Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kesehatan STIKes Banten RI | Volume 8, Nomor 1 – Januari 2020

Pemberian Abon Ikan Gabus (Channa Striata) Terhadap proses


Penyembuhan Luka Post SC Di RSIA BS Tangerang

Lastri Mei Winarni1, Susan Silvia2


1
Prodi DIII Kebidanan, STIKes Yatsi Tangerang
2
Prodi DIII Kebidanan, STIKes Yatsi Tangerang
Email Penulis Korespondensi (K) : lastri@stikesyatsi.ac.id, meidilastri@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan angka kejadian infeksi dari luka post Sectio Caesarea adalah sebesar 3-15%. Salah satu faktor yang
mendukung proses penyembuhan luka post SC adalah status gizi dan asupan protein. Ikan Gabus (Channa Striata)
adalah salah satu ikan yang memiliki kandungan protein yang tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan pemberian abon ikan gabus terhadap proses penyembuhan luka post SC di RSIA BS Tangerang. Desain
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan crossectional, dengan populasi adalah ibu
dengan luka Post SC, sampel penelitian ini menggunakan 20 responden yang terbagi antara 10 responden
kelompok kontrol dan 10 responden adalah kelompok intervensi. Kelompok kontrol merupakan ibu dengan luka
post SC yang tidak mendapatkan intervensi apapun, sedangkan kelompok intervensi adalah ibu dengan luka post
SC yang diberikan abon ikan gabus sebanyak 200 gram sehari. Penilaian luka dilakukan dalam hari ketiga dan
hari ketujuh post SC menggunakan instrumen REEDA. Hasil penelitian pemberian abon ikan gabus untuk ibu
dengan luka post SC didapatkan hasil sebagai berikut, pada hari ketiga 100% kelompok intervensi mengalami
proses penyembuhan luka post SC dengan baik dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan 60% responden
mengalami proses penyembuhan luka kurang baik, sedangkan pada hari ketujuh kelompok kontrol dan kelompok
intervensi mengalami proses penyembuhan luka 100% baik. Dilakukan analisis bivariat didapatkan nilai p value
sebesar 0.003 < nilai p tabel, yang disimpulkan terdapat hubungan pemberian abon ikan gabus (Channa Striata)
pada proses penyembuhan luka post SC Hari ketiga. Simpulan terdapat hubungan antara pemberian abon ikan
gabus dengan proses penyembuhan luka pada ibu post SC pada hari ketiga. Pemberian ikan gabus dapat dilakukan
sejak hari pertama ibu post SC untuk memenuhi kebutuhan protein untuk membantu proses penyembuhan luka
post SC.

Keywords: Penyembuhan Luka Post SC, Abon ikan Gabus, Asuhan Ibu nifas, Perawatan Ibu Nifas

ABSTRACT

Introduction The incidence of infection from post Sectio Caesarean (SC) wounds is 3-15%. One of the factors that
support the post SC wound healing process is nutritional status and protein intake. Snakehead fish (Channa Striata)
is one of the fish that has a high protein content. Purpose of this study was to determine the relationship of
Snakehead fish shredding on the post SC wound healing process at RSIA BS Tangerang. Design of this study
used a descriptive method with a cross-sectional approach, with the population being mothers with Post SC
injuries, the sample of this study used 20 respondents divided into 10 respondents in the control group and 10
respondents were the intervention group. The control group was mothers with post SC injuries who did not get
any intervention, while the intervention group were mothers with post SC injuries given 200 grams of shredded
fish a day. Wound assessment was done on the third day and the seventh day post SC using the REEDA instrument.
Results of the study giving cork fish shredded for mothers with post SC wound obtained the following results, on
the third day 100% the intervention group experienced a better post SC wound healing process compared with the
control group with 60% of respondents experiencing poor wound healing, whereas on the day all seven control
and intervention groups experienced 100% good wound healing. Bivariate analysis obtained p value of 0.003 <p
table value, which concluded that there was a correlation between giving shredded cork fish (Channa Striata) in
the post SC wound healing process on the third day. Conclusion there is a relationship between giving abon cork
fish with wound healing process in post SC mothers on the third day. Corking can be done from the first day of
the mother's post SC to meet the needs of protein to help the healing process of post SC.

Keywords: Post SC wound healing, Shredded Snakehead fish, Postpartum Mother, Postpartum Mother Care

29
Jurnal Kesehatan STIKes Banten RI | Volume 8, Nomor 1 – Januari 2020

PENDAHULUAN menurunkan kerentanan terhadap infeksi dan


Pemaparan Ayuningtyas dkk sedikit menimbulkan parut. Simpanan nutrisi
menyatakan bahwa trend persalinan dengan yang baik juga akan mempercepat penyembuhan
Sectio Caesarea (SC) cenderung mengalami dan menurunkan angka infeksi. Nutrisi yang baik
peningkatan di Indonesia, pada tahun 1993 sangat penting untuk mencapai keberhasilan
dilakukan survei pada beberapa rumah sakit (RS) penyembuhan luka. Namun, nutrisi disini harus
di Jakarta diketahui angka kejadian SC sekitar mematuhi rekomendasi diet seimbang dan bergizi
19,7-27,3%, angka ini melebihi standar World tinggi (5). Bahan makanan yang terdiri dari empat
Health Organization (WHO) yang menetapkan golongan utama, yaitu protein lemak,
angka tindakan SC di sebuah negara berkisar karbohidrat, dan mikronutrien (vitamin dan
antara 10-15%(1,2). Hasil Riset Kesehatan Dasar mineral) penting untuk proses biokimia normal.
(Riskesdas) 2010 menyatakan bahwa gambaran Salah satu faktor pendukung proses
angka tindakan SC di Indonesia adalah sebesar penyembuhan luka post SC adalah nutrisi
15,3%, kemudian Riskesdas tahun 2013 angka terutama asupan kebutuhan protein selama
SC berada di 9,8% dengan kota DKI Jakarta yang terdapat luka (5). Kebutuhan protein alami dapat
memiliki angka tertinggi(3). Persalinan dengan dipenuhi dari dua sumber yaitu protein hewani
tindakan SC memiliki resiko yang tinggi dan protein nabati. Contoh sumber makanan yang
diantaranya adalah infeksi pasca operasi, rata-rata mengandung protein hewani adalah daging, susu,
kejadian infeksi pasca operasi ini sekitar 3- ikan, telur, keju, beserta turunannya, sedangkan
15%(4). Ibu yang bersalin dengan tindakan SC sumber makanan yang mengandung protein
lima kali lebih besar mengalami infeksi nabati terdapat pada kedelai, tempe, tahu, dan
dibandingkan ibu yang bersalin normal(5). makann turunannya seperti susu kedelai. Ikan
WHO juga memaparkan bahwa tidak ada merupakan salah satu hewan yang memiliki
evidenced based yang dapat membuktikan bahwa sumber protein dengan kualitas terbaik
tindakan SC memiliki manfaat selain untuk dibandingkan sumber makanan lain yang sama-
menyelamatkan ibu dan bayi yang mengalami sama mengandung protein, selain mengandung
komplikasi dalam kehamilan maupun albumin, ikan juga kaya dengan asam amino
persalinan(6). Resiko yang dialami oleh ibu yang (8,9).
tindakan SC juga sangat membahayakan Ikan Gabus (Channa Striata) merupakan
diantaranya adalah kemungkinan terjadi salah satu ikan air tawar yang memiliki
perdarahan postpartum 32%, infeksi dan sepsis kandungan protein yang cukup tinggi dalam
22%, ketidakcocokan anastesi (alergi) 14%, dagingnya, terutama untuk jenis albumin.
kemudian pre eklampsi dan rupture uteri(2,6). Tingginya kadar albumin pada ikan gabus dapat
Proses penyembuhan luka tergantung membantu meningkatkan kebutuhan protein pada
pada kecukupan oksigen dan dipengaruhi oleh tubuh manusia yang sedang membutuhkan
beberapa faktor yaitu personal hyegene (7), protein cukup tinggi, misalnya pada keadaan
nutrisi, mobilisasi, status merokok, pola istirahat, proses penyembuhan luka, post operatif, luka
proses laktasi, faktor psikologis, stress, medis dan bakar, tumbuh kembang anak, serta pada
terapi, serta perawatan post SC(5,7). Kebutuhan penderita hipoalbuminemia (8). Berdasarkan
paling utama yang harus dipenuhi oleh ibu post penelitian ikan gabus juga dapat
partum dengan adanya luka dan menyusui adalah menyumbangkan energi, lemak, zat besi, dan zinc
nutrisi yang baik untuk sistem imun dan yang dapat digunakan sebagai antihipertensi dan
penyembuhan luka serta memproduksi air susu antioksidan (9,10). Albumin sendiri merupakan
ibu (ASI). Hal ini dikarenakan ada beberapa zat bagian dari protein yang dapat membantu
gizi yang memang sangat diperlukan untuk transport zat metabolit tubuh seperti asam lemak,
mendukung sistem imun tubuh serta berperan bilirubin, dan hormone dalam tubuh manusia.
penting dalam memperbaiki jaringan yang rusak Kadar albumin lebih banyak dikandung oleh ikan
karena pembedahan pada proses penyembuhan gabus alam dibandingkan ikan gabus budidaya.
luka. Nutrisi secara spesifik diperlukan untuk Kadar albumin yang dikandung oleh ikan gabus
meningkatkan kekuatan luka, menurunkan dapat bervariasi antara 63-107 mg/g pada daging
dehisensi (terbukanya kembali) luka, ikan gabus. Penelitian Nugraheni dkk

30
Jurnal Kesehatan STIKes Banten RI | Volume 8, Nomor 1 – Januari 2020

menyampaikan bahwa pemberian ekstrak ikan Penilaian luka operasi menggunakan


gabus dapat membantu proses penyembuhan luka instrumen yang berdasarkan skala Redness,
SC pada 70% ibu yang mengkonsumsinya secara Oedema, Ecchymosis, Discharge, dan
teratur. Penelitian lain menyampaikan bahwa Aproximation (REEDA)(12), yang diartikan
pemberian ekstrak ikan gabus selama 10-14 hari dalam bahasa Indonesia adalah kemerahan,
dapat meningkatkan kadar albumin 0,6-0,8 g/dl. bengkak, memar, adanya perdarahan atau
Pemberian ekstrak ikan gabus dapat membantu pengeluaran cairan seperti pus, dan jarak
39,5 kali lebih baik dibandingkan perawatan kedekatan diantara dua sisi tepi luka. Penilaian
menggunakan daun binahong pada ibu dengan luka dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada hasi
luka post SC (11). Albumin pada ikan gabus ketiga dan ketujuh post SC.
dapat membantu membentuk jaringan kolagen Pengolahan ikan gabus menjadi abon
pada luka yang sedang dalam proses adalah sebagai berikut : bahan terdiri dari ikan
penyembuhan. gabus (Channa Striata) segar, santan (Cocomilk)
dan disertai dengan rempah-rempah seperti sereh
DESAIN PENELITIAN (Cymbopogon citratus), daun salam (Syzygium
Desain penelitian ini menggunakan polianthum), daun jeruk (Cytrus hystrix leaves),
metode deskriptif dengan pendekatan cross jeruk nipis (Cytrus aurantiifolia), kemiri
sectional. Populasi yang digunakan adalah (Aleurites moluccanus), bawang merah (Allium
seluruh ibu nifas yang mengalami luka post SC di cepa), bawang putih (Allium sativum), lengkuas
RS BS Tangerang yang melahirkan antara bulan (Alpinia galanga), jahe (Zingiber officinale),
Mei-Juni 2019. Sampel yang digunakan pada ketumbar (Coriandrum sativum), kunyit
penelitian ini adalah 20 responden yang diambil (Cucurma longa), cabai (Capsicum annum),
dengan teknik purposive sampling. Keduapuluh jintan (Carum carvi), kapulaga (Amomum
responden tersebut dibagi menjadi dua kelompok compactum), dan gula serta garam. Ikan gabus
yaitu 10 responden masuk ke dalam kelompok dicuci dan dibersihkan, kemudian dimasak
kontrol dan 10 responden kelompok intervensi. dengan bumbu-bumbu sehingga menjadi abon.
Kelompok kontrol merupkan kelompok yang Abon kemudian dikemas dalam wadah plastik
tidak diberikan tindakan apapun pada saat nifas, flip sesuai dengan ukuran.
sedangkan kelompok intervensi adalah kelompok Pengolahan data menggunakan proses
yang diberikan abon ikan gabus selama tujuh hari koding, editing, tabulating dan analisis data.
berturut-turut sebanyak 200 gram. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariate.
Kriteria inklusi dari responden adalah ibu Analisis bivariate menggunakan uji Chi Square.
yang bersalin dengan tindakan post SC, bersedia Penelitian ini telah lolos uji etik dari Komite Etik
mengkonsumsi abon ikan gabus selama tujuh hari STIKes Yatsi dengan nomor 241/LPPM-
pada kelompok intervensi, dan bersedia hadir STIKESYYATSI/IV/2019
untuk kunjungan nifas pada hari ketiga dan
ketujuh. Kriteria eksklusi dari responden HASIL DAN PEMBAHASANBerikut hasil
penelitian ini adalah ibu yang tidak bersedia penelitian yang didapatkan :
mengikuti penelitian, dan ibu yang tidak dapat
mengikuti keseluruhan tindakan pada kelompok
intervensi.

31
Jurnal Kesehatan STIKes Banten RI | Volume 8, Nomor 1 – Januari 2020

Tabel 1.1 Karakteristik Ibu Postpartum dengan Luka Post SC di RS BS Tangerang (n=20)

Karakteristik Jumlah Presentase


Usia
• < 20 tahun dan > 35 tahun 12 60
• 20-35 tahun 8 40
Total 20 100
Pekerjaan
• Bekerja 7 35
• Ibu Rumah Tangga 13 65
Total 20 100
Paritas
• Primigravida 9 45
• Multigravida 11 55
Total 20 100

Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa
usia ibu yang mendapatkan tindakan SC 60% sebagian besar responden 65% adalah ibu rumah
adalah usia beresiko, yaitu < 20 tahun dan > 35 tangga (IRT), hasil ini sejalan dengan penelitian
tahun, hal ini tidak sejalan dengan penelitian Khodijah yang menyampaikan bahwa 93,8% ibu
Khodijah di RS Kesdam Pematangsiantar yang yang dilakukan tindakan SC di RS Kesdam IV
menyampaikan bahwa 17% ibu yang dilakukan Pematangsiantar merupakan ibu rumah tangga.
tindakan SC adalah ibu dengan usia beresiko, dan Pada ibu yang bekerja memiliki resiko lebih
ibu yang tidak dilakukan tindakan SC usia 20-35 tinggi untuk dilakukan SC dibandingkan dengan
tahun adalah sebesar 4,3%. Usia ibu merupakan ibu rumah tangga, karena ibu yang bekerja
salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan mengalami peningkatan resiko komplikasi
ketika ibu dalam masa kehamilan dan persalinan. selama kehamilannya. Namun penelitian
Usia 20-35 tahun merupakan angka usia ideal Khodijah menjelaskan bahwa pekerjaan
untuk ibu melalui fase reproduksinya dan merupakan faktor yang tidak cukup kuat untuk
meminimalisir komplikasi yang terjadi, karena dilakukan tindakan SC (13). Hal ini berbeda
usia antara 20-35 tahun ibu cenderung mengalami dengan analisis yang dilakukan pada penelitian
kesehatan fisik dan psikologis. Adapun usia < 20 Sihombing, ibu pekerja 1,36 kali melakukan
tahun dan > 35 tahun merupakan usia beresiko persalinan SC dibandingkan dengan ibu yang
bagi ibu selama kehamilan maupun tidak bekerja, kepemilikan asuransi kesehatan
persalinannya. Kemampuan rahim belum optimal juga mempengaruhi responden untuk memilih
jika ibu mengalami kehamilan pada usia <20 persalinan secara SC (3).
tahun, sedangkan pada usia > 35 tahun
kemampuan rahim dapat menurun, termasuk Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa
jaringan panggul dan otot-otot rahim melemah sebagian besar responden 55% adalah
seiring bertambahnya usia (13). Usia ibu antara multigravida, hal ini sesuai dengan dengan
<20 tahun dan > 35 tahun memiliki potensi untuk penelitian Khodijah yang menyampaikan bahwa
mengalami komplikasi patologis, sehingga sering 92% ibu yang dilakukan tindakan SC statusnya
beresiko dilakukan tindakan SC(6). Berdasarkan adalah multigravida. Berdasarkan penelitian
penelitian Sihotang menyatakan bahwa tidak ada Khodijah, paritas paling aman dalam fase
hubungan antara usia dengan proses penyebuhan reproduksi adalah ibu dengan paritas 2 dan 3 dan
luka post SC(14), sedangkan penelitian seiring dengan meningkatnya paritas (4 atau lebih
Damayanti menyampaikan bahwa usia > 35 tahun ) maka meningkat pula resiko komplikasi yang
beresiko 3 kali dalam mengalami proses terjadi pada ibu hamil, meningkatnya komplikasi
penyembuhan luka post SC yang kurang baik dapat mengakibatkan meningkat pula anjuran
dibandingan usia < 35 tahun (15) . tindakan SC pada ibu hamil(13). Hal ini
bertentangan dengan hasil analisis penelitian

32
Jurnal Kesehatan STIKes Banten RI | Volume 8, Nomor 1 – Januari 2020

Suryati yang menyatakan bahwa dalam


penelitiannya 75% ibu yang mengalami tindakan
SC adalah ibu dengan status primigravida(6).

Tabel 1.2 Gambaran Proses Penyembuhan Luka Hari Ketiga Post SC pada Ibu Postpartum di RS BS
Tangerang

Variabel Penyembuhan luka SC Hari Ketiga Jumlah p Value


Responden Baik % Kurang % N %
Baik
Kelompok 4 20 6 30 10 50 0.003
Kontrol
Kelompok 10 50 0 0 10 50
Intervensi
Total 14 70 6 10 100

Berdasarkan tabel 1.2 diketahui bahwa tubuh akan menggunakan protein untuk
kelompok kontrol mengalami proses menghasilkan energi.
penyembuhan kurang baik sebanyak 30% pada Ikan gabus (Channa Striata) memiliki
hari ketiga, dan 70% ibu mengalami proses kandungan protein sekitar 63-107 mg/gram pada
penyembuhan luka yang baik pada kelompok dagingnya, sehingga jika ibu mendapatkan 200
kontrol dan kelompok intervensi. Berdasarkan gram abon ikan gabus, diperkirakan protein yang
hasil uji chi square diketahui bahwa nilai p adalah dikonsumsi adalah sekitar 12,6-21,4 gram (11),
0.003 < nilai p tabel 0.05, maka disimpulkan sebenarnya jumlah ini belum cukup untuk
bahwa ada hubungan pemberian abon ikan gabus memenuhi kebutuhan protein ibu dalam satu hari,
dengan proses penyembuhan luka hari ketiga post namun diharapkan sumber protein lain dapat
SC pada ibu postpartum di RS BS Tangerang. ditambahkan misalnya dari konsumsi susu atau
Pada hari ketika sebagian besar luka post telur. Oleh karena itu Nugraheni dkk
SC sudah mulai mengering meskipun pada menyampaikan bahwa konsumsi ikan gabus
beberapa pasien masih merah dan bengkak. Pada dapat dilakukan selama 10-14 hari untuk
proses penyembuhan luka nutrisi peran penting mendapatkan hasil yang optimal (bertambahnya
untuk menyusun jaringan otot yang rusak, serta kadar albumin dalam darah sebesar 0,6-0,8 g/dl).
penyusunan protein dan kolagen (kulit dan otot) Keterbatasan penelitian ini adalah pemberian
yang baru. Nutrisi yang berperan pada tugas abon ikan gabus yang hanya dilakukan sampai
tersebut adalah asam amino yang merupakan tujuh hari karena faktor waktu, dana, dan
bagian dari senyawa protein yang terkandung pertimbangan rasa bosan pada ibu jika
dalam tubuh yang didapatkan dari asupan mengkonsumsi abon ikan gabus setiap hari.
makanan ibu (5,16). Selain protein enzim juga Pada 60% kelompok kontrol proses
diperlukan dalam proses penyembuhan luka penyembuhan luka tidak sebaik kelompok
tersebut. Jumlah protein yang dibutuhkan dalam intervensi, hal ini mungkin disebabkan karena
tubuh manusia sekitar 1.5 gram/kg/hari, maka kurangnya intake asupan nutrisi khususnya
jika berat ibu sekitar 50 kg protein yang protein, sedangkan pada kelompok intervensi
dibutuhkan kira-kira adalah 75 gram. diberikan abon ikan gabus untuk menambah
Kekurangan konsumsi protein dapat asupan nutrisinya. Kekurangan asupan nutrisi
mempengaruhi buruknya proses penyembuhan juga akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh
luka. Hal ini juga berhubungan dengan intake ibu dan menurunnya antioksidan yang mampu
karbohidrat, dimana tubuh memerlukan mengontrol dan mengatur regulasi, serta
karbohidrat yang cukup untuk menghasilkan mengurangi proses oksidasi sel-sel tubuh yang
energi, jika asupan karbohidrat tidak cukup maka luka (16). Pada dasarnya seluruh proses
penyembuhan luka akan sama pada setipa

33
Jurnal Kesehatan STIKes Banten RI | Volume 8, Nomor 1 – Januari 2020

indivisu, namun hasilnya akan berbeda Karena personal hyegene, dan penyakit yang dialami
tergantung dari asupan nutrisi, kondisi tubuh, (misalnya seperti diabetes mellitus) (11).

Tabel 1.3 Gambaran Proses Penyembuhan Luka Hari Ketujuh Post SC pada Ibu Postpartum
di RS BS Tangerang
Variabel Penyembuhan luka SC Hari Ketiga Jumlah p Value
Responden Baik % Kurang % N %
Baik
Kelompok 10 50 0 0 10 50 1.000
Kontrol
Kelompok 10 50 0 0 10 50
Intervensi
Total 14 70 6 10 100

Berdasarkan tabel 1.3 diketahui bahwa Proses penyembuhan luka post SC


kelompok control dan kelompok intervensi keseluruhan berlangsung baik pada hari ketujuh
mengalami proses penyembuhan yang baik 100% baik pada kelompok kontrol dan kelompok
baik pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi, hal ini mungkin disebabkan oleh
intervensi. Berdasarkan hasil uji chi square cukupnya waktu dan edukasi nutrisi yang
diketahui bahwa nilai p adalah 1.000 > nilai p diberikan pada ibu dengan luka yang kurang baik
tabel 0.05, maka disimpulkan bahwa ada tidak pada kunjungan hari ketiga. Motivasi dan
ada hubungan pemberian abon ikan gabus dengan pengetahuan akan mempengaruhi perilaku ibu
proses penyembuhan luka hari ketujuh post SC dalam meningkatkan asupan nutrisi dan menjaga
pada ibu postpartum di RS BS Tangerang.
3. Sihombing N, Saptarini I, Putri DSK. The
SIMPULAN DAN SARAN Determinants of Sectio Caesarea Labor in
Terdapat hubungan antara pemberian abon ikan Indonesia ( Further Analysis of Riskesdas
gabus (Channa Striata) dengan proses 2013). J Kesehat Reproduksi [Internet].
penyembuhan luka hari ketiga post SC pada 2017;8(1):63–75. Available from:
menjadi penelitian lebih lanjut mengenai perilaku http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.p
ibu maupun efektifitas pemberian abon ikan hp/kespro/article/view/6641/pdf_2
gabus pada ibu postpartum dengan luka post SC. 4. Zuarez-Easton S, Zafran N, Garmi G, Salim
lukanya proses penyembuhannya dapat berjalan R. Postcesarean wound infection:
dengan baik. Namun ini perlu ibu postpartum di prevalence, impact, prevention, and
RS BS Tangerang. Pemberian ikan gabus dapat management challenges. Int J Womens
dilakukan sejak hari pertama ibu post SC untuk Health [Internet]. 2017 Feb 17;9:81–8.
memenuhi kebutuhan protein untuk membantu Available from:
proses penyembuhan luka post SC. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28255256
5. Darmawati, Husna C, Fitri A, Munira D. The
DAFTAR PUSTAKA Effectiveness of High Protein Nutrient To
the Post Sectio Caesarea Healing Process. J
1. Ayuningtyas D, Oktarina R, Misnaniarti M, Med Vet. 2019;13(2):192–9.
Sutrisnawati N. Etika Kesehatan pada 6. Suryati T. (Analisis Lanjut Data Riskesdas
Persalinan Melalui Sectio Caesarea Tanpa 2010) Persentase Operasi Caesaria Di
Indikasi Medis. Media Kesehat Masy Indonesia Melebihi Standard Maksimal,
Indones. 2018 Mar 15;14:9. Apakah Sesuai Indikasi Medis? Bul Penelit
2. WHO. WHO Recommendation NOn- Sist Kesehat. 2013;15(4 Okt):331–8.
Clinical Interventions to Reduce 7. Balla JDE, Paun R, Ludji IDR. Factors
Unnecessary Caesarean Sections. 2018. Related to Healing Process of Sectio

34
Jurnal Kesehatan STIKes Banten RI | Volume 8, Nomor 1 – Januari 2020

Caesarea Surgical Wound. Unnes J Public 16. Lim Y. The role of nutrition during the early
Heal. 2018; inflammatory stage of cutaneous wound
8. Mustafa A, Widodo MA, Kristianto Y. healing [Internet]. [The Ohio State
Albumin And Zinc Content Of Snakehead University]: The Ohio State University;
Fish (Channa striata) Extract And Its Role In 2003. Available from:
Health. IEESE Int J Sci Technol. 2012; http://rave.ohiolink.edu/etdc/view?acc_num
9. Listyanto N, Andriyanto S. IKAN GABUS =osu1040419380
(Channa striata) MANFAAT
PENGEMBANGAN DAN ALTERNATIF
TEKNIK BUDIDAYANYA. Media
Akuakultur. 2009;
10. Chasanah E, Nurilmala M, Purnamasari AR,
Fithriani D. Komposisi Kimia, Kadar
Albumin Dan Bioaktivitas Ekstrak Protein
Ikan Gabus (Channa Striata) Alam Dan
Hasil Budidaya. J Pascapanen dan Bioteknol
Kelaut dan Perikan. 2015;
11. Nugraheni I, Kurniarum A. Perbedaan
Efektivitas Ekstrak Ikan Gabus Dan Daun
Binahong Terhadap Lama Penyembuhan
Luka Operasi Sectio Caesarea Pada Ibu
Nifas. Perbedaan Ef Ekstrak Ikan Gabus Dan
Daun Binahong Terhadap Lama
Penyembuhan Luka Operasi Sect Caesarea
Pada Ibu Nifas [Internet]. 2016;5(2):157–62.
Available from: http://jurnal.poltekkes-
solo.ac.id/index.php/Int/article/view/226/20
1
12. Alvarenga MB, Francisco AA, de Oliveira
SMJV, da Silva FMB, Shimoda GT,
Damiani LP. Episiotomy healing
assessment: Redness, Oedema, Ecchymosis,
Discharge, Approximation (REEDA) scale
reliability. Rev Lat Am Enfermagem
[Internet]. 2015;23(1):162–8. Available
from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25806645
13. Khodijah D, Siburian YR, Sinaga R. 11.
Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Sectio
Caesarea di Rumah Sakit TK IV 01.07.001
Kesdam i/bb Pematangsiantar. J Ilm
PANNMED. 2013;
14. Sihotang HM, Yulianti H. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Proses Penyembuhan
Luka Post Sectio Caesarea. Care J Ilm Ilmu
Kesehat. 2018;
15. Damayanti IP. Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Penyembuhan Luka
Post Sectio Caesarea di RSUD Arifin
Achmad Provinsi Riau Tahun 2013. J
Kesehat Komunitas. 2014;

35

Anda mungkin juga menyukai