Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

Analisis Air & Mineral dengan Parameter Sulfat ( SO42-) Metode


Gravimetri

DISUSUN OLEH:
Nama : Nur Fathia Silmi
Nim : 34200335
Kelas : A/DF/IV

DOSEN :
Apt. Daniek yulia setyo murti, S.Si.,

LABORATORIUM KIMIA FARMASI


PRODI DIII FARMASI STIKES SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2022
Analisis Air & Mineral dengan Parameter Sulfat ( SO42-) Metode
Gravimetri
Tujuan
Dapat melakukan analisa air dengan parameter sulfat (SO 42-) menggunakan metode
gravimetri.

Dasar Teori
Sulfat didalam lingkungan (air) dapat berada secara ilmiah dan atau dari aktivitas
manusia, misalnya dari limbah industry dan limbah laboratorium. Secara ilmiah sulfat biasanya
berasal dari pelarutan mineral yang mengandung S, misalnya gips (CaSO 4.2H2O) dan kalsium
sufat anhidrat ( CaSO4). Selain itu dapat juga berasal dari oksidasi senyawa organik yang
mengandung sulfat adalah antara lain industri kertas,tekstil dan industri logam . Ion sulfat
merupakan sejenis ion padatan dengan rumus empiris SO 4 dengan massa molekul 96.06 satuan
massa atom. Sulfat terdiri atom pusat sulfur dikelilingi oleh empat atom oksigen dalam susunan
tetrahidron ion sulfat bermuatan dua negatif dan merupakan basa konjugat ion hidrogen sulfat
(bisulfit) H2SO4-  yaitu bes konjugat asam sulfat H2SO4 terdapat sulfat organik seperti dimetil
sulfat yang merupakan senyawa kovalen dengan rumus (CH3O)2SO2 dan merupakan ester
asam  sulfat  (Anonim, 2011). Ion sulfat adalah salah satu anion utama yang muncul di air alami
atau alam. Sulfat adalah salah satu ion penting dalam ketersediaan air karena efek pentingnya
bagi manusia saat ketersediaannya dalam jumlah besar. Untuk hal sulfat direkomendasikan batas
maksimal sulfat dalam air sekitar 250 mg/l untuk air yang dikonsumsi manusia Sulfat dikenal
sangat larut dalam air kecuali di dalam Kalsium Sulfat, Stronsium Sulfat. BariumSulfat sangat
berguna dalam proses gravimetri sulfat. Penambahan Barium Klorida  pada suatu larutan yang
mengandung ion sulfat. Kelihatan endapan putih, yaitu barium sulfat yang menunjukkan adanya
anion sulfat. Ion sulfat bisa menjadi ligan yang menghubungkan mana-mana satu dengan oksigen
(monodentant) dan dua oksigen sebagai kelat atau jembatan (Jakaoktasano, 2012)
  Contoh dari Sulfat antara lain: senyawanya H2SO4 (asam sulfat). Senyawa sulfat mudah
dijumpai di alam, seperti dalam air hujan. Senyawa sulfat juga berasal dari hasil buangan pabrik
(limbah) kertas, tekstil (karena proses pembuatannya atau pewarnaan memakai asam sulfat) dan
industri lainnya  Sulfat cukup sulit dihilangkan dari air, karena sifat sulfat yang sempurna larut
dalam air, sehingga untuk memisahkannya harus memakai membran elektrodialisis. Cara untuk
mendeteksi kandungan sulfat dalam air dapat dilakukan dengan mempergunakan alat
spektrofotometer (uji kuantitatif). Pengujian dengan spektrofotometer akan mengukur absorban
larutan melalui instensitas warna larutan. Oleh karena itu, sampel yang akan digunakan harus
jernih agar tidak mengganggu proses pembacaan absorban pada spektrofotometer.
Ciri dari sulfat, yaitu
1.   Kebanyakan sulfat sangat larut dalam air, kecuali Kalsium Sulfat, Stronsium Sulfat,
danBarium Sulfat. Barium Sulfat yang sangat berguna dalam analisis gravimetri sulfat dengan
panambahan Barium Klorida pada suatu larutan yang mengandung ion sulfat. Kelihatan endapan
putih, yaitu Barium Sulfat menunjukkan adanya anion sulfat;
2.   Ion sulfat bias menjadi satu ligan, menghubungkan satu dengan oksigen (mono dentat) atau
dua oksigen sebagai kelas atau jembatan;
3.   Sulfat berwujud sebagai zat mikroskopik (aerosol) yang merupakan dari hasil pembakaran
bahan bakar fosil dan biomassa. Zat yang dihasilkan menambahkan keasaman atmosfer dan
mengakibatkan hujan asam.
Dampak yang ditimbulkan oleh Sulfat
Konsentrasi maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 250 mg/l.
MenyebabkanLaxative apabila kadarnya berupa Magnesium dan Sodiums. Senyawa sulfat
bersifat iritasi pada saluran pencernaan (saluran gastro intestinal), apabila dalam bentuk
campuran Magnesium atau Natrium pada dosis yang tidak sesuai aturan. Sebagai contoh bentuk
Magnesium Sulfat yang biasa ditambahkan ke dalam air minurn untuk membantu pengendapan
(penjernihan air) setelah penambahan Klorin (Anonim, 2011)

Alat & Bahan


Alat :
 Cawan
 Gelas ukur
 Pipet tetes
 Corong
 Gelas beaker
 Kertas saring
 Penjepit kurs
 Oven
 Desikator
 Hot plate
 Neraca

Bahan :
 Sampel air (air isi ulang, limbah, RO, sumur & PDAM)
 Aquadest
 HCL 1:1
 BaCl2
 Pereaksi AgNO3-HNO3 0,1 N
Cara Kerja
1. Ambil sampel, jika keruh maka saring dengan seringan membran dsn dimasukkan
kedalam gelas beaker 500ml
2. Tambahkan HCL hingga pH 4,5 – 5,5 cek dengan pH meter
3. Panaskan hingga mendidih
4. Tambhakan BaCl2 secara perlahan sambil diaduk hingga proses pengendapan BaSO 4
sempurna didiamkan
5. BaCl2 hingga tidak terbentuk masa endapan lagi.
6. Saring endapan BaSO4 dengan kertas whatman, cuci endapan dengan aquadest hingga
tidak mengandung klorida dengan pereaksi AgNO 3- HNO3
7. Timbang bobot endapan BaSO4,kemudian dioven selama 1 jam
8. Dinginkan dalam desikator kemudian timbang bobot kering.

Hasil Praktikum

Gambar endapan setelah dioven


Diketahui bobot : 1,027
Bobot cawan kosong : 1,15
Perhitungan :
W = bobot sampe sebelum diserbukkan = 25 gram
W1 = bobot sampel sesudah diabukan = 1,027
W2 = bobot cawan kosong : 1,115
w 1−w 2
Kadar = x 100%
w
1,027−1,115
= x 100%
25
= 0,352%

Pembahasan
Analisis gravimetri adalah salah satu metode analisis kuantitatif dalam penetapan suatu
zat kimia berdasarkan beratnya. Prinsip dasar analisis gravimetri yaitu unsur atau senyawa target
diendapkan dengan suatu pereaksi pengendap. Beberapa macam jenis metode dalam analisa
gravimetri, yaitu metode penguapan, pengendapan, elektrolisis.
Prinsip dasar dalam analisis gravimetri adalah analisa berdasarkan penimbangan berat,
yaitu unsur atau senyawa target diendapkan dengan suatu pereaksi pengendap. Endapan yang
terbentuk disaring, kemudian dicuci, lalu dikeringkan. Setelah kering, endapan ditimbang,
setelah diketahui beratnya maka dapat dihitung kadar dari zat tersebut . Secara garis besar, proses
dalam kuantifikasi metode gravimetri ini yaitu meliputi proses pengendapan, pemisahan,
pengeringan endapan dan penimbangan berat.
Terdapat setidaknya 3 hal yang perlu diperhatikan dalam metode analisis gravimetri. Berikut ini
adalah merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis gravimetri:
1. Unsur atau senyawa target harus dapat terendapkan dengan sempurna
2. Endapan zat analit harus diketahui rumus molekulnya
3. Endapan bersifat murni dan mudah ditimbang 
Alat-alat yang dapat digunakan dalam analisa gravimetri diantaranya yaitu, cawan krus yang
dapat berupa porselen atau platina, desikator beserta zat pengering seperti silika gel. Terdapat
beberapa tahap-tahap dalam analisis gravimetri. Berikut ini adalah tahapan atau langkah-langkah
dalam melakukan analisis gravimetri:
1. Pelarutan sampel
2. Pengendapan
3. Penyaringan
4. Pencucian
5. Pengeringan
6. Penimbangan
7. Perhitungan
Metode pengendapan adalah salah satu jenis pada analisis gravimetri yang terdiri dari
tahapan pembentukan, isolasi, dan penentuan massa endapan. Prosedur ini biasanya diterapkan
pada senyawa ionik. Sebagai contoh, suatu sampel dilarutkan dalam air hingga bereaksi dengan
zat lain sehingga membentuk endapan. Endapan yang terbentuk kemudian disaring, dikeringkan,
kemudian ditimbang. Dari massa dan rumus kimia endapan tersebut, maka dapat dihitung massa
komponen dari sampel awal. Dari massa komponen dan sampel awal, maka dapat ditentukan
persen komposisi massa komponen dalam senyawa awal. Kalsium merupakan contoh unsur yang
dapat ditetapkan secara gravimetri dengan cara pengendapan sebagai oksalat dan pemanggangan
oksalat tersebut menjadi kalsium oksida. Pada metode pengendapan ada beberapa syarat-syarat
yang perlu diperhatikan diantaranya adalah sebagai berikut ini:
Pada metode pengendapan, bentuk senyawa yang akan diendapkan harus memenuhi syarat-
syarat berikut ini:
1. Kelarutannya rendah
2. Endapan mudah disaring dan dicuci
3. Endapan mudah diubah menjadi bentuk senyawa yang dapat ditimbang
Sedangkan bentuk senyawa yang ditimbang harus memenuhi syarat:
1. Stoikhiometri
2. Mempunyai tingkat kestabilan yang tinggi
3. Faktor gravimetrinya kecil
Berikut tahap-tahap dalam melakukan analisis gravimetri metode pengendapan:
1. Pereaksi ditambahkan secara perlahan-lahan sambil dilakukan pengadukan
2. Larutan dalam tahap pengendapan dalam kondisi panas
3. Pengendapan dilakukan pada pH tertentu
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini : Ambil sampel, jika keruh maka saring dengan
seringan membran dsn dimasukkan kedalam gelas beaker 500ml. Tambahkan HCL hingga pH
4,5 – 5,5 cek dengan pH meter. Panaskan hingga mendidih. Tambhakan BaCl2 secara perlahan
sambil diaduk hingga proses pengendapan BaSO4 sempurna didiamkan. BaCl2 hingga tidak
terbentuk masa endapan lagi. Saring endapan BaSO4 dengan kertas whatman, cuci endapan
dengan aquadest hingga tidak mengandung klorida dengan pereaksi AgNO 3- HNO3. Timbang
bobot endapan BaSO4,kemudian dioven selama 1 jam. Dinginkan dalam desikator kemudian
timbang bobot kering. Didapati hasil kadar yaitu 0,352%.

Kesimpulan
Pada praktikum kaliini yaitu melakukan analisa air dengan parameter sulfat (SO 42-)
menggunakan metode gravimetri. Dengan hasil diketahui kadar % = 0,352%.

Daftar Pustaka
Day R.A, Jr dan A. L Underwood, Jr. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam.
Penerjemah Iis Sopyan, Jakarta: Erlangga.
Rivai, Harizul.1995. Asas Pemeriksaan kimia. Jakarta : UI-Press
Sholahuddin, Arif, Bambang Suharto dan Abdul Hamid. 2007. Panduan Praktikum
Kimia Analisis. Banjarmasin: FKIP UNLAM.
W. Adam, dkk. Kimia Analitik. Departemen Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai