Anda di halaman 1dari 6

Terumbu karang - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.

org/wiki/Terumbu_karang

Terumbu karang
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan
karang yang bersimbiosis dengan sejenis
tumbuhan alga yang disebut zooxanthellae.[1]
Terumbu karang termasuk dalam jenis filum
Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki
tentakel.[1] Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari
dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau
Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya
dibedakan secara asal-usul Morfologi dan
Fisiologi.[2]

Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil


yang disebut Polip.[3] Dalam bentuk Simbiosis mutualisme alga dengan terumbu
sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja karang di pulau Endenbury.
yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung
dengan mulut yang terletak di bagian atas dan
dikelilingi oleh Tentakel.[3] Namun pada kebanyakan
Spesies, satu individu polip karang akan berkembang
menjadi banyak individu yang disebut koloni.[4] Hewan ini
memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta dapat
menghasilkan CaCO3.[1] Terumbu karang merupakan habitat
bagi berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan
mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui.[1]

Istilah
Terumbu karang secara umum dapat dinisbatkan kepada
struktur fisik beserta ekosistem yang menyertainya yang
secara aktif membentuk sedimen kalsium karbonat akibat
aktivitas biologi (biogenik) yang berlangsung di bawah
permukaan laut.[1] Bagi ahli geologi, terumbu karang
merupakan struktur batuan sedimen dari kapur (kalsium Terumbu Karang di Kepulauan
karbonat) di dalam laut, atau disebut singkat dengan Seribu
terumbu.[1] Bagi ahli biologi terumbu karang merupakan
suatu ekosistem yang dibentuk dan didominasi oleh
komunitas koral.[1]

Dalam peristilahan 'terumbu karang', "karang" yang dimaksud adalah koral, sekelompok hewan
dari ordo Scleractinia yang menghasilkan kapur sebagai pembentuk utama terumbu.[5]
Terumbu adalah batuan sedimen kapur di laut, yang juga meliputi karang hidup dan karang
mati yang menempel pada batuan kapur tersebut.[5] Sedimentasi kapur di terumbu dapat
berasal dari karang maupun dari alga.[5] Secara fisik terumbu karang adalah terumbu yang
terbentuk dari kapur yang dihasilkan oleh karang.[5] Di Indonesia semua terumbu berasal dari
kapur yang sebagian besar dihasilkan koral.[5] Kerangka karang mengalami erosi dan
terakumulasi menempel di dasar terumbu.[5]

Habitat
Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih terkena cahaya
matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut.[1] Beberapa tipe terumbu karang dapat
hidup jauh di dalam laut dan tidak memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak
bersimbiosis dengan zooxanhellae dan tidak membentuk karang.[1]

1 of 6 10/11/2022, 11:12 PM
Terumbu karang - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang

Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap
perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan
memerlukan kualitas perairan alami (pristine).[2] Demikian halnya dengan perubahan suhu
lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis pada tahun 1998 telah
menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal
mencapai 90-95%.[2] Selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di
perairan Indonesia adalah 2-3 °C di atas suhu normal.[2]

Kondisi optimum

Untuk dapat bertumbuh dan berkembang biak secara baik, terumbu karang membutuhkan
kondisi lingkungan hidup yang optimal, yaitu pada suhu hangat sekitar di atas 20oC.[1] Terumbu
karang juga memilih hidup pada lingkungan perairan yang jernih dan tidak berpolusi.[1] Hal ini
dapat berpengaruh pada penetrasi cahaya oleh terumbu karang.[1]

Beberapa terumbu karang membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan kegiatan


fotosintesis.[1] Polip-polip penyusun terumbu karang yang terletak pada bagian atas terumbu
karang dapat menangkap makanan yang terbawa arus laut dan juga melakukan fotosintesis.[1]
Oleh karena itu, oksigen-oksigen hasil fotosintesis yang terlarut dalam air dapat dimanfaatkan
oleh spesies laut lainnya.[1] Hewan karang sebagai pembangun utama terumbu adalah
organisme laut yang efisien karena mampu tumbuh subur dalam lingkungan sedikit nutrien
(oligotrofik).[2]

Fotosintesis

Proses fotosintesis oleh alga menyebabkan bertambahnya produksi kalsium karbonat dengan
menghilangkan karbon dioksida dan merangsang reaksi kimia sebagai berikut:[6]

Ca(HCO3) CaCO3 + H2CO3 H2O + CO2

Fotosintesis oleh algae yang bersimbiosis membuat karang pembentuk terumbu menghasilkan
deposit cangkang yang terbuat dari kalsium karbonat, kira-kira 10 kali lebih cepat daripada
karang yang tidak membentuk terumbu (ahermatipik) dan tidak bersimbiose dengan
zooxanthellae.[3]

Di Indonesia dan Indo Pasifik

Terumbu karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan laut, di
samping hutan bakau atau hutan mangrove dan padang lamun.[7] Terumbu karang dan segala
kehidupan yang ada di dalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki bangsa
Indonesia yang tak ternilai harganya.[7] Diperkirakan luas terumbu karang yang terdapat di
perairan Indonesia adalah lebih dari 60.000 km2, yang tersebar luas dari perairan Kawasan
Barat Indonesia sampai Kawasan Timur Indonesia.[7] Contohnya adalah ekosistem terumbu
karang di perairan Maluku dan Nusa Tenggara.[5]

Indonesia merupakan tempat bagi sekitar 1/8 dari terumbu karang Dunia dan merupakan
negara yang kaya akan keanekaragaman biota perairan dibanding dengan negara-negara Asia
Tenggara lainnya.[7]

Bentangan terumbu karang yang terbesar dan terkaya dalam hal jumlah spesies karang, ikan,
dan moluska terdapat pada regional Indo-Pasifik yang terbentang mulai dari Indonesia sampai
ke Polinesia dan Australia lalu ke bagian barat yaitu Samudera Pasifik sampai Afrika Timur.[8]

Manfaat
Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara

2 of 6 10/11/2022, 11:12 PM
Terumbu karang - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang

ekologi maupun ekonomi.[9] Estimasi jenis manfaat yang


terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi
dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung.[7]

Manfaat dari terumbu karang yang langsung dapat dimanfaatkan


oleh manusia adalah:[3]

sebagai tempat hidup ikan yang banyak dibutuhkan manusia


dalam bidang pangan, seperti ikan kerapu, ikan baronang, karang sebagai tempat hidup
ikan ekor kuning, batu karang, ikan
pariwisata, wisata bahari melihat keindahan bentuk dan
warnanya.
penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya.

Sedangkan yang termasuk dalam pemanfaatan tidak langsung adalah sebagai penahan abrasi
pantai yang disebabkan gelombang dan ombak laut, serta sebagai sumber keanekaragaman
hayati.[9]

Klasifikasi

Berdasarkan kemampuan memproduksi kapur

Karang hermatipik

Karang hermatifik adalah karang yang dapat membentuk bangunan karang yang dikenal
menghasilkan terumbu dan penyebarannya hanya ditemukan di daerah tropis.[10]

Karang hermatipik bersimbiosis mutualisme dengan zooxanthellae, yaitu sejenis algae


uniseluler (Dinoflagellata unisuler), seperti Gymnodinium microadriatum, yang terdapat di
jaringan-jaringan polip binatang karang dan melaksanakan Fotosintesis.[6] Dalam simbiosis,
zooxanthellae menghasilkan oksigen dan senyawa organik melalui fotosintesis yang akan
dimanfaatkan oleh karang, sedangkan karang menghasilkan komponen inorganik berupa nitrat,
fosfat dan karbon dioksida untuk keperluan hidup zooxanthellae.[2] Hasil samping dari aktivitas
ini adalah endapan kalsium karbonat yang struktur dan bentuk bangunannya khas.[8] Ciri ini
akhirnya digunakan untuk menentukan jenis atau spesies binatang karang.[8]

Karang hermatipik mempunyai sifat yang unik yaitu perpaduan antara sifat hewan dan
tumbuhan sehingga arah pertumbuhannya selalu bersifat Fototropik positif.[8] Umumnya jenis
karang ini hidup di perairan pantai /laut yang cukup dangkal dimana penetrasi cahaya matahari
masih sampai ke dasar perairan tersebut.[8] Disamping itu untuk hidup binatang karang
membutuhkan suhu air yang hangat berkisar antara 25-32 °C.[8]

Karang ahermatipik

Karang ahermatipik tidak menghasilkan terumbu dan ini merupakan kelompok yang tersebar
luas diseluruh dunia.[10]

Berdasarkan bentuk dan tempat tumbuh

Terumbu (reef)

Endapan masif batu kapur (limestone), terutama kalsium karbonat (CaCO3), yang utamanya
dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain, seperti alga berkapur, yang mensekresi
kapur, seperti alga berkapur dan Mollusca.[10] Konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi
struktur dasar suatu ekosistem pesisir.[8] Dalam dunia navigasi laut, terumbu adalah

3 of 6 10/11/2022, 11:12 PM
Terumbu karang - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang

punggungan laut yang terbentuk oleh batuan kapur (termasuk karang yang masih hidup) di laut
dangkal.[8]

Karang (koral)

Disebut juga karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo Scleractinia, yang mampu
mensekresi CaCO3.[8] Karang batu termasuk ke dalam Kelas Anthozoa yaitu anggota Filum
Coelenterata yang hanya mempunyai stadium polip.[2] Dalam proses pembentukan terumbu
karang maka karang batu (Scleratina) merupakan penyusun yang paling penting atau hewan
karang pembangun terumbu.[10] Karang adalah hewan klonal yang tersusun atas puluhan atau
jutaan individu yang disebut polip.[8] Contoh makhluk klonal adalah tebu atau bambu yang
terdiri atas banyak ruas.[8]

Karang terumbu

Pembangun utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai karang hermatipik
(hermatypic coral) atau karang yang menghasilkan kapur.[8] Karang terumbu berbeda dari
karang lunak yang tidak menghasilkan kapur, berbeda dengan batu karang (rock) yang
merupakan batu cadas atau batuan vulkanik.[8]

Terumbu karang

Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3)
khususnya jenis-jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di
dasar lainnya seperti jenis-jenis moluska, Krustasea, Echinodermata, Polikhaeta, Porifera, dan
Tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis
Plankton dan jenis-jenis nekton.[6]

Berdasarkan letak[1]

Terumbu karang tepi

Terumbu karang tepi atau karang penerus atau fringing reefs adalah jenis terumbu karang
paling sederhana dan paling banyak ditemui di pinggir pantai yang terletak di daerah tropis.
Terumbu karang tepi berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar.
Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke
arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar
yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi
pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal.

Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).

Terumbu karang penghalang

Secara umum, terumbu karang penghalang atau barrier reefs menyerupai terumbu karang tepi,
hanya saja jenis ini hidup lebih jauh dari pinggir pantai. Terumbu karang ini terletak sekitar
0.52 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter.
Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan
kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan
membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus.

Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan
Banggai (Sulawesi Tengah).

Terumbu karang cincin

4 of 6 10/11/2022, 11:12 PM
Terumbu karang - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang

Terumbu karang cincin atau attols merupakan terumbu karang yang


berbentuk cincin dan berukuran sangat besar menyerupai pulau. Atol
banyak ditemukan pada daerah tropis di Samudra Atlantik. Terumbu
karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau-pulau
vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan
daratan.
atolls

Terumbu karang datar

Terumbu karang datar atau gosong terumbu (patch reefs), kadang-kadang disebut juga sebagai
pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan,
dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan
berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal.

Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh)

Berdasarkan zonasi

Terumbu yang menghadap angin

Terumbu yang menghadap angin (dalam bahasa Inggris: Windward reef) Windward
merupakan sisi yang menghadap arah datangnya angin.[1] Zona ini diawali oleh lereng terumbu
yang menghadap ke arah laut lepas.[1] Di lereng terumbu, kehidupan karang melimpah pada
kedalaman sekitar 50 meter dan umumnya didominasi oleh karang lunak.[1] Namun, pada
kedalaman sekitar 15 meter sering terdapat teras terumbu yang memiliki kelimpahan karang
keras yang cukup tinggi dan karang tumbuh dengan subur.[1]

Mengarah ke dataran pulau atau gosong terumbu, di bagian atas teras terumbu terdapat
penutupan alga koralin yang cukup luas di punggungan bukit terumbu tempat pengaruh
gelombang yang kuat.[1] Daerah ini disebut sebagai pematang alga.[1] Akhirnya zona windward
diakhiri oleh rataan terumbu yang sangat dangkal.[1]

Terumbu yang membelakangi angin

Terumbu yang membelakangi angin (Leeward reef) merupakan sisi yang membelakangi arah
datangnya angin.[1] Zona ini umumnya memiliki hamparan terumbu karang yang lebih sempit
daripada windward reef dan memiliki bentangan goba (lagoon) yang cukup lebar.[1] Kedalaman
goba biasanya kurang dari 50 meter, namun kondisinya kurang ideal untuk pertumbuhan
karang karena kombinasi faktor gelombang dan sirkulasi air yang lemah serta sedimentasi yang
lebih besar.[1]

Kerusakan terumbu karang


Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi terumbu karang terbesar di dunia.[9]
Luas terumbu karang di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 60.000 km2.[9] Hal tersebut
membuat Indonesia menjadi negara pengekspor terumbu karang pertama di dunia.[9] Dewasa
ini, kerusakan terumbu karang, terutama di Indonesia meningkat secara pesat.[9] Terumbu
karang yang masih berkondisi baik hanya sekitar 6,2%.[9] Kerusakan ini menyebabkan
meluasnya tekanan pada ekosistem terumbu karang alami.[9] Meskipun faktanya kuantitas
perdagangan terumbu karang telah dibatasi oleh Convention on International Trade in
Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), laju eksploitasi terumbu karang masih
tinggi karena buruknya sistem penanganannya.[3]

5 of 6 10/11/2022, 11:12 PM
Terumbu karang - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang

Beberapa aktivitas manusia yang dapat merusak terumbu karang:[11]

membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut
membawa pulang ataupun menyentuh terumbu karang saat menyelam, satu sentuhan saja
dapat membunuh terumbu karang
pemborosan air, semakin banyak air yang digunakan maka semakin banyak pula limbah air
yang dihasilkan dan dibuang ke laut.
penggunaan pupuk dan pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian tersebut dari
laut residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya akan terbuang ke laut juga.
Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang
yang berada di bawahnya.
terdapatnya predator terumbu karang, seperti sejenis siput drupella.
penambangan
pembangunan pemukiman
reklamasi pantai
polusi
penangkapan ikan dengan cara yang salah, seperti pemakaian bom ikan

Referensi
1. (Inggris) Castro P & Huber ME. 2005. Marine Biology Ed ke-5. New York: Mc Graw Hill
International.Page 119-125.
2. (Inggris) Burke IC, Laurenroth WK. 2002. Ecology of the Shortgrass Steppe: A Long-Term
Perspective.LTER.Page.56-57.
3. (Inggris) Hutagalung RA. 2005. Lombok frags-the first sustainable coral cultivation on
Indonesia for trade and reef conservation. The 9th International Aquarium Fish &
Accessories Exhibition & Conference, Aquarama 2005. Singapore.
4. Hutagalung RA. 2010. Ekologi Dasar. Jakarta.Hlm.21.
5. Aryulina D. 2004. Biologi SMA untuk kelas X. Jakarta: Esis. Hlm.212.
6. (Inggris) Sumich JL, Dudley GH. 1992. Laboratory and field investigations in marine biology.
Ed.5. Page. 213
7. (Inggris) Walters GE, et al. 1998. Bottom trawl survey of the eastern Bering Sea continental
shelf.Page. 201-203.
8. (Inggris) Nybakken JW. 1986. Readings in marine ecology. Ed.2. Page.289-291.
9. Webmaster. 2001. Terumbu karang (http://www.lablink.or.id/index.html.) Diakses pada 5 Apr
2010.
10. (Inggris) Zhong Y, Dong W. 1999. Zoological studies. Jilid. 38.Page. 114.
11. (Inggris) Schumann G. 2009. 10 Ways to protect coral reefs (http://www.coralreefinstitute.org
/10-ways-to-protect-coral-reefs.htm.) Diakses pada 5 Apr 2010.

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Terumbu_karang&oldid=21087371"

6 of 6 10/11/2022, 11:12 PM

Anda mungkin juga menyukai