Anda di halaman 1dari 16

BAB XII

SYARAT- SYARAT TEKNIS

NAMA KEGIATAN : Urusan Penyelenggaraan PSU Perumahan


PEKERJAAN : Peningkatan Jalan Desa

PASAL 1
JENIS DAN MUTU BAHAN

1. Jenis dan mutu bahan yang akan digunakan harus diutamakan bahan-bahan
produksi dalam negeri, sesuai Keputusan Bersama Menteri Perdagangan dan
Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara
tanggal 23 Desember 1980.
2. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat sesuai dengan lokasi yang
ditunjuk, bila bahan-bahan bangunan dan semua jenis memenuhi syarat teknis,
sesuai dengan peraturan yang ada dianjurkan untuk dipergunakan dengan
mendapatkan ijin dari Direksi (secara tertulis).
3. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat
beberapa/bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan
mutu bahan sejenis.
4. Bahan-bahan yang telah ditetapkan jenisnya, dimana bahan-bahan bangunan
tersebut mempunyai macam mutu, maka harus ditetapkan melaksanakan mutu 1
(satu) untuk dipergunakan.
5. Bila rekanan telah menandatangani / melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk
pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai yang telah ditetapkan, bahan-
bahan tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat
24 jam setelah ditolak dan biaya menjadi tanggungan rekanan.
6. Contoh-contoh yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus
segera disediakan tanpa kelambatan atas biaya Pemborong dan harus sesuai
dengan standart.
Contoh-contoh tersebut diambil dengan cara begitu rupa hingga dapat dianggap
bahwa bahan tersebut yang akan dipakai dalam pekerjaan nanti.
Contoh tersebut disimpan sebagai dasar penolakan bila ternyata bahan atau
cara mengajukan yang dia pakai tidak sesuai dengan contoh baik kualitas
maupun sifat-sifatnya.
7. Bila dalam uraian dan syarat-syarat disebutkan nama pabrik pembuat dari suatu
barang maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kualitas dan tipe dari
barang yang memuaskan Pemberi Tugas.

PASAL 2
URAIAN PEKERJAAN

2.1 Penyediaan
Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk
semua alat-alat pembantu yang dipergunakan seperti andang-andang, mesin-
mesin, alat-alat penarik dan sebagainya yang diperlukan oleh rekanan dan untuk
semua alat-alat tersebut pada waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak
berguna lagi dan untuk memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya.
2.2 Kualitas dan Kuantitas Pekerjaan
a. Kuantitas dan kualitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak
harus dianggap seperti apa yang tertera dalam uraian dan syarat-syarat atau
gambar dalam kontrak itu bagaimanapun dari apa yang tercantum dalam
syarat-syarat ini.

b. Kekeliruan dalam pekerjaan atau kuantitas pengurangan bagian-bagian dari


gambar dan uraian serta syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan)
kontrak ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang
dikehendaki oleh Pemberi Tugas.

c. Segala pernyataan mengenai kuantitas pekerjaan yang mungkin sewaktu-


waktu diberikan kepada pemborong, tidak boleh merupakan bagian dari
kontrak ini dan harga-harga yang dimuat dalam daftar harga.

d. Harga kontrak tidak boleh disesuaikan atau dirubah dengan cara


bagaimanapun selain menuruti ketetapan yang tepat dari syarat-syarat ini,
segala kekeliruan baik mengenai hitungan atau bukan perhitungan harga
kontrak harus dianggap telah diterima oleh kedua belah pihak.

PASAL 3
GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN

3.1 Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar
detail konstruksi, gambar situasidan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh
Perencana telah disampaikan kepada rekanan beserta dokumen lainnya.
Rekanan tidak boleh merubah dan menambah tanpa mendapat persetujuan
tertulis dari Pemberi Tugas / Direksi. Gambar-gambar tersebut tidak boleh
diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan
pemborongan ini atau dipergunakan untuk maksud-maksud lain.

3.2 Gambar-gambar Tambahan


Bila Direksi menganggap perlu, maka Perencana harus membuat tambahan
gambar detail (gambar penjelasan) yang diperiksa dan disyahkan oleh Direksi,
gambar-gambar tersebut menjadi milik Direksi.

3.3 Asbuilt Drawing


Gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan untuk semua pekerjaan
yang belum terdapat dalam gambar-gambar baik penyimpangan atas perintah
Pemberi Tugas atau tidak, Pihak Pengawas harus membuat gambar-gambar
yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan (Asbuilt Drawing)
Yang jelas memperhatikan perbedaan antara gambar-gambar kontrak dan
pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam
rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh rekanan.

3.4 Gambar-gambar ditempat pekerjaan


Rekanan harus menyimpan dipekerjaan satu rangkap gambar kontrak lengkap
termasuk rencana kerja dan syarat-syarat, berita acara aanswijzing, time
schedule, dalam keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas) termasuk
perubahan-perubahan terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan, agar
tersedia jika Pemberi Tugas sewaktu-waktu memerlukan.

3.5 Contoh Barang / Barang yang ditawarkan


a. Dalam masa pelaksanaan pekerjaan pembangunan bahan-bahan barang
yang akan dilaksanakan harus sesuai dengan RKS dan berita acara
aanswijzing.
b. Barang / bahan yang ditawarkan dalam harga satuan pekerjaan dan harga
satuan bahan/upah adalah mengingat, rekanan harus menawarkan harga
tersebut sesuai dengan RKS dan berita acara aanswijzing.
c. Contoh barang / bahan yang ditawarkan tidak dapat dipergunakan bila belum
mendapat persetujuan Direksi secara tertulis.

PASAL 4
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIPERGUNAKAN

Berlaku dan mengikat didalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini :


a. Perpres Nomor 12 tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah
b. Peraturan Beton Indonesia (PBI) Tahun 1955 / 1978
c. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (PUBB) NI. 3/56
d. Surat Edaran Dirjen Bina Marga Nomor 02/SE/Db/2018 tentang Spesifikasi
Umum 2018 untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan
e. Surat Edaran Dirjen Cipta Karya Nomor : 16/SE/DC/2020 tentang Standar
Teknis Jalan pada Permukiman
f. Peraturan Muatan Indonesia (PMI) NI. 18/1970

PASAL 5
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

a. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail,
maka yang dipergunakan adalah gambar detail.
b. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran
dengan angka dalam gambar yang diikuti.
c. Bila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan / barang yang
dipakai dalam RKS tidak sesuai dengan gambar maka RKS yang diikuti.
d. Bila rekanan meragukan tentang perbedaan antara gambar-gambar yang ada
baik mengenai mutu bahan yang dipakai maupun konstruksi dengan RKS, maka
rekanan berkewajiban untuk menyakan kepada Direksi / Pemberi Tugas secara
tertulis.
e. Rekanan berkewajiban untuk mengadakan penelitian hal-hal tersebut diatas,
setelah rekanan menerima dokumen dari Pemberi Tugas dan hal tersebut akan
dibahas dalam rapat penjelasan.
f. Sebelum melaksanakan pekerjaan rekanan diharuskan mengembalikan semua
dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan beriat acara rapat penjelasan.
PASAL 6
JADWAL PELAKSANAAN

Pada saat rekanan akan memulai pelaksanaan dilapangan atau setelah rekanan
menerima SPMK dari Pemberi Tugas harus segera mengadakan persiapan antara
lain : Pembuatan jadwal pelaksanaan berupa Bar Chart secara tertulis, berisi tahap-
tahap pelaksanaan pekerjaan, waktu yang direncanakan dan disesuaikan dengan
jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak dan harus disahkan kepada Kepala
Dinas Pekerjaan Umum Kab Tuban (Bidang Tata Ruang dan Permukiman
Pemukiman) dan Pejabat Pembuat Komitmen.
Bar Chart tersebut selalu berada dilokasi, tempat pekerjaan untuk diikuti dengan
perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan dengan diberikan tanda garis
tinta warna merah. Bila terdapat / terlihat adanya hambatan, semua pihak harus
segera mengadakan langkah-langkah untuk penanggulangan hambatan yang akan
terjadi.

PASAL 7
KUASA PEMBORONG DILAPANGAN

8.1 Pengawasan dan prosedur Pelaksanaan


Pemborong harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan menggunakan
kecakapan dan perhatian penuh, dan harus semata-mata bertanggung jawab
untuk semua alat-alat konstruksi, cara-cara tehnik urutan dan prosedur dan
untuk mengkoordinasikan semua bagian yang berada dibawah kontrak.

8.2 Pegawai Pemborong yang melaksanakan


a. Sebagai pimpinan sehari-hari pada pelaksanaan pekerjaan, pemborong
harus dapat menyerahkan kepada seorang pelaksana yang ahli sesuai
dengan keahliannya, cakap yang diberi kuasa dengan penuh tanggung jawab
dan selalu berada ditempat pekerjaan.
b. Sebagai penanggung jawab dilapangan pekerjaan pelaksanaan harus
mempelajari dan mendalami semua isi gambar bestek dan berita acara
aanswijzing sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan baik konstruksi
maupun kualitas bahan-bahan yang harus dilaksanakan.
c. Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan dapat
dilaksanakan apabila ada ijin tertulis dari Direksi / Pimpinan Proyek
berdasarkan rapat direksi, menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung
jawab pemborong, untuk melaksanakan sesuai gambar bestek.
d. Direksi berhak menolak penunjukan seorang pelaksana dari pemborong
berdasarkan pendidikan, pengalaman, tingkah laku dan kecakapan, dalam
hal ini pemborong harus segera menempatkan pengganti pelaksana lain
dengan persetujuan Direksi.

PASAL 8
LAPORAN MINGGUAN, HARIAN DAN BUKU DIREKSI

Penyedia Jasa harus membuat laporan bulanan, Mingguan / harian dan Buku Direksi
mengenai kemajuan pekerjaan. Laporan kemajuan pekerjaan tersebut sekurang-kurangnya
mengenai keterangan yang berhubungan dengan kejadian selama 1 bulan dimana
disediakan disalah satu kemajuan sebagai berikut :
a. Laporan Mingguan, Harian meliputi :
1. Jumlah pegawai / tenaga kerja yang dipekerjakan selama 1 bulan
2. Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir bulan
3. Bahan-bahan dan barang-barang perlengakapan yang telah masuk dan diterima ditempat
pekerjaan
4. Keadaan cuaca
5. Kejadian khusus
6. Foto-foto ukuran kartu post sesuai dengan petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen
7. Pengesahan Pejabat Pembuat Komitmen.

b. Buku Direksi meliputi :

1. Saran dan petunjuk lapangan dari Direksi


2. Tanggapan dari pelaksana lapangan yang mewakili Rekanan Pelaksana Kegiatan.
3. Kunjungan tamu yang ada hubungan dengan Kegiatan.
4. Kunjungan tamu-tamu lain

PASAL 9
JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH

12.1 Air minum dan air untuk pekerjaan


a. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih
ditempat pekerjaan untuk para pekerjanya.
b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan, dapat mempergunakan
atau menyumbang pipa air yang telah ada dengan meteran air tersendiri
(guna memperhitungkan pembayaran) atau air sumur yang bersih / jernih dan
tawar, bila hal ini meragukan Direksi harus diperiksa pada laboratorium.
12.2 Kecelakaan
Apabila terjadi kecelakaan tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan tersebut
pada waktu pelaksanaan, pemborong harus segera mengambil tindakan yang
perlu untuk keselamatan si korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain
menjadi tanggung jawab pemborong dan harus segera melaporkan kepada
jawatan perburuhan dan Direksi.
12.3 Dilokasi pekerjaan harus disediakan peti obat-obatan untuk pertolongan pertama
yang selalu tersedia setiap saat dan berada ditempat direksi keet / bouwkeet.

PASAL 10
SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

a. Pemborong harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang baik
antara pekerjanya dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak
mempunyai keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
b. Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang
disediakan semurut kontrak dalam keadaan baru, dan bahwa semua pekerjaan
akan berkualitas baik, bebas dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai
dengan standart ini dapat dianggap tidak effektif.
c. Dalam pengajuan penawaran pemborong harus memperhitungkan biaya-biaya
pengujian / pemeriksaan berbagai bahan pekerjaan. Diluar jumlah tersebut
pemborong tetap bertanggung jawab atas biaya-biaya pengiriman yang tidak
memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.
PASAL 11
PEKERJAAN TIDAK BAIK

a. Pemberi Tugas berhak mengeluarkan instruksi agar pemborong membongkar


pekerjaan apa saja yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk
mengadakan pengujian bahan-bahan atau barang-barang baik yang sudah
maupun yang belum dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan.
Ongkos untuk pengerjaan dan sebagainya menjadi beban pemborong, untuk
disempurnakan sesuai kontrak.
b. Pemberi Tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat
pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang-barang apa saja yang
tidak sesuai dengan kontrak.
c. Pemberi Tugas boleh (tetapi tidak dengan cara tidak adil atau menyusahkan)
mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.

PASAL 12
PEKERJAAN TAMBAHAN DAN KURANG

a. Pemborong berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut


ketentuan dalam AV pasal 2 ayat 3 dan menurut gambar-gambar detail yang telah
disahkan oleh Direksi melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian-
bagian menurut persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
Pemborong selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya mengerjakan
segala sesuatu demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan-bahan yang
tepat, walaupun satu dan lain hal tidak dicantumkan dengan jelas dalam gambar
dan bestek.
b. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau
persetujuan secara tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan /
pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua
belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga upah dan satuan pekerjaan.
c. Pekerjaan tambah dan kurang tidak seijin Direksi secara tertulis, adalah tidak sah
menjadii tanggung jawab pemborong sepenuhnya.

PASAL 13
CARA-CARA DAN SYARAT PELAKSANAAN

Harga Satuan dan Harga Penawaran


a. Dalam formulir surat penawaran, penawar harus melengkapi harga satuan
meliputi segala perongkosan (overhead) keuntungan dan segala biaya namun
yang dikenakan untuk pekerjaan semacam itu.
Harga-harga tercantum harus dipakai dasar penentu nilai pekerjaan tambah atau
kurang dari kontrak yang dilaksanakan atas berbagai perintah.
b. Harga penawaran yang dicantumkan (disebut) dalam formulir surat penawaran
hanya dicantumkan dalam rupiah. Jumlah harus dibulatkan dalam ribuan rupiah
kebawah.
PASAL 14
PERMOHONAN UNTUK PEMBAYARAN

Setelah Pemberi Tugas / Direksi menerima suatu permohonan tertulis dari


pemborong untuk pembayaran, maka suatu berita acara kemajuan pekerjaan untuk
tiap tahap pembayaran yang tersebut diatas, dikeluarkan oleh pengawas dan
disaksikan oleh pejabat yang berwenang, apabila kemajuan fisik pekerjaan telah
memenuhi persyaratan sesuai kontrak.
PASAL 15
PAPAN NAMA

Penyedia Jasa harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki


lapangan pekerjaan dan harus memasang papan nama kegiatan dilokasi pekerjaan.

PASAL 16
PEKERJAAN PERSIAPAN

a. Sebelum rekanan pemborong mengadakan persiapan dilokasi, seyogyanya


memenuhi prosedur tentang tata cara perijinan / pekerjaan untuk mulai dengan
persiapan-persiapan pekerjaan pada yang berwenang terutama tentang dimana
harus meletakkan bahan-bahan bangunan, jalan masuk dan sebagainya sehingga
tidak mengganggu baik keamanan maupun ketertiban kantor.
b. Pada saat mengadakan persiapan dan pengukuran Direksi lapangan sudah harus
mulai aktif untuk mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.
c. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap-tiap bagian pekerjaan
dilaksanakan, diharuskan mendapatkan ijin tertulis dari Direksi lapangan.

PASAL 17
PEKERJAAN PENGUKURAN

Pengukuran ulang mutlak harus dilaksananakn oleh pihal ke II (Rekanan), hal


tersebut sangat perlu sekali untuk menjaga timbulnya perselisihan antara pihak ke II
dan pihak ke I. Rekanan dapat mengajukan permohonan ukur ulang atas pekerjaan
dimaksud.
PASAL 18
PEKERJAAN MOBILISASI

1. Mobilisasi meliputi :
a. Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan
dalampelaksanaanpekerjaan.
b. Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, gudang dan sebagainya.
c. Mendatangkan personil dan tenaga kerja lapangan.
2. Mobilisasi peralatan terkait dan personil penyedia barang/jasa dapat
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
3. Mobilisasi paling lambat harus sudah dimulai dilaksanakan dalam waktu 30
(tiga puluh) harikalender sejak diterbitkan SPMK.
PASAL 19
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

Penerapan prinsip K3 di proyek sangat perlu diperhatikan dalam pekerjaan


konstruksi. Pelaksana konstruksi harus mengetahui dan menerapkan prinsip-
prinsip kerja sesuai ketentuan K3 dilingkungan proyek :
a. Kelengkapan Administrasi K3 Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi wajib
memenuhi kelengkapan administrasi K3, yang bias dilihat di pedoman
peraturan K3.
b. Penyusunan Safety Plan, Safety plan adalah rencana pelaksanaan K3 untuk
proyek yang bertujuan agar dalam pelaksanaan nantinya proyek akan
aman dari kecelakaan dan bahaya penyakit sehingga
menghasilkanproduktivitas kerja yang tinggi.
c. Pelaksanakan Kegiatan K3 di Lapangan, Kegiatan K3 di lapangan berupa
pelaksanaan safety plan, melalui kerja sama dengan instansi yang terkait K3,
yaitu depnaker, polisi dan rumah sakit.

Sarana peralatan yang melekat pada orang atau disebut perlengkapan perlindungan
diri (personalprotective equipment), diantaranya :
 Pelindung mata dan wajah Kaca mata safety ;
 Pelindung pendengaran;
 Pelindung kepala atau helm ;
 Pelindung kaki berupa sepatu dan sepatu boot;
 Pelindung tangan berupa sarung tangan;
 Peralatan P3K;
 Rambu-Rambu Peringatan, antara lain dengan fungsi peringatan bahaya,
larangan memasuki area tertentu petunjuk untuk melapor (keluar masuk
proyek), peringatan untuk memakai alat pengaman kerja peringatan ada
alat/mesin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu).

PASAL 20
PEKERJAAN LAPIS ONDERLAAG

1. Lapis Onderlaag untuk normalisasi maupun pasang baru, merupakan


penghambaran dan penataan batu ukuran 15-20 cm diatas permukaan jalan lama,
dikancing dengan batu ukuran yang sesuai dengan kebutuhan hingga rapat dan
terpasang tegak lurus.
2. Setelah batu uk 6-8 cm dihampar dan dikancing dengan batu yang ukurannya
sesuai, harus digilas dengan mesin gilas 6-8 ton dengan jumlah lintasan
pemadatan minimal 6 (enam) x lintasan pulang pergi.

PASAL 21
PEKERJAAN LAPIS SLYTLAAG

3. Lapis Slytlaag untuk normalisasi maupun pasang baru, merupakan


penghamparan dan penataan batu ukuran 6-8cm diatas jalan macadam lama,
dikancing dengan batu ukuran yang sesuai dengan kebutuhan hingga rapat dan
terpasang tegak lurus.
4. Setelah batu uk 6-8 cm dihampar dan dikancing dengan batu yang ukurannya
sesuai, harus digilas dengan mesin gilas 6-8 ton dengan jumlah lintasan
pemadatan minimal 6 (enam) x lintasan pulang pergi.
PASAL 22
PEKERJAAN PASANG BATU TEPI 15-20 CM

1. Pasangan batu tepi dilaksanakan sepanjang jalan baru yang dikerjakan pada
kanan/kiri jalan sesuai dengan gambar rencana.
2. Pemasangan batu tepi harus berdiri tegak lurus dan ditata yang rapi dengan
ukuran disesuai gambar rencana.

PASAL 23
PEKERJAAN BAHU JALAN /BERM

1. Pekerjaan bahu jalan meliputi pekerjaan pembelian bahan yaitu : katelan/sirtu


yang berkualitas baik untuk pembentukan bahu jalan atau tanpa pembelian bahan
yang diambil dari kiri kanan jalan dari tanah pilihan.
2. Pekerjaan bahu jalan harus dikerjakan sesuai dengan gambar rencana baik
ketebalan maupun lebarnya dan dipadatkan dengan mesin gilas 1 ton minimal 2
kali lintasan sehingga membentuk bahu jalan yang baik.

PASAL 24
PEKERJAAN LAPISAN PENETRASI.

1. Pekerjaan lapis penetrasi dilaksanakan diatas permukiman jalan makadam


lama,sebelum dilaksanakan lapis permukaan jalan lama dibersihkan terlebih
dahulu dari debu dan segala macam kotoran. Kemudian diklicir aspal sebanyak 1
kg / m2 secara merata selanjutnya di hampar atau di pasang batu pecah ukuran 3
– 5 cm di kancing batu ukuran 2 – 3 cm, di gilas dengan mesin gilas 6 – 8 ton
sebanyak 6 kali lintasan pulang pergi hingga padat dan merata serta membentuk
profil jalan yang sesuai dengan gambar rencana diatas hamparan batu pecah 3 –
5 cm dan 2- 3 cm yang telah di gilas secara sempurna berikutnya diklincir aspal
sebanyak 2 kg / m2 dan diatas lapisan aspal ditaburkan batu pecahan ukuran 1 –
2cm.
2. Baru dilaksanakan penggilasan kembali untuk mendapatkan batu batu
lapisan,sebagai penutup muka jalan yang terakhir maka diklincir dengan aspal
sebanyak 1,48 kg/m2,terakhir muka jalan di tutup dengan pasir kasar dan di gilas
dengan mesin gilas sehinga membentuk profil jalan dengan kemingiringan 2 – 3
%.

PASAL 25
PEKERJAAN LAPIS BURDA

1. Pekerjaan normalisasi lapis burda dilaksanakan diatas permukaan jalan lapisan


penetrasi (lapen) lama yang rusak,ambles,berlubang atau bergelombang.
2. Sebelum dilaksanakan pekerjaan normalisasi burda,permukaan jalan lama
dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan segala macam material lepas kemudian
diklincir aspal sebanyak 1,19 kg / m2 secara merata, selanjutnya di hampar /
dipasang batu pecah ukuran 2 – 3 cm dikancing batu ukuran 1,2 cm hingga
tertutup rapat dan padat, kemudian digilas dengan mesin gilas 6 – 8 ton sebanyak
6 kali lintasan pulang pergi hingga padat dan merata serta membentuk profil jalan
yang sesuai dengan gambar rencana.
3. Sebagai penutup muka jalan yang terakhir,maka diklincir lagi dengan aspal
sebanyak 2,00 kg / m2, terakhir muka jalan di tutup dengan pasir dan digilas
dengan mesin gilas hinga padat dan merata.

PASAL 26
PEKERJAAN LAPIS BURAS

1. Permukaan jalan yang lama dibersihkan dengan Compressor.


2. Panaskan dan semprot aspal dengan mesin penyemprot aspal.
Tutup permukaan jalan dengan aspal Cutback dengan mesin gilas roda karet.

PASAL 27
PEKERJAAN LAPIS RESAP PENGIKAT (PRIME COAT)

Lapis resap pengikat atau yang disebut juga dengan prime coat merupakan lapisan
ikat aspal cair yang diletakkan di atas lapis pondasi agregat Klas A. Lapis resap
pengikat biasanya dibuat dari aspal dengan penetrasi 80/100 atau penetrasi 60/70
yang dicairkan dengan minyak tanah. Volume yang digunakan berkisar antara 0,4
sampai dengan 1,3 liter/ m2 untuk lapis pondasi agregat kelas A dan 0,2 sampai 1
liter/m2 untuk pondasi tanah semen. Setelah pengeringan selama 4 sampai 6 jam,
bahan pengikat harus telah meresap kedalam lapis pondasi. lapis resap pengikat
yang berlebih dapat mengakibatkan pelelehan (bleeding) dan dapat menyebabkan
timbulnya bidang geser. Oleh karena itu, untuk daerah yang berlebih ditabur dengan
pasir halus dan dibiarkan agar pasir tersebut diselimuti aspal.

Fungsi dari lapis resap pengikat antara lain :


 Memberikan daya ikat antara lapis pondasi agregat dengan campuran aspal
 Mencegah lepasnya butiran lapis pondasi agregat (segregasi) jika dilewati
kendaraan sebelum dilapis dengan campuran aspal.
 Menjaga lapis pondasi agregat dari pengaruh cuaca, khususnya hujan.
Sehingga air tidak masuk ke dalam lapisan pondasi agregat yang dapat
mengakibatkan kerusakan struktur jalan.

Lapis Perekat (Tack Coat)

Lapis perekat (tack coat) merupakan lapisan aspal cair yang diletakkan di atas
lapisan beraspal atau lapis beton semen sebelum lapis berikutnya dihampar. Lapis
perekat berfungsi untuk memberikan daya ikat antara lapis lama dengan baru

Bahan lapis perekat terdiri dari aspal emulsi yang cepat menyerap atau asapal keras
pen 80/100 atau pen 60/70 yang dicairkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah
per 100 bagian aspal. Pemakaiannya berkisar antar 0,15 liter/m2 sampai 0,50 liter
/m2. Lebih tipis dibandingkan dengan pemakaian lapis resap pengikat.

Pemasangan lapis resap pengikat atau lapis perekat dilaksanakan setelah


permukaan lama dibersihkan dengan air compressor, sehingga tekstur perkerasan
lama menjadi bersih dan terlihat jelas.

Penyedia jasa sebelum dilakukan penyemprotan, batas permukan yang akan


disemprot harus diukur dan ditandai. Pelaksanaan penyemprotan lapis resap pengikat
dan lapis perekat menggunakan alat asphalt distributor. Asphalt distributor adalah truk
atau kendaraan lain yang dilengkapi dengan aspal, pompa, dan batang penyemprot.
Umumnya truk juga dilengkapi dengan pemanas untuk menjaga temperatur aspal.
Apabila diizinkan oleh direksi pekerjaan, pelaksanaannya dapat menggunakan alat
penyemprot tangan (hand sprayer). Hand sprayer sering digunakan untuk daerah –
daerah yang sulit dijangkau dengan Asphalt Distributor. Agar memperoleh hasil
merata, sebaiknya pelaksanaanya dikerjakan oleh operator terampil dan telah teruji
coba dengan baik.

Kondisi Cuaca yang diizinkan untuk bekerja


Lapis resap pengikat dan lapis perekat hanya disemprot saat kondisi permukaan jalan
dala keadaan kering, dan tidak boleh dikerjakan saat angin kencang, huja atau akan
terjadinya hujan.

Untuk kali ini pembahasan kita mengenai perbedaan Lapis Resap Pengikat (Prime
Coat) dan Lapis Perekat (Tack Coat). Penjelasan selengkapnya dapat dibaca pada
Spesifikasi umum 2018 Kememterian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jendral Bina Marga.

PASAL 28
PEKERJAAN LATASTON

Pemadatan Lapisan Aspal


a. Pengendalian suhu

1) Secepatnya setelah campuran tersebut telah disebarkan dan menurun,


permukaan tersebut harus diperiksa dan setiap kualitas tidak baik harus
diperbaiki

2) Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan akan dimulai
ketika suhu campuran tersebut turun dibawah 110º C dan harus diselesaikan
sebelum suhu turun di bawah 65º C.

3) Penggilasan campuran tersebut akan terdiri dari operasi terpisah, bekerja sedekat
mungkin kepada urutan penggilasan berikut ini:

Waktu sesudah Suhu Penggilasan


Penghamparan ºC
1. Tahapawal penggilasan 0 – 10 menit 110 – 100
2. Penggilasankedua/antara 10 – 20 menit 100 – 80
3. Penggilsan akhir 20 – 45 menit 80 – 65

b. Prosedur pemadatan

1) Tahap awal penggilasan dan penggilasan final akan dikerjakan semuanya


dengan mesin gilas roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan
dilakukan dengan sebuah mesin gilas ban pneumatic. Mesin gilas pemadatan
akan beroperasi dengan roda kemudi sedekat mungkin ke paver.
2) Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda
baja, dan 6 km/jam untuk mesin gilas ban pneumatic serta akan selalu cukup
lambat untuk menghindari penggeseran campuran panas. Garis penggilasan
tidak boleh terlalu berubah-ubah atau arah penggilasan berbalik secara tiba-tiba
yang akan menimbulkan pergeseran campuran.

3) Penggilasan kedua atau penggilasan antara mengikuti sedekat sepraktis


mungkin di belakang penggilasan pemadatan awal dan harus dilaksanakan
sementara campuran tersebut masih pada satu temperatur bahwa akan
menghasilkan pemadatan maksimum. Penggilasan akhir akan dikerjakan
bilamana bahan tersebut masih dalam kondisi cukup padat dikerjakan untuk
membuang semua tanda-tanda bekas mesin gilas.

4) Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada sambungan dan dari


pinggiran sebelah luar yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu lapangan,
penggilasan dimulai dari sisi rendah maju menuju sisi tinggi. Lintasan berikutnya
dari mesin gilas akan bertumpang tindih pada paling sedikit separuh lebar mesin
gilas dan lintasan tidak boleh berhenti pada titik-titik ditempat satu meter dari titik
ujung lintasan-lintasan tersebut.

5) Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadat pertama-tama


harus bergerak di atas lintasan yang sudah dilewati sebelumnya sedemikian
sehingga tidak lebih dari 15 cm dari roda kemudi jalan/lewat di atas pinggir
perkerasan yang tidak terpadatkan. Mesin gilas haru terus menerus sepanjang
jalur ini menggeser posisinya sedikit demi sedikit menyilang sambungan tersebut
dengan lintasan berikutnya, sampai diperoleh satu sambungan yang dipadatkan
rapih secara menyeluruh.

6) Penggilasan akan bergerak maju secara terus-menerus sebagaimana diperlukan


untuk mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu bahwasanya
campuran tersebut dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua tanda-
tanda bekas mesin gilas, roda-roda tersebut harus dijaga selalu basah tetapi air
yang berlebihan tidak diizinkan.

Penyelesaian

a. Alat berat atau meisn gilas tidak diizinkan berdiri di atas permukaan yang baru
selesai sampai permukaan tersebut mendingin secara menyeluruh dan matang.

b. Permukaan aspal hotmix sesudah pemadatan harus halus dan rata kepada
punggung lapangan dan tingkat yang ditetapkan di dalam toleransi yang
ditentukan. Setiap campuran yang menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur
dengan kotoran atau yang telah menjadi tidak sempurna dalam setiap arah, harus
dipadatkan segera untuk menyesuaikan dengan luas disekitarnya dan setiap luas
yang menunjukkan kelebihan atau kekurangan bahan aspal atas instruksi
Pengawas Lapangan akan disingkirkan dan diganti. Semua tempat tinggi,
sambungan tinggi, bagian yang amblas dan rongga-rongga udara harus
diselesaikan sebagaimana diminta oleh Pengawas Lapangan.

c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan, kontraktor


harus memperbaiki pinggiran-pinggiran dalam garis secara rapih. Setiap bahan-
bahan yang berlebih harus dipotong lurus setelah penggilasan final, dan
dibuangoleh kontraktor sehingga disetujui oleh Pengawas Lapangan.

Penyelsaian sambungan

Tidak boleh ada campuran yang dipasang pada bahan ujung yang sudah digilas
sebelumnya kecuali ujung tersebut tegak atau telah dipotong kembali dsampai
satu permukaan tegak. Satu penyiraman aspal yang digunakan untuk
permukaan-permukaan kontak harus dipakai tepat sebelum tambahan campuran
dipasang terhadap bahan yang digilas sebelumnya.

PASAL 29
PEKERJAAN PEMASANGAN PAVING

PEKERJAAN PEMASANGAN PAVING


Langkah awal, sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan
yang hendak di Paving dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat
dapat dipadatkan dengan menggunakan mesin Roller (Wales) atau Stamper kuda.
Hal ini agar lahan yang telah dipasang paving block tidak amblas.
Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai, kita harus memperhatikan
syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut:

1. LapisanSubgrade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu,
sehingga mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan
untuk kemiringan Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau
lapisan tanah dasar tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 90
% MDD (Modified Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan
sesuai dengan spesifikasi teknis yang kita butuhkan. Ini sangat penting untuk
kekuatan landasan area paving nantinya.
2. Lapisan Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi
teknis yang kita butuhkan. Profil lapisan permukaan dari subbase juga harus
mempunyai minimal kemiringan 2 %, dua arah melintang kekiri dan kekanan.
Kemiringan ini sangat penting untuk jangka panjang kestabilan paving kita.

3. Kanstin/PenguatTepi
Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum
pemasangan paving dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving
pada tiap sisi agar paving tidak bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada
hasil akhirnya.
4. Drainase/SaluranAir
Seperti halnya kanstin, Drainase atau Saluran air ini juga harus sudah kita
pasang sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan
untuk effisiensi waktu/kecepatan pekerjaan. Drainase yang dikerjaan setelah
paving terpasang akan sangat mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu
sendiri karena harus membongkar paving yang sudah terpasang. Sesuaikan
spesifikasi beban yang akan melewati lahan yang akan dipasang paving dengan
material pendukung untuk landasan area paving. Material tersebut dapat berupa
: Limestone, Base Course, Sirdam, Makadam dsb.

 Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah level.
 Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block yang
sudah terpasang tidak bergeser.
 Gelar abu batu mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian diratakan
dengan menggunakan jidar kayu.
 Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara pekerja
pemasang paving berada diatas paving yang telah terpasang.
 Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block (las-lasan),
potong paving block dengan menggunakan alat pemotong paving block / paving
block cutter.
 Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita lakukan
pengisian antar naat paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan
menggunakan abu batu.
 Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby roller atau
stamper kodok 1 sampai 2 kali putaran agar timbul gaya saling mengunci antar
paving block satu sama lainnya.
 Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu batu.

PASAL 30
GALIAN TANAH

a. Galian tanah disesuaikan dengan pengerukan dan kemiringannya pada gambar


(Bestek).
b. Tanah bekas galian harus diratakan atau dibuang dari lokasi pekerjaan.

PASAL 31
PEKERJAAN BETON
Bahan-bahan pasangan / beton pada umumnya mempergunakan bahan local yang
memenuhi syarat teknis. Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton
segar ke dalam cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan.
Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk
memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang sesuai rencana
a. Kerikil beton
Berasal dari hasil pecahan dari batu gunung atau batu sungai, memakai kerikil
beton dengan butir-butir bulat ukuran 2-3 cm padat dan bersih dari segala
kotoran.
b. Pasir Cor
Berbutir sangat kasar, tajam dan bersih dari kotoran dan khusus untuk pasir cor
beton
c. Pekerjaan Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan
posisi seperti yang disyaratkan pada gambar kerja. Bekisting harus cukup kuat
untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton basah, beban
pelaksanaan dan beban-beban lainnya.

PASAL 32
BAHAN BAHAN SALURAN DAN TUTUP SALURAN

1. Bahan bahan saluran dan tutup saluran menggunakan beton sesuai dengan
analisa yang ada dalam RAB, ukuran disesuaikan dengan RAB dan Gambar
Bestek sebelum pemasangan saluran beton harus mengajukan contoh – contoh
guna mendapat persetujuan Direksi secara tertulis.
2. Untuk pemasangan saluran dan tutup saluran menggunakan alat berat sehingga
mudah untuk diatur sesuai dengan kemiringan pada gambar.
3. Sebelum dipasang Beton U-dicth lapisan tanah atas diberi pasir urug untuk
memudahkan pengaturan kemiringan sehingga aliran air dapat mengalir dengan
lancer.
4. Pemasangan Tutup saluran harus rata dengan permukaan jalan.
5. Untuk Pekerjaan Pre cast Uditch & Cover Uditch harus sesuai spesifikasi SNI

PASAL 33
PEKERJAAN PENYELESAIAN

Pemborong harus membersihkan lokasi kegiatan dari bekas material yang tidak
digunakan.

PASAL 34
PEKERJAAN YANG BELUM JELAS
Pekerjaan yang belum jelas dalam penjelasaan / pekerjaan yang akan dilaksanakan
dilapangan harus mengacu pada peraturan yang berlaku atau mengacu pada
persyaratan teknis yang berlaku / perubahan terbaru. Sesuai dengan Persyaratan
Spesifikasi Umum Tahun 2018 untuk Pekerjaan Kontruksi Jalan dan Jembatan sesuai
Surat Edaran Nomor : 02 / SE / Db / 2018.

PASAL 35
PEMBERITAHUAN PENYERAHAN PEKERJAAN YANG KESATU

Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat
perpanjangan waktu sesuai dengan addendum kontrak telah berakhir, pemborong
harus segera menyerahkan hasil pekerjaannya kepada Pemberi Tugas secara tertulis
dengan tembusan kepada Direksi.
Pemberi Tugas akan mengadakan rapat Direksi mengenai pekerjaan penyerahan
tersebut diatas berdasarkan :
1. Kontrak Pemborongan
2. Surat Penyerahan pekerjaan dari pemborong

PASAL 36
PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA

Terhitung mulai tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang kesatu hingga 180
( Seratus delapan puluh ) hari kalender kemudian adalah masa pemeliharaan yang
masih menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya, antara lain :
1. Keamanan dan penjagaan
2. Penyempurnaan dan pemeliharaan
3. Pembersihan
Apabila pemborong telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai dengan kontrak
maka penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara
(prosedur) pada penyerahan pekerjaan pertama.

PASAL 37
PENUTUP

Hal-hal lain yang belum tercantum tetapi merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dan merupakan satu kesatuan, maka pemborong harus menyelenggarakan dan
dianggap sebagai tertulis dalam RKS ini.

Tuban, 20....

Mengetahui :
KEPALA BIDANG PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN

AGUNG PRASETYA M. ST., M.A.P


Pembina
NIP.19760820 200312 1 007

Anda mungkin juga menyukai