Anda di halaman 1dari 3

Nama: Rafdi Nurwahid Zikri

NRP: 1231800008
Produk Penataan Ruang Berbsis Pada Konsep Kutub Pertumbuhan (Growth Pole)
 TEORI KUTUB PERTUMBUHAN (GROWTH POLE)
Konsep “growth pole” atau dikenal sebagai konsep “kutub pertumbuhan” yang dibangun oleh ahli
ekonomi Prancis, Francois Perroux, menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di tiap daerah tidak
terjadi di sembarang tempat, melainkan di lokasi tertentu. Karena itu, untuk mencapai tingkat
pendapatan tinggi, maka harus dibangun beberapa tempat pusat kegiatan ekonomi yang disebut
dengan kutub pertumbuhan.
Teori growth pole merupakan teori yang menjadi dasar dalam strategi dan kebijaksanaan
pembangunan industri daerah yang banyak dijalankan di berbagai negara berkembang maupun negara
maju. Pada awalnya konsep ini dianggap penting karena memberikan kerangka rekonsiliasi antara
pembangunan ekonomi regional di wilayah pusat (kota) dan hinterland-nya.
Akan tetapi, faktanya tidak seperti yang diharapkan karena dampak backwash effect lebih besar
daripada spread effect sehingga pengurasan sumber daya hinterland oleh pusat menjadi sangat
menonjol dan mendorong ketimpangan yang makin lebar.
Idealnya, pembangunan ekonomi yang dilakukan selain menciptakan pertumbuhan setinggi-tingginya,
harus pula ikut menghapus dan mengurangi tingkat kemiskinan, ketimpangan pendapatan dan tingkat
pengangguran, sekaligus menciptakan tambahan pendapatan masyarakat bagi rumah tangga.
 Contoh Produk Penataan Ruang Berbsis Pada Konsep Kutub Pertumbuhan (Growth
Pole)
PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SURABAYA TAHUN 2014-2034
Pada RTRW Kota Surabaya Pasal 7 menyebutkan bahwa Kebijakan dan strategi struktur ruang
wilayah Kota Surabaya dilakukan melalui pengembangan sistem pusat pelayanan yang terpadu
dengan sistem prasarana wilayah. Kebijakan pengembangan sistem pusat pelayanan dan fungsi
kegiatan Wilayah yang disenutkan pada pasal 8 meliputi:
a. pengembangan pusat kegiatan nasional;
b. pengembangan pusat pelayanan kota;
c. pengembangan sub pusat pelayanan kota;
d. pengembangan pusat lingkungan di wilayah unit pengembangan di wilayah darat; dan
e. pengembangan unit pengembangan di wilayah laut.
Kemudian pada pasal 9 menjabarkan maksud dari poin-poin yang telah disebutkan pada pasal 8
mengenai kebijakan sistem pusat pelayanan, yaitu:
Pasal 9
1) Strategi pengembangan pusat kegiatan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf
a dilakukan dengan:
a. mengembangkan fasilitas sosial-ekonomi kota yang representatif sebagai
pusat pelayanan berskala nasional dan internasional; dan
b. mengembangkan jaringan infrastruktur terpadu dan berkelanjutan dalam skala
kota dan wilayah sekitarnya.
2) Strategi pengembangan pusat pelayanan kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf
b dilakukan dengan:
a. mengembangkan pusat pelayanan Kota Surabaya; dan
b. mengembangkan pusat pelayanan regional.
3) Strategi pengembangansub pusat pelayanan kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf c,
dilakukan dengan cara menetapkan 3 (tiga) sub pusat pelayanan kota dalam upaya pemerataan
pengembangan wilayah kota.
4) Strategi pengembangan pusat pusat lingkungan di wilayah Unit Pengembangan di wilayah
darat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf d dilakukan dengan:
a. menetapkan 12 (dua belas) Unit Pengembangan beserta pusatnya dengan spesifikasi
fungsi kawasan masing-masing;
b. membagi setiap Unit Pengembangan menjadi beberapa Unit Distrik (UD) sesuai kondisi
masing-masing.
5) Strategi pengembangan unit pengembangan di wilayah laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 huruf e dilakukan dengan cara menetapkan 4 (empat) unit pengembangan diwilayah laut
dengan mempertimbangkan karakter dan potensi masing-masing wilayah.
Pada RTRW Kota Surabaya bagian kedua Rencana Sistem Pusat Pelayanan dan Fungsi Kegiatan
Wilayah, pada pasal 19 menyebutkan penetapan sistem pusat pelayanan pada wilayah darat, yaitu:
a. penetapan pusat kegiatan nasional sebagai pusat pelayanan nasional;
b. penetapan pusat pelayanan kota sebagai pengembangan pusat pelayanan regional
Gerbangkertasusila maupun lingkup kota;
c. penetapan sub pusat pelayanan kota sebagai wilayah transisi yang merupakan sub pusat
pelayanan kota dalam upaya penyebaran pengembangan wilayah; dan
d. penetapan pusat lingkungan di wilayah unit pengembangan sebagai pusat persebaran pelayanan
dalam lingkup unit pengembangan.
Pusat kegiatan nasional dalam RTRW Kota Surabaya meliputi wilayah Kota Surabaya sebagai bagian
dari Gerbangkertasusila. Kemudian pusat pelayanan kota meliputi Unit Pengembangan V Tanjung
Perak dan Unit Pengembangan VI Tunjungan, dan sub pusat pelayanan kota meliputi sub pusat
pelayanan kota di Unit Pengembangan II Kertajaya, sub pusat pelayanan kota di Unit
Pengembangan VIII Dukuh Pakis dan sub pusat pelayanan kota di Unit Pengembangan XI Tambak
Oso Wilangon. Sedangkan pusat lingkungan meliputi:
a. pusat lingkungan pada Unit Pengembangan I Rungkut, meliputi wilayah Kecamatan
Rungkut, Kecamatan Gunung Anyar dan Kecamatan Tenggilis Mejoyo dengan pusat unit
pengembangan di kawasan Rungkut Madya;
b. pusat lingkungan pada Unit Pengembangan II Kertajaya, meliputi wilayah Kecamatan
Mulyorejo dan Kecamatan Sukolilo dengan pusat unit pengembangan di kawasan Kertajaya
Indah-Dharmahusada Indah;
c. pusat lingkungan pada Unit Pengembangan III Tambak Wedi, meliputi wilayah Kecamatan
Bulak dan Kecamatan Kenjeran dengan pusat unit pengembangan di kawasan kaki Jembatan
Suramadu;
d. pusat lingkungan pada Unit Pengembangan IV Dharmahusada, meliputi wilayah Kecamatan
Tambaksari dan Kecamatan Gubeng dengan pusat unit pengembangan di kawasan
Karangmenjangan;
e. pusat lingkungan pada Unit Pengembangan V Tanjung Perak, meliputi wilayah
Kecamatan Semampir, Kecamatan Pabean Cantian dan Kecamatan Krembangan dengan pusat
unit pengembangan di kawasan Tanjung Perak;
f. pusat lingkungan pada Unit Pengembangan VI Tunjungan, meliputi wilayah Kecamatan
Simokerto, Kecamatan Bubutan, Kecamatan Genteng dan Kecamatan Tegalsari dengan
pusat unit pengembangan di kawasan Tunjungan;
g. pusat lingkungan pada Unit Pengembangan VII Wonokromo, meliputi wilayah
Kecamatan Sawahan dan Kecamatan Wonokromo dengan pusat unit pengembangan di
kawasan Wonokromo;
h. pusat lingkungan pada Unit Pengembangan VIII Dukuh Pakis, meliputi wilayah
Kecamatan Dukuh Pakis dan Kecamatan Sukomanunggal dengan pusat unit pengembangan
di kawasan Segi Delapan Sukomanunggal;
i. pusat lingkungan pada Unit Pengembangan IX Ahmad Yani, meliputi wilayah
Kecamatan Jambangan, Kecamatan Wonocolo dan Kecamatan Gayungan dengan pusat unit
pengembangan di kawasan Jl. Ahmad Yani;
j. pusat lingkungan pada Unit Pengembangan X Wiyung, meliputi wilayah Kecamatan
Wiyung, Kecamatan Karang Pilang dan Kecamatan Lakarsantri dengan pusat unit
pengembangan di sekitar kawasan Wiyung;
k. pusat lingkungan pada Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangon, meliputi
wilayah Kecamatan Benowo, Kecamatan Tandes, dan Kecamatan Asem Rowodengan pusat
unit pengembangan di kawasan Tambak Oso Wilangon; dan
l. pusat lingkungan pada Unit Pengembangan XII Sambikerep, meliputi wilayah
Kecamatan Pakal dan Kecamatan Sambikerep dengan pusat unit pengembangan di kawasan
Sambikerep.
Ada pula fungsi utama pusat kegiatan nasional dan pusat pelayanan kota adalah perdagangan dan jasa,
pariwisata, Pendidikan, Kesehatan, dan Pelabuhan.

Anda mungkin juga menyukai