Syarat RKS Jalan Papbd 2022
Syarat RKS Jalan Papbd 2022
PASAL 1
JENIS DAN MUTU BAHAN
1. Jenis dan mutu bahan yang akan digunakan harus diutamakan bahan-bahan
produksi dalam negeri, sesuai Keputusan Bersama Menteri Perdagangan dan
Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara
tanggal 23 Desember 1980.
2. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat sesuai dengan lokasi yang
ditunjuk, bila bahan-bahan bangunan dan semua jenis memenuhi syarat teknis,
sesuai dengan peraturan yang ada dianjurkan untuk dipergunakan dengan
mendapatkan ijin dari Direksi (secara tertulis).
3. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat
beberapa/bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan
mutu bahan sejenis.
4. Bahan-bahan yang telah ditetapkan jenisnya, dimana bahan-bahan bangunan
tersebut mempunyai macam mutu, maka harus ditetapkan melaksanakan mutu 1
(satu) untuk dipergunakan.
5. Bila rekanan telah menandatangani / melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk
pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai yang telah ditetapkan, bahan-
bahan tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat
24 jam setelah ditolak dan biaya menjadi tanggungan rekanan.
6. Contoh-contoh yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus
segera disediakan tanpa kelambatan atas biaya Pemborong dan harus sesuai
dengan standart.
Contoh-contoh tersebut diambil dengan cara begitu rupa hingga dapat dianggap
bahwa bahan tersebut yang akan dipakai dalam pekerjaan nanti.
Contoh tersebut disimpan sebagai dasar penolakan bila ternyata bahan atau
cara mengajukan yang dia pakai tidak sesuai dengan contoh baik kualitas
maupun sifat-sifatnya.
7. Bila dalam uraian dan syarat-syarat disebutkan nama pabrik pembuat dari suatu
barang maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kualitas dan tipe dari
barang yang memuaskan Pemberi Tugas.
PASAL 2
URAIAN PEKERJAAN
2.1 Penyediaan
Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk
semua alat-alat pembantu yang dipergunakan seperti andang-andang, mesin-
mesin, alat-alat penarik dan sebagainya yang diperlukan oleh rekanan dan untuk
semua alat-alat tersebut pada waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak
berguna lagi dan untuk memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya.
2.2 Kualitas dan Kuantitas Pekerjaan
a. Kuantitas dan kualitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak
harus dianggap seperti apa yang tertera dalam uraian dan syarat-syarat atau
gambar dalam kontrak itu bagaimanapun dari apa yang tercantum dalam
syarat-syarat ini.
PASAL 3
GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN
3.1 Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar
detail konstruksi, gambar situasidan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh
Perencana telah disampaikan kepada rekanan beserta dokumen lainnya.
Rekanan tidak boleh merubah dan menambah tanpa mendapat persetujuan
tertulis dari Pemberi Tugas / Direksi. Gambar-gambar tersebut tidak boleh
diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan
pemborongan ini atau dipergunakan untuk maksud-maksud lain.
PASAL 4
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIPERGUNAKAN
PASAL 5
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
a. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail,
maka yang dipergunakan adalah gambar detail.
b. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran
dengan angka dalam gambar yang diikuti.
c. Bila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan / barang yang
dipakai dalam RKS tidak sesuai dengan gambar maka RKS yang diikuti.
d. Bila rekanan meragukan tentang perbedaan antara gambar-gambar yang ada
baik mengenai mutu bahan yang dipakai maupun konstruksi dengan RKS, maka
rekanan berkewajiban untuk menyakan kepada Direksi / Pemberi Tugas secara
tertulis.
e. Rekanan berkewajiban untuk mengadakan penelitian hal-hal tersebut diatas,
setelah rekanan menerima dokumen dari Pemberi Tugas dan hal tersebut akan
dibahas dalam rapat penjelasan.
f. Sebelum melaksanakan pekerjaan rekanan diharuskan mengembalikan semua
dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan beriat acara rapat penjelasan.
PASAL 6
JADWAL PELAKSANAAN
Pada saat rekanan akan memulai pelaksanaan dilapangan atau setelah rekanan
menerima SPMK dari Pemberi Tugas harus segera mengadakan persiapan antara
lain : Pembuatan jadwal pelaksanaan berupa Bar Chart secara tertulis, berisi tahap-
tahap pelaksanaan pekerjaan, waktu yang direncanakan dan disesuaikan dengan
jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak dan harus disahkan kepada Kepala
Dinas Pekerjaan Umum Kab Tuban (Bidang Tata Ruang dan Permukiman
Pemukiman) dan Pejabat Pembuat Komitmen.
Bar Chart tersebut selalu berada dilokasi, tempat pekerjaan untuk diikuti dengan
perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan dengan diberikan tanda garis
tinta warna merah. Bila terdapat / terlihat adanya hambatan, semua pihak harus
segera mengadakan langkah-langkah untuk penanggulangan hambatan yang akan
terjadi.
PASAL 7
KUASA PEMBORONG DILAPANGAN
PASAL 8
LAPORAN MINGGUAN, HARIAN DAN BUKU DIREKSI
Penyedia Jasa harus membuat laporan bulanan, Mingguan / harian dan Buku Direksi
mengenai kemajuan pekerjaan. Laporan kemajuan pekerjaan tersebut sekurang-kurangnya
mengenai keterangan yang berhubungan dengan kejadian selama 1 bulan dimana
disediakan disalah satu kemajuan sebagai berikut :
a. Laporan Mingguan, Harian meliputi :
1. Jumlah pegawai / tenaga kerja yang dipekerjakan selama 1 bulan
2. Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir bulan
3. Bahan-bahan dan barang-barang perlengakapan yang telah masuk dan diterima ditempat
pekerjaan
4. Keadaan cuaca
5. Kejadian khusus
6. Foto-foto ukuran kartu post sesuai dengan petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen
7. Pengesahan Pejabat Pembuat Komitmen.
PASAL 9
JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH
PASAL 10
SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN
a. Pemborong harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang baik
antara pekerjanya dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak
mempunyai keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
b. Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang
disediakan semurut kontrak dalam keadaan baru, dan bahwa semua pekerjaan
akan berkualitas baik, bebas dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai
dengan standart ini dapat dianggap tidak effektif.
c. Dalam pengajuan penawaran pemborong harus memperhitungkan biaya-biaya
pengujian / pemeriksaan berbagai bahan pekerjaan. Diluar jumlah tersebut
pemborong tetap bertanggung jawab atas biaya-biaya pengiriman yang tidak
memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.
PASAL 11
PEKERJAAN TIDAK BAIK
PASAL 12
PEKERJAAN TAMBAHAN DAN KURANG
PASAL 13
CARA-CARA DAN SYARAT PELAKSANAAN
PASAL 16
PEKERJAAN PERSIAPAN
PASAL 17
PEKERJAAN PENGUKURAN
1. Mobilisasi meliputi :
a. Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan
dalampelaksanaanpekerjaan.
b. Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, gudang dan sebagainya.
c. Mendatangkan personil dan tenaga kerja lapangan.
2. Mobilisasi peralatan terkait dan personil penyedia barang/jasa dapat
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
3. Mobilisasi paling lambat harus sudah dimulai dilaksanakan dalam waktu 30
(tiga puluh) harikalender sejak diterbitkan SPMK.
PASAL 19
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
Sarana peralatan yang melekat pada orang atau disebut perlengkapan perlindungan
diri (personalprotective equipment), diantaranya :
Pelindung mata dan wajah Kaca mata safety ;
Pelindung pendengaran;
Pelindung kepala atau helm ;
Pelindung kaki berupa sepatu dan sepatu boot;
Pelindung tangan berupa sarung tangan;
Peralatan P3K;
Rambu-Rambu Peringatan, antara lain dengan fungsi peringatan bahaya,
larangan memasuki area tertentu petunjuk untuk melapor (keluar masuk
proyek), peringatan untuk memakai alat pengaman kerja peringatan ada
alat/mesin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu).
PASAL 20
PEKERJAAN LAPIS ONDERLAAG
PASAL 21
PEKERJAAN LAPIS SLYTLAAG
1. Pasangan batu tepi dilaksanakan sepanjang jalan baru yang dikerjakan pada
kanan/kiri jalan sesuai dengan gambar rencana.
2. Pemasangan batu tepi harus berdiri tegak lurus dan ditata yang rapi dengan
ukuran disesuai gambar rencana.
PASAL 23
PEKERJAAN BAHU JALAN /BERM
PASAL 24
PEKERJAAN LAPISAN PENETRASI.
PASAL 25
PEKERJAAN LAPIS BURDA
PASAL 26
PEKERJAAN LAPIS BURAS
PASAL 27
PEKERJAAN LAPIS RESAP PENGIKAT (PRIME COAT)
Lapis resap pengikat atau yang disebut juga dengan prime coat merupakan lapisan
ikat aspal cair yang diletakkan di atas lapis pondasi agregat Klas A. Lapis resap
pengikat biasanya dibuat dari aspal dengan penetrasi 80/100 atau penetrasi 60/70
yang dicairkan dengan minyak tanah. Volume yang digunakan berkisar antara 0,4
sampai dengan 1,3 liter/ m2 untuk lapis pondasi agregat kelas A dan 0,2 sampai 1
liter/m2 untuk pondasi tanah semen. Setelah pengeringan selama 4 sampai 6 jam,
bahan pengikat harus telah meresap kedalam lapis pondasi. lapis resap pengikat
yang berlebih dapat mengakibatkan pelelehan (bleeding) dan dapat menyebabkan
timbulnya bidang geser. Oleh karena itu, untuk daerah yang berlebih ditabur dengan
pasir halus dan dibiarkan agar pasir tersebut diselimuti aspal.
Lapis perekat (tack coat) merupakan lapisan aspal cair yang diletakkan di atas
lapisan beraspal atau lapis beton semen sebelum lapis berikutnya dihampar. Lapis
perekat berfungsi untuk memberikan daya ikat antara lapis lama dengan baru
Bahan lapis perekat terdiri dari aspal emulsi yang cepat menyerap atau asapal keras
pen 80/100 atau pen 60/70 yang dicairkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah
per 100 bagian aspal. Pemakaiannya berkisar antar 0,15 liter/m2 sampai 0,50 liter
/m2. Lebih tipis dibandingkan dengan pemakaian lapis resap pengikat.
Untuk kali ini pembahasan kita mengenai perbedaan Lapis Resap Pengikat (Prime
Coat) dan Lapis Perekat (Tack Coat). Penjelasan selengkapnya dapat dibaca pada
Spesifikasi umum 2018 Kememterian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jendral Bina Marga.
PASAL 28
PEKERJAAN LATASTON
2) Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan akan dimulai
ketika suhu campuran tersebut turun dibawah 110º C dan harus diselesaikan
sebelum suhu turun di bawah 65º C.
3) Penggilasan campuran tersebut akan terdiri dari operasi terpisah, bekerja sedekat
mungkin kepada urutan penggilasan berikut ini:
b. Prosedur pemadatan
Penyelesaian
a. Alat berat atau meisn gilas tidak diizinkan berdiri di atas permukaan yang baru
selesai sampai permukaan tersebut mendingin secara menyeluruh dan matang.
b. Permukaan aspal hotmix sesudah pemadatan harus halus dan rata kepada
punggung lapangan dan tingkat yang ditetapkan di dalam toleransi yang
ditentukan. Setiap campuran yang menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur
dengan kotoran atau yang telah menjadi tidak sempurna dalam setiap arah, harus
dipadatkan segera untuk menyesuaikan dengan luas disekitarnya dan setiap luas
yang menunjukkan kelebihan atau kekurangan bahan aspal atas instruksi
Pengawas Lapangan akan disingkirkan dan diganti. Semua tempat tinggi,
sambungan tinggi, bagian yang amblas dan rongga-rongga udara harus
diselesaikan sebagaimana diminta oleh Pengawas Lapangan.
Penyelsaian sambungan
Tidak boleh ada campuran yang dipasang pada bahan ujung yang sudah digilas
sebelumnya kecuali ujung tersebut tegak atau telah dipotong kembali dsampai
satu permukaan tegak. Satu penyiraman aspal yang digunakan untuk
permukaan-permukaan kontak harus dipakai tepat sebelum tambahan campuran
dipasang terhadap bahan yang digilas sebelumnya.
PASAL 29
PEKERJAAN PEMASANGAN PAVING
1. LapisanSubgrade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu,
sehingga mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan
untuk kemiringan Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau
lapisan tanah dasar tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 90
% MDD (Modified Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan
sesuai dengan spesifikasi teknis yang kita butuhkan. Ini sangat penting untuk
kekuatan landasan area paving nantinya.
2. Lapisan Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi
teknis yang kita butuhkan. Profil lapisan permukaan dari subbase juga harus
mempunyai minimal kemiringan 2 %, dua arah melintang kekiri dan kekanan.
Kemiringan ini sangat penting untuk jangka panjang kestabilan paving kita.
3. Kanstin/PenguatTepi
Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum
pemasangan paving dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving
pada tiap sisi agar paving tidak bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada
hasil akhirnya.
4. Drainase/SaluranAir
Seperti halnya kanstin, Drainase atau Saluran air ini juga harus sudah kita
pasang sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan
untuk effisiensi waktu/kecepatan pekerjaan. Drainase yang dikerjaan setelah
paving terpasang akan sangat mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu
sendiri karena harus membongkar paving yang sudah terpasang. Sesuaikan
spesifikasi beban yang akan melewati lahan yang akan dipasang paving dengan
material pendukung untuk landasan area paving. Material tersebut dapat berupa
: Limestone, Base Course, Sirdam, Makadam dsb.
Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah level.
Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block yang
sudah terpasang tidak bergeser.
Gelar abu batu mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian diratakan
dengan menggunakan jidar kayu.
Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara pekerja
pemasang paving berada diatas paving yang telah terpasang.
Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block (las-lasan),
potong paving block dengan menggunakan alat pemotong paving block / paving
block cutter.
Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita lakukan
pengisian antar naat paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan
menggunakan abu batu.
Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby roller atau
stamper kodok 1 sampai 2 kali putaran agar timbul gaya saling mengunci antar
paving block satu sama lainnya.
Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu batu.
PASAL 30
GALIAN TANAH
PASAL 31
PEKERJAAN BETON
Bahan-bahan pasangan / beton pada umumnya mempergunakan bahan local yang
memenuhi syarat teknis. Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton
segar ke dalam cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan.
Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk
memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang sesuai rencana
a. Kerikil beton
Berasal dari hasil pecahan dari batu gunung atau batu sungai, memakai kerikil
beton dengan butir-butir bulat ukuran 2-3 cm padat dan bersih dari segala
kotoran.
b. Pasir Cor
Berbutir sangat kasar, tajam dan bersih dari kotoran dan khusus untuk pasir cor
beton
c. Pekerjaan Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan
posisi seperti yang disyaratkan pada gambar kerja. Bekisting harus cukup kuat
untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton basah, beban
pelaksanaan dan beban-beban lainnya.
PASAL 32
BAHAN BAHAN SALURAN DAN TUTUP SALURAN
1. Bahan bahan saluran dan tutup saluran menggunakan beton sesuai dengan
analisa yang ada dalam RAB, ukuran disesuaikan dengan RAB dan Gambar
Bestek sebelum pemasangan saluran beton harus mengajukan contoh – contoh
guna mendapat persetujuan Direksi secara tertulis.
2. Untuk pemasangan saluran dan tutup saluran menggunakan alat berat sehingga
mudah untuk diatur sesuai dengan kemiringan pada gambar.
3. Sebelum dipasang Beton U-dicth lapisan tanah atas diberi pasir urug untuk
memudahkan pengaturan kemiringan sehingga aliran air dapat mengalir dengan
lancer.
4. Pemasangan Tutup saluran harus rata dengan permukaan jalan.
5. Untuk Pekerjaan Pre cast Uditch & Cover Uditch harus sesuai spesifikasi SNI
PASAL 33
PEKERJAAN PENYELESAIAN
Pemborong harus membersihkan lokasi kegiatan dari bekas material yang tidak
digunakan.
PASAL 34
PEKERJAAN YANG BELUM JELAS
Pekerjaan yang belum jelas dalam penjelasaan / pekerjaan yang akan dilaksanakan
dilapangan harus mengacu pada peraturan yang berlaku atau mengacu pada
persyaratan teknis yang berlaku / perubahan terbaru. Sesuai dengan Persyaratan
Spesifikasi Umum Tahun 2018 untuk Pekerjaan Kontruksi Jalan dan Jembatan sesuai
Surat Edaran Nomor : 02 / SE / Db / 2018.
PASAL 35
PEMBERITAHUAN PENYERAHAN PEKERJAAN YANG KESATU
Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat
perpanjangan waktu sesuai dengan addendum kontrak telah berakhir, pemborong
harus segera menyerahkan hasil pekerjaannya kepada Pemberi Tugas secara tertulis
dengan tembusan kepada Direksi.
Pemberi Tugas akan mengadakan rapat Direksi mengenai pekerjaan penyerahan
tersebut diatas berdasarkan :
1. Kontrak Pemborongan
2. Surat Penyerahan pekerjaan dari pemborong
PASAL 36
PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA
Terhitung mulai tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang kesatu hingga 180
( Seratus delapan puluh ) hari kalender kemudian adalah masa pemeliharaan yang
masih menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya, antara lain :
1. Keamanan dan penjagaan
2. Penyempurnaan dan pemeliharaan
3. Pembersihan
Apabila pemborong telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai dengan kontrak
maka penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara
(prosedur) pada penyerahan pekerjaan pertama.
PASAL 37
PENUTUP
Hal-hal lain yang belum tercantum tetapi merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dan merupakan satu kesatuan, maka pemborong harus menyelenggarakan dan
dianggap sebagai tertulis dalam RKS ini.
Tuban, 20....
Mengetahui :
KEPALA BIDANG PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN