengaran,
penglihatan, dan sebagainya.
b. Keaktifan Emosi. Peserta didik hendaknya senantiasa berusaha mencintai
apa yang akan dan yang telah dipelajari, serta gembira, berani dan tenang
ketika proses pembelajaran berlangsung.
c. Keaktifan Akal. Dalam Melaksanakan kegiatan belajar akal harus selalu
aktif untuk dapat merumuskan pengertian, menyintesis dan menarik
kesimpulan.
d. Keaktifan Ingatan. Pada waktu belajar siswa harus aktif dalam menerima
bahan pelajaran yang disampaikan guru dan berusaha menyimpan dalam
otak, kemudian mampu mengutarakan kembali secara teoritis ingatan akan
berfungsi, mencamkan atau menerima kesan-kesan dari luar, menyimpan
pesan dan memproduksi kesan.
2) Keaktifan Fisik

9
Keaktifan siswa dalam belajar menganut hukum Law of Exercise yang artinya
bahwa belajar memerlukan latihan-latihan. Adapun bentuk-bentuk keaktifan fisik
siswa adalah:
a. Mencatat
Mencatat atau menulis dikatakan sebagai aktivitas belajar apabila anak
didik dalam menulis khususnya siswa mempunyai kebutuhan serta tujuan,
dan menggunakan set tertentu agar catatan itu nantinya, berguna bagi
pencapaian tujuan belajar.
b. Membaca.
Membaca besar pengaruhnya terhadap belajar. Hampir sebagian besar
kegiatan belajar adalah membaca, agar dapat belajar dengan baik, maka
perlulah membaca dengan baik pula, karena membaca adalah alat belajar.
c. Berdiskusi.
Dalam berdiskusi ada beberapa aktivitas belajar seperti bertanya,
mengeluarkan pendapat, atau saran dan lain-lain, apabila dalam proses
belajar mengajar diadakan diskusi, maka akan mengembangkan potensi
siswa sehingga semakin kritis dan kreatif.
d. Mendengar.
Mendengar adalah respons yang terjadi karena adanya rangsangan suara.
Diterimanya gelombang suara oleh indra pendengar tidak berarti ada
persepsi sadar akan apa yang didengar. Karena kenyataan inilah banyak
orang yang mendengar namun pada kenyataannya mereka tidak mengerti
atau mengingat apa yang mereka dengar. Dalam hal ini keaktifan siswa
dalam mendengar apabila menjadikan anak didik mendengar informasi
secara aktif dan bertujuan
4. Indikator Keaktifan Belajar
Menurut Sanjaya (2010), terdapat beberapa indikator yang menunjukkan
ciri-ciri keaktifan belajar siswa, antara lain yaitu:
1) Keaktifan Siswa Pada Proses Perencanaan 
a. Adanya keterlibatan siswa dalam merumuskan tujuan pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan serta pengalaman dan motivasi yang

10
dimiliki sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kegiatan
pembelajaran.
b. Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun rancangan pembelajaran.
c. Adanya keterlibatan dalam menentukan dan mengadakan media
pembelajaran yang akan digunakan.
2) Keaktifan Siswa Pada Proses Pembelajaran 
a. Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental, emosional, maupun
intelektual dalam setiap proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari
tingginya perhatian serta motivasi siswa untuk menyelesaikan setiap tugas
yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
b. Siswa belajar secara langsung. Dalam proses pembelajaran secara
langsung, konsep dan prinsip di berikan melalui pengalaman nyata seperti
merasakan, meraba, mengoperasikan, melakukan sendiri, dan lain
sebagainya. Demikian juga pengalaman itu dapat dilakukan dalam bentuk
kerja sama dan interaksi dalam kelompok.
c. Adanya upaya siswa untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif. 
d. Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber
belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan pembelajaran.
e. Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa seperti menjawab
dan mengajukan pertanyaan, berusaha memecahkan masalah yang
diajukan atau yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung. 
f. Siswa mampu berinteraksi multi-arah, baik antara siswa dengan siswa atau
antara guru dengan siswa. interaksi ini juga ditandai dengan keterlibatan
semua siswa secara merata, artinya pembicaraan atau proses tanya jawab
tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja.
3) Keaktifan siswa pada evaluasi pembelajaran
a. Adanya keterlibatan siswa untuk mengevaluasi sendiri hasil pembelajaran
yang telah dilakukannya.
b. Keterlibatan siswa secara mandiri untuk melaksanakan kegiatan tes, dan
tugas-tugas yang harus dikerjakannya. 

11
c. Kemauan siswa menyusun laporan baik tertulis maupun secara lisan
berkenaan hasil belajar yang diperolehnya
5. Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar
Zaeni dkk, Universitas Muhammadiyah Semarang dalam Karya Tulis
Ilmiahnya, menuliskan faktor faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar
dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu faktor internal, faktor eksternal,
dan faktor pendekatan belajar (approach to learning). Sebagaimna dijelaskan
seperti berikut ini :

1. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik
itu sendiri, yang meliputi:
a. Aspek fisiologis, yaitu kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan
otot) yang menandai tingkat kebugaran organorgan tubuh dan sendi-
sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas peserta didik
dalam mengikuti pelajaran.
b. Aspek psikologis, belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis.
Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja
mempengaruhi belajar seseorang. Adapun faktor psikologis peserta
didik yang mempe- ngaruhi keaktifan belajarnya adalah sebagai
berikut: (1) intelegensi, tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ)
peserta didik tidak dapat diragukan lagi dalam menentukan keaktifan
dan keberhasilan belajar peserta didik. Ini bermakna bahwa semakin
tinggi tingkat intelegen- sinya maka semakin besar peluangnya untuk
meraih sukses, begitu juga sebaliknya; (2) sikap, adalah gejala internal
yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau
meres- pon dengan cara yang relatif tetap ter- hadap objek orang,
barang, dan seba- gainya, baik secara positif maupun negatif; (3)
bakat, adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir
yang berguna untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu
sesuai dengan kapasitas masing-masing; (4) minat, adalah

12
kecenderungan atau kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu; dan (5) motivasi, adalah kondisi psikologis yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi belajar
adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal peserta didik, merupakan faktor dari luar siswa yakni kondisi
lingkungan di sekitar siswa. Adapun yang termasuk dari faktor eksternal
diantaranya adalah:
a. Lingkungan sosial, yang meliputi: para guru, para staf administrasi, dan
teman teman sekelas; serta
b. Lingkungan non sosial, yang meliputi: gedung sekolah dan letaknya,
rumah tempat tinggal keluarga peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar,
sarana dan prasarana, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan
peserta didik.
3. Faktor Pendekatan Belajar
Faktor Pendekatan Belajar merupakan segala cara atau strategi yang
digunakan peserta didik dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses
pembelajaran materi tertentu.
Bentuk-bentuk keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dari
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran seperti turut sertanya dalam
mengerjakan tugas, terlibat dalam diskusi proses pemecahan masalah, bertanya
kepada teman atau guru apabila tidak memahami materi, dan mampu
mempresentasikan hasil laporan.Sedangkan faktor yang mempengaruhi keaktifan
belajar menurut Gagne (Martinis, 2013: 84) diantaranya: memberikan dorongan
atau menarik perhatian siswa, menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar
kepada siswa), mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa, memberikan
stimulus (masalah, topik dan konsep yang akan dipelajari), memberi petunjuk
kepada siswa cara mempelajarinya, memunculkan aktivitas, partisipasi siswa
dalam kegiatan pembelajaran, memberi umpan balik (feed back), melakukan tes
singkat diakhir pembelajaran, menyimpulkan setiap materi yang di sampaikan di
akhir pembelajaran.

13
2.3 Model Pembelajaran Daring & Luring
Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang
menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang
memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi perubahan
atau perkembangan pada diri anak (Hijrianti :2017).

A. Model Pembelajaran Luar Jaringan (Luring)


Pembelajaran luar jaringan atau yang biasa disingkat luring adalah salah satu
model pembelajaran yang tidak menggunakan keterlibatan internet sama sekali.
Internet merupakan suatu jaringan privasi yang terhubung dengan menggunakan
protokol internet TPC/IP dengan tujuan berkomunikasi dan mengirim rahasia
hanya dalam lingkup terbatas seperti sekolah atau perusahaan (Susilana, 2010,
hlm. 14)
Ana Widyaastuti, (2021:37) menyatakan bahwa: Sistem pembelajaran luring
(luar jaringan) artinya pembelajaran dengan memakai media, seperti buku, modul,
bahan ajar cetak dan sebagainya. Pembelajaran luring biasanya di sebut dengan
pembelajaran tatap muka (sistem offline) dilakukan dengan tatap muka oleh guru
dan murid secara fisik langsung.. Media pembelajarannya bermacam-macam, bisa
berupa hardcopy baik itu fotocopy materi, buku cetak, modul, LKS dan lain
sebagainya. 
Ciri-ciri pembelajaran luar jaringan :
a. Tidak terhubung dengan internet.
b. Dilakukan secara tatap muka langsung antara pengajar dan pihak yang
diajar tanpa media perantara.
Contoh : Di ruang kelas secara bersama sama dalam waktu yang sama.
c. Berpusat pada suatu tempat.
d. Jumlah audiensnya relatif lebih sedikit/terbatas.
e. Menggunakan bahan ajar yang di cetak.
f. Menggunakan alat ajar yang dapat disentuh.

14
B. Model Pembelajaran Dalam Jaringan
1. Pengertiana Pembelajaran Draing
Pembelajaran daring merupakan program penyelenggaraan kelas pembelajran
dalam jaringan untuk menjangkau kelompok target yang massif dan luas
(Bilfaqih, 2015, hlm. 1). Pembelajran daring adalah pembelajaran yang
menggunakan teknologi digital seperti google classroom, rumah belajar
videoconverence, pesan suara, email, telepon atau live chat,zoom, whatsapp grup
dan lainnya (Dewi,2020:hlm 58). Pembelajaran daring artinya adalah
pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran
maupun jejaring sosial.
Jelas perbedaan antara pembelajaran daring dan luring. Jika model
pembelajaran luar jaringan merupakan model pembelajaran yang tidak melibatkan
jaringan, maka pembelajaran daring/ dalam jaringan adalah sebaliknya dimana
media utamanya adalam jaringan yang kita kenal dengan internet. Baik dari
persiapannya, pengiriman materi dan tugas, diskusi, pengumpulan tugas, serta
evaluasi delakukan tidak secara langsung melainkan melalui jejaring internat.Baik
yang bersifat media social atau bukan.
Ciri Ciri Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa
melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia.Segala bentuk
materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara
online, dan tes juga dilaksanakan secara online. Daring juga menyatakan kondisi
pada suatu alat perlengkapan atau suatu unit fungsional.
Sebuah kondisi dikatakan daring apabila memenuhi beberapa persyaratan
sebagai berikut :
1) Di bawah pengendalian langsung dari alat yang lainnya.
2) Di bawah pengendalian langsung dari sebuah sistem.
3) Tersedia untuk penggunaan segera atau real time.
4) Tersambung pada suatu sistem dalam pengoperasiannya,
5) Bersifat fungsional dan siap melayani.
2. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring

15
Menurut Budi Harsanto (2014) pembelajaran online memeliki kelebihan sebagi
berikut :
1. Mengurangi perjanan dan biaya perjalanan
2. Memungkinkan belajar disetiap waktu dan setiap tempat
3. Menyediakan cara belajar tepat waktu
4. Memanfaatkan instruksi yang ada
5. Memungkinkan pengiriman materi pembelajaran
6. Update yang mudah
Sedangkan menurut ridwan sanjaya (2020) kelebihan pembelajaran online
adalah sebagai berikut :
1. Pengajaran dapat meningkatkan profesionaloyasnya
2. Mahasiswa dapat mengulang materinya pembelajarannya
3. Meningkatkan kemampuan pendidik dan mahasiswa dalam menggunakan
teknologi informasi
4. Meningkatkan akses belajar dan wawasan

4.1 Penelitian Yang Relevan

Untuk mendukung penelitian ini, dikemukakan hasil penelitian terdahulu yang


relevan yang berhubungan dengan penelitian ini:

1. Hamdiani Afandi 2020 Penelitian bertujuan untuk mengetahui keaktifan


belajar seswa kelas tinggi di masa pandemi Covid-19,bentuk-bentuk
keaktifan belajar siswa di kelas tinggi pada masa pandemi Covid-19 dan solisi
guru dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas tinggi di masa
pandemi Covid-19 pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian
kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus.informasi dalam penelitian ini
bertujuan 15 orang dengan rincian 4 orang guru dalam kelas tinggi,kepala
sekolah,6 siswa dan 4 oarang tua.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Bedasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang telah
dilakukan oleh peneliti selama penelitian melakuan penelitian dapat disajikan

16
paparan data hasil penelitian.Adapun paparan data sesuai dengan tujuan
penelitian yaitu :
1. Keaktifan belajar siswa kelas tinggi di masa pandemi Covid-19 di SD
Negeri 7 Sila pada masa Pandemi Covid-19
2. Bentuk-Bentuk keaktifan belajar siswa yang muncul pada kelas tinggi di
masa Pandemi Covid-19
3. Cara guru untuk meningkatakan keaktifan belajar siswa kelas Tinggi di
masa Pandemi Covid-19.
Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru dan siswa. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahawa dapat dilihat alam kesimpulan, berdasarkan
hasi penelitian dan pembahasan yang di peroleh melalui observasi, wawancara
dan dokumentasi dapat ditari kesimpulan. Keaktifan belajar siswa dapa kita lihat
dalam proses pembelajaran tatap muka.bentuk-bentuk keaktifan belajar Siswa
muncul pada proses pembelajaran di kelas yaitu,keaktifan mendengar,keaktifan
membaca, keaktifan menulis mencatat, keatifan mengerjakan soal, keaktifan
menyatakan ide dan pendapat,keaktifan bertanya dan menjawab,keaktifan
mengola ide dan keaktifan emosi.
2. Woro Sumarni 2020 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan
mendeskripsikan respon siswa terhadap pembelajaran daring di masa
pandemi Covid-19. Responden dalam penelitian ini adalah 10 siswa kelas 5
SD 1 Bangun.tehnik penggunaan yang digukaba dalam penelitian ini adalah
angket, dengan mengukan aplikasi google form dan wawancara tidak
terstruktur. Peneliti ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif
untuk mendeskripsikan dan menganalisis respon siswa terhadap pembelajaran
daringselama pandemi Covid-19,dan kendala apa yang dihadapi SDN 1
Bangun terhadap pembelajajaran daring.

2.4 Kerangka pikir


Proses belajar merupakan proses yang dilakukan oleh peserta didik atau siswa
dalam rangka mencapai perubahan untuk menjadi lebih baik, dari tidak tau
menjadi tau, dari tidak bisa menjadi bisa, sehingga terbentuk pribadi yang berguna

17
bagi diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Proses tersebut dipengaruhi oleh
faktor yang meliputi mata pelajaran, guru, media, penyampaian materi, sarana
penunjang, serta lingkungan sekitarnya.
Berikut merupakan kerangka pikir dari proses belajar mengajar di kelas.

GURU SISWA

PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS

MEDIA

11
KREATIVITAS

KENDALA

CARA MENGATASI KENDALA

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

18
12 BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan selama 5 hari, di SD Negeri 031 Sassa Kecamatan
Baebunta, Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan.

3.2 Subjek Penelitian


Subjek penelitian ini adalah batasan penelitian dimana peneliti bisa
menentukan dengan beberapa orang, tempat atau benda, hal atau orang yang
melekat pada variabel penelitian. Adapun yang menjadi subjek sebagai responden
dalam penelitian ini adalah guru, siswa, beserta orangtua siswa SDN O31 Sassa
Kabupaten Luwu Utara.

3.3. Jenis dan Pendekatan Penelitian


1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (fieid riseach) yang bersifat
kualitatif, dimana peneliti melakukan observasi ke lapangan untuk melihat dan
mencari data terkait bagaimana keaktifan belajar selama pembelajaran daring pada
masa Pandemi Covid-19 dan pembelajaran luring setelah pandemi Covid-19
2020-2022 siswa di SD Negeri 031 Sassa Kecamatan Baaebunta Kabupaten Luwu
Utara

19
Berdasar informasi yang diperoleh penulis bahwa, pada masa Covid-19
pembelajaran di SD Negeri 031 Sassa dilakukan secara daring, dan kembali
dilakukan secara luring ketika sebaran Covid-19 mengalami penurunan.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif, yaitu metode penelitian
yang digunakan pada kondisi objek yang alami, dimana peneliti adalah instrumen
kunci.
Dalam penelitian kualitatif dikenal dua model yaitu model analisis deskriptif
kualitatif dan model analisis verivikasi kualitaf. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan model analisis deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah serangkaian
proses pengumpulan data, menganalisis data, mengintreprestasikan data, serta
menarik kesimpulan yang berkaitan dengan data tersebut.

3.4. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dan analisis data dalam penelitian ini
menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Observasi atau Pengamatan
Observasi adalah hal pertama kali yang dilakukan pada saat terjun ke
lapangan dengan mengamati dan mencatat secara sistematis persoalan-persoalan
yang akan diselidiki. Adapun teknik observasi yang dilakukan oleh peneliti
adalah observasi langsung yaitu dengan terjun ke lapangan. Namun demikian
peneliti juga menggunakan teknik observasi terlibat, yaitu pengumpulan yang
dilakukan dengan cara ikut mengambil bagian atau melibatkan diri dengan
aktivitas objek yang diamati.
2. Wawancara
Proses wawancara dilakukan dengan serangkaian tanya jawab secara tatap
muka, antara penulis dengan responden untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan. Adapun teknik yang digunakan adalah menyiapkan lembar
pertanyaan yang selanjutnya akan diisi oleh responden.
3. Dokumentasi

20
Dalama penelitian ini dokumentasi akan dilakukan pada saat pencarian data,
untuk memperoleh gambar profil sekolah, kegiatan peneliti, dan berbagai gambar
dokumen lainnya, guna untuk memperkuat penelitian yang dilakukan peneliti.

3.5. Instrumen Penelitian


Instrumen merupakan alat pengumpulan data yang sangat penting untuk
membentu perolehan data di lapangan. Yang menjadi intrumen atau alat
penelitian adalah penelitiitu sendiri. Adapun intrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data.
1. Observasi atau pengamatan
Pengumpulan data dalam observasi yaitu terjun langsung ke lapangan untuk
mengamati dan mencatatat secara sistematis persoalan-persoalan yang akan
diteliti.
2. Wawancara
Pengumpulan data melalui wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab
secara langsung dengan narasumber yaitu guru, siswa,dan orang tua siswa.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan pada saat melakukan kegiatan dalam penelitian
seperti pengambilan gambar pada saat melakukan wawancara.

3.6. Prosedur Penelitian


Ada beberapa prosedur yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini:
Tahap pertama, membuat instrumen penelitian berupa lembar observasi dan
lembar wawancara untuk memudahkan peneliti dalam mengetahui analisis
perbandingan belajar daring dan luring di SDN 031 Sassa Kabupaten Luwu Utara.
Tahap kedua, dilakukan setelah instrumen peneliti direvisi sesuai dengan
bembingan dosen, dilanjutkan dengan kegiatan uji coba yaitu mempraktekkan
pada saat melakukan kegiatan interview atau wawancara terhadap subjek
penelitian yaitu guru kelas, siswa dan orangtua siswa.
Tahap ketiga, yaitu melakukan observasi terhadap subjek sekaligus
wawancara. Peneliti mengambil hasil wawancara dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disebar dan dikumpulkan kembali.

21
Tahap selanjutnya yaitu menganalisis data dengan menggunakan analisis
deskriptif. Peneliti berupaya menggambarkan kembali data-data yang terkumpul
mengenai keaktifan belajar daring dan luring siswa di SDN 031 Sassa dan tahap
selanjutnya yaitu membuat kesimpulan hasil penelitian.

3.7. Teknik Analisis Data


Dengan data yang ditemukan terdiri dari catatan lapangan yang diperoleh
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dianalisis terlebih dahulu agar
dapat diketahui makna dan hubungannya dengan menyusun data, menghubungkan
data, meredukasi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan.
Untuk mengelolah data kualitatif, pada penelitian ini menggunakan teori
Mules dan Huberman yaitu: Redukasi data, display data dan verifikasi data.
Teknik pengolaan data dan penafsiran data tersebut dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut.
1. Reduksi data
Mereduksi data yaitu merangkum,memili hal-hal pokok,memfokuskan pada
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting yang
diperoleh dari tekbik obsevasi, wawancara dan telaah dokumentasi,
kemudian yang diperoleh disusun dalam satuan-satuan yang teratur dengan
cara meringkas dan memilih,mencari sesui tipe, urutan dan polah.
2. Penyajan data
Dalam penelitian kualitatif yang sering digunakan untuk menyajikan data
adalah dengan teks yang bersifat naratif. Peneliti merangkum hal-hal pokok
kemudian di sususn dengan deskriptif yang naratif dan sistematis sehingga
dapat memudahkan untuk menentukan hasil penelitian.
3. Menarik kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuam baru yang
sebelumnya belum perna ada. Temuan dapat berupa gambaran suatu objek
yang yang sebelumnya masih remang –remang atau gelap sehingga setelah
diteliti menjadi jelas yang teruji dari validasinya. Peneliti dalam hal ini

22
menarik kesimpulan berdasarkan tema dan untuk menemukan hasil dari data
yang dikumpulkan.

13 DAFTAR PUSTAKA

Djamaluddin, Ahdar. Wardhana. 2019. Belajar Dan Pembelajaran. Pare Pare: CV.
Kaffah Learning Center.

Riadi, Muchlisin. (2020). Keaktifan Belajar (Pengertian, Bentuk, Indikator dan


Faktor yang Mempengaruhi). Diakses pada 6/29/2022, dari
https://www.kajianpustaka.com/2020/12/keaktifan-belajar-siswa.html

Sihombing, Destry Wani. 2021. “Metode Pembelajaan Luring dan Daring”, Di


akses pada 12 Agustus 2021 pukul 07:30,
http://portaluniversitasquality.ac.id:55555/1393/

Muhadir. 2019. “Analisis Keaktifan Belajar Selama Pembelajaran Daring Pada


Masa Covid-19 di MIN 19 Aceh” Aceh : UIN Ar-Raniry Darussalam Banda
Aceh

Septoyad, Z. Candrawati,V. & Mahyadien, M. 2021. “Analisis Dampak


Pembelajaran Daring Bagi Pelajar Dalam Membentuk Keaktifan Belajar.”
Jurnal Educatio 7 No. 2

Nurfatimah. Affandi, L.H & Jiwandono, I. S. 2020 “Analisis Keaktifan Belajar


Siswa Kelas Tinggi Di SDN O7 Sila Pada Masa Pandemi Covid – 19” Jurnal
Ilmiah Profesi Pendidikan. Volume 5 No. 2.

23
Purniawan. Sumarni W. 2020 “Analisis Respon Siswa Pada Pembelajaran Daring
di Masa Pandemi Covid 19” Jurnal Pendidikan.Nomor 1.

Zaeni. Aulia J. Hidayah. Fatichatul F. 2017 “Analisis Keaktifan Siswa Melalui


Penerapan Model Teams Gamestournaments (TGT) Pada Materi Termokimia
Kelas XI IPA 5 Di SMAN 15 Semarang” Jurnal Education.

Prasetyo, A. D., & Abduh, M. (2021). Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa


Melalui Model Discovery Learning Di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(4),
1717-1724.

Rahmania, S., Maula, L. H., & Khaleda, I. (2021). Perbandingan Keaktifan Siswa
dalam Pembelajaran Sistem Home Visit dan Sistem Daring. Didaktik: Jurnal
Ilmiah PGSD STKIP Subang, 7(01), 94-100.

Sisdiknas, 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003


Teundang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pub. L. No. Bab Ii, Pasal 3, 1 (2003). 1–21

24
25
LAMPIRAN

26
Lampiran 1
Lembar Wawancara
Wawancara Guru

Tujuan : Mengetahui sejauh mana guru memberikan bimbingan,


latihan cara mengajar di kelas
Responden : Guru
Nama Guru :
NIP :
No Pertanyaan Peneliti Jawaban Guru
1. Metode apa yang digunakan
pada saat pembelajaran
berlangsung?
2. Bagaimana aktivitas siswa
pada saat pembelajaran
Daring ataupun luring?
3. Apakah siswa berani dan
mampu menyampaikan
pendapatnya terkait
pembelajaran yang
berlangsung ataupun daring?
4. Bagaimana hasil belajar siswa
dalam pembelajaran
berlangsung maupun daring?
5. Apakah ada kendala siswa
selama pembelajaran luring
maupun daring?
6. Apa saja faktor yang
mempengaruhi keaktifan

27
belajar siswa pada saat
pembelajaran berlangsung
maupun daring?
7. Apa saja manfaat yang
didapatkan guru selama
mengajar daring?
8. Sebagai seorang guru,
bagaimana cara anda
memotivasi siswa/i anda
selama pembelajaran luring
maupun daring?
Pewawancara

Muhammad Amin
NIM.1801414177

28
Lampiran 2

Lembar Wawancara
Wawancara Siswa/i

Tujuan : Untuk memperoleh informasi kesulitan saat belajar di kelas.


Responden : Siswa/i
Nama Siswa/i :
Kelas/No Absen :

No Pertanyaan Peneliti Jawaban Siswa/i


1. Apa kendala adek pada saat
pembelajaran daring maupun
luring?
2. Apakah pembelajaran daring
kalian selama ini
menyenangkan dibandingkan
dengan pembelajaran luring?

29
3. Menurutmu, bagaimana
pembelajaran yang diberikan
oleh guru selama daring
maupun luring?
4. Pada saat pembelajaran daring
berlangsung, apakah adek bisa
memahami penjelasan yang
guru berikan melalui aplikasi
online?
5. Apakah adek merasa jenuh
pada saat pembelajaran daring
berlangsung?
6. Bagaimana cara adek
mengumpulkan tugas yang
diberikan secara online?
7. Apa yang adek lakukan pada
saat guru menjelaskan materi
melalui media online?
8. Apa hal menarik yang
dilakukan oleh gurumu
selama belajar online?

Pewawancara

Muhammad Amin
NIM.1801414177

30
Lampiran 2
Lembar Wawancara
Wawancara Orang Tua Siswa/i

Tujuan : Untuk memperoleh informasi kesulitan saat belajar di kelas.


Responden : Orang tua/wali
Nama Orang Tua :

31
No Pertanyaan Peneliti Jawaban Orang Tua Siswa/i
1. Bgaiamana dengan harapan
orang tua selama
mendampingi siswa belajar
dari rumah?
2. Apa saja tantangan orang tua
dalam mendukung anaknya
belajar daring?
3. Seberapa pentingkah
pendampingan orang tua saat
pembelajaran daring dirumah
melalui aplikasi online?
4. Apa keluh kesah orang tua
selama pembelajaran daring
berlangsung?
5. Apakah ada perbedaan
pendampingan orang tua pada
saat pembelajaran luring
maupun daring?
6. Menurut orang tua bagaimana
keaktifan anak anda dalam
pembelajaran daring ini?
apakah lebih aktif
dibandingkan pada saat
pembelajaran luring!
7. Menurut anda apa dampak
positif dan negatif
pembelajaran daring dan
luring pada anak anda?
8. Bagaimana dengan harapan
orang tua selama

32
mendampingi siswa belajar
dari rumah?

Pewawancara

Muhammad Amin
NIM.1801414177

33

Anda mungkin juga menyukai