Perjanjian ini dibuat dan ditanda tangani pada hari Jumat tanggal empat belas bulan
Oktober tahun 2022 (14-10-2022) antara :
1. PT. ……….. suatu Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Nomor :
….., tanggal ……….., dibuat dihadapan Notaris ……….H., Notaris di Pekanbaru
dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Azasi
Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-..........Tahun ……., tanggal …….,
berkedudukan, ….. di ……. , …….. Diwakili oleh …….E., selaku Direktur,
pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : …….. dan oleh karenanya sah
bertindak untuk dan atas nama direksi …………. selanjutnya disebut
----------------------------------------------------------------------------------------- PIHAK
PERTAMA
2. PT. ………., suatu Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Nomor
:....., tanggal …. bulan ……., tahun ….. dibuat dihadapan Notaris ……. Di …….
dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Azasi
Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-....... Tahun …. berkedudukan di ……
dan berdomisili di Jl………………, dalam hal ini diwakili oleh ……… selaku …….,
pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : ………. dan oleh karenanya sah
bertindak untuk dan atas nama ………. selanjutnya disebut ---------------- PIHAK
KEDUA
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA untuk selanjutnya, masing – masing disebut
sebagai “PIHAK”atau secara bersama – sama disebut sebagai “PARA PIHAK” terlebih
dahulu menerangkan sebagai berikut :
Halaman | 1
tersebut dan oleh karena itu PIHAK PERTAMA berkeinginan untuk mengadakan
kerja sama dengan PIHAK KEDUA yang dianggap memiliki kemampuan teknis
dan keuangan untuk mengerjakan penambangan dan penjualan Nikel Ore pada
Wilayah Koordinat sebagaimana terlampir.
3. PIHAK PERTAMA setuju memberikan Kuasa dan Kewenangan kepada PIHAK
KEDUA untuk melakukan kegiatan Operasi Produksi Bijih Nikel pada wilayah
sebagaimana terlampir pada Peta dan Koordinat.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, PARA PIHAK sepakat untuk membuat suatu
Perjanjian dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
TUJUAN KERJA SAMA
Tujuan dibuatnya Perjanjian ini adalah agar PARA PIHAK dapat melakukan kegiatan
Penambangan, Pengangkutan, Penampungan, Pemuatan dan Penjualan bijih Nikel
dengan aman agar PARA PIHAK mendapatkan Pembagian Provite yang disepakati
bersama oleh PARA PIHAK.
PIHAK PERTAMA tidak memberikan JO kepada pihak-pihak lain.
Pasal 2
OBYEK KERJA SAMA
PARA PIHAK sepakat bahwa objek kerjasama Operasi Produksi Bijih Nikel
sebagaimana dimaksud dalam perjanjian ini adalah:
1. berada di lokasi IUP-OP PT. TIGA BAJI seluas 199 ha ( Seratus sembilan puluh
sembilan hektar) sesuai Koordinat dan Peta Wilayah sebagaimana terlampir .
2. kegiatan Penambangan Bijih Nikel.
3. kegiatan menyangkut Penampungan, Pengangkutan dan Pemuatan ke Kapal,
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.
Pasal 3
RUANG LINGKUP
PARA PIHAK sepakat yang menjadi ruang lingkup perjanjian ini adalah kegiatan
penambangan atau produksi biji nikel (ore nikel) sebagaimana dimaksud Pasal 2
perjanjian ini;
Pasal 4
Halaman | 2
1.1. Menjamin bahwa wilayah IUP-OP PT. TIGA BAJI ini, bebas dari
sengketa dengan Pihak lain, serta tidak ada permasalahan apapun
terhadap Perundang – undangan dan Peraturan Pemerintah.
1.2. Melindungi dan menjamin PIHAK KEDUA agar dapat melakukan aktifitas
Operasi Produksi bijih Nikel sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
dengan aman dan bebas dari segala gangguan atau hambatan. Baik
gangguan yang timbul dari aparat pemerintah, aparat hukum, aparat
keamanan maupun masyarakat.
1.3. Menjamin bahwa tidak ada ikatan apapun terhadap Pihak Lain yang
berkaitan dengan lokasi kerja sama yang diberikan kepada PIHAK
KEDUA.
1.4. Melakukan kegiatan sosialisasi dan pengembangan masyarakat setempat
(CSR) tanpa menimbulkan beban biaya tambahan bagi PIHAK KEDUA.
1.5. PIHAK PERTAMA bertanggung jawab atas semua kewajiban yang
dibebankan oleh Pemerintah kepada setiap pemegang IUP-OP
sehubungan dengan kegiatan Operasi Produksi, termasuk untuk
membayar iuran tetap serta Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
1.6. Menyediakan pelabuhan terminal khusus (Jetty Port) untuk PIHAK
KEDUA dan akan menanggung biaya sewa Jetty tersebut, jika tidak
memiliki Jetty sendiri.
1.7. Bertanggung jawab atas urusan reklamasi dan kegiatan pasca tambang,
tanpa menimbulkan beban biaya tambahan bagi PIHAK KEDUA.
1.8. Menunjuk dan mengangkat Kepala Tekhnik Tambang (KTT) yang
memenuhi kualifikasi sesuai Perundang-undangan dan memerintahkan
agar KTT tersebut membantu dan berkoordinasi dengan baik dengan
PIHAK KEDUA dalam menjalankan kegiatan Operasi Produksi.
1.9. Bersama-sama dengan PIHAK KEDUA secara professional melakukan
pekerjaan pemeliharaan jalan angkut (hauling road maintenance).
1.10. Melakukan pembebasan lahan area yang dibutuhkan dalam kegiatan
Penambangan.
1.11. Menerbitkan dokumen Surat Keterangan Asal Barang (SKAB), dokumen
Pengapalan Bijih Nikel yang tanggal dan jumlahnya sesuai yang diajukan
oleh PIHAK KEDUA.
Halaman | 3
2.4. Membangun fasilitas seperti : Akses hauling, base camp, security pos dan
akses jalan didalam lokasi kerja.
2.5. Mengawasi dan mengatur para Kontraktor, Sub Kontraktor dan Pemasok
yang bekerja bagi PIHAK KEDUA.
2.6. Memberikan sejumlah uang berupa down paymen kepada PIHAK
PERTAMA yang besaran dan system pembayarannya akan dijelaskan
kemudian pada Pasal tentang UANG MUKA.
2.7. Memberikan konpensasi berupa Royalty Fee yang penjelasannya di muat
pada Pasal mengenai Royalty.
2.8. Tidak menggunakan nama PIHAK PERTAMA untuk kegiatan lain diluar
kegiatan Operasi Produksi yang terjadi dalam ruang lingkup Perjanjian ini.
2.9. Menanggung biaya Pajak Penjualan (E-PNBP) provisional dan final yang
terbit atas penjual Bijih Nikel.
3.1. Penerimaan Pembayaran Uang Muka dari PIHAK KEDUA sesuai dengan
bunyi Pasal yang mengatur tentang UANG MUKA.
3.2. Penerimaan Pembayaran Royalty Fee dari PIHAK KEDUA sesuai dengan
bunyi Pasal yang mengatur tentang ROYALTY.
3.3. Melakukan Pengawasan dilapangan atas wilayah pertambangan IUP-OP
yang telah dikerja samakan dengan PIHAK KEDUA.
3.4. Menerima laporan realisasi hasil Penjualan Bijih Nikel oleh PIHAK
KEDUA.
3.5. Menerima laporan pelaksanaan kegiatan produksi secara berkala
(mingguan).
3.6. Menerima laporan mengenai kuantitas setiap Pengiriman/Penjualan oleh
PIHAK KEDUA.
Halaman | 4
Pasal 6
1. PARA PIHAK sepakat bahwa Perjanjian ini berlaku terhitung sejak ditanda
tangani dan terus berlaku sampai areal penambangan sebagaimana Koordinat
dan Peta (terlampir) dinyatakan habis dan atau tidak memiliki nilai Ekonomis lagi,
masa berlakunya IUP-OP sudah melampaui batas waktu atau PARA PIHAK
sepakat mengakhiri Perjanjian Kerja sama ini.
2. PARA PIHAK tidak dapat membatalkan secara sepihak Perjanjian ini.
3. PARA PIHAK dilarang untuk saling menghalang – halangi, memperlambat
kegiatan produksi dan merugikan satu sama lain.
Pasal 7
ROYALTY
1. Atas setiap penjualan Bijih Nikel yang berhasil diproduksi pada lokasi sesuai
Koordinat dalam Perjanjian ini yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA dan telah
dibayarkan oleh Pembeli, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk
mendapatkan Royalty sebesar US$ 13 (tiga belas) berdasarkan Fluktuasi
Harga Produksi Mineral (HPM) yang ditetapkan oleh Pemerintah pada saat
Perjanjian ini di tandatangani.
2. Nilai Royalty tersebut pada ayat 1 diatas, termasuk didalamnya :
- Masyarakat
- Jetty
- Jalan Houling
- Koordinasi
- Dokumen
Halaman | 5
Pasal 8
UANG MUKA
PIHAK KEDUA memberikan pembayaran uang muka (down payment) sebagai tanda
keseriusan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sebesar Rp. 15.000.000.000,- (
Lima belas Milyar Rupiah)
1. Uang Muka (down payment) diberikan kepada PIHAK PERTAMA oleh PIHAK
KEDUA, setelah selesai penanda tanganan Kontrak Kerja – Sama dilakukan.
2. Uang Muka (down payment) sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatas, akan
dikembalikan kepada PIHAK KEDUA dengan system pemotongan Invoice yang
ditagihkan kepada PIHAK KEDUA atas Royalty Fee sebesar US$ 3 / MT (Tiga
Dollar Amerika Serikat Per Metrick Tons) sampai dengan Uang Muka (down
payment) yang telah diterima oleh PIHAK PERTAMA dinyatakan telah lunas.
Pasal 9
REKENING
1. Pembayaran Royalty kepada PIHAK PERTAMA, akan ditujukan kepada
Rekening milik PIHAK PERTAMA sebagai berikut :.
Nama : …………
Nomor Rekening : ………………………………………………
Bank : ……………………………………………..
Pasal 10
PAJAK DAN ADMINISTRASI KEUANGAN
1. Kecuali ditentukan secara khusus dalam Perjanjian ini, setiap pajak yang timbul
sebagai akibat dari dilaksanakannya Perjanjian ini, menjadi tanggung jawab
PARA PIHAK sesuai dengan Peraturan Perpajakan yang berlaku di Republik
Indonesia.
2. PIHAK KEDUA akan menyediakan data yang dimiliki dan membantu
Administrasi PIHAK PERTAMA sehubungan dengan Pekerjaan Penambangan
dan Penjualan yang dilakukan berdasarkan atas Perjanjian Kerja sama ini.
Pasal 11
FORCE MAJEURE
1. Yang dimaksud dengan Force Majeure adalah hal-hal yang dapat mempengaruhi
jalannya kewajiban PARA PIHAK, keadaan dimana berada diluar kemampuan
Halaman | 6
PARA PIHAK untuk mencegahnya antara lain, bencana alam, kebakaran yang
bukan karena kelalaiannya, huru hara, perang, wabah penyakit dan lainnya yang
diluar kendali wajar manusia sehingga PARA PIHAK tidak dapat dituntut untuk
bertanggung jawab, sepanjang keadaan memaksa ini dapat dibuktikan dengan
keterangan tertulis dari pejabat berwewenang atau pihak keamanan.
2. Force Majeure tidak dapat dijadikan alasan oleh salah satu pihak yang untuk
mendapatkan konpensasi tambahan dari pihak lainnya. PARA PIHAK akan
menanggung biaya dan pengeluaran yang berkaitan dengan Force Majeure
tersebut.
3. Apabila oleh karena Force Majeure tersebut mengakibatkan salah satu dari
PARA PIHAK tidak dapat melaksanakan kewajibannya sama sekali, maka untuk
kelanjutannya akan dibicarakan kembali dengan iktikad baik dan disepakati
secara Musyawarah dan Mufakat.
Pasal 12
PEMUTUSAN PERJANJIAN
1. Perjanjian Kerja sama ini dapat diputuskan sebelum masanya sebagaimana
tuntutan dalam Pasal 6 karena disebabkan hal-hal sebagi berikut :
1.1. Jika PARA PIHAK sepakat untuk mengakhiri Perjanjian ini.
1.2. Jika salah satu pihak tidak dapat memenuhi kesepakatan dalam
Perjanjian ini (Wanprestasi), padahal terhadap hal itu sudah dilakukan
peringatan-peringatan.
1.3. Jika dalam waktu 3 (tiga) bulan berturut-turut sejak ditanda tanganinya
Perjanjian ini, PIHAK KEDUA tidak ada perkembangan (progress) di lokasi
kerja, padahal terhadap hal itu sudah dilakukan peringatan-peringatan.
2. Bila PIHAK KEDUA melanggar pernyataan dan kewajibannya, maka PIHAK
PERTAMA berhak untuk :
2.1. Memutuskan Perjanjian ini.
2.2. Melarang PIHAK KEDUA untuk masuk ke Wilayah IUP-OP PT. TIGA
BAJI yang dimiliki oleh PIHAK PERTAMA.
3. Bila PIHAK PERTAMA melanggar pernyataan dan kewajibannya, maka PIHAK
KEDUA berhak untuk :
3.1. Memutuskan Perjanjian ini.
4. Bila terjadi pelanggaran terhadap pernyataan dan kesepakatan yang dibuat
dalam Perjanjian ini, maka yang merasa dirugikan berhak untuk menerbitkan
surat teguran kepada pihak yang dianggap melanggar dan memberikan
kesempatan kepada pihak yang melanggar untuk memperbaiki pelanggarannya
dalam waktu 14 hari. Bila dalam periode tersebut pihak yang dianggap
melanggar tidak juga menyelesaikan perbaikan atas pelanggarannya, maka
pihak yang dirugikan berhak menerbitkan surat teguran ke 2 dan memberikan
waktu tambahan kepada pihak yang melanggar untuk memperbaiki
Halaman | 7
pelanggarannya dalam waktu 14 hari. Bila dalam periode tambahan tersebut,
pihak yang dianggap melanggar tidak juga memperbaikinya, maka pihak yang
merasa dirugikan berhak untuk mengambil tindakan hukum.
5. Tindakan hukum tersebut, hanya dapat dilakukan setelah melalui prosedur
teguran pertama dan kedua tidak di indahkan.
Pasal 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 14
PENUTUP
Halaman | 8
1. Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua), ber materai cukup dan masing-
masing mempunyai kekuatan hukum yang sama dimana PARA
PIHAK akan memperoleh/menyimpan 1 (satu) set asli.
2. Perjanjian ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari
pihak manapun.
Demikian Perjanjian Kerjasama ini, dibuat pada tanggal, bulan dan tahun
sebagaimana tercantum pada alinea awal Perjanjian ini.