Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta beserta
isinya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw
yang telah menuntun umatnya dari zaman jahiliyyah ke zaman islamiyyah.

Penulis mengharapkan atas segala usaha yang dilakukan dalam mewujudkan


karya tulis ini merupakan sebagian dari ibadah kepada Allah swt. Dengan kuasa-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep dan
karakteristik Karya Tulis Ilmiah”

Dalam pembuatan karya tulis ini, penulis menyadari akan banyaknya kesalahan
dan kekurangan yang ada pada diri penulis. Namun, berkat perhatian dan
bimbingan dari berbagai pihak, karya tulis ini dapat terselesaikan.

Semoga Allah swt membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis
dengan ganjaran pahala yang berlipat, penulis mengucapkan
jazakumullahukhairankatsieraan.

Harapan penulis bisa menyusun karya tulis ini dengan baik. Namun,
kemampuanlah yang membatasinya. Penulis menyadari dalam penulisan karya
tulis ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, penulis mengharapkan tegur sapa dari semua pihak yang berupa
kritik dan saran yang bersifat membangun guna sebagai bahan perbaikan bagi
karya tulis ini.

Akhir kata, kepada Allah swt segala sesuatu kembali, mudah-mudahan dengan
tersusunnya karya tulis ini sedikit banyaknya dapat memberikan manfaat bagi
semuanya, khususnya bagi kami penulis.

Majalengka, 3 Juni 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1. Latar Belakang Masalah............................................................................3
2. Rumusan Masalah.......................................................................................3
3. Tujuan Penulisan........................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................5
1. Pengertian....................................................................................................5
2. Tujuan..........................................................................................................6
3. Fungsi dan Tanggung Jawab Pembelian..................................................6
4. Prinsip Dasar Pembelian............................................................................8
5. Klasifikasi....................................................................................................9
6. Jenis-jenis Sistem Pembelian...................................................................10
7. Dokumen-dokumen dalam Sistem Akuntansi Pembelian.....................11
8. Catatan yang Digunakan..........................................................................12
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................14
1. Kesimpulan................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Sistem Akuntansi pem belian digunakan dalam perusahaanuntuk pengadaan


barang yang diperlukan oleh perusahaan.Transaksi pembelian dapat digolongkan
menjadi dua yaitupembelian tunai dan pembelian kredit. Sistem akuntansi
pembelianini diterpkan dalam perusahaan manufaktur. Dalam suatu
perusahaanterdapat banyak kegiatan dan kegiatan tersebut membutuhkanbanyak
informasi dan pihak-pihak yang terkait berperan pentingdidalamnya. Dalam
perusahaan besar khususnya perusahaan dagangdan industri pembelian merupakan
kegiatan yang rutin terjadi dalamsatu periode, sehingga perusahaan harus
membuat suatu sistemuntuk mengatur pembelian. Tetapi pembelian yang sering
dilakukanoleh perusahaan yaitu secara kredit. Pembelian merupakan
sistemaplikasi siklus pengeluaran yang umum. Sistem aplikasi
pembelianmencakup prosedur-prosedur pemilihan pemasok,
permintaan,pembelian, penerimaan dan pengotorisasian. Model sistemaplikasi
pembelian mencakup pemisahan fungsi-fungsi permintaan,pembelian,
penerimaan, utang dagang dan buku besar. Prosedurpemilihan pemasok yang
memadai merupakan faktor penting dalamketerpaduan seluruh sistem aplikasi
pembelian. Dalam perusahaanyang kecil, pendebitan yang timbul dari transaksi
pembelianterutama bersumber dari penerimaan kas dalam perusahaan yangbesar
pendebitan yang timbul dari transaksi pembelian dari registerbukti kas keluar
(voucher register) atau jurnal pembelian dan dari distribusi pembelian dari
pemasok

2. Rumusan Masalah

a. Apa Pengertian Pembelian dalam Sistem Informasi Akuntansi ?


b. Apa Tujuan Pembelian dalam Sistem Informasi Akuntansi ?
c. Apa Fungsi dan Tanggung Jawab Pembelian dalam Sistem Informasi
Akuntansi ?
d. Apa Prinsip Dasar Pembelian dalam Sistem Informasi Akuntansi ?
e. Apa Klasifikasi Pembelian dalam Sistem Informasi Akuntansi ?
f. Apa Jenis-jenis Sistem Pembelian dalam Sistem Informasi Akuntansi ?
g. Apa Saja Dokumen-dokumen dalam Pembelian dalam Sistem Informasi
Akuntansi ?
h. Apa saja Catatan yang Digunakan dalam Pembelian dalam Sistem
Informasi Akuntansi ?

3. Tujuan Penulisan

a. Untuk Mengetahui Pengertian Pembelian dalam Sistem Informasi


Akuntansi
b. Untuk Mengetahui Tujuan Pembelian dalam Sistem Informasi Akuntansi
c. Untuk Mengetahui Fungsi dan Tanggung Jawab Pembelian dalam Sistem
Informasi Akuntansi
d. Untuk Mengetahui Prinsip Dasar Pembelian dalam Sistem Informasi
Akuntansi
e. Untuk Mengetahui Klasifikasi Pembelian dalam Sistem Informasi
Akuntansi
f. Untuk Mengetahui Jenis-jenis Sistem Pembelian dalam Sistem Informasi
Akuntansi
g. Untuk Mengetahui Dokumen-dokumen dalam Pembelian dalam Sistem
Informasi Akuntansi
h. Untuk Mengetahui Catatan yang Digunakan dalam Pembelian dalam Sistem
Informasi Akuntansi
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian

Pengertian pembelian pada umumnya adalah pengadaan barang


atau jasa untuk keperluan konsumsi. Beberapa ahli mengemukakan tentang
definisi pembelian antara lain.

Berikut definisi dan pengertian pembelian dari beberapa sumber


buku:

Menurut Aliminsyah dan Padji (2003), pembelian adalah harga


pembelian (harga pokok) barang dagang yang diperoleh perusahaan
selama periode tertentu.

Menurut Mulyadi (2016), pembelian adalah suatu usaha yang


dilakukan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. 

Menurut Galloway, dkk (2000), pembelian adalah pengadaan


material dan part pada kualitas yang tepat dan kuantitas yang tersedia
untuk digunakan dalam operasi pada waktu yang tepat dan tempat yang
tepat

Pengertian pembelian menurut Mulyadi (2008;316) “pembelian


adalah serangkaian tindakan untuk mendapatkan barang dan jasa melalui
penukaran, dengan maksud untuk digunakan sendiri atau dijual kembali”.

Sedangkan menurut Sofjan Assauri (2008:223) Pembelian adalah


salah satu fungsi yang krusial pada berhasilnya operasi suatu perusahaan.
Fungsi ini dibebani tanggung jawab buat menerima kuantitas dan kualitas
bahan-bahan yg tersedia dalam waktu dibutuhkan menggunakan harga
yang sesuai menggunakan harga yang berlaku. Pengawasan perlu
dilakukan terhadap aplikasi fungsi ini, karena pembelian menyangkut
investasi dana pada persediaan serta kelancaran arus bahan ke pada pabrik.

Menurut Soemarso (2009:194) kegiatan pembelian dalam sebuah


perusahaan dagang meliputi hal-hal sebagai berikut :

1) Membeli barang dagang secara tunai atau kredit.


2) Membeli aktiva produktif untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan,
contohnya kegiatan ini adalah pembelian kendaraan, peralatan kantor dan
lain-lain.
3) Membeli barang dan jasa-jasa lain sehubungan dengan kegiatan
perusahaan, contohnya adalah biaya pengiriman, biaya listrik, air dan
telepon. Sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa pembelian
merupakan tindakan untuk memperoleh barang atau jasa secara tunai atau
kredit yang digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan produksi.

2. Tujuan

Menurut Barry Render (2005 : 414), pembelian berarti perolehan


barang atau jasa. Tujuan pembelian adalah :

1. Membantu identifikasi produk dan jasa yang dapat diperoleh secara


eksternal.
2. Mengembangkan, mengevaluasi, dan menentukan Supplier, harga, dan
pengiriman yang terbaik bagi barang dan jasa tersebut.
Sistem pembelian barang terkait dengan persediaan barang, karena setiap
terjadi pembelian akan menambah jumlah persediaan barang di gudang.
Pelaksanaan mekanismen sistem tidak selalu sama, hal ini dipengaruhi dari
jenis perusahaan dan bergerak dalam bidang tertentu. Beberapa yang harus
diperhatikan dalam sistem pembelian, yaitu informasi yang diperlukan
oleh perusahaan khusunya manajemen, dokumen – dokumen yang
digunakan, bagian yang terkait, jaringan prosedur yang membentuk sistem
akuntansi pembelian serta sistem pengendalian internya. Jika suatu sistem
pembelian dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah diterapkan, maka
pelaksanaan kerja pada bagian yang terkait akan tercapai sesuai dengan
yang diharapkan.

3. Fungsi dan Tanggung Jawab Pembelian

Menurut Brown (2001), fungsi pembelian adalah sebagai berikut:

1) Pembelian memiliki tanggung jawab untuk mengelola masukan


perusahaan pada pengiriman, kualitas dan harga yang tepat, yang
meliputi bahan baku, jasa dan sub-assemblies untuk keperluan
organisasi. 
2) Berbagai penghematan yang berhasil dicapai lewat pembelian secara
langsung direfleksikan pada lini dasar organisasi. Dengan kata lain,
begitu penghematan harga dibuat, maka akan mempunyai pengaruh yang
langsung terhadap struktur biaya perusahaan. Sehingga sering dikatakan
bahwa penghematan pembelian 1% ekuivalen dengan peningkatan
penjualan sebesar 10%. 
3) Pembelian dan suplai material mempunyai kaitan dengan semua aspek
operasi manajemen.

Menurut Assauri (2008), tugas pembelian adalah untuk


menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan pada
waktu, harga dan kualitas yang tepat. Adapun tanggung jawab bagian
pembelian adalah sebagai berikut:

1) Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian bahan-bahan agar


rencana operasi dapat dipenuhi dan pembelian bahan-bahan tersebut pada
tingkat harga yang perusahaan akan mampu bersaing dalam memasarkan
produknya. 
2) Bertanggung jawab atas usaha-usaha untuk dapat mengikuti
perkembangan bahan-bahan baru yang dapat menguntungkan dalam
proses produksi, perkembangan dalam desain, harga dan faktor-faktor
lain yang dapat memengaruhi produk perusahaan, harga dan desainnya. 
3) Bertanggung jawab untuk meminimalisasi investasi atau meningkatkan
perputaran (turn over) bahan, yaitu dengan penentuan skedul arus bahan
ke dalam perusahaan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan produksi. 
4) Bertanggung jawab atas kegiatan penelitian dengan menyelidiki data dan
perkembangan pasar, perbedaan sumber-sumber penawaran (supply) dan
memeriksa produk supplier untuk mengetahui kapasitasnya dan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan. 
5) Sebagai tambahan, kadang bagian pembelian bertanggung jawab atas
pemeliharaan bahan-bahan yang dibeli setelah diterima dan bertanggung
jawab atas pengawasan persediaan.

4. Prinsip Dasar Pembelian

Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003), prinsip dasar yang


dijadikan pedoman dalam melakukan hal-hal pokok dalam pelaksanaan
fungsi pembelian yang perlu dijadikan pedoman atau acuan, adalah
sebagai berikut:

1) The Right Price. The right price merupakan nilai suatu barang yang
dinyatakan dalam mata uang yang layak atau yang umum berlaku
pada saat dan kondisi pembelian dilakukan. 
2) The Right Quantity. Jumlah yang tepat dapat dikatakan sebagai suatu
jumlah yang benar-benar diperlukan oleh suatu perusahaan atau
perhotelan pada saat tertentu. 
3) The Right Time. The right time menyangkut pengertian bahwa
barang tersedia setiap kali diperlukan. Dalam hal ini persediaan
barang haruslah diperhitungkan karena jika ada persediaan barang
tentunya ada biaya perawatan barang tersebut. 
4) The Right Place. The right place mengandung pengertian bahwa
barang yang dibeli dikirimkan atau diserahkan pada tempat yang
dikehendaki oleh pembeli. 
5) The Right Quality. The right quality adalah mutu barang yang
diperlukan oleh suatu perusahaan sesuai dengan ketentuan yang
sudah dirancang yang paling menguntungkan perusahaan. 
6) The Right Source. The right source mengandung pengertian bahwa
barang berasal dari sumber yang tepat. Sumber dikatakan tepat
apabila memenuhi prinsip-prinsip yang lain yaitu the right price, the
right quantity, the right time, the right place, and the right quanlity.

5. Klasifikasi

1) Pembelian tunai, yaitu pembelian yang dilakukan oleh perusahaan dengan


mengeluarkan kas untuk pembayaran barang yang dibeli untuk keperluan
aktivitas perusahaan dan untuk barang persediaan.
2) Pembelian kredit, yaitu pembelian yang dilakukan oleh perusahaan dengan
cara mengangsur biaya pembayarannya secara bertahap. Pengertian kredit
menurut (Mulyadi:2002) adalah pembelian yang dilakukan oleh
perusahaan yang dalam pembayarannya dilakukan secara bertahap atau
secara angsuran kepada pemasok.
3) Pembelian impor, yaitu pembelian yang dilakukan oleh perusahaan dari
pemasok luar negeri atau secara import, yaitu pemasukan barang atau jasa
dari luar negeri atau daerah pabean untuk diedarkan ke dalam negeri.
4) Pembelian lokal, yaitu pembelian yang dilakukan oleh perusahaan dari
pemasok dalam negeri.
5) Pembelian secara komisi, yaitu pembelian barang yang bersifat titipan,
atas barang-barang yang terjualah yang kemudian dibayar.
6) Pembelian dipasar berjangka/ future trading, yaitu pembelian atas barang-
barang yang memiliki standar kualitas yagn ditawarkan dipasar berjangka,
selain kuallitas telah terjamin juga dapat menutup kemungkinan kerugian
karena adanya kenaikan harga.
7) Pembelian secara cicilan pada sewa guna usaha (Leasing), yaitu suatu cara
pembelian dimana harga atas barang dibayar secara mencicil setelah
diperhitungkan bunga bank.
8) Pembelian secara kontrak, yaitu suatu pembelian dengan menggunakan
prosedur kontrak yang memuat hak-hak dan kewajiban masing-masing
pihak. Biasanya pembelian secara kontrak dilaksanakan apabila terjadi
penjualan secara kontrak pula.
9) Pembelian melalui perantara (komisioner, makelar), yaitu suatu jenis
pembelian yang menggunakan jasa komisioner atau makelar sebagai
perantara dalam pembelian dan untuk jasa yang mereka berikan,mereka
menerima komisi atau provisi.
10) Pembelian secara remburs, lebih bersifat cara pembayaran, yaitu
pembayaran dilakukan kepada pembawa atau yang mengangkut barang.

6. Jenis-jenis Sistem Pembelian

Menurut Suarsana (2007), terdapat beberapa sistem atau cara yang


biasa digunakan dalam kegiatan pembelian, yaitu sebagai berikut:

1) Sistem Kontrak 
Sistem pembelian barang untuk bahan makanan terutama jenis
sayuran, buah-buahan dan makanan yang musiman adalah dengan
mempergunakan surat perjanjian kontrak. Kontrak dilakukan dengan
satu supplier atau lebih. Dalam surat kontrak ditekankan dalam
mengenai kualitas, kuantitas dan harga barang. Masa berlaku surat
kontrak untuk bahan makanan bisa mencapai 3 atau 6 bulan dan
pembayarannya tetap dilakukan setiap bulan.
2) Sistem Harian dan Bulanan 
Pihak perusahaan atau hotel bisa dengan bebas membeli barang-
barang keperluannya dari beberapa supplier atau dari beberapa toko
supermarket yang ada di sekitarnya. Dengan cara seperti ini pihak hotel
tidak perlu melakukan sebuah analisa yang terlalu ketat terhadap kinerja
dari beberapa supplier untuk dipilih. Cukup dengan berbelanja pada
toko terdekat, toko swalayan bahkan pasar tradisional yang harganya
lebih murah, baik secara kontan maupun secara utang bulanan. Namun
sistem dan prosedurnya harus tetap sama yaitu dengan mencari
informasi dimana toko atau supermarket dan pasar yang kualitas dan
harga barangnya paling murah.
3) Pembelian secara kontan 
Di bagian pembelian sebuah hotel pada umumnya menyiapkan
uang kas yang jumlahnya tidak terlalu banyak yang disebut dengan kas
kecil atau petty cash. Kas kecil ini dipergunakan untuk membeli barang
keperluan operasional hotel, terutama bahan makanan keperluan dapur
yang sering diminta secara mendadak. Pembelian dengan cara kontan
dengan menggunakan kas kecil dilakukan untuk membeli bahan
makanan atau minuman dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Hal
seperti ini sering dilakukan pada saat gudang atau bagian dapur
kehabisan bahan makanan yang sangat diperlukan pada saat itu juga.
Pembelian secara kontan tidak dapat dilakukan setiap hari, tetapi hanya
dilakukan jika keadaan sangat mendesak dan disinilah peranan seorang
buyer atau driver dibagian pembelian sangat diperlukan
kemampuannya.

7. Dokumen-dokumen dalam Sistem Akuntansi Pembelian

Dokumen-Dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan pada


Sistem Akuntansi Pembelian, menurut Mulyadi (2016 : 246).

1) Surat Permintaan Pembelian


Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh bagian gudang untuk
meminta fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis,
jumlah, mutu seperti yang tersebut dalam surat tersebut.
2) Surat Permintaan Penawaran Harga
Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang
yang pengadaannya tidak bersifat berulangkali terjadi yang menyangkut
jumlah pembelian yang besar.
3) Surat Order Pembelian
Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang
telah dipilih. Dokumen ini terdiri dari berbagai fungsi:
a. Surat Order Pembelian. Dokumen ini merupakan lembar pertama surat
order pembelian yang dikirimkan kepada pemasok sebagai order resmi
yang dikeluarkan oleh perusahaan.
b. Tembusan Pengakuan oleh Pemasok. Tembusan ini dikirimkan kepada
pemasok, dimintakan tanda tangan dari pemasok dan dikirim kembali
ke perusahaan sebagai bukti telah diterima dan disetujuinya order
pembelian, serta kesanggupan pemasok dalam memenuhi pengiriman
barang seperti tersebut dalam dokumen.
c. Tembusan bagi Unit Peminta Barang. Tembusan ini dikirimkan
kepada fungsi yang meminta pembelian bahwa barang yang
dimintanya telah dipesan.
d. Arsip Tanggal Penerimaan. 16 Tembusan ini disimpan oleh bagian
pembelian menurut tanggal penerimaan, sebagai dasar untuk
mengadakan tindakan penyelidikan jika barang tidak datang pada
waktu yang ditetapkan.
e. Arsip Pemasok. Tembusan ini disimpan oleh fungsi pembelian
menurut nama pemasok, sebagai dasar untuk mencari informasi
mengenai pemasok.
f. Tembusan Fungsi Penerimaan. Tembusan ini dikirim ke fungsi
penerimaan sebagai otorisasi untuk menerima barang yang jenis,
spesifikasi, mutu, kuantitas dan pemasoknya seperti yang tercantum
dalam dokumen tersebut.
g. Tembusan Fungsi akuntansi. Tembusan ini dikirim ke fungsi
akuntansi sebagai salah satu dasar untuk mencatat kewajiban yang
timbul dari transaksi pembelian.
4) Laporan Penerimaan Barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa
barang yang diterima pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu,
dan kwantitas seperti yang tercantum dalam surat order pembelian.
5) Faktur Pembelian
Dokumen yang digunakan untuk merekam semua transaksi pembelian
bahan baku yang terjadi di perusahaan.

8. Catatan yang Digunakan

Catatan-catatan yang digunakan dalam Sistem Pembelian, menurut Mulyadi


(2016:252):

1) Bukti Kas Keluar (Voucher Register) Jurnal yang digunakan untuk


mencatat transaksi pembelian.
2) Jurnal Pembelian Jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi
pembelian.
3) Kartu Utang Catatan akuntansi ini merupakan catatan pembantu yang
berisi rincian mutasi dan saldo utang perusahaan kepada tiap-tiap
krediturnya.
4) Kartu Persediaan Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang
berisi rincian mutasi jenis persediaan.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Pembelian pada umumnya adalah pengadaan barang atau jasa untuk


keperluan konsumsi.
Tujuan Pembelian yaitu untuk membantu identifikasi produk dan jasa
yang dapat diperoleh secara eksternal dan mengembangkan, mengevaluasi,
dan menentukan Supplier, harga, dan pengiriman yang terbaik bagi barang
dan jasa tersebut.
Menurut Assauri (2008), tugas pembelian adalah untuk menyediakan
barang dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan pada waktu, harga dan
kualitas yang tepat.
Prinsip dasar pembelian yang perlu dijadikan pedoman atau acuan,
yaitu the right price, the right quantity, the right time, the right place, the
right quanlity, dan The Right Source
Pembelian dapat di klasifikasikan menjadi: Pembelian tunai,
Pembelian kredit, Pembelian impor, Pembelian local,Pembelian secara
komisi, Pembelian dipasar berjangka/ future trading, Pembelian secara
cicilan pada sewa guna usaha (Leasing), Pembelian secara kontrak,
Pembelian melalui perantara (komisioner, makelar) dan Pembelian secara
remburs.
Jenis-jenis sistem pembelian meliputi Sistem kontrak,sistem harian
dan bulanan,dan pembelian secara kontan.
Dokumen-dokumen dalam sistem akuntansi pembelian yaitu Surat
Permintaan Pembelian, Surat permintaan penawaran harga, Surat order
pembelian, Laporan penerimaan barang, Faktur pembelian.
Catatan-catatan yang digunakan dalam Sistem Pembelian, menurut
Mulyadi (2016:252): Bukti Kas Keluar (Voucher Register), Jurnal
Pembelian, Kartu Utang Catatan, dan Kartu Persediaan Catatan.
DAFTAR PUSTAKA

Riadi, Mukhlisin. 2020. Sistem Akuntansi Pembelian. Diambil dari: Sistem


Akuntansi Pembelian (kajianpustaka.com) pada 3 Juni 2022 pukul 10.10.

Anda mungkin juga menyukai