1. KONSEP PENYAKIT
A. Definisi Dx Medix
Hepatitis adalah peradangan yang terjadi pada hati yang disebabkan oleh
infeksi atau toksin termasuk alkohol (Elizabeth J.CORWIN.200:573). Hepatitis
juga dapat diartikan sebagai peradangan pada organ hati yang disebabkan infeksi
bakteri, virus, proses autoimun, obat-obatan, perlemakan, alkohol dan zat
berbahaya lainnya. Hepatitis adalah kelainan hati berupa peradangan (sel) hati.
Peradangan ini ditandai dengan peningkatan kadar enzim hati yang disebabkan
adanya gangguan atau kerusakan membran hati. Menurut Reeves hepatitis adalah
peradangan luas pada jaringan hati yang menyebabkan nekrosis dan degenerasi
sel. Ada dua faktor penyebabnya yaitu faktor infeksi dan faktor non infeksi. Ada
dua faktor penyebabnya yaitu faktor infeksi dan non infeksi. Faktor penyebab
infeksi antara lain virus hepatitis dan bakteri, sedangkan faktor penyebab non
infeksius antara lain obat-obatan, bahan kimia dan racun.
B. Etiologi Dx Medix
Penyebab penyakit Hepatitis menurut Susan Smeltzer (dalam Brunner and
Suddarth, 2015), yaitu :
1) Penularan melalui cairan tubuh
Hepatitis dapat ditularkan melalui cairan tubuh yang terinfeksi vieus hepatitis.
Cairan tubuh yang dapat menjadi sarana penularan hepatitis adalah darah,
cairan vagina dan air mani. Karena itu, berbagi pakai jarum suntik serta
berhubungan seksual tanpa kondom dengan penderita hepatitis dapat
menyebabkan seseorang tertular penyakit ini. Ibu yang menderita hepatitis B
dan C juga dapat menularkan kepada bayinya melalui jalan lahir.
2) Konsumsi alkohol
Kerusakan pada hati oleh senyawa kimia, terutama alkohol. Konsumsi alkohol
berlebihan akan merusak sel-sel hati secara permanen dan dapat berkembang
menjadi gagal hati atau sirosis.
3) Penggunaan obat-obatan melebihi dosis atau paparan racun juga dapat
menyebabkan hepatitis.
4) Autoimun
Pada hepatitis terutama Hepatitis B, sistem imun tubuh justru menyerang dan
merusak sel dan jaringan tubuh sendiri. Dalam hal ini adalah sel-sel hati,
sehingga menyebabkan peradangan. Peradangan yang terjadi dapat bervariasi
mulai dari yang ringan hingga berat.
C. Patofisiologi/ Pathway
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksis terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit
fungsional dasar dari hepar disebut lobule dan unit ini unik karena memiliki suplai
darah sendiri. Seiring dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal
pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar
ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya,
sel-sel hepar manjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan
digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karena itu, sebagian besar
klien mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal. Inflamasi pada
hepar karena invasi virus menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan
kapsula hati yang memivu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran
kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati
hingga menyebabkan nafsu makan menurun (Arife, dkk. 2016).
E. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG pada kasus hepatitis dapat memberikan informasi
mengenai pembesaran hati, gambaran jaringan hati secara umum atau ada
tidaknya sumbatan saluran empedu. USG dapat membuktikan ada tidaknya
pembesaran hati yakni dari pengamatan tepi hati terlihat tumpul atau tidak,
tepi hati yang tumpul menunjukkan adanya pembedaran hati. USG dapat
membuktikan ada tidaknya pembesaran hati. USG juga dapat melihat banyak
tidaknya jaringan ikat (Fibrosis). Selain itu, karena hepatitis merupakan proses
peradangan maka USG densitas (kepadatan) hati terlihat lebih gelap jika
dibandingkan dengan densitas ginjal yang terletak dibawahnya.
2) Tes darah
Hitung darah lengkap, LED-anemia, trombositosis dan kenaikan
penanda menunjukkan adanya proses penyakit kronis. Biokimiawi hasil tes
fungsi hati yang abnormal menunjukkan kemungkinan keganasan.
3) CT Scan
Sangat bermanfaat untuk menentukan sifat massa retroperitoneal dan
mungkin lebih sensitif dalam mengidentifikasi pembesaran KGB intra
abdomen.
4) MRI
Banyak digunakan, khususnya bagi massa adrenal atau massa yang
berasal dari tulang.
5) Biopsi
Jika ada keraguan mengenai sifat suatu massa intra abdomen, biasanya
bisa dilakukan aspirasi sel untuk pemeriksaan sitologi atau biopsi perkuatan
dengan bantuan USG atau CT-scan.
F. Penatalaksanaan Medis
Menurut Elizabeth J.Corwin (2016) penatalaksanaan hepatitis terdiri dari :
1) Pasien yang menderita hepatitis harus menghindari konsumsi alkohol. Akohol
memperburuk stadium dan memperceepat HBV dan khususnya HCV.
2) Terapi obat bagi indivisu yang terinfeksi biasanya dilakukan secara bertahap
untuk infeksi kronis. Suntikan interferon alfa(IFN-α), suatu sitokin panen telah
dipakai untuk mengobati HBV dan HCV. Suntikan biasanya diberikan 3 kali
seminggu selama 3 bulan. Keefektifan IFN-α untuk kedua infeksi tersebut
bervariasi. Interferon umumnya di kontraindikasikan bagi penderita penyakit
hati yang berada pada stadium lanjut.
3) Analog nukleotida yang secara selektif bekerja pada enzim reverse
transcriptase virus menjadi obat penting bagi hepatitis kronis. Analog
nukleotida seperti lamivudine dan rivabirin, biasanya ditoleransi dengan baik
sehingga sering dijadika obat pilihan utama bagi pasien hepatitis.
4) Terapo kombinasi interferon dimodifikasi dengan analog nukleotida adalah
pengobatan yang sangat berhasil untuk saat ini. Interferom termodifikasi
disebut interferon pegilase atau penginterferon mempunyai paruh waktu lebih
lama dibanding IFN-α dan tidak membutuhkan pengukuran dosis berulang.
5) Kerabat penderita hepatitis ditawarkan untuk menerima gamma lobulin murni
yang spesifik terhadap HAV dan HBV, yang dapat memberikan imunitas
pasid terhadap infeksi. Imunitas ini bersifat sementara, tersedia vaksim HAV
yang dibuat dari virus hepatitis inaktif.
G. Referensi
Smeltzer, Suzanne C.2015.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and
Suddarth Ed 8 Vol 3.Jakarta:EGC
Kowalak.2016.Buku Ajar Patofisiologi.Jakarta:EGC
Prastika, I Gede P.2016.Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Dengan
Pasien Hepatitis. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik
Kesehatan Denpasar Jurusan Keperawatan : Naskah Dipublikasikan
D. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
1) Data demografi : apakah pasien tinggal/bekerja di lingkungan yang
terpapar dengan infeksi virus dan bahan-bahan kimia ?
2) Riwayat kesehatan sekarang : pasien bisa datang dengan keluhan
demam, sakit kepala, nyeri pada kuadran atas, mual, muntah, ikterik,
lemah, letih ,lesu dan anoreksia.
3) Riwayat kesehatan dahulu
- Penyakit apa yang pernah diderita pasien ?
- Apakah pasien memiliki kebiasaan minum alkohol ?
- Apakah pasien pernah menjalani operasi batu empedu ?
- Riwayat kesehatan keluarga : apakah ada keluarga pasien yang
menderita penyakit hepatitis dan penyakit infeksi lain ?
b. Pengkajian Fokus Kebutuhan Dasar Nutrisi
Pemeriksaan fisik
a) Pola Persepsi dan Pemeliharan Kesehatan
Pada pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan kaji pasien
mengenai :
- Apakah pasien menjaga kesehatan kebersihan diri dan lingkungannya ?
- Apakah pasien mengetahui tentang penyakit hepatitis ?
- Bagaimana cara pasien menjaga kesehatannya selama sakit ?
b) Pola nutrisi
Pola ini akan menjadi fokus pengkajian, dalam pola nutrisi kaji
pasien mengenai :
- Apakah pasien mengalami kehilangan nafsu makan (anoreksia)?
- Apakah pasien mengalami penurunan atau peningkatan berat badan?
- Apakah pasien mengalami mual muntah ?
- Apakah terjadi penimbunan cairan di perut pasien ?
c) Pola eliminasi
Pola ini akan menjadi fokus pengkajian, dalam pola eliminasi kaji
pasien mengenai :
- Apakah urine pasien berwarna gelap ?
- Apakah pasien mengalami konstipasi atau diare ?
- Bagaimana konsistensi dari feses pasien ?
- Apakah feses pasien berwarna seperti tanah liat ?
d) Aktivitas dan Latihan
Pola ini akan menjadi fokus pengkajian, dalam pola aktifitas dan
latihan kaji pasien mengenai aktifitas sehari-hari :
- Bagaimanakah pasien beraktifitas dalam pekerjaannya ?
- Apakah tanda gejala dari penyakit hepatitisnya mengganggu
aktifitasnya ?
- Apakah pasien mengalami kelemahan, kelelahan dan malaise
umum selama beraktifitas ?
- Apakah pasien bisa melakukan kegiatan olahraga ?
- Jika iya, jenis olahraga apa yang dilakukan pasien ?
e) Tidur dan Istirahat
Dalam pola ini kaji pasien mengenai :
- Apakah penyakit hepatitisnya menganggu pola tidurnya ?
- Apakah selama sakit pasien cenderung ingin tidur ?
f) Sensori, Presepsi dan Kognitif
Pola ini akan menjadi fokus pengkajian, dalam pola ini kaji pasien
mengenai :
- Bagaimanakah tingkat ansietas pasien selama sakit hepatitis ?
- Apakah pasien mengalami nyeri ? jika iya lakukan pengkajian
menggunakan PQRST.
g) Konsep diri
h) Pola peran hubungan
Pada pola peran hubungan kaji pasien mengenai :
- Apakah pekerjaan pasien ?
- Bagaimanakah kualitas pekerjaan pasien selama sakit ?
- Bagaimanakah pasien berhubungan dengan orang lain selama
sakit ?
i) Menajemen Koping Stres
Pola ini tidak menjadi fokus pengkajian, pada pola ini kaji pasien
mengenai :
- Apakah pasien mengalami stres sejak selama hepatitis ?
- Bagaimana pasien menghadapi stres yang dimilikinya ?
j) Sistem Nilai dan Keyakinan
Pola ini tidak menjadi fokus pengkajian, pola ini menggambarkan
bagaimana keyakinan serta spiritual pasien terhadap penyakitnya
k) Seksual dan Reproduksi
Pola ini tidak menjadi fokus pada pengkajian.
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mengetahui penyakit
antara lain (Kowalak, 2016) :
1) Enzim-enzim serum AST(SGOT), ALT(SGPT), LDH
Meningkat pada kerusakan sel hati dan pada keadaan lain terutama
infark miokardium.
2) Bilirubin direk
Meningkat pada gangguan eksresi bilirubin terkonyugasi
3) Bilirubin indirek
Meningkat pada gangguan hemolitik dan sindrom gilbert
4) Bilirubin serum total
Meningkat pada penyakit hepatoseluler
5) Protein serum total
Kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati
6) Masa protombin
Meningkat pada penurunan sintesis prothrombin akibat kerusakan sel
hati
7) Kolesterol serum
Menurun pada kerusakan sel hati, meningkat pada obstruksi duktusi
ductus biliaris.
3. Perencanaan
Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan
Keperawatan
Hipertermi b.d Setelah Pemberian Obat
proses dilakukan asuhan Observasi
penyakit keperawatan 1. Identifikasi kemungkinan
(infeksi) selama 3x24 jam alergi
maka status 2. Verifikasi order obat sesuai
neurologis dengan indikasi
membaik dengan 3. Periksa tanggal kedaluwarsa
kriteria hasil : obat
1. Hiperter 4. Monitor tanda vital dan nilai
mia laboratorium sebelum
menurun pemberian obat
2. Frekuensi 5. Monitor efek terapeutik dan
kejang efek samping obat
menurun Terapeutik
3. Pucat 1. Perhatikan prosedur pemberian
menurun obat yang aman dan akurat)
2. Perhatikan prinsip 6 benar
Edukasi
1. Menjelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan dan efek samping
sebelum pemberian
Edukasi
1. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(misal pereda
nyeri,antlemetik), jika perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
Nyeri akut b.d Setelah Manajemen nyeri
agen pencedera dilakukan asuhan Observasi
fisiologis keperawatan 1. Identifikasi
(inflamasi) selama 3xx24 lokasi,karakteristik,durasi,frek
jam maka tingkat uensi kualitas dan intensitas
nyeri menurun nyeri
dengan kriteria 2. Identifikasi skala nyeri
hasil : 3. Identifikasi nyeri non verbal
1. Keluhan 4. Identifikasi faktor yang
nyeri memperberat dan
menurun memperingan nyeri
2. Gelisah 5. Monitor pemberian efek
menurun samping nyeri
3. Muntah Terapeutik
menurun 1. Berikan efek nonfarmakologis
4. Mual untuk mengurangi rasa nyeri
menurun (mis. Terapu musik, kompres
hangat/dingin, aromaterapi)
2. Fasilitasi istirahat dan tidur
3. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
2. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
3. Ajarkan teknik
nonfamakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
4. Daftar Pustaka
Tim Pokja SKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.
Tim Pokja SIKI PP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.
Tim Pokja SKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus
Pusat PPNI.
Smeltzer, Suzanne C.2015.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
and Suddarth Ed 8 Vol 3.Jakarta:EGC
Kowalak.2016.Buku Ajar Patofisiologi.Jakarta:EGC
Prastika, I Gede P.2016.Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Dengan
Pasien Hepatitis. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik
Kesehatan Denpasar Jurusan Keperawatan : Naskah Dipublikasikan