Anda di halaman 1dari 23

KARYA ILMIAH MENGENAI

SEJARAH BERDIRINYA CANDI BOROBUDUR


Disusun untuk memenuhi tugas
Bahasa Indonesia

Disusun oleh:
1. FADLI ADIYYA RAHMANTO…………………………. (XI IPS 3/16)
2. RENALD ARYA GALIH SAMUDRA…………………. (XI IPS 3/32)
3. MUHAMMAD ROFIQUL FADILAH………………… (XI IPS 3/24)
4. MUCHAMMAD RANDY AMANTA……………………. (XI IPS 3/23)

SMA NEGERI 1 MADIUN


2022
KARYA ILMIAH MENGENAI
SEJARAH BERDIRINYA CANDI BOROBUDUR
Disusun untuk memenuhi tugas
Bahasa Indonesia

Disusun oleh:
5. FADLI ADIYYA RAHMANTO…………………………. (XI IPS 3/16)
6. RENALD ARYA GALIH SAMUDRA…………………. (XI IPS 3/32)
7. MUHAMMAD ROFIQUL FADILAH………………… (XI IPS 3/24)
8. MUCHAMMAD RANDY AMANTA ……………………. (XI IPS 3/23)

SMA NEGERI 1 MADIUN


2022

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat taufiq dan hidayat-Nya sehingga Karya Tulih Ilmiah ini dapat
terselesaikan tepat pada pada waktunya.
Penulisan makalah yang berjudul “Sejarah berdirinya candi Borobudur di Kota
Magelang” ini, bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya candi
tersebut serta barang-barang sejarah yang terdapat dicandi tersebut.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itu dikarenakan
kemampuan penulis terbatas. Namun berkat bantuan dan dorongan serta serta dari
guru pembimbing, serta berbagai bantuan dari berbagai pihak akhirnya, pembuatan
karya tulis ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Terimakasi kepada Bu Dra. Siti Muryani karena kami dapat merevisi karya tulis ini.
Penulis berharap dengan penulisan karya tulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis sendiri dan para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang
akan datang.

Kota Madiun, 21 April 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Halaman Judul………………………………………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR………………………………………………. iii
DAFTAR ISI………………………………………………………… iv
ABSTRAKSI………………………………………………………… v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………. 1
B. Tujuan………………………………………………………………………………. 4
C. Manfaat……………………………………………………………………………… 4
BAB II RUMUSAN MASALAH……………………………………………. 5
BAB III LANDASAN TEORI………………………………………………. 6
BAB IV PEMBAHASAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………… 10
B. Tahapan………………………………………………………………………………. 11
C. Tujuan…………………………………………………………………………………. 12
D. Manfaat………………………………………………………………………………… 13
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………….. 14
B. Saran…………………………………………………………………………………….. 15
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 16
LAMPIRAN……………………………………………………………………… 17

iv
ABSTRAKSI

Candi Borobudur merupakan salah satu dari tujuh ke ajaiban dunia yang
sampai saat ini menjadi pusat perhatian masyarakat dunia baik dari
kepariwisataanya, arkeologi dan pengetahuan. candi Borobudur terletak di dasa
Borobudur kecamatan Borobudur kabupaten magelang, propinsi jawa tengah, ± 41
km dari yogyakarta. ± 80 km dari kota semarang ibu kota propinsi jawa tengah.
Candi Borobudur juga di kelilingi oleh pegunungan Manoreh di sisi selatan, Gunung
Merapi (2411 m) dan Gunung Merbabu (3142 m) di sisi timur, serta Gunung
Sumbing (2271 m) dan Gunung Sindoro (3135 m) disisi barat laut. Di sisi timur candi
Bororbudur juga terdapat Sungai Progo dan Sungai Elo.

Borobudur menjadi pusat ziarah megah bagi penganut budha. Tetapi dengan
runtuhnya mataram sekitar tahun 930M, pusat kekuasaan dan kebudayaan pindah
ke Jawa Timur dan Borobudurpun hilang terlupakan, karena gempa dan gunung
letusan merapi candi itu melesak mempercepat keruntuhannya. Sedangkan semak
belukar tropis tumbuh menutupi Borobudur dan pada abab-abab selanjutnya lenyap
di telan sejarah.

Candi ini dibangun sebagai ungkapan nyata dan rasa hormat mendalam pada
leluhur. Selain itu, bangunan candi dipakai sebagai kesadaran terhadap kebesaran
agama. Dari skripsi berjudul Relasi Makna Simbol Candi Borobudur Dengan Ajaran
Buddha, pembuat candi Borobudur bernama Gunadarma.

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Candi Borobudur merupakan salah satu dari tujuh ke ajaiban dunia yang
sampai saat ini menjadi pusat perhatian masyarakat dunia baik dari
kepariwisataanya, arkeologi dan pengetahuan. candi Borobudur terletak di dasa
Borobudur kecamatan Borobudur kabupaten magelang, propinsi jawa tengah, ± 41
km dari yogyakarta. ± 80 km dari kota semarang ibu kota propinsi jawa tengah.
Candi Borobudur juga di kelilingi oleh pegunungan Manoreh di sisi selatan, Gunung
Merapi (2411 m) dan Gunung Merbabu (3142 m) di sisi timur, serta Gunung
Sumbing (2271 m) dan Gunung Sindoro (3135 m) disisi barat laut. Di sisi timur candi
Bororbudur juga terdapat Sungai Progo dan Sungai Elo.

Borobudur menjadi pusat ziarah megah bagi penganut budha. Tetapi dengan
runtuhnya mataram sekitar tahun 930M, pusat kekuasaan dan kebudayaan pindah
ke Jawa Timur dan Borobudurpun hilang terlupakan, karena gempa dan gunung
letusan merapi candi itu melesak mempercepat keruntuhannya. Sedangkan semak
belukar tropis tumbuh menutupi Borobudur dan pada abab-abab selanjutnya lenyap
di telan sejarah.

Candi ini dibangun sebagai ungkapan nyata dan rasa hormat mendalam pada
leluhur. Selain itu, bangunan candi dipakai sebagai kesadaran terhadap kebesaran
agama. Dari skripsi berjudul Relasi Makna Simbol Candi Borobudur Dengan Ajaran
Buddha, pembuat candi Borobudur bernama Gunadarma. Candi ini dibangun dalam
5 tahapan:

Tahap pertama (780 Masehi)

Pembangunan awal dilakukan diatas bukit. Bagian bukit dirakatakan dan diperluas
tidak semua bahan pembuatan candi dari batu andesit. Proses pembuatan bukit
memakai tanah yang dipadatkan dan ditutup struktur batu.

Struktur batu ini menyerupai cangkang dan membungkus bukit tanah. Sementara itu
sisa bagian bukit ditutup struktur batu lapis demi lapis. Awal pembangunan candi
disusun bertingkat seperti piramida berundak.

1
Tahap kedua dan ketiga (792 Masehi)

Tahap kedua, terdapat penambahan dua undakan berbentuk persegi. Bagian pagar
langkan dan satu undak melingkar diatasnya. Bagian undak memiliki stupa tunggal
yang besar.

Bagian ketiga terjadi perubahan rancangan bangunan. Bagian undak atas lingkaran
dengan stupa tunggal induk dibongkar. Stupa diganti tiga undak lingkaran,
sementara stupa-stupa kecil dibangun berbaris melingkar pada pelaratan undak-
undak. Stupa besar berada di bagian tengah.

Para arkeolog menduga, awalnya Borobudur dirancang berupa stupa tunggal yang
sangat besar. Sehingga stupa itu seperti mahkota yang berada ditengah. Tetapi
stupa besar itu terlalu berat, sehingga mendorong struktur bangunan.

Stupa yang terlalu besar bisa menggeser bangunan. Inti Borobudur hanyalah bukit
tanah, sehingga tekanan bagian atas dapat menyebar ke bawah sehingga Borobudur
terancam longsor dan runtuh.

Akhirnya stupa induk diganti dengan teras-teras melingkar yang dihiasi stupa kecil.
Stupa induknya hanya satu yang berfungsi menopang dinding candi dan mencegah
pergeseran.

Tahap keempat (824 Masehi) dan kelima (833 Masehi)

Bangunan candi mengalami perubahan kecil, seperti penambahan pagar langkan


terluar, penyempurnaan relief, perubahan tangga, pelebaran ujung kaki, dan
pelengkung atas gawang pintu.

Candi ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang di atasnya terdapat
tiga pelataran melingkar yang pada dinding-dindingnya dihiasi dengan 1460 relief.
Relief - relief pada Candi Borobudur selain menggambarkan tentang ajaran hidup
sang Buddha, juga mengisahkan kehidupan zaman Mataram kuno. Relief pada
dinding Candi Borobudur terbagi 4 kisah utama yakni Karmawibangga, Lalitawistara,
Jataka dan Awadana, serta Gandawyuda. Untuk membaca cerita pada relief sebuah
candi ini pengunjung harus berjalan searah jarum jam, yang dikenal dengan istilah
Pradaksina, yang berasal dari bahasa Sansekerta Daksina yang berarti timur (cerita
dimulai dari sisi sebelah timur dan berakhir di sisi sebelah timur). Berdasarkan
pengalaman penulis, sulit untuk mengerti atau mengetahui cerita yang terkandung
pada setiap relief tanpa adanya tour guide. Selain itu, relief pada dinding bagian
paling bawah Candi Borobudur, bagian Karmawibhangga, telah ditutup untuk
dibangun pondasi untuk memperkuat Candi Borobudur.

2
Oleh karena itu, penulis berupaya membuat sebuah aplikasi virtual tour guide untuk
membantu pengunjung memahami cerita dari relief-relief yang ada serta yang sudah
tidak terlihat, juga untuk membantu pengunjung menjelajahi area-area di Taman
Wisata Candi Borobudur.

Berdasarkan pengalaman penulis, sulit untuk mengerti atau mengetahui cerita yang
terkandung pada setiap relief tanpa adanya tour guide. Selain itu, relief pada dinding
bagian paling bawah Candi Borobudur, bagian Karmawibhangga, telah ditutup untuk
dibangun pondasi untuk memperkuat Candi Borobudur.

Oleh karena itu, penulis berupaya membuat sebuah aplikasi virtual tour guide untuk
membantu pengunjung memahami cerita dari relief-relief yang ada serta yang sudah
tidak terlihat, juga untuk membantu pengunjung menjelajahi area-area di Taman
Wisata Candi Borobudur.

Candi Borobudur melambangkan alam semesta. Dalam agama Budhha, semesta


dibagi tiga tingkat yaitu kamadhatu (dunia keinginan), rupadhatu (dunia terbentuk),
dan arupadhatu (dunia tak terbentuk).

Ketiga tingkat ini dibedakan berdasarkan relief-relief candi. Relief ini dibentangkan
sepanjang 3 meter. Terdapat 1.460 pigura yang diselingi bidang-bidang pemisah
berjumlah sekitar 1.212 buah. Diatas deretan pigura terdapat pelipit yang
membujur, memanjang satu setengah kilometer. Pelipit ini dihias dan membentuk
rangkaian bunga Teratai. Dibagian tas terdapat hiasan simbar berbentuk segitiga
berjumlah 1.476 buah.

Tingkat kamadhatu dan rupadhatu 1.472 stupa dan 432 arca buddha yang yang
mengitari seluruh penjuru mata angin. Pada tingkat terakhir 72 buah stupa yang
melingkari stupa induk dipuncak. Dibutuhkan sekitar dua juta potongan batu untuk
membangun monument ini.

Candi Borobudur secara keseluruhan terdiri dari stupa. Stupa adalah salah satu
bangunan tanda peringatan agama Buddha. Dalam bahasa Sansekerta, stupa berarti
gundukan atau timbunan tanah. Candi ini berada di Borobudur berada di daerah
dataran Kedu yang dikelilingi oleh gunung Merapi dan Merbabu di sebelah Timur,
Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah utara, dan pegunungan Menoreh di sebelah
Selatan.

Candi Borobudur sempat ditelantarkan sekitar 928 dan 1006. Ketika itu Raja Mpu
Sindok memindahkan ibu kota kerajaan Medang ke kawasan Jawa Timur.
Perpindahan ibu kota itu karena terjadi letusan gunung berapi dan candi Borobudur
akhirnya ditinggalkan. Sekitar tahun 1.365, Mpu Prapanca dalam naskah
Nagarakretagama ditulis ketika kerajaan Majapahit. Dalam naskah tersebut dia
menyebutkan "Wihara di Budur"

3
Candi Borobudur ditemukan pada 1814, ketika Indonesia tengah dijajah Inggris.
Penemu candi tersebut adalah Sir Thomas Stanford Raffles ketika mengunjungi
Semarang. Dia mendapat laporan temuan batu-batu berukir di bukit sekitar desa
Bumisegoro, Karesidenan Magelang. Bukit tersebut diyakini sisa-sisa bangunan candi
yang disebut budur.

Raffles kemudian mengutus asistennya, Cornelius mengadakan penelitian. Cornelius


akhirnya melakukan penelitian pada 1814. Pembersihan besar-besaran dilakukan
dengan mengerahkan tenaga kerja kurang dari 200 orang. Pekerjaan pembersihan
dilakukan selama beberapa tahun mulai dari 1817, 1825, dan 1835.

Candi Borobudur telah dipugar beberapa kali. Pemugaran Candi Borobudur


dilakukakan pertama kali oleh Th. Van Erp dari tahun 1907 sampai 1911. Pemugaran
kedua oleh pemerintah Indonesia yang bekerja sama dengan UNESCO. Pengerjaan
pemugaran kedua ini berlangsung dari tahun 1973 sampai 1983.

B. Tujuan
candi Borobudur di bangun Oleh raja Smaratungga Pada masa Syailendra. Candi ini
dibangun untuk Mengenang & Sebagai Tempat Peribadahan Umat Buddha Pada
Masa itu serta dapat mengetahui bagaimana terbentuknya candi Borobudur, serta
tahapan-tahapan dalam pembangunan candi Borobudur. Dan ada lagi tujuan
pembangunan candi Borobudur yaitu untuk mengetahui kronologi terbentuknya
candi Borobudur, tokoh-tokoh dalam pembangunan candi Borobudur serta berbagai
macam bentuk bangunan candir Borobudur dan relief.

C. Manfaat
1. Manfaat bagi penulis: karya ilmiah ini sebagai salah satu tugas dan syarat
untuk mendapatkan nilai dan penambahan pengetahuan bagi penulis.
2. Manfaat bagi pembaca: agar sebagai bahan rujukan dan pemikiran terhadap
pembaca

4
BAB II
RUMUSAN MASALAH
Dari pemaparan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka rumusan
masalah yang akan dijawab dalam penilitian ini adalah:
1. Bagaimana sejarah singkat berdirinya candi Borobudur?
2. Apa arti nama Borobudur?
3. Bagaimana arsitektur bangunan candi Borobudur?
4. Bagaimana Relief candi Borobudur?
5. Apa fungsi candi Borobudur?

5
BAB III
LANDASAN TEORI

A. Waktu berdirinya
1. Waktu didirikan

Sampai sekarang belum pernah ditemukan sumber-sumber tertulis yang


menyebutkan bilamana, bagaimana dan berapa lama candi Borobudur itu di bangun,
sehingga secara pasti tidak dapat ditentukan usianya. Beberapa bukti telah
ditemukan oleh para ahli untuk menentukan usia dari pada bangunan Borobudur itu.
Pada bagian kaki Borobudur yang tertutup terdapat tulisan tulisan singkat berbahasa
sangsekerta dengan huruf kawi. Dengan membandingkan bentuk huruf –huruf
tersebut dengan

prasasti- prasasti bertarikh yang terdapat di Indonesia, maka sementara


berpendapat, bahwa Borobudur dibangun sekitar tahun 800M. pada abab itu di jawa
tengah berkuasa raja-raja dari wangsa sailendra, yang menganut agama Budha
Mahayana.

2. Keruntuhan penemuan kembali

Setelah selesai di bangun selama 500 tahun, Borobudur merupakan pusat ziarah
megah bagi penganut budha. Tetapi dengan runtuhnya mataram sekitar tahun
930M, pusat kekuasaan dan kebudayaan pindah ke Jawa Timur dan Borobudurpun
hilang terlupakan, karena gempa dan gunung letusan merapi candi itu melesak
mempercepat keruntuhannya. Sedangkan semak belukar tropis tumbuh menutupi
Borobudur dan pada abab-abab selanjutnya lenyap di telan sejarah.

Baru pada abab ke-XVIII M menurut tradisi dalam tanah jawa terdapat beberapa
singkat tentang larinya Mas Dana yang memberontak melawan pakubuwanan 1
(1709-1710) dan kemudian ditangkap di Borobudur lima puluh tahun kemudian
1757-1758 seorang pangeran yogyakarta mengunjungi Borobudur untuk melihat
seribu arca

Baru pada tahun 1814 perhatian orang mulai tertuju lagi ke Borobudur. Sir Thomas
Stamford Raffles, gubenur jendral yang memerintah tanah jajahan inggris di jawa
(1811-1815), sewaktu berkunjung ke semarang mendapat berita, bahwa di desa
Borobudur ada sebuah purbakala yang terpendam di dalam tanah. Raffles segera
mengirimkan seorang perwira genie, H.C. Cornelius, ke Borobudur untuk
mengadakan penyelidikan terhadap kebenaran tersebut. Tiba disana Cornelius
meliahat sebuah bukit yang di tumbuhi Pohon–pohon dan semak belukar.
6

Tampak diatas bukit itu candi berserakan. Dengan bantuan penduduk desa, ia
segera melakukan pembersihan dengan menebangi pohon-pohon, membakar semak
belukar dan menyingkirkan tanah diatas bukit itu.pekerjaaan itu mamakan waktu
cukup lama hingga dalam tahun 1835 atas usaha Residen Kedu. Candinya dapat di
tampakkan seluruhnya menjulang di atas puncak bukit.

Sangat di sayangkan bahwa kurangnya pengertian dari para pejabat pemerintah


pada waktu itu tidak sedikit batu-batu candinya yang hilang karena perbuatan
tangan manusia. tidak kuarang dari delapan cikar penuh dengan arca-araca dan
batu-batu berukiran dari bangunan Borobudur telah diangkut sebagai hadiah atas
kunjungan Raja Chulalangkon di Indonesia dalam tahun 1896. Residen kedu yang di
tugaskan untuk memberiakan itu rupa-rupanya ingin menujukan jasa baiknya
terhadap raja Siam, antara lain lima Dhyani-Budha, tiga diantaranya diambilkan dari
tempat-tempat aslinya direlung-relung, dua araea singa, satu di antaranya adalah
satu-satunya arca singa yang tidak ada cacatnya, sebuah pancuran makara, kepala-
kepala dari sayap-sayap tangga, kepala-kepala kala penghias relung-relung dan
gapura-gapura dan masih banyak lagi lainya.

B. Arti Nama Borobudur

1. Kitab Negara Kartagama

Naskah dari tahun 1365 M yaitu kitab Negara kartagama karangan Mpu prapanca,
meyebutkan kata “Budur” untuk sebuah Budha dari aliran Wajradha. Kemungkinan
yang ada nama “Budur” tersebut tidak lain adalah candi Borobudur.

2. Sir Thomas Stamford Raffles

Raffles manafsirkan Borobuduir berati bahwa Budur merupakaan bentuk lain dari
“Budo”.yang dalam bahasa jawa berarti Kuno.tetapi bila dikaitkan dengan Borobudur
berati “Boro Jaman Kuno” Namaun karena “Bhara” dalam bahas jawa kuno berati
banyak, maka Borobudur juga berarti “Budha yang Banyak” jika dikaji secara teliti
maka keterangan yang ditemukan oleh raffles memang tidak ada yang memuaskan.
Boro jaman kuno” kurang mengena maupun “Budha yang banyak” Kurang mencapai
sasaran.

3. Poebatjaraka

Menurut beliau “Boro” berarti “Biara” dengan demikian Borobudur berarti “Biara
Budur”. Penafsiran ini sangat menarik karena mendekati kebenaran berdasarkan
bukti-bukti yang ada. Selanjutnya jika di hubungkan dengan kitab Negara Kartagama
mengenai “Budur” maka besar kemungkinan penafsiran Poerbatjaraka adalah benar
dan tepat.
7

4. DE Caparis

De Casparis menemukan kata majemuk dalam sebuah prasati yang kemungkinan


merupakan asal kata dari Borobudur. Dalam sebuah prasasti SrI Kahulunan yang
berangka 842 M dijumpai kata “Bhumi Sambhara Budhara” yaitu satu sebutan untuk
bangunan suci pemujaan nenek moyang atau disebut kuil.

5. Drs. Soediman

Bahwa Borobudur berasal dari dua kata yaitu Bara dan Budur. Bara berasal dar
bahasa sanksekerta Vihara yang berarti komplek candi dan Bihara yang berarti
asrama. Budur dalam bahasa bali bedudur yang artinya di atas. Jadi nama
Borobudur berarti asrama atau vihara dan komplek candi yang terletak di atas tanah
yang tinggi atau bukit.

C. Arsitektur Bangunan Candi Borobudur

Bangunan Borobudur didirikan di atas dan di sekitar lereng bukit dan berbentuk
punden berundak. Berbeda dengan banguna-bangunan suci lainya, dimana orang
akan melakukan ibadah dapat masuk ke dalamnya maka tidak demikian halnya
dengan Borobudur, Borobudur tidak terdapat ruang dimana orang bisa masuk ke
dalamnya, melainkan orang hanya bisa naik ke atasnya dengan melalui tangga-
tangga pada ke empat sisi- sisinya. Bangunan Borobudur pada hakekatnya adalah
bangunan stupa, akan tetapi seperti lazimnya stupa yang berbentuk kubah,
melainkan merupakan punden berundak dengan enam tingkat berbentuk bujur
sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa induk sebagai
puncaknya. Tetapi semua bagian-bagian itu merupakan satu kesatuan dan secara
keseluruhan merupakan satu bangunan stupa. Di samping sebagai lambang tertinggi
agama budha, stupa Borobudur merupakan tiruan(replica) dari alam semesta, yang
menurut filsafat agama budha terdiri dari tiga bagian besar : Kamadhatu, Rupadhatu
dan Arupadhatu.

Kamadhatu adal sama dengan “alam bawah” tempat manusi biasadi Borobudur
adalah bagian kaki. Rupadhatu sama dengan “alam antara” tempat manusia telah
meninggal segala keduniawian, di Borobudur adalah emapat tingkat yang berbentuk
bujur sangkar. Arupadhatu sama dengan “alam atas” temapat para dewa dan di
Borobudur adalah dataran berundak (teras) termasuk stupa induk. Ukuran pada
dasar bangunan Borobudur 123M persegi dan tingginya 31,5 M atau 42 M sampai
pinaketnya yang sekarang sebagian sudah tidak ada lagi. Batu andesit yang di
pergunakan untuk bangunan Borobudur sebanyak 55.000 M³
8

D. Relief Candi Borobudur

Candi Borobudur tidak hanya menujukan kemegahanya saja tetapi juga mempunyai
relief yang sangat menarik. Relief cerita yang di pahatkan pada candi itu lengkap
dan panjang yang tidak pernah ditemui di tempat lain.

Bidang relief seluruhnya ada 1460 panel yang jika diukur memanjang mencapai
2.500 meter. Sedangkan jenis reliefnya ada 2 macam yaitu:

1. Relief cerita, yang menggambarkan cerita dari suatu teks dan naskah.
2. Relief hiasan, yang hanya merupakan hiasan pengisi bidang

Agar dapat menyimak ceritanya didalam relief secara berurutan dianjurkan


memasuki candi melalui pintu sebelah timur dan pada tiap tingkatan berputar kekiri
dan meninggalkan candi di sebelah kanan.

Relief ceritanya pada candi Borobudur menggambarkan beberapa cerita yaitu:

1. Karma Wibangga, terdiri dari 160 panel, di pahatkan pada kaki tertutup.
2. Lalita Wistara, terdiri dari 120 panel, di pahatkan pada dinding lorong 1
dibagian atas.
3. Jataka dan Awadana, terdiri 720 panel, dipahatkan pada dinding lorong 1 di
bagian bawah, balustrade lorong 1 atas dan di bawah dan balustrade II.
4. Gandawyuda, terdiri 460 panel di pahatkan pada dniding lorong II balustrade
III dan IV serta Bhadraceri dinding lorong IV.

E. Fungsi Candi Borobudur

Selain sebagai tempat pariwisata, ternyata fungsi candi Borobudur hampir sama
dengan fungsi candi pada umumnya antara lain:

1. Tempat menyimpan relik atau di sebut Dhatugarba. Erlik tersebut antara lain
benda suci, pakaian, tulang atau abu dari budha, arwah para biksu yang
tersohor atau terkemuka.
2.  Tempat sembayang atau beribadat bagi umat Budha.
3. Merupakan lambang suci umat budha, cermin nilai-nilai tetinggi umat.
4. Budha dan mengadung rasa rendah hati yang di sadari penciptanya sedalam-
sedalamnya
5. Tanda peringatan dan penghormatan kepada sang Budha.
9

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang

Candi Borobudur merupakan salah satu dari tujuh ke ajaiban dunia yang
sampai saat ini menjadi pusat perhatian masyarakat dunia baik dari
kepariwisataanya, arkeologi dan pengetahuan. candi Borobudur terletak di dasa
Borobudur kecamatan Borobudur kabupaten magelang, propinsi jawa tengah, ± 41
km dari yogyakarta. ± 80 km dari kota semarang ibu kota propinsi jawa tengah.
Candi Borobudur juga di kelilingi oleh pegunungan Manoreh di sisi selatan, Gunung
Merapi (2411 m) dan Gunung Merbabu (3142 m) di sisi timur, serta Gunung
Sumbing (2271 m) dan Gunung Sindoro (3135 m) disisi barat laut. Di sisi timur candi
Bororbudur juga terdapat Sungai Progo dan Sungai Elo.

Borobudur menjadi pusat ziarah megah bagi penganut budha. Tetapi dengan
runtuhnya mataram sekitar tahun 930M, pusat kekuasaan dan kebudayaan pindah
ke Jawa Timur dan Borobudurpun hilang terlupakan, karena gempa dan gunung
letusan merapi candi itu melesak mempercepat keruntuhannya. Sedangkan semak
belukar tropis tumbuh menutupi Borobudur dan pada abab-abab selanjutnya lenyap
di telan sejarah.

Candi ini dibangun sebagai ungkapan nyata dan rasa hormat mendalam pada
leluhur. Selain itu, bangunan candi dipakai sebagai kesadaran terhadap kebesaran
agama. Dari skripsi berjudul Relasi Makna Simbol Candi Borobudur Dengan Ajaran
Buddha, pembuat candi Borobudur bernama Gunadarma. Candi ini dibangun dalam
5 tahapan:

Tahap pertama (780 Masehi)

Pembangunan awal dilakukan diatas bukit. Bagian bukit dirakatakan dan diperluas
tidak semua bahan pembuatan candi dari batu andesit. Proses pembuatan bukit
memakai tanah yang dipadatkan dan ditutup struktur batu.

Struktur batu ini menyerupai cangkang dan membungkus bukit tanah. Sementara itu
sisa bagian bukit ditutup struktur batu lapis demi lapis. Awal pembangunan candi
disusun bertingkat seperti piramida berundak.

10
Tahap kedua dan ketiga (792 Masehi)

Tahap kedua, terdapat penambahan dua undakan berbentuk persegi. Bagian pagar
langkan dan satu undak melingkar diatasnya. Bagian undak memiliki stupa tunggal
yang besar.

Bagian ketiga terjadi perubahan rancangan bangunan. Bagian undak atas lingkaran
dengan stupa tunggal induk dibongkar. Stupa diganti tiga undak lingkaran,
sementara stupa-stupa kecil dibangun berbaris melingkar pada pelaratan undak-
undak. Stupa besar berada di bagian tengah.

Para arkeolog menduga, awalnya Borobudur dirancang berupa stupa tunggal yang
sangat besar. Sehingga stupa itu seperti mahkota yang berada ditengah. Tetapi
stupa besar itu terlalu berat, sehingga mendorong struktur bangunan.

Stupa yang terlalu besar bisa menggeser bangunan. Inti Borobudur hanyalah bukit
tanah, sehingga tekanan bagian atas dapat menyebar ke bawah sehingga Borobudur
terancam longsor dan runtuh.

Akhirnya stupa induk diganti dengan teras-teras melingkar yang dihiasi stupa kecil.
Stupa induknya hanya satu yang berfungsi menopang dinding candi dan mencegah
pergeseran.

Tahap keempat (824 Masehi) dan kelima (833 Masehi)

Bangunan candi mengalami perubahan kecil, seperti penambahan pagar langkan


terluar, penyempurnaan relief, perubahan tangga, pelebaran ujung kaki, dan
pelengkung atas gawang pintu.

Candi ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang di atasnya terdapat
tiga pelataran melingkar yang pada dinding-dindingnya dihiasi dengan 1460 relief.
Relief - relief pada Candi Borobudur selain menggambarkan tentang ajaran hidup
sang Buddha, juga mengisahkan kehidupan zaman Mataram kuno. Relief pada
dinding Candi Borobudur terbagi 4 kisah utama yakni Karmawibangga, Lalitawistara,
Jataka dan Awadana, serta Gandawyuda. Untuk membaca cerita pada relief sebuah
candi ini pengunjung harus berjalan searah jarum jam, yang dikenal dengan istilah
Pradaksina, yang berasal dari bahasa Sansekerta Daksina yang berarti timur (cerita
dimulai dari sisi sebelah timur dan berakhir di sisi sebelah timur). Berdasarkan
pengalaman penulis, sulit untuk mengerti atau mengetahui cerita yang terkandung
pada setiap relief tanpa adanya tour guide. Selain itu, relief pada dinding bagian
paling bawah Candi Borobudur, bagian Karmawibhangga, telah ditutup untuk
dibangun pondasi untuk memperkuat Candi Borobudur.
11

Oleh karena itu, penulis berupaya membuat sebuah aplikasi virtual tour guide untuk
membantu pengunjung memahami cerita dari relief-relief yang ada serta yang sudah
tidak terlihat, juga untuk membantu pengunjung menjelajahi area-area di Taman
Wisata Candi Borobudur.

Berdasarkan pengalaman penulis, sulit untuk mengerti atau mengetahui cerita yang
terkandung pada setiap relief tanpa adanya tour guide. Selain itu, relief pada dinding
bagian paling bawah Candi Borobudur, bagian Karmawibhangga, telah ditutup untuk
dibangun pondasi untuk memperkuat Candi Borobudur.

Oleh karena itu, penulis berupaya membuat sebuah aplikasi virtual tour guide untuk
membantu pengunjung memahami cerita dari relief-relief yang ada serta yang sudah
tidak terlihat, juga untuk membantu pengunjung menjelajahi area-area di Taman
Wisata Candi Borobudur.

Candi Borobudur melambangkan alam semesta. Dalam agama Budhha, semesta


dibagi tiga tingkat yaitu kamadhatu (dunia keinginan), rupadhatu (dunia terbentuk),
dan arupadhatu (dunia tak terbentuk).

Ketiga tingkat ini dibedakan berdasarkan relief-relief candi. Relief ini dibentangkan
sepanjang 3 meter. Terdapat 1.460 pigura yang diselingi bidang-bidang pemisah
berjumlah sekitar 1.212 buah. Diatas deretan pigura terdapat pelipit yang
membujur, memanjang satu setengah kilometer. Pelipit ini dihias dan membentuk
rangkaian bunga Teratai. Dibagian tas terdapat hiasan simbar berbentuk segitiga
berjumlah 1.476 buah.

Tingkat kamadhatu dan rupadhatu 1.472 stupa dan 432 arca buddha yang yang
mengitari seluruh penjuru mata angin. Pada tingkat terakhir 72 buah stupa yang
melingkari stupa induk dipuncak. Dibutuhkan sekitar dua juta potongan batu untuk
membangun monument ini.

Candi Borobudur secara keseluruhan terdiri dari stupa. Stupa adalah salah satu
bangunan tanda peringatan agama Buddha. Dalam bahasa Sansekerta, stupa berarti
gundukan atau timbunan tanah. Candi ini berada di Borobudur berada di daerah
dataran Kedu yang dikelilingi oleh gunung Merapi dan Merbabu di sebelah Timur,
Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah utara, dan pegunungan Menoreh di sebelah
Selatan.

Candi Borobudur sempat ditelantarkan sekitar 928 dan 1006. Ketika itu Raja Mpu
Sindok memindahkan ibu kota kerajaan Medang ke kawasan Jawa Timur.
Perpindahan ibu kota itu karena terjadi letusan gunung berapi dan candi Borobudur
akhirnya ditinggalkan. Sekitar tahun 1.365, Mpu Prapanca dalam naskah
Nagarakretagama ditulis ketika kerajaan Majapahit. Dalam naskah tersebut dia
menyebutkan "Wihara di Budur"
12

Raffles kemudian mengutus asistennya, Cornelius mengadakan penelitian. Cornelius


akhirnya melakukan penelitian pada 1814. Pembersihan besar-besaran dilakukan
dengan mengerahkan tenaga kerja kurang dari 200 orang. Pekerjaan pembersihan
dilakukan selama beberapa tahun mulai dari 1817, 1825, dan 1835.

Candi Borobudur telah dipugar beberapa kali. Pemugaran Candi Borobudur


dilakukakan pertama kali oleh Th. Van Erp dari tahun 1907 sampai 1911. Pemugaran
kedua oleh pemerintah Indonesia yang bekerja sama dengan UNESCO. Pengerjaan
pemugaran kedua ini berlangsung dari tahun 1973 sampai 1983.

B. Tujuan
candi Borobudur di bangun Oleh raja Smaratungga Pada masa Syailendra. Candi ini
dibangun untuk Mengenang & Sebagai Tempat Peribadahan Umat Buddha Pada
Masa itu serta dapat mengetahui bagaimana terbentuknya candi Borobudur, serta
tahapan-tahapan dalam pembangunan candi Borobudur. Dan ada lagi tujuan
pembangunan candi Borobudur yaitu untuk mengetahui kronologi terbentuknya
candi Borobudur, tokoh-tokoh dalam pembangunan candi Borobudur serta berbagai
macam bentuk bangunan candir Borobudur dan relief.

C. Manfaat
1. Manfaat bagi penulis: karya ilmiah ini sebagai salah satu tugas dan syarat
untuk mendapatkan nilai dan penambahan pengetahuan bagi penulis.
2. Manfaat bagi pembaca: agar sebagai bahan rujukan dan pemikiran terhadap
pembaca
13

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Setelah penulis memahami isi karya tulis ini, maka penulis berkesimpulan
sebagai berikut:
1. Bahwa candi borobudur di bangun sekitar tahun 800 M. akan tetapi
sampai sekarang belum pasti kebenaranya bilamana, bagaimana dan
berapa lama candi borobudur itu di banguan.
2. Bahwa arti nama Borobudur ternyata mempunyai beberapa penafsira
antara lain dari: kiitab Negara Kartagama, Sir Thomas Staford Raffles,
Poerbatjaraka, De Casparis, Drs. Soediman.
3.  Bahwa Candi Borobudur didirikan di atas dan sekitar lereng bukit dan
berbentu punden berundak
4. Bahwa relief candi Borobudur ada 2 macam yaitu relief cerita dan relief
hiasan.
5. Bahwa fungsi candi Borobudur tidak hanya sebagi tempat pariwisata saja,
ternyata fungsinya hampir sama dengan fungsi candi-candi pada ummnya.

B. Saran
Dengan memahami isi karya tulis ini maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1.  Bagi para pengunjung dan masyarakat di sekitar candi Borobudur
sebaiknya menjaga kebersihahan lingkungan di sekitarnya.
2. Perlu adanya peningkatan pelayanan fasilitas bagi pera pengunjung
khususnya bagi para pelajar yang mengadakan penelitian.
3. Masyarakat sebaiknya dapat melestarikan ca.ndi Borobudur agar tatap
menjadi candi yang bersejarah.
4. Sebaiknya masyarakat bisa mempertahankan nilai-nilai sejarah yang ada di
dalam candi Borobudur.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anomi. 1983. Pariwisata Jawa Tengah. Semarang: Dinas Pariwisata Jawa Tengah.

Soetarno R. Borobudur Selayang Padang. Solo: Tiga Serangakai.

Widya Dharma S. 2000. Riwayat Hidup Sang Budha Gautama. Jakarta: Yayasan
Dana Pendidikan Budhis.

Dra. Dwi Ari Listiyani, M. Pd. 2007. Pedoman Penulisan Karya Tulis. Sukoharjo: SMA
Negeri 2 Sukoharjo.

15
LAMPIRAN

Gambar Candi Borobudur dari atas

Gambar Candi Borobudur dari Timur

16
Bangunan-bangunan Candi Borobudur

Relief Candi Borobudur

17
,

Anda mungkin juga menyukai