Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
Nama : Nur Fathia Silmi
Nim : 34200335
Kelas : A/DF/V
Kelompok :A
A. Tujuan
Untuk mengetahui adanya jasad renik hidup atau yang mempunyai daya hidup
didalam suatu ruangan aseptis.
B. Dasar Teori
Pembuatan sediaan obat selalu diawali dengan preformulasi bahan aktif artinya
data mengenai bahan aktif dicari selengkap mungkin, antara lain: pemerian,
kelarutan, stabilitas terhadap cahaya, pH, air/hidrolisis dan udara/oksidasi. Dengan
demikian dapat dirancang permasalahan dan penyelesaian sediaan berdasarkan data-
data preformulasi bahan aktif untuk menjamin keberhasilan pembuatan sediaan.
Sediaan obat yang akan dibuat adalah infus. Infus adalah sediaan steril, dapat berupa
larutan atau emulsi, bebas pirogen, sedapat mungkin isotonis dengan darah,
disuntikkan langsung ke dalam vena dalam volume yang relatif besar. Infus intravena
harus jernih dan praktis bebas partikel (The Departement of Health, Social Service
and Public Safety, 2002-British Pharmacope 2009). Kecuali dinyatakan lain, infus
intravena tidak boleh mengandung bakterisida atau dapar (Lachman, 1993).
Keterangan:
m : Massa bahan obat (g) dan larutan yang dibuat
E : Ekivalensi natrium klorida
c. Metode Liso
Metode ini dipakai jika data E dan ∆Tf tidak diketahui. Dengan menggunakan
Liso dapat dicari harga E atau ∆Tf zat lalu perhitungan tonisitas dapat dilanjutkan
seperti cara di atas.
2. OSMOLARITAS(FI ED. IV HLM. 1020)
Etiket pada larutan yang diberikan secara intravena untuk melengkapi cairan,
makanan bergizi, atau elektrolit dan injeksi manitol sebagai diuretika osmotik
disyaratkan untuk mencantumkan kadar osmolarnya. Keterangan kadar osmolar pada
etiket suatu larutan parenteral membantu untuk memberikan informasi pada dokter
apakah larutan tersebut hipo-osmotik, iso-osmotik, atau hiper-osmotik. Satuan kadar
osmolar = miliosmol (disingkat mOsm) = zat terlarut per liter larutan.
Kadar osmolar ideal dapat ditentukan dengan rumus :
D. Cara Kerja
1. Penyiapan ruangan
Ruangan disterilisasi dengan penyinaran lampu ultraviolet selama 24 jam.
2. Alat yang dibutuhkan
Pembuatan infus membutuhkan alat dengan volume besar dan bebas pirogen.
Gelas piala yang digunakan dikalibrasi dulu sesuai dengan volume larutan
yang dibuat. Kemasan : Flakon ….. mL (sesuai kebutuhan)
sterilisasi peralatan :
PROSEDUR
Tara botol infus R ml (dilakukan sebelum sterilisasi botol infus).
1) Zat aktif ditimbang dalam kaca arloji (penimbangan dilebihkan 10%)
dan zat tambahan lain (jika ada).
2) Zat aktif dimasukkan ke dalam gelas piala steril yang sudah
dikalibrasi sejumlah volume infus yang akan dibuat.
3) Tuangkan aqua pro injeksi untuk melarutkan zat aktif dan untuk
membilas kaca arloji (begitu pula dengan zat tambahan).
4) Karbon aktif yang telah ditimbang sebanyak 0,1%b/v dimasukkan ke
dalam larutan. Tambahkan aqua pro injeksi hingga ¾ volume batas
(80% volume).
5) Ukur pH larutan. Adjust dengan NaOH atau HCL 1 N bila perlu.
6) Genapkan volume dengan Aqua PI.
7) Gelas piala ditutupi kaca arloji dan disisipi batang pengaduk.
8) Panaskan larutan pada suhu 60-70 O selama 15 menit (waktu dihitung
setelah dicapai suhu 60-70 0 sambil sesekali diaduk. Cek suhu dengan
termometer.
9) Siapkan erlenmeyer steril bebas pirogen, corong, dan kertas saring
rangkap 2 yang telah terlipat dan telah dibasahi air bebas pirogen.
10) Saring larutan hangat-hangat ke dalam erlenmeyer.
11) Tuang larutan ke dalam kolom melalui saringan G5/G3 dengan
bantuan pompa penghisap (pori-pori kertas Whattman 0,45 µm)
12) Filtrat dari kolom ditampung ke dalam botol infus steril yang telah
ditara.
13) Botol ditutup dengan flakon steril, kemudian diikat dengan simpul
champagne.
14) Sterilisasi akhir dalam autoklaf pada suhu 121O selama 15 menit.
15) Sediaan diberi etiket dan dikemas dalam dus dan disertakan brosur
informasi obat.