NIM : 19.111.0243.
Kelas :E
Mata Kuliah : Sumber Daya Manusia
Prodi : Manajemen
Universitas Muhammadiyah Kaltim
Judul:
EVALUASI SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PASIEN PADA PUSKESMAS
TEMINDUNG DI KECAMATAN SUNGAI PINANG KOTA SAMARINDA
ABSTRAK
Salah satu pelayanan publik yang dilaksanakan Pemerintah adalah pemenuhan
kebutuhan kesehatan masyarakat. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan secara
efektif serta dapat di jangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Meningkatnya tingkat
pendidikan dan keadaan sosial dalam masyarakat maka kesadaran akan arti hidup sehat
pun juga meningkat, yang menyebabkan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan
yang bermutu, nyaman dan berorientasi pada kepuasan konsumen semakin mendesak.
Kinerja pelayanan kesehatan dan kualitas pelayanan yang berkaitan dengan ketersediaan
sarana kesehatan yang terdiri dari pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas, Balai
Pengobatan), pelayanan rujukan (rumah sakit), ketersediaan tenaga kesehatan, peralatan
dan obat-obatan. Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan yang terdekat dan
mempunyai fungsi sebagai penggerak pembangunan yang berwawasan kesehatan dan
sebagai pelayanan masyarakat maupun perorangan. Pelayanan kesehatan yang diberikan
Puskesmas dibedakan menjadi 4 yaitu meliputi pelayanan yang menyeluruh yang
meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), promotif (peningkatan
kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Kata Kunci: Pengobatan, Pencegahan, Peningkatan Kesehatan, Pemulihan Kesehatan
ABSTRAC
One of the public services implemented by the Government is the fulfillment of
public health needs. To improve health care effectively and reach all levels of society.
Increasing levels of education and social conditions in the community, awareness of the
meaning of healthy life has also increased, which has caused people's demands for
quality, comfortable and consumer satisfaction-oriented health services to be more
urgent. Health service performance and quality of service related to the availability of
health facilities consisting of basic health services (Puskesmas, Medication Hall), referral
services (hospitals), availability of health workers, equipment and medicines. Puskesmas
is the closest health care facility and has a function as a health-conscious development
driver and as a community and individual service. Health services provided by the
Puskesmas are distinguished in four ways: comprehensive services including curative
services (medication), preventive services (prevention), promotion (health improvement),
and rehabilitative (health recovery).
Keywords: Treatment, Prevention, Health Improvement, Health Recovery
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pertambahan penduduk yang semakin padat terutama di Samarinda sekarang ini,
mengharuskan kita untuk membudayakan budaya antri dimanapun kita berada, terutama
di tempat-tempat berkumpulnya aktivitas masyarakat yang padat. Fenomena antrian ini
biasa terjadi apabila kebutuhan akan suatu pelayanan melebihi kapasitas yang tersedia
untuk menyelenggarakan pelayanan. Setiap orang pasti menginginkan pelayanan yang
optimal guna menciptakan kepuasan bagi pelanggan. Untuk mempertahankan pelanggan,
suatu organisasi selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Pelayanan
terbaik yang di maksud adalah memberikan pelayanan yang cepat sehingga pelanggan
tidak di biarkan untuk mengantri atau menunggu terlalu lama.
Mendapat penilaian yang baik dari seseorang menjadi kunci keberhasilan dalam
pelayanan yang diberikan. Khususnya fasilitas pelayanan umum yang sering kita lihat,
banyak orang menunggu atau mengantri disuatu puskesmas. Antrian sudah menjadi
kebiasaan disetiap fasilitas umum yang sering kita jumpai, setiap orang dalam hidupnya
pasti pernah mengalami kejadian ini.
Antrian sudah menjadi salah satu fenomena yang sering dialami di kehidupan
sehari-hari dan sering ditemui difasilitas-fasilitas pelayanan umum. Antrian akan terjadi
apa bila banyaknya pelanggan yang datang melebihi kapasitas layanan yang tersedia.
Antrian sendiri terjadi karena konsumen datang padawaktu yang tidak tetap dan datang
secara acak. Selain itu, antrian juga disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan untuk
melayani masing-masing konsumen berbeda-beda. Perbedaan dalam hal waktu
kedatangan dan waktu pelayanan itulah yang menyebabkan antrian menjadi panjang,
pendek, atau kadang tidak ada antrian sama sekali didalam suatu sistem antrian.
Permasalahan yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari adalah antrian
yang panjang dan terlalu lama menunggu disuatu fasilitas pelayanan umum yang kita
gunakan, Seperti yang terjadi di Puskesmas. Puskesmas merupakan sarana pelayanan
kesehatan yang terdekat dan mempunyai fungsi sebagai penggerak pembangunan yang
berwawasan kesehatan dan sebagai pelayanan masyarakat maupun perorangan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas dibedakan menjadi 4 yaitu meliputi
pelayanan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif
(pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan antrian, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan masalah tersebut dengan judul “Evaluasi
Sistem Antrian Pelayanan Pasien Pada Puskesmas Temindung Di Kecamatan Sungai
Pinang Kota Samarinda”.
2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka yang menjadi pembahasan bagi
penulis adalah:
3.Tujuan Penelitian
sudah optimal.
Efisien.
4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
3. Bagi pembaca
Menurut Robbins & Coulter (2014:22) ada 4 fungsi manajemen yang dapat membantu
perusahaan untuk mencapai tujuan dari perusahaan, yaitu:
1. Planning
Perencanaan mencakup proses mendefinisikan tujuan organisasi, menetapkan
strategi keseluruhan untuk mencapai tujuan tersebut, dan mengembangkan rencana
aktivitas kerja organisasi. Tujuan dari dilakukannya perencanaan adalah
menentukan tujuan perusahaan, mengurangi ketidakpastian, meminimalkan waste
dan redundancy, dan menetapkan standar pengendalian.
2. Organizing
Pengkoordinasian adalah proses menetapkan tugas yang harus dilakukan oleh setiap
anggota perusahaan, bentuk pekerjaan, dan tipe organisasi. Tujuannya adalah agar
pekerjaan lebih teratur serta sistematis seperti menentukan hal yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan.
3. Leading
Memimpin adalah bagaimana membuat atau mendapatkan para karyawan
melakukan apa yg diinginkan dan harus mereka lakukan. Caranya dapat dengan
memotivasi bawahan, membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi karyawan,
dan membuat jalur komunikasi antar atasan dan bawahan.
4. Controlling
Merupakan fungsi terakhir dalam manajemen yaitu mengawasi segala sesuatunya
untuk memastikan segala sesuatunya berjalan sesuai dengan tujuan yang sudah
ditetapkan seperti dengan memonitor aktivitas-aktivitas yang terjadi.
2. Teori Pelayanan
“Pelayanan adalah Merupakan akhir dari sebuah analisis sistem pada suatu antrian
yakni perancangan terhadap fasilitas maupun tingkat pelayanan. Fasilitas
pelayanan bisa dirancangkannya dengan memperhatikan keseluruhan
penggunaan dana yang diharapkannya”.
“Pelayanan adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik
maupun jasa publik, yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan
dilaksanakan oleh instansi pemerintah, dan lingkungan Badan Usaha Milik
Negara dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam
rangka pelaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan”.
A. Pengobatan (Kuratif)
Antrian adalah suatu garis tunggu dari satuan yang memerlukan layanan dari satu
atau lebih pelayanan yang disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan
(kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pelanggan yang tiba tidak bisa
segera mendapat layanan disebabkan kesibukan pelayanan. Teori antrian adalah teori
yang menyangkut studi matematis dari antrian-antrian atau baris-baris penungguan. Teori
antrian atau sering disebut waiting line theory atau queuing theory pada awalnya
dikembangkan oleh A.K Erlang, seorang ahli matematika dari Denmark tahun 1913
dalam bukunya Solution of Some Problem in the Theory of Probability of Significance in
Automatic Telephone Exchange. Tujuan dasar dari teori antrian adalah untuk
meminimumkan total 2 (dua) biaya, yaitu biaya langsung penyedian fasilitas dan biaya
tak langsung yang timbul karena pelanggan yang harus menunggu untuk dilayani. Selain
itu, dengan adanya queuing theory diharapkan berbagai masalah antrian seperti
bagaimana perusahaan dapat menentukan waktu dan fasilitas yang sebaik-baiknya agar
dapat melayani pasien dengan efisien dapat terselesaikan.
5. Model-Model Antrian
Sebuah model antrian jalur tunggal dengan pola kedatangan yang berdistribusi
poisson dan waktu pelayanan eksponensial akan dilambangkan dengan M/M/1. Model
antrean jalur ganda dengan tiga fasilitas pelayanan yang pola kedatangannya merupakan
distribusi poisson dan waktu pelayanan yang konstan akan dilambangkan dengan M/D/3.
Sebuah model antrean dengan empat fasilitas pelayanan yang pola kedatangannya
berdistribusi poisson, serta waktu pelayanan berdistribusi normal akan dilambangkan
dengan notasi M/G/4.
8. Definisi Konsepsional
Definisi konsepsional merupakan unsur pokok dalam suatu penelitian, dimana
penentuan dan perincian konsep sangat penting untuk mengarahkan penelitian pada
rumusan masalah dan pembahasan. Oleh karena itu, berdasarkan uraian latar belakang
dan tinjauan literatur, maka dapat diketahui definisi konsepsional dalam penulisan ini
untuk memberikan batasan-batasan sehingga diperoleh arah dan pengertian yang jelas
terkait dengan judul.
Studi Teori antrain pada Puskesmas Temindung Samarinda adalah salah satu
kegiatan pelayanan kepada pasien, yang mengutamakan pada prosedur pelayanan
kesehatan masyarakat, jumlah kedatangan pasien, waktu pelayanan pada pasien, jumlah
dokter umum. Penelitian ini menggunakan medel antrian sebagai berikut:
Menurut anaviroh (2012:68) ada 4 modal struktur antrian dasar, yang di gunakan dalam
penelitian ini yaitu: Banyak Jalur, Banyak Tahap (Multi Channel, Multi Phase) (Model:
M/M/S/F/I)
Sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap, sehingga
lebih dari satu individu dapat dilayani pada suatu waktu. Sistem antrian banyak saluran
banyak tahap adalah sistem antrian dimana terdapat lebih dari satu jenis layanan dan
terdapat lebih dari satu pemberi layanan dalam setiap jenis layanan.
Pada umumnya, jaringan antrian ini terlalu kompleks untuk dianalisa dengan teori
antrian, mungkin simulasi lebih sering digunakan untuk menganalisa sistem ini. Sebagai
contoh, herregistrasi para mahasiswa di universitas, pelayanan kepada pasien di rumah
sakit mulai dari pendaftaran, diagnosa, penyembuhan sampai pembayaran. Setiap sistem–
sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahapnya.
9. Kerangka Pikir
Puskesmas Temindung adalah pusat pelayanan kesehatan masyarakat dalam
wilayah Kecematan Sungai Pinang untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka dibutuhkan upaya manajemen pelayanan yang
efektif, efisien serta terjangkau oleh masyarakat.
Kegiatan operasional Puskesmas merupakan salah satu kegiatan yang bergerak di
bidang jasa yang meliputi berbagai kegiatan seperti pada pelayanan di Puskesmas
Temindung Sungai Pinang yang membutuhkan sumber daya manusia yang mampu
mengkoordinasi atau melakukan pengendalian pada seluruh kegiatan di ruang lingkup
proses antrian pelayanan Puskesmas.
Pelayanan kesehatan sangat di pengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersumber
dari faktor individu maupun dari faktor organisasi/instansi itu sendiri. Salah satu Faktor
individu yang di maksud adalah pasien yang melakukan kunjungan ke Puskesmas
denganmengharapakan pelayanan yang efektif yang dapat terlaksana dengan baik.
Faktor penerapan sistem antrian juga sangat mempengaruhi kepuasan pasien karena
pasien yang mendapatkan pelayanan secara intensif akan menunjang kualitas pelayanan.
Tingkat antrian pada puskesmas merupakan indikator untuk mempengaruhi tingkat
pelayanan Puskesmas Temindung Sungai Pinang sehingga membuat individu itu sendiri
menjadi lebih efektif. Berikut paradigma dari penelitian ini yaitu:
PUSKESMAS
Input Data
didapatkan
Hasil
METODE PENELITIAN
1.Definisi Operasional
Pada definisi operasional, variabel yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
Temindung.
yang masuk dalam antrian dalam satuan waktu untuk nantinya dapat dilayani
d. Biaya fasilitas pelayanan yaitu mencakup biaya tetap investasi awal dalam
pelaratan atau fasilitas, biaya pemasangan dan latihan bagi karyawan, dan
biaya- biaya variabel seperti gaji karyawan dan pengeluaran tambahan untuk
e. Biaya antrian yaitu biaya yang di timbulkan dari biaya pelayanan dan biaya
dan biaya yang terjadi jika pelanggan atau mesin harus menunggu.
2. Efisien Pelayanan
Hal ini dapat berupa penambahan maupun pengurangan fasilitas pelayanan. Tujuan
yang ingin dicapai adalah untuk mencari keseimbangan yang sesuai antara biaya
pelayanan, waktu pelayanan, dan jumlah pelanggan yang menunggu. Efisien pelayanan
dapat dianalisis menggunakan perhitungan biaya anrian (trade-off) yang indikatornya
berupa biaya waktu menunggu dan biaya pengadaan fasilitas.
Dapat di simpulkan bahwa kata efisiensi memiliki arti perbandingan antara sumber
daya yang di gunakan dengan hasil atau output yang di peroleh. Semakin sedikit sumber
daya yang di gunakan untuk mencapai sesuatu yang telah di rencanakan maka artinya
tingkat efisien semakin tinggi. Dari pengertian efisien tersebut efisien dalam Puskesmas
Temindung adalah perbandingan sumber daya (fasilitas pelayanan) yang di gunakan di
Puskesmas. Dimana sumber daya (fasilitas pelayanan) yang di gunakan pada Puskesmas
harus lebih sedikit akan tetapi menghasilkan suatu hasil atau output yang besar.
3. Jangkauan Penelitian
Untuk membatasi fokus pembahasan dalam penelitian ini agar tetap in line dengan
judul yang telah disajikan, maka penulis menganalisis jumlah kedatangan, distribusi pola
kedatangan pasien, rata-rata kedatangan, jumlah loket yang tersedia dan rata-rata pelayanan
di Puskesmas Temindung Kecamatan Sungai Pinang, yang dilakukan pada tahun 2022.
Berharap di Puskesmas Temindung Kecamatan Sungai Pinang tidak ada lagi pasien yang
mengantri panjang dan cukup lama.
Lokasi penelitian ini di lakukan pada Puskesmas Temindung yang berlokasi di jalan
Pelita, Sungai Pinang Dalam, Kec. Sungai Pinang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur
75117.
4. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriftif eksploratif dengan metode
penelitian studi kasus yang bertujuan untuk melakukan penelitian secara mendalam
mengenai subyek tertentu untuk mengumpulkan data dan menganalisis sesuai dengan
masalah yang akan dipecahkan.
Angket (Kuisioner) yaitu teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis mengenai kegiatan antrian
yang di lakukan oleh para pasien untuk mendapatkan pelayanan di Puskesmas Temindug
Kecamatan Sungai Pinang.
Penelitian yang di lakukan dengan cara studi pustaka, membaca, dan mempelajari
berbagai macam Literature yang ada kaitannya dengan masalah yang di teliti oleh
penulis guna melengkapi dan menunjang data yang di peroleh serta menganalisis.
Pengumpulan data sekunder dilakukan secara manual dengan memfotocopy buku atau
literature atau laporan dari Puskesmas Temindung Kecamatan Sungai Pinang.
DAFTAR PUSTAKA
A.Rusdiana & Moch.Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Pustaka
Setia
Bateman, Thomas S, dan Snell, Scott A. 2014, Management, Alih Bahasa : Ratno
Purnomo dan Willy Abdillah McGraw-Hill Jakarta : Education (Asia)
Salemba Empat
Daft, Richard L. (2012) Manajemen. Edisi 1, Alih bahasa oleh Edward Tanujaya dan
Shirly Tiolina. Jakarta : Salemba Empat
Farkhan. 2013. Aplikasi Teori Antrian dan Simulasi pada Pelayanan Teller Bank.
Journal.unnes.ac.id.2:18-19.
Heizer, Jay dan Render, Barry. 2016. Manajemen Operasi. Edisi Sebelas.. Jakarta:
Salemba Empat.
Jacobs, F. Robert, Chase, Richard B. 2015. Manajemen Operasi dan Rantai Pasokan.
Jakarta: Salemba Empat