BAB I
DEFIENISI
1. Sediaan Farmasi adalah sediaan farmasi yang terdiri dan obat, bahan obat, alat kesehatan,
bahan medis habis pakai, reagensia, radio farmasi dan gas medis.
2. Sediaan Farmasi Kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan, yang terdiri dari sediaan farmasi, alat kesehatan.
3. Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan
Sediaan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan
fisik yang dapat merusak mutu obat.
1
BAB II
2
BAB III
3
d. Resiko tinggi, LASA, Narkotika atau Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Penyimpanan dilakukan dengan menggunakan metode FEFO dan FIFO
Metode FEFO: Sistem penataan obat atau Sediaan farmasi dengan meletakkan obat yang
lebih mendekati tanggal kadaluarsa lebih dahulu digunakan. Metode FIFO: Sistem penataan
obat atau Sediaan farmasi dengan meletakkan yang lebih awal disimpan juga lebih awal
digunakan.
4. Penyimpanan Obat dengan Nama Obat dan Rupa Mirip (Look Alike Scund Alike = LASA)
a. Kategori obat LASA ditulis dalam daftar obat LASA
b. Obat LASA ditandai dengan penempelan label LASA warna kuning Pelabelan dilakukan
di kotak penyimpanan obat.
4
7. Penyimpanan Obat Elektrolit Konsentrasi Tinggi
a. Kategori obat elektrolit konsentrasi tinggi, contoh :
- NaCl 3% b/v
- KCI 7,46% b/v
b. Obat elektrolit konsentrasi tinggi tidak boleh disediakan di ruang perawatan.
c. Obat elektrolit konsentrasi tinggi ditandai dengan penempelan label HIGH ALERT warna
merah.
d. Label ditempelkan di setiap kemasan terkecil.
5
10. Penarikan Sediaan Farmasi
Penarikan Sediaan Farmasi adalah penarikan yang dilakukan terhadap Sediaan
farmasi dari Apotek yang hampir kadaluarsa (3 dan 6 bulan), rusak, mutu tidak memenuhi
standar di Rumah Sakit Umum Mamami.
Penarikan Sediaan farmasi sangat penting dilakukan untuk menghindari
dikonsumsinya suatu produk yang sebenarnya tidak layak dikonsumsi dan kemungkinan-
kemungkinan yang dapat terjadi diantaranya sediaan farmasi tersebut tidak dapat bekerja
optimal atau bersifat toksik (keracunan).
Tujuan dan penarikan sediaan farmasi adalah:
a. Untuk mencegah terjadinya kesalahan pemberian sediaan farmasi yang kadaluarsa,
rusak dan mutu tidak terjamin kepada pasien.
b. Untuk menjamin keselamatan pasien
6
13. Pemusnahan/ Penghapusan Sediaan Farmasi
Penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap Sediaan farmasi yang tidak
terpakai karena kadaluarsa, rusak, mutu tidak memenuhi standar, dengan cara membuat
usulan penghapusan Sediaan farmasi kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
Tujuan penghapusan adalah untuk menjamin Sediaan farmasi yang sudah tidak
memenuhi syarat dikelola sesuai dengan standar yang berlaku. Adanya penghapusan akan
mengurangi beban penyimpanan maupun mengurangi risiko terjadi penggunaan obat yang
sub standar.
Penanganannya sebagai berikut:
a. Catatan dan manufaktur seperti nama dan nomor batch Sediaan farmasi harus tertera
pada resep pasien rawat jalan, pasien rawat inap, rekaman pengendalian kemasan dan
pada daftar persediaan dan etiket yang bersangkutan.
b. Dokumen tersebut no. 1 (resep, order Sediaan farmasi, dan sebagainya) dikaji untuk
menetapkan penerima (pasien dan unit perawat) nomor batch Sediaan farmasi yang
ditarik.
c. Dalam hal penarikan produk yang signifikan secara klinik, harus disampaikan kepada
penerima bahwa mereka mempunyai produk Sediaan farmasi yang akan ditarik, untuk
pasien rawat jalan, peringatan harus dilakukan sedemikian rupa agar tidak menyebabkan
hal-hal yang tidak diinginkan. Tetapi pasien harus dijamin mendapat penggantian Sediaan
farmasi yang ditarik. Kepala rumah sakit, perawat, dan staf medik harus memberitahu
kepada pasien yang menerima Sediaan farmasi yang ditarik.
d. Memeriksa semua catatan pengeluaran, guna mengetahui keberadaan sediaan farmasi
yang ditarik.
e. Mengkarantina semua produk yang ditarik, diberi tanda “jangan digunakan” sampai
produk Sediaan farmasi tersebut diambil oleh atau dikembalikan ke pabrik/ produsennya.
7
a. Pemantauan temperatur lemari pendingin dilakukan oleh petugas di Gudang, Apotek
setiap hari pagi pada jam 08:00 WITA dan sore jam 15:00 WITA (jam kerja). Pada ruang
obat pasien dicatat oleh perawat.
b. Temperatur lemari pendingin yang dipersyaratkan adalah 2-8°C.
c. Kalibrasi termometer dilakukan setiap tahun.
8
BAB IV
DOKUMENTASI