tidak ada satu patah katapun yang akan terlepas dari catatan malaikat Raqib dan
Atid. Imam Ibnu Katsir menukil tafsir ayat ini:
ُ { َما َي ْلف:َّاس
ْ ي ُْك َتبُ ُك ُّل َم ا َت َكلَّ َم ِب ِه ِمن:ِظ ِمنْ َق ْو ٍل ِإاَّل َلدَ ْي ِه َرقِيبٌ َعتِي ٌد} َقا َل
،ـق ِل ُي ْظهِ َر ُه عَىَل ِّادل ْي ِن لُك ِّ ِه َو ْلَو كَ ِر َه الْ ُمرْش ِ ُك ْو َن ِّ اِب لْهُ دَ ى َو ِد ْي ِن الْ َح ُ َالْ َح ْم دُ هّلِل ِ اذَّل ِ ْي َأ ْر َس َل َر ُس ْوهَل ٍ ْن َعب ِ َع ِن اب
.ْت ُ َرَأي،ت
ُ ِجْئ،ْت ُ َذ َهب،ْت
ُ َش ِرب،ت ُ َأ َك ْل:ُ َح َّتى ِإ َّن ُه َلي ُْك َتبُ َق ْولُه، ٍَّخي ٍْر َأ ْو َشر
َاللَّه َُّم َص ِّل عَىَل َس ِ ّي ِداَن ُم َح َّم ٍد َوعَىَل َأهِل ِ َوَأحْص َا ِب ِه.هللا ِ هللا َوَأ ْشهَدُ َأ َّن ُم َح َّمدً ا َر ُس ْو ُل ُ ََّأ ْشهَدُ َأ ْن اَل هَل َ ال
ِ ِإ فَ َيا ِع َبا َد. ُ َأ َّما ب َِإ ْعد. َ َأمْج َ ِعنْي
Ibnu Abbas menafsirkan ayat tersebut dengan mengatakan bahwa: “setiap yang terucap, yang
اَي َأهُّي َا اذَّل ِ ْي َن آ َمنُ وا ات َّ ُق وا. فَ َقدْ فَ َاز الْ ُمتَّ ُق ْو َن،هللا
ِ ُأ ْو ِص ْيمُك ْ َون َ ْفيِس ْ ِب َت ْق َوى،هللا baik maupun yang buruk akan dicatat (oleh malaikat) bahkan kata-kata yang sederhana
sekalipun seperti engkau mengatakan: aku makan, aku minum, aku pergi, aku datang, dan aku
.ونَ اهَّلل َ َح َّق تُ َقا ِت ِه َواَل تَ ُم ْوتُ َّن الَّ َوَأنْمُت ْ ُم ْس ِل ُم melihat (itu juga akan dicatat oleh malaikat).”
ِإ
Kedua, Rasulullah SAW menekankan pentingnya berbicara yang baik, jika terpaksa tidak dapat
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah… berbicara dengan baik maka diamlah! Mengapa demikian? Karena bahaya yang ditimbulkan
Satu-satunya makhluq Allah di dunia ini yang diberi kelebihan kemampuan bicara secara oleh mulut manusia sangat besar. Baik bahaya di dunia maupun di akhirat. Banyak orang di
sempurna adalah manusia. Manusia dianugerahi lisan yang berfungsi sebagai alat komunikasi, dunia ini yang celaka karena lisan tidak terkontrol. Bahkan kata nabi, “Penyebab masuk
menyampaikan ide dan gagasan serta bercengkerama dengan sesama manusia. Oleh sebab neraka adalah dua lubang: Mulut dan Kemaluan.” (HR. Tirmidzi). Dengan demikian, penjaga
itu, kita wajib mensyukuri nikmatnya lisan ini dengan mempergunakannya secara baik dan bagi lisan agar tidak terjebak dalam bahaya, tidak ada lain kecuali diam.
untuk hal-hal yang bermanfaat karena semua yang keluar dari lisan kita akan Hendaknya kita belajar dari kearifan dan kehati-hatian para sahabat nabi dan para ulama
dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT. Bahkan Allah SWT berfirman dalam QS. Qof terdahulu. Diriwayatkan bahwa, karena takutnya akan bahaya lisan, sahabat Abu Bakr ash-
18: shiddiq kemana-mana mengulum batu kerikil agar lisan tidak mudah mengeluarkan kata-kata
ُ َما َي ْلف
.ِظ ِمنْ َق ْو ٍل ِإاَّل َلدَ ْي ِه َرقِيبٌ َعتِي ٌد yang tak berguna.
“Tiada satu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada didekatnya malaikat (Raqib dan Ketiga, dalam QS. Al-Baqarah 263, Allah bahkan menegaskan, bahwa kata-kata yang
Atid) pengawas yang selalu siap (mencatat).” baik masih lebih baik daripada sedekah yang diikuti dengan hal yang menyakitkan. Imam Abu
Dalam hal ini rasulullah SAW bersabda: Ja’far al-Thabari dalam kitab tafsirnya mengatakan bahwa qoulun ma’ruf yang dimaksud
adalah:
ان ُي ْؤ مِنُ ِباهَّلل ِ َو ْال َي ْو ِم
َ َمنْ َك:صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َس لَّ َم ِ َقا َل َرس ُْو ُل:َعنْ َأ ِبيْ ه َُري َْر َة َقا َل
َ هللا . َو ُد َعا ُء الرَّ ج ُِل َأِل ِخ ْي ِه ْالمُسْ ل ِِم،ٌَق ْو ٌل َج ِم ْيل
ُان يُْؤ مِن َ َو َمنْ َك،ُض ْي َفه َ ان يُْؤ مِنُ ِباهَّلل ِ َو ْال َي ْو ِم اآلخ ِِر َف ْل ُي ْك ِر ْم
َ َو َمنْ َك،ُاره َ اآلخ ِِر َفالَ يُْؤ ِذ َج “Kata yang indah dan doa yang baik untuk saudara muslim.”
.) (رواه البخاري.ُت ْ َأ ْو لِ َيصْ م،ِباهَّلل ِ َو ْال َي ْو ِم اآلخ ِِر َف ْل َيقُ ْل َخيْرً ا
Dari Abu Hurairah, ia berkata: Telah bersabda rasulullah SAW: “Barangsiapa yang beriman Lebih dari itu, rasulullah SAW bahkan menegaskan bahwa yang disebut muslim sejati adalah
kepada Allah dan hari akhir maka janganlah menyakiti tetangganya, dan barangsiapa yang apabila orang lain telah selamat dari bahaya lisannya dan tangannya. Demikian diriwayatkan
beriman kepada Allah dan hari akhir maka muliakanlah tamunya, dan barangsiapa yang dari Abu Musa:
beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diamlah.” (HR. َ هللا َأيُّ ْالمُسْ لِ ِمي َْن َأ ْف
ْ َمن:ضلُ؟ َق ا َل ُ قُ ْل:َو َعنْ َأ ِبيْ م ُْو َسى َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه َقا َل
ِ ت َيا َرس ُْو َل
al-Bukhari).
.َِسلِ َم ْالمُسْ لِم ُْو َن ِمنْ لِ َسا ِن ِه َو َي ِده
Allah juga menegaskan dalam QS. Al-Baqarah 263:
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…
.صدَ َق ٍة َي ْت َب ُع َها َأ ًذى َوهَّللا ُ َغنِيٌّ َحلِي ٌم
َ َْق ْو ٌل َمعْ رُوفٌ َو َم ْغف َِرةٌ َخ ْي ٌر ِمن Agar lisan kita terjaga dari fitnah dan bahaya maka ada beberapa hal yang perlu kita hindari,
“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diikuti oleh (hal) antara lain:
yang menyakitkan. Allah Maha Kaya lagi maha Penyantun.” 1. Berbicara sesuatu yang tidak perlu dan berlebihan dalam berbicara (fudhulul kalam).
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah… Rasulullah SAW bersabda: