Anda di halaman 1dari 1

5.

-Asy’ariyah: Al-Qadhi Abu Bakr al-Baqillani, Al-Iman Al-Haramaen Al-Juwaini, Hujjat al-Islam al-
12.- Qana’ah adalah sikap rela menerima dan merasa cukup atas hasil yang diusahakannya serta Imam al-Ghazali
menjauhkan diri dari dari rasa tidakpuas dan perasaan kurang. Orang yang memiliki sifat qana’ah -Maturidiyah:Muhammad bin Muhammad abu mansur
memiliki pendirian bahwa apa yang diperoleh atau yang ada didirinya adalah kehendak allah . 28. Perbedaan Mu’tazilah dengan maturidiyah
-tamak adalah sikap rakus terhadap hal-hal yang bersifat kebendaan -orang yang berdosa besar bukan kafir, dan juga bukan mukmin tetapi fasiq yang menduduki posisi
7.1) Q.S Al-A’raaf/7 : 180 diantara posisi mukmin dan kafir
180. hanya milik Allah asmaa-ul husna[585], Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul -Maturidiyah:bahwa orang yang berdosa besar masih tetap mu’min, dan soal dosa besarnya akan
husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama- ditentukan Tuhan kelak di akhirat
Nya[586]. nanti mereka akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. 29. Perilaku aliran jabariyah:perbuatan yang dilakukan oleh manusia merupakan kehendak dan ketetapan
[585] Maksudnya: Nama-nama yang Agung yang sesuai dengan sifat-sifat Allah. Allah. Manusia tidak mempunyai peran atas segala perbuatannya. Perbuatan baik dan kejahatan yang
[586] Maksudnya: janganlah dihiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan Nama-nama yang dilakukan oleh manusia merupakan Qudrat dan Iradat (kekuasaan atau kehendak) Allah
tidak sesuai dengan sifat-sifat dan keagungan Allah, atau dengan memakai asmaa-ul husna, tetapi dengan 30. L
maksud menodai nama Allah atau mempergunakan asmaa-ul husna untuk Nama-nama selain Allah. 31.
2) Q.S An-Nahl/16 : 60 (tauhid asma wasifat)
60. orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, mempunyai sifat yang buruk; dan Allah
mempunyai sifat yang Maha Tinggi; dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

25. 25.Menentukan fungsi ilmu kalam


1) Memberikan penguatan landasan keimanan umat Islam melalui pendekatan filosofis dan logis,
sehingga kebenaran Islam tidak saja dipahami secara dogmatis (diterima apa adanya) tetapi bisa juga
dipaparkan secara rasional.
2) Menopang dan menguatkan sistem nilai ajaran Islam yang terdiri atas tiga pilar, yaitu iman sebagai
landasan aqidah, Islam sebagai manifestasi syariat, ibadah dan muamalah, serta ihsan sebagai
aktualisasi akhlak.
3) Turut menjawab problematika penyimpangan teologis agama lain yang dapat merusak akidah umat
Islam, khususnya ketika Islam bersinggungan dengan teologi agama lain dalam masyarakat yang
heterogen.
26. Menentukan hubungan ilmu kalam dengan ilmu-ilmu lainnya (ilmu kalam, ilmu Tauhid)
-Ilmu Kalam adalah ilmu yang membahas tentang Tuhan dengan mendasarkan pada argument logika
atau rasio sebagai pembuktian terhadap argument naqli atau teks.
-Tauhid ialah percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa (mengesakan Tuhan), tidak ada sekutu bagiNya.
Mengesakan Allah pada sesuatu yang menjadi kekhususanNya, baik Rububiyah, Uluhiyah, atau Asma
serta sifat-sifatNya.
Ilmu Kalam dan Tauhid sama-sama membahas tentang Ketuhanan.
27. Menentukan tokoh-tokoh aliran ilmu kalam
- Syiah : Ali bin Abi Thalib
-Jabariyah
Kelompok ekstrim : Jaham bin Shafwan
Kelompok moderat: Dhirar bin Amr, Hafaz Al-Fardi, Husein bin Najjar
- Qadariyah:Ma’bad Al-Juhany, Ghilan Al-Dimasyqi, Al-Ja’d bin Dirham
- Mu’tazilah :
Tokoh-tokoh aliran Basrah antara lain Washil bin ‘Atha, Al-‘Allaf, An-Nazzam dan Al-Jubba’i. Tokoh-
tokoh aliran Baghdad antara lain Bisyr bin Al-Mutamar dan Al-Khayyath. Kemudian pada masa-masa
berikutnya lagi ialah Qadhi Abdul Jabbar dan Az-Zamakhsyari.
-murjiah : Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib,Abu Hanifah,Abu Yusuf
-Jabariyah:  Ja’d Bin Dirham, Jahm bin Shafwan

Anda mungkin juga menyukai