Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Dalam mengelola persediaan barang, terdapat tiga biaya yg harus dipertimbangkan pihak
manajemen, yaitu biaya penyimpanan, biaya pemesanan dan biaya kekurangan
A. Berikan penjelasan dan uraian terkait tiga konsep biaya ini
Jawaban :
a. Biaya Penyimpanan Biaya penyimpanan berkaitan dengan kepemilikan barang
secara fisik dalam persediaan. Biaya dalam hal ini, meliputi bunga, asuransi,
pajak, penyusutan, keusangan, kerusakan, dan biaya dalam pergudangan
(misalnya suhu, kelembaban, cahaya, sewa, dan keamanan). Selain itu juga akan
muncul opportunity cost yang berkaitan dengan keuangan yang dapat digunakan
untuk kepentingan lain di luar untuk persediaan. Oleh karena itu, biaya
penyimpanan ini dapat bermacam-macam besarnya. Berbagai macam komponen
dalam biaya penyimpanan tergantung pada tipe item yang disimpan. Biaya
Pemesanan Biaya pemesanan adalah biaya yang timbul karena adanya pemesanan
dan pengiriman persediaan. Selain biaya pengiriman, yang termasuk biaya
pemesanan adalah biaya penyiapan faktur, biaya pemeriksaan saat barang
diterima baik pemeriksaan kualitas maupun kuantitas, serta biaya pemindahan
barang ke tempat penyimpanan. Biaya pemesanan biasanya dinyatakan dalam
suatu jumlah tetap tertentu per pemesanan, tidak tergantung banyaknya pesanan.
Apabila perusahaan memproduksi persediaannya, biaya pemasangan mesin
(seperti mempersiapkan peralatan untuk melakukan suatu pekerjaan dengan
menyesuaikan mesin, mengganti alat yang diperlukan) dapat disamakan dengan
biaya pemesanan. Biaya ini berupa biaya tetap per produksi, tidak tergantung
pada jumlah produksi.
b. Biaya Kekurangan Biaya kekurangan muncul ketika permintaan melebihi
persediaan di tangan. Biaya ini termasuk biaya oportunity karena tidak melakukan
penjualan, kehilangan kepercayaan konsumen, keterlambatan pembayaran.
Apabila biaya ini muncul pada item yang digunakan untuk keperluan internal
(misalnya untuk memasok lini perakitan maka biaya keterlambatan produksi
dapat disamakan sebagai biaya kekurangan.
B. Setidaknya ada 4 metode dalam menentukan jumlah order atau pemesanan. Uraikan dan
berikan penjelasan.
Jawaban :
a. Economic Order Quantity (EOQ) Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah
pemesanan yang paling ekonomis, yaitu jumlah pembelian barang, misal bahan
baku atau bahan pembantu, yang dapat meminimumkan jumlah biaya
pemeliharaan barang di gudang dan biaya pemesanan setiap tahun. Model EOQ
ini sangat mudah dan sederhana, namun berlakunya memerlukan asumsi-asumsi
sebagai berikut.
a) Jumlah kebutuhan barang selama setahun dapat diperkirakan dan
kebutuhan barang sepanjang tahun relatif stabil.
b) Hanya ada dua macam biaya yang relevan, yaitu biaya pemesanan dan
biaya pemeliharaan barang.
c) Biaya pemesanan untuk setiap kali pemesanan besarnya selalu sama, tidak
terpengaruh oleh jumlah yang dipesan.
d) Biaya pemeliharaan barang setiap unit setiap tahun selalu sama. Dengan
kata lain, biaya pemeliharaan barang ini bersifat variabel, tergantung pada
jumlah barang yang disimpan dan lama waktu penyimpanan.
e) Usia barang relatif lama. Tidak cepat menjadi aus, busuk atau rusak.
f) Harga barang setiap unit barang selalu sama (stabil).
g) Tidak ada kendala atau batasan mengenai jumlah barang dapat dipesan.
b. Model Persediaan untuk Barang yang Dibuat Sendiri Suatu perusahaan kadang-
kadang memerlukan barang untuk membuat suatu produk yang dibuat sendiri.
Kalau barang dibuat sendiri tentu saja kedatangannya tidak sekaligus bersamaan
dalam jumlah yang banyak. Pertambahannya secara berangsur-angsur, sedikit
demi sedikit, dengan tingkat pertambahan setiap tahun Pr sehingga Pr merupakan
slope dari garis produksi. Pemakaian barang selama setahun sebesar R sehingga
slope dari garis pemakaian sebesar -R. Pada saat perusahaan menghasilkan barang
yang dibutuhkan maka pada waktu menghasilkan itu juga dilakukan pemakaian
sehingga slope garis penambahan persediaan sebesar j(Pr - R). Setelah barang
yang dipesan dibuat semua maka produksi berhenti sehingga tinggal pemakaian
saja. Kuantitas
c. Safety Stock Safety stock adalah persediaan barang minimum untuk menghindari
terjadinya kekurangan barang. Terjadinya kekurangan barang disebabkan antara
lain karena kebutuhan barang selama pemesanan melebihi rata-rata kebutuhan
barang. Hal ini dapat terjadi karena kebutuhan setiap harinya terlalu banyak atau
karena jangka waktu pemesanannya terlalu panjang dibanding dengan kebiasaan.
Kalau kita merniliki safety stock terlalu banyak akibatnya perusahaan akan
menanggung biaya penyimpanan yang terlalu mahal, tetapi kalau safety stocknya
terlalu sedikit maka perusahaan akan menanggung biaya atau kerugian karena
kekurangan barang. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat menentukan
besarnya safety stock ini secara tepat.
d. Model dengan Expected Value Dalam model ini, biaya yang terjadi karena
kekurangan barang diketahui, di samping itu biaya penyimpanan barang juga
diketahui. Kita akan mencari expected value dari jumlah kedua biaya itu pada
berbagai alternatif tingkat safety stock, kemudian dipilih yang biaya (expected
cost)nya paling murah. Pemesanan selalu dilakukan pada saat dicapai reorder
point, dengan jumlah pemesanan tetap, misalnya sesuai dengan EQM.
2. Untuk mencapai strategi yg tepat, sebuah perusahaan harus memastikan bahwa
kemampuan rantai pasokannya harus bisa memenuhi kepuasan pelanggan seperti yg
sudah di targetkan.
A. Berikan penjelasan terkait langkah untuk mencapai startegic fit dalam rantai pasokan
Jawaban :
Menurut Chopra dan Meindl (2004 ), ada tiga langkah untuk mencapai strategi yang tepat
yaitu:
a. Langkah 1: Memahami Pelanggan dan Ketidakpastian dari Rantai Pasok Perusahaan
harus benar-benar memahami apa yang dibutuhkan oleh pelanggan untuk setiap target
yang ingin dicapai karena adanya ketidakpastian dalam rantai pasok. Dengan
memahami kebutuhan pelanggan, perusahaan dapat menentukan biaya yang
dibutuhkan serta pelayanan yang dapat diberikan. Ketidakpastian dalam rantai pasok
mengharuskan perusahaan mengidentifikasi kegagalan dan keterlambatan dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan. Secara umum, permintaan pelanggan dari setiap
segmen bisa sangat bervariasi mencakup beberapa hal sebagai berikut.
a. Jumlah produk yang dibutuhkan untuk setiap lot-nya.
b. Waktu respons yang bisa ditolerir oleh pelanggan.
c. V ariasi produk yang dibutuhkan.
d. Tingkat pelayanan yang dibutuhkan.
e. Harga produk.
f. Kecepatan inovasi suatu produk.
Setiap pelanggan dalam setiap segmen yang sama akan cenderung mempunyai
kebutuhan yang sama, sedangkan pelanggan dalam segmen yang berbeda akan
cenderung mempunyai kebutuhan yang berbeda pula. Perlu dipahami juga bahwa
setiap kategori kebutuhan pelanggan harus dipandang sebagai sesuatu yang berbeda,
kecuali untuk hal yang sangat mendasar. Setiap kebutuhan pelanggan bisa
diterjemahkan ke dalam bentuk demand uncertainty tak lang sung (implied demand
uncertatainty ). Perlu dibedakan antara demand uncertainty dan implied demand
uncertainty. Demand uncertainty mencerminkan ketidakpastian dari permintaan
pelanggan untuk suatu produk. Sementara implied demand uncertainty adalah
gabungan ketidakpastian antara permintaan dalam rantai pasok dengan kelengkapan
yang pelanggan inginkan. Contohnya, perusahaan yang memasok sebuah produk
hanya untuk melayani order darurat akan menemui implied demand uncertainty yang
lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang memasok produk yang sama tetapi
mempunyai lead-time yang panjang. Berikut ini Anda dapat perhatikan adanya
pengaruh kebutuhan pelanggan terhadap implied demand uncertaint.
1) Langkah 2: Memahami Rantai Pasok Menciptakan strategi yang tepat sama dengan
menciptakan strategi rantai pasok untuk memperoleh ketepatan permintaan yang
terbaik sesuai dengan target yang ditetapkan dalam keadaan yang tidak menentu.
Untuk itu, diperlukan supply chain responsiveness yang mencakup kemampuan rantai
pasok untuk melakukan tindakan sebagai berikut.
a. Respons terhadap permintaan yang beragam.
b. Memperpendek lead-time.
c. Menangani variasi produk yang besar.
d. Membangun produk yang inovatif.
e. Memenuhi tingkat pelayanan yang tinggi.
f. Menangani ketidakpastian pasokan.
2) Langkah 3: Pencapaian Strategi yang Tepat Dengan melihat demand dan supply serta
memetakan keduanya akan bisa mengukur tingkat ketidakpastian secara tidak
langsung dengan menempatkannya pada responsiveness spectrum. Langkah ketiga
dan terakhir dalam pencapaian strategi yang tepat adalah untuk memastikan bahwa
apa yang terbaik dalam rantai pasok yang harus dilakukan akan konsisten dengan
sasaran permintaan pelanggan dan ketidakpastian rantai pasok.
B. Apa yang dimaksud dengan lead time dari kaca mata pelanggan dan bagaimana
menurunkan leadtime gap tersebut
Jawaban :
Dalam pandangan pelanggan, yang dinamakan lead-time adalah waktu yang dibutuhkan
untuk menunggu antara pemberian order sampai barang dikirimkan (the order to delivery
cycle). Dalam pandangan pemasok, lead-time adalah waktu yang dibutuhkan untuk
mengkonversi sebuah order ke dalam bentuk kas atau dalam bahasa sederhananya adalah
total waktu dalam hal modal kerja di mana sejak material pertama kali dibeli sampai
dengan pembayaran dari pelanggan diterima (the cash to cash cycle).
Lead Time Gap Banyak perusahaan mempunyai masalah yang paling mendasar yaitu
waktu yang dibutuhkan untuk membeli, membuat, dan mengirim barang jadi ke
pelanggan lebih panjang daripada waktu tunggu dari pelanggan sejak dari mengirim order
sampai barang diterima oleh pelanggan.
Salah satu cara untuk menurunkan lead-time gap, yaitu dengan menurunkan logistic lead-
time dan secara bersamaan dengan menaikkan waktu untuk customer order cycle dengan
meningkatkan peringatan dini untuk setiap permintaan dari pelanggan melalui improved
visibility of demand.
3. Strategi merupakan rencana yg dilakukan utk mencapai suatu misi dan diperlukan pada
setiap aspek suply chain
A. Kemukakan strategi dalam menangani risiko dalam manajemen rantai pasok
Jawaban :
Manuj dan mentzer ( 2008 ) mengelompokkan strategi dalam menangani risiko menjadi 6
strategi sebagai berikut :
a) Penundaan ( postponement )
Melakukan penundaan terhadap pengunaan sumber daya sehinga poses menjadi
lebih fleksibel dan menunda biaya yang harus dikeluarkan. Strategi ini dapat
dilakukan untuk kasus seperti : standarisasi, pengunaan produk yang sama (
commonally ), modular design untuk menunda proses diferensiasi.
b) Spekulasi ( speculation )
Strategi ini merupakan kebalikan dari strategi postponement yang juga dikenal
dengan sebutan pengambilan resiko yang selektif.
c) Hedging
Memiliki pemasok dan fasilitas yang tersebar secara global sehingga strategi ini
dapat mengurangi dampak dari risiko.
d) Control share transfer
Merupakan strategi melalui penerapan integrasi vertical, kontrak dan kesepakatan.
e) Securitas atau keamanan
Strategi ini meliputi penanganan terhadap keamanan system informasi,
pelanggaran terhadap angkutan barang, terorisme, vandalism, kejahatan dan
sabotase
f) Menghindar ( avoidance )
Menhindari kondisi yang memiliki resiko seperti menunda untuk masuk kepasar
atau segmen yang baru atau hanya terjun dalam pasar dengan tingkat
ketidakpastian ( uncertainty ) yang rendah.
Sumber : modul 6.21
B. Jelaskan dan gambarkan bagaimana suply chain decision making framework dalam
manajemen rantai pasokan tersebut
Jawaban :
Strategi
kompetitif
Strategi rantai
pasokan