MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evolusi yang diampu oleh
Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Si.
Dr. Hernawati, M.Si.
Dr. Hj. Peristikawati, M.Kes.
Oleh
Kelompok 1
Aldi Maulana Azis 1605737
Denik Turba Dinda 1606223
Moch. Akmal Baharudin Yusuf 1604156
Resa Permata Sari 1603712
A. Latar Belakang
Dalam sejarah perkembangan planet bumi sekitar 65 juta tahun lalu,
Laurasia merupakan moyang benua-benua yang saat ini letaknya di sebelah utara
ekuator (belahan bumi utara), meliputi Eurasia, Amerika Utara, dan pulau-pulau
kecil disekitarnya. Adapun Gondwana merupakan moyang kepada benua-benua di
belahan bumi selatan, meliputi Amerika Selatan, Afrika, Sub Benua India,
Australia, dan Antartika, hingga terbentuknya benua-benua yang kita saksikan saat
ini. Kerak bumi atau lapisan bumi bagian atas, pada dasarnya terdiri atas kerak
samudera dan kerak benua. Kedua kerak ini bukanlah sesuatu yang kaku dan diam,
tetapi terus bergerak aktif mengalami pergeseran hingga saat ini.
Teori Pangea dan Gondwana adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa
jutaan tahun lampau, semua bergabung dalam daratan besar yang disebut Pangea.
Kemudian, karena satu alasan yang belum diketahui pasti, benua-benua tersebut
pecah dan mulai hanyut dalam arah yang berlawanan. Ternyata sejak zaman dulu,
permukaan bumi yang diam ini telah mengalami perjalanan atau pergeseran yang
jauh dari bentuk asalnya. Diantara para ilmuan yang memberikan gagasan tentang
adanya pergesaran bumi yaitu Antonio Snidar-Pellegrini yang mengamati benua
Afrika dan Amerika Selatan merupakan benua yang pernah Bersatu. Seorang ahli
ilmu cuaca dari Jerman yang bernama Alfred Weneger (1912), dalam teorinya yang
terkenal yaitu teori pengapungan benua (Continental Drift Theory) mengemukakan
bahwa 225 juta tahun lalu, bumi baru ada satu benua dan samudera yang maha luas.
Benua raksasa itu dinamakan Pangea, sedangkan Kawasan samudera yang
mengapitnya dinamakan Panthalassa. Sedikit demi sedikit Pangea mengalami
retakan menjadi dua benua yaitu, Laurasia dan Gondwana.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya
adalah: bagaimana masa Pangea dan terbentuknya kepulauan di Indonesia?
1
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui bagaimana pemisahan Pangea, dan bukti apa yang menguatkan
hipotesis tersebut.
2. Memahami mengapa Indonesia menjadi daratan yang terpecah-pecah menjadi
pulau-pulau seperti saat ini.
3. Memahami kaitan biogeografi dengan evolusi.
4. Mengetahui pola distribusi flora dan fauna masa kini.
2
BAB II
ISI
A. Masa Pangea
3
Samudera Hindia barat daya antara Afrika dan Antartika. Jadi sangat dimungkinkan
bila ini terus terjadi, maka bumi (benua) kita ini sedang dalam proses untuk menjadi
"pangea" selanjutnya, karena bukti bukti penelitian memang menunjukkan hal
tersebut. Jadi kurang lebih 250 tahun lagi. Bumi ini bisa jadi tak berbentuk lagi
seperti sekarang ini demikian penilitian yang di lakukan pihak NASA (Pangea
Ultima).
Selain membentuk Samudera, karena teori nya dulu benua kita saling
terhubung, maka saat benua ini terpecah pecah menjadi sekarang ini, juga
membawa karakteristik vulkanis yang serupa, seperti terbentuknya "ring of fire"
atau cincin api yang melingkar dari Peru, terus memanjang hingga ke Meksiko,
sepanjang pantai timur Amerika (los angeles), Alaska, Jepang, lalu Piliphina,
Indonesia, kepulauan di Pasifik, dan berakhir di Selandia baru
Benua atau continent adalah daratan yang sangat luas. Seringkali satu
daratan luas disebut sebagai benua karena memiliki ciri khusus. Karena perbedaan
ciri-ciri ini baik secara geografi dan geologi, maka pembagian benua di dunia ini
ada yang menyebutkan 4 benua ada yang menyebutkan 7 benua. Benua-benua yang
ada saat inipun jumlahnya bisa berbeda-beda tergantung manamana saja yang
dikelompokkan. Superbenua Pangea merupakan benua tua yang ada pada 225 juta
tahun lalu. Benua Pangea ini merupakan hasil rekonstruksi benua-benua yang ada
saat ini yang dikembalikan menjadi satu superbenua yang terdiri atas kerak-kerak
benua. Pangaea atau Pangea (pan berarti keseluruhan, seluruh dan gaia berarti Bumi
dalam Bahasa Yunani Kuno) adalah Superbenua yang sangat besar pada zaman
Paleozoikum dan Mesozoikum sekitar 250-225 juta tahun yang lalu, sebelum
akhirnya terbelah atau terpecah menjadi beberapa potong benua atau lempeng lalu
menyebar ke seluruh permukaan bumi. Banyak teori yang menjelaskan
“berkumpulnya” kembali benua-benua ini setelah sebelumnya terapung-apung.
Teori lempeng tektonik ini juga mengenal semacam siklus pergerakan benua-benua
ini yang terpisah-berkumpul-terpisah yang terjadi berulang-ulang.
4
B. Pemisahan Pangea menjadi Laurasia dan Gondwana
1. Masa Laurasia dan Gondwana
Teori pangea dan gondwana adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa
jutaan tahun yang lampau, semua benua bergabung dalam satu daratan besar
yang disebut Pangea. Lapisan bumi yang tersusun dari berbagai proses secara
sedemikian rupa, nampaklah bagian-bagian yang di antaranya bagian terluar
yang keras dan bagian bawah yang relatif cair. Kita merasakan seolah-oleh
permukaan bumi sesuatu yang kaku dan diam (tidak bergerak). Ternyata sejak
zaman dulu, permukaan bumi yang diam ini telah mengalami perjalanan atau
pergeseran yang jauh dari bentuknya semula. Di antara para ilmuwan yang
memberikan gagasan tentang adanya pergeseran di bumi yaitu Antonio Snidar –
Pellegrini yang mengamati benua-benua Afrika dan Amerika Selatan merupakan
benua yang pernah bersatu.
Seorang ahli ilmu cuaca dari Jerman yang bernama Alfred
Wegener (1912), dalam teorinya yang terkenal yaitu teori pengapungan
benua (Continental drift theory) mengemukakan bahwa sampai sekitar 225 juta
tahun lalu, di bumi baru ada satu benua dan samudra yang maha luas. Benua
raksasa ini dinamakan pangea, sedangkan kawasan samudera yang mengapitnya
dinamakan panthalassa.
Sedikit demi sedikit pangea mengalami retakan-retakan dan pecah. Sekitar
135 juta tahun yang lalu, benua raksasa tersebut pecah menjadi dua, yaitu
pecahan benua di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di bagian selatan
dinamakan gondwana. Hipotesis tentang pemisahan Pangea menjadi Laurasia
dan Gondwana yaitu adanya meteor jatuh diujung Amerika Selatan, sehingga
bumi hilang keseimbangan dan terjadilah pengeseran benua Pangea. Kedua
benua itu dipisahkan oleh jalur laut sempit yang dinamakan Laut Tethys. Sisa
Laut Tethys pada saat ini merupakan jalur cebakan minyak bumi di sekitar laut-
laut di kawasan Timur Tengah. Baik Laurasia maupun Gondwana kemudian
terpecah-pecah lagi menjadi daratan yang lebih kecil dan bergerak secara tidak
beraturan dengan kecepatan gerak berkisar antara 1 – 10 cm pertahun (coba
kalian lihat teori tektonik lempeng). Dalam sejarah perkembangan planet bumi,
sekitar 65 juta tahun lalu, Laurasia merupakan cikal bakal benua-benua yang saat
5
ini letaknya di sebelah utara ekuator (belahan bumi utara), meliputi Eurasia,
Amerika Utara, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Adapun Gondwana
merupakan cikal bakal benua-benua di belahan bumi selatan, meliputi Amerika
Selatan, Afrika, Sub benua India, Australia, dan Antartika, hingga terbentuklah
benua-benua yang kita saksikan saat ini.
c. Bukti Fosil :
Jenis Daerah
Notropik Afrika India Australia Antartika
Glossopteris Permian Permian Permian Permian Permian
(paku-pakuan) Trias Trias Trias Trias Trias
Lystrosaurus - Permian Permian Permian Permian
(reptilia) Trias Trias Trias Trias
Mesosaurus Permian Permian - - -
(reptilia) Trias Trias
6
C. Sejarah Terbentuknya Daratan
1. Pengertian Daratan
Daratan adalah bagian dari permukaan bumi yang tidak digenangi air.
Wilayah yang termasuk daratan meliputi pegunungan, perbukitan, dataran, dan
lembah. Bumi banyak mengandung air. Permukaan daratan pun ada yang
tergenang air dan ada yang kering. Bagian daratan yang kering adalah padang
pasir, dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan. Bagian daratan yang
tergenang air, misalnya rawa, danau, dan sungai.
2. Pembentukan Daratan
Proses terbentuknya daratan tidak lepas dari proses terbentuknya planet
bumi yang merupakan salah satu benda langit yang terbentuk dari awan/gas/asap
langit kemudian bumi itu berupa bintang yang sangat kecil karena proses tekanan
antar material pembentuk yang mempunyai tekanan (gravitasi) kearah memusat
(inti bumi) sehingga menimbulkan pijaran panas memancar dilangit.
Kemudian saat melewati beberapa proses benda langit yang akhirnya
diketahui bernama bumi (yang saat itu masih berupa bola pijar) mulai mendingin
karena suhu ruang langit sangat dingin, karena jaraknya jauh dari sumber panas
(matahari), maka bumi yang termasuk jauh dari matahari dan menerima kualitas
panas Matahari lebih rendah daripada planet yg lebih dekat, sehingga lebih dulu
mendingin dan membeku menjadi es, bagian luar (kulit) bumi membentuk dasar
tanah, air & atmosfer (terjadi karena siklus alam). Selanjutnya mengalami
(siklus) gejolak dari inti bumi yang mengarah keluar ke permukaan bumi
(gunung berapi) atau membentuk aktivitas vulkanik & tektonik dari gunung
berapi pada dasar tanah yang baru terbentuk itu.
Aktivitas inti bumi menimbulkan banyak terbentuk gunung berapi yang
memancarkan meterial dari inti bumi membentuk tanah daratan, sehingga dasar
tanah dan tanah daratan yang terbentuk selama proses aktivitas planet bumi
(siklus tanah bumi) akan menimbulkan lempeng benua. Relief tanah lempeng
benua terbentuk karena siklus alam, tanah mempunyai jenis, berat, masa jenis &
7
kandungan material yang berbeda dan menekan ke inti bumi (gravitasi bumi)
menimbulkan tekanan besar menghasilkan panas inti bumi.
Bentuk relief daratan lempeng benua sebagian besar terbentuk karena
proses siklus hidrologi global dalam jumlah besar (pada masa itu terjadi banjir
gadang berupa air bah yang menutupi permukaan planet bumi karena es mencair
dalam jumlah besar) sehingga 2/3 lebih permukaan bumi hampir ditutupi oleh
air yang seperti pada samudera altantik utara ke selatan telah mengikis
memotong tanah antara benua Amerika, Eropa & Afrika dalam jumlah sangat
besar yang bentuknya seperti bentuk pola aliran sungai raksasa.
Pada akhirnya relief lempengan daratan benua terbentuk, karena bergeser
membentuk pecahan benua. Daratan seperti yang kita kenal bentuknya seperti
sekarang ini kemungkinan untuk berubah lagi (secara extrim) sangat kecil karena
bobot lempengan tanah daratan benua sangat berat & tekanannya ke inti bumi
sangat kuat, dan pergeserannya sangat kecil.
Kira-kira 250 juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi
merupakan satu massa daratan yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-
kira dua ratus juta tahun yang lalu selama Periode Trias, Pangea terpecah
menjadi dua benua besar yaitu Laurasia, yang sekarang terdiri dari Amerika
Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia Timur; dan Gondwana yang
terdiri dari Amerika Selatan, Afrika, India, Australia dan bagian Asia lainnya.
Bagian-bagian dan dua benua besar ini kemudian terpecah-pecah, hanyut dan
bertubrukan dengan bagian lain.
8
Gambar 3. Ilustrasi pergerakan benua Pangea
(Encyclopedia Britanica, 2016)
9
Secara geologi, Paparan Sunda adalah landas kontinen perpanjangan
lempeng benua Eurasia di Asia Tenggara. Massa daratan utama antara
lain Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa, Madura, Bali, dan pulau-pulau kecil
di sekitarya. Area ini meliputi kawasan seluas 1,85 juta km 2. Kedalaman laut
dangkal yang membenam paparan ini jarang sekali melebihi 50 meter, dan
kebanyakan hanya sedalam kurang dari 20 meter, hal ini mengakibatkan
kuatnya erosi dasar laut akibat gelombang laut. Tebing curam bawah laut
memisahkan Paparan Sunda dari kepulauan Filipina, Sulawesi, dan Kepulauan
Sunda Kecil.
10
daratan mengkakibatkan dataran Paparan sunda sebagian ternggelam ke lautan
dan menyisakan daratan yang menjadi kepulauan Indonesia.
11
kepulauan Indonesia dapat terlihat pada pemunculan beberapa pulau yang ada di
sepanjang Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Pada tahun 1912, seorang ilmuan yang bernama Alfred Lothar Wegene
mengemukakan sebuah teori tentang pengapungan dan pergeseran benua
(Continental Drift) dalam bukunya yang berjudul The Origin of Continent and
Oceans (1912). Di dalam bukunya tersebut, dia mengemukakan bahwa benua –
benua yang ada tersusun dari batuan – batuan sial yang mengapung pada batuan
– batuan sima yang memiliki berat jenis lebih besar.
12
bisa suatu massa benua yang lebih besar dapat mengapung dan bergeser di atas
permukaan bumi yang padat ini. Para ilmuan yang tidak setuju beranggapan
bahwa gaya yang bekerja pada bumi adalah gaya vertikal, sehingga gaya tersebut
tidaklah mungkin mampu menyebabkan daratan yang sangat besar (Pangaea)
tersebut pecah dan terpisah.
Pada masa itu, Wegener belum bisa menyajikan bukti – bukti yang kuat
untuk medukung hipotesanya. Dia hanya mampu memberikan bukti – bukti yang
berupa kesamaan fosil – fosil pada setiap benua, kesamaan garis pantai, dan
kesamaan struktur dan batuan pada setiap benua. Tetapi, tetapa saja bukti – bukti
tersebut belum bisa menyakinkan para pengkritik terhadap hipotesanya karena
dia tetap tidak bisa menjelaskan dan meyakinkan para ahli lainnya bahwa gaya
utama yang bekerja pada permukaan bumi adalah bukan gaya vertikal tetapi gaya
lateral.
Setelah misteri ini tidak terjawab selama berabad – abad, barulah seorang
ahli muncul dan memberikan jawaban atas keraguan ini, dia bernama Harry Has.
Seorang ahli yang bisa menjelaskan bagaimana bisa permukaan yang sangat luas
itu pecah dan bergeser menjadi benua – benua yang lebih kecil dengan sangat
jelas dan rasional. Harry Hass menjelaskan bahwa Pangeaea pecah dan menjadi
benua – benua yang kecil karena arus konveksi yang berasal dari inti bumi yang
amat sangat panas. Arus konveksi ini menyebabkan lempeng-lempeng bumi
saling bertabrakan, sehingga menyebabkan peristiwa Konvergen, Divergen dan
Sesar. Pergerakan lempengan – lempangan bumi yang saling bertubrukan itu
mengakibatkan Pangeaea pecah dan menjadi beberapa daratan yang lebih kecil
yang disebut sebagai benua – benua yang ada pada saat ini, yaitu benua Eropa,
Amerika, Afrika, Asia, dan Australia.
13
a. Adanya kesamaan garis pantai antara benua Amerika pada bagian utara
dan benua Afrika pada bagian barat.
b. Adanya kesamaan fosil di daerah – daerah yang diduga pernah menjadi
satu.
c. Adanya kesamaan struktur tanah dan bebatuan pada daerah – daerah yang
diduga pernah menyatu.
14
b. Teori Kontraksi oleh Descartes
Menurut Descartes, bumi mengalami penyusutan dan pengerutan
karena pendinginan, sehingga terbentuk pegunungan dan lembah. 3. Teori
Edward Suess Menurut Suess, bumi terbentuk tidak karena bencana alam
kecuali daerah seismik karena bumi merupakan benua yang stabil. 4. Teori
James Dana Dana mengatakan bahwa pemandangan alam (bumi) tebentuk
karena adanya proses pelapukan dan erosi.
2. Perkembangan Muka Bumi (Pangea dan Godwana)
15
4. Dasar batuan yang meleleh mendesak maju kebagian kerak bumi yang lebih
tua. Kalau bagian kerak bumi seperti itu bertemu diujung maka benturan itu
menyebabkan gempa. Inilah yang terjadi didalam laut Ameika Selatan. Satu
bagian bumi didorong masuk ke selubung untuk meleleh kembali, bagian
lainnya didorong keatas sehinnga membentuk pematang.
5. Teori gerakan lempeng tektonik banyak kaitannya dengan persebaran gunung
api dimuka bumi dan terjadinya gempa bumi. Sejak tahun 1900-an para ahli
geologi telah mengetahui bahwa kerak bumi bagian luar mengapung diatas
lapisan yang lunak. Akan tetapi teori mengapung dan bergeraknya kerak bumi
baru dipublikasikan secara luas pada tahun 1960.
F. Biogeografi
1. Pengertian Biogeografi
Salah satu dasar mempelajari biogeografi adalah bahwa setiap hewan dan
tumbuhan muncul atau mengalami evolusi sekali saja pada masa lampau. Suatu
tempat tertentu asal suatu jenis disebut pusat asal usul. Orang yang pertama kali
mengemukakan adanya hubungan antara makhluk hidup dengan daerah/ wilayah
16
tertentu di permukaan bumi adalah Alfred Russel Wallace. Pada tahun 1800-an
ia menerbitkan buku yang mengungkapkan adanya pola penyebaran makhluk
hidup di bumi. Wallace membagi bumi menjadi 6 wilayah biogeografi karena
masing-masing wilayah memiliki tumbuhan dan hewan yang khas dan unik.
17
3. Ruang Lingkup Biogeografi
Di hutan tak Ranggas di baruh tropika dapat ditemukan 750 spesies atau
lebih dalam tiap hektarnya. Dalam jumlah terbanyak di hutan Asia tropika. Di
daerah yang keranekaragaman spesies tumbuhannya besar, disitu sering terdapat
jumlah spesies hewan yang besar pula. Hal ini disebabkan karena dengan cara yang
bagaimana pun, setiap spesies hewan mungkin tergantung pada sekelompok spesies
tumbuhan tertentu untuk makanan dan kebutuhan lainnya. Untuk spesies serangga
yang hidup dari pohon, dapat dilihat bahwa jumlah spesies serangga dalam
komunitasnya lebih erat hubungan dengan banyaknya genus (marga) tumbuhan
yang ada (walaupun tidak dengan jumlah spesies tumbuhan).
18
G. Faktor Ekologi Tumbuhan dan Hewan
Persebaran flora dan fauna Indonesia terbagi atas tiga wilayah yaitu
Indonesia Barat, Timur dan Tengah. Tumbuhan yang hidup pada tempatnya
sekarang adalah hasil evolusi, seleksi dan adaptasi terhadap lingkungannya.
Adapun usaha-usaha pemerintah untuk melestarikan tumbuh-tumbuhan dan
hewan yaitu: Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Kebun Raya dan Kebun Binatang
dan Bank Gen.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hipotesis tentang pemisahan Pangea menjadi Laurasia dan Gondwana adalah,
adanyameteor jatuh di ujung Amerika Selatan, sehingga bumi hilang
keseimbangan danterjadilah pergeseran Pangea menjadi Laurasia dan
Gondwana. Laurasia terdiri atassebagian Asia, Eropa, dan Amerika Utara,
sedangkan Gondwana terdiri atas Antartika,Australia, Neotropik, dan sebagian
Asia Selatan. Serta terbentuknya Tethys I.
2. Menurut teori Wegener, Indonesia menjadi daratan yang terpecah menjadi
pulau-pulauseperti saat ini karena terjadi pemisahan Pangea akibat dari patahan,
sehingga daratansebelah atas bergeser, terbentuklah samudera Atlantik.
Kemudian daerah patahan akannaik membentuk lipatan kulit bumi yang akan
menjadi gunung. Jika paparan terpisah,maka terjadi konvergensi di bagian
tertentu. Pemisahan ditimbulkan oleh gempa dilapisan terbawah karena adanya
kontak antara dua paparan. Dua paparan yang terapunglalu bertubrukan,
biasanya salah satu paparan tenggelam dan menabrak lapisan lithosferdari
paparan lainnya dan bagian tersebut menjadi cair (magma). Paparan dapat
pulaterpisah karena retakan tanah turun pada salah satu sisinya, lalu terpisah satu
sama lain.
3. Biogeografi memiliki kaitan yang erat dengan evolusi.
Studi biogeografismemperlihatkan bahwa suatu spesies baru muncul pada satu
tempat dankemudian menyebar menuju keluar dari titik atau tempat asal.
Beberapa spesieskemudian menjadi lebih luas distribusinya, tetapi mereka tidak
dapat melewati barrier- barier alamiah yang terpisah daerah biogeografis
yang besar. Oleh karena itu, meskipunlingkungan hidup sesungguhnya identik
pada daerah biogeografis berbeda, jarangditempati oleh spesies yang sama.
Buktinya, setiap daerah geografi besar di duniamempunyai karakteristik
kelompok tanaman dan hewan. Sebagai contoh, di Australiasemacam kanguru
(marsupial) mempunyai kantong yang berperan sebagai tempat menyusui dan
melindungi anaknya, pada daerah biogeografi yang lain kangguru(marsupial)
hamper tidak ditemukan. Selanjutnya, catatan fosil setiap daerahmenampilkan
20
suatu garis evolusioner kejadian-kejadian biologis yang terpisah darisemua
daerah-daerah lain. Dengan setiap garis evolusioner, banyak fosil-fosil yang
telahditemukan dapat dibentuk atau disusun suatu spesies yang pernah hidup
pada daerah tertentu.
4. Pesebaran tumbuhan dan hewan sangat dipengarui oleh 6 faktor yaitu sejarah
geologi, morfologi, tanah, air dan manusia. Persebaran tumbuhan yang
didasarkan pada biomnya yaitu 6 biom utama yaitu hutan tropis, padang rumput,
gurun, hutan gugur, Taiga, dan tundra. Persebaran hewan terbagi atas 6 wawasan
yaitu: wawasan Neartik, Paleartik Oriental Neotropic, Ethopia, dan Asuralia.
B. Saran
Kami menampilkan hanya dari 4-5 sumber untuk masa Pangea dan
terbentuknya kepulauan di Indonesia dikarenakan materinya cukup luas dan sumber
yang terbatas. Seharusnya kami diberikan pengarahan untuk memilih acuan
sehingga materi yang diberikan sesuai dengan acuan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Mansyur, Kasim. (2016). Faktor Pembentuk Bumi dan Lautan. [Online]. Tersedia
di https://dokumen.tips/documents/faktor-pembentuk-muka-bumi-di-daratan-
dan-lautan.html (Diakses pada tanggal 22 September 2019)
22
Green, Matthias. (2018). Masa Pangea. [Online].
https://www.thesun.co.uk/tech/7845936/earth-future-continents-
supercontient-pangea/ (22 September 2019)
Gambar 2. Masa Laurasia dan Gondwana
Wisnu. (2017). Masa Laurasia dan Gondwana. [Online].
https://www.kaskus.co.id/thread/5a2f62e598e31b0f528b456a/mengenal-
gondwana--benua-masa-depan-manusia/ (22 September 2019)
Gambar 3. Ilustrasi pergerakan benua Pangea
23