Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

ILMU BIOMEDIK DASAR

NAMA : YUSTINA RITA CHRISTINA


NIM : 2102062

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA.
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

Laporan Praktikum Biologi ini merupakan salah satu persyaratan tugas mata kuliah Ilmu
Biomedik Dasar, disusun oleh :
Nama : Yustina Rita Christina
NIM : 2102062
Semester : I (satu)
Prodi Studi : Keperawatan Program Sarjana
dan telah disetujui oleh Pembimbing Akademik pada tanggal

Pembimbing Akademik

Erik Adik Putra BK., S. Kep., Ns., MSN

2
DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………………………………………………1
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………………….2
BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………………………………4
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………….4
B. Tujuan Penelitian………………………………………………………………………….5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………..6
BAB III : METODA PRAKTIKUM…………………………………………………………….32
BAB IV : HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN………………………………………38
BAB V : PENUTUP…………………………………………………………………………….47
A. Kesimpulan………………………………………………………………………...…….47
B. Saran……………………………………………………………………………………..47
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….48

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktikum merupakan suatu pembelajaran dengan siswa melakukan percobaan dengan
mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Praktikum memiliki kelebihan tersendiri
dengan metode pembelajaran yang lainnya, yaitu: siswa langsung memperoleh
pengalaman dan keterampilan dalam melakukan praktikum, mempertinggi partisipasi
siswa baik secara individu maupun kelompok, siswa belajar berpikir melalui
prinsip-prinsip metode ilmiah atau belajar mempraktekkan prosedur kerja berdasarkan
metode ilmiah.
Pembelajaran dengan praktikum sangat efektif untuk mencapai seluruh ranah
pengetahuan secara bersamaan, antara lain melatih agar teori dapat diterapkan pada
permasalahan yang nyata (kognitif), melatih perencanaan kegiatan secara mandiri
(afektif), dan melatih penggunaan instrumen tertentu (psikomotor). Salah satu kelebihan
pembelajaran praktikum (laboratorium) adalah mahasiswa dapat berlatih secara trial and
error, dapat mengulang-ulang kegiatan atau tindakan yang sama sampai benar-benar
terampil.
Praktikum Biologi merupakan salah satu mata praktikum yang ada dalam mata kuliah
Ilmu Biomedik Dasar. Dalam praktikum ini, mempelajari mengenai struktur sel,
pembelahan sel, tes golongan darah, dan uji kehamilan. Kegiatan praktikum ini diawali
dengan pembekalan yang dilakukan pada hari sebelum praktikum dimulai. Hal ini
dimaksudkan untuk membuat mahasiswa menjadi paham dan siap untuk melakukan
praktikum.
Kemudian mahasiswa melakukan pers conference dengan dosen pembimbing untuk
menyamakan pikiran. Barulah praktikum dimulai dengan menyimak video yang sudah
diberikan dan membuat laporan sebagai hasil praktikum. Dari praktikum ini, diharapkan
mahasiswa dapat memahami mengenai proses-proses yang terjadi.

4
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dilaksanakannya Praktikum Biologi dan Biokimia diantaranya sebagai berikut :
1. Mengerti dan memahami struktur suatu sel.
2. Mengerti dan memahami bagaimana proses pembelahan sel.
3. Mengerti dan memahami jenis-jenis golongan darah dan cara pengecekannya.
4. Mengerti dan memahami cara uji kehamilan dengan reproduksi manusia serta
hormon-hormon yang berkaitan.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Struktur Sel
Sel dikelilingi oleh selaput/membrane sel. Sel pertama kali ditemukan oleh Robert
Hooke pada tahun 1665. Ia menemukan adanya ruang-ruang kosong yang dibatasi
dinding tebal dalam pengamatannya melalui mikroskop. Saat itu, Hooke
mengamati sayatan gabus dari batang Quercus suber. Robert Hooke menyebut
ruang kosong tersebut dengan istilah cellulae yang artinya sel. Sel yang
ditemukan oleh Robert Hooke adalah sel-sel gabus yang telah mati.
Selain itu, sel adalah unit struktural dan fungsional dari organisme hidup (M. J.
Schleiden, 1838). Secara biologi, sel diartikan sebagai kumpulan materi paling
sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup.
Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan bahkan sebagian besar
reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung dalam sel.
Semua makhluk hidup terdiri atas sel. Dengan kata lain, sel merupakan unit
struktural yang membentuk tumbuhan, hewan, dan berbagai organisme bersel
tunggal. Secara umum, sel berarti ruang atau rongga. Dalam ilmu biologi, sel
merupakan suatu sakus atau kantong yang dikelilingi membran yang dipenuhi
oleh larutan kimia berkonsentrasi tertentu. Kantong atau membrannya terbuat dari
dua lapis (bilayer) fosfolipid. Sebagian besar komponen sel merupakan cairan
yang disebut protoplasma, yang terdiri dari asam amino, glukosa, asam nukleat,
dan sejumlah molekul. (Lucia dan Didi, 2018)
Yang di dalamnya terdapat cairan (protoplasma) atau matriks, dan bentuk-bentuk
subseluler, organel sel, yang juga dikelilingi membran. Protoplasma terdiri dari
plasma sel (sitoplasma) dan inti sel (nukleus). Di dalam inti sel terdapat plasma
inti atau nukleoplasma. Sel berkembang biak dengan cara membelah diri (secara
mitosis). Selain itu sel juga mengandung materi genetik, yaitu materi penentu

6
sifat-sifat makhluk hidup, maka sifat makhluk hidup dapat diwariskan kepada
keturunannya.
a. Struktur Sel

Bagian-bagian dari sel antara lain :


1) Dinding Sel
Bagian ini hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dinding sel
terbentuk dari selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Membran sel
pada tumbuhan dikelilingi oleh dinding sel yang kaku. Bagian ini
berfungsi membentuk sel dan melindunginya dari serangan dari
luar.
2) Membran Plasma
Membran plasma adalah bagian paling luar sel. Bagian ini tersusun
dari lipid, protein, dan karbohidrat. Fungsi dari membran plasma
antara lain :
a) Membran plasma akan menyeleksi zat mana yang bisa
dilalui dan zat mana yang tidak dapat dilaluinya.
b) Mengendalikan pertukaran antara sitoplasma dan
lingkungannya.
c) Melindungi sel agar isi sel tidak keluar.
d) Menjadi tempat beberapa reaksi seperti reaksi oksidasi
dalam respirasi.

7
e) Penerima reseptor atau rangsangan dari luar.
3) Sitoplasma
Bagian ini terdiri dari protein, karbohidrat, air, mineral, lemak, dan
vitamin. Sitoplasma memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan
bahan kimia penting. Bahan-bahan tersebut terdiri dari berbagai
enzim, ion, gula, protein, dan lemak yang penting untuk
metabolisme sel. Bagian ini selalu bergerak dikarenakan
kandungan yang ada di dalamnya. Sitoplasma bergerak secara acak
dipengaruhi oleh muatan ion. Pergerakan sitoplasma biasa disebut
dengan Gerak Brown.
4) Organel
Fungsi sel dijalankan oleh organel. Bagian ini memiliki unit-unit
yang memiliki fungsinya tersendiri. Unit tersebut diantaranya
adalah :
a) Nukleus merupakan organel sel terbesar yang mengandung
informasi genetik DNA. Unit ini mengendalikan aktivitas
seluler dan reproduksi seluler.
b) Retikulum Endoplasma (RE) merupakan sistem membran
yang tersusun tidak beraturan. RE berfungsi
menghubungkan nukleus dan membran plasma.
c) Ribosom bisa berada dalam sitoplasma atau melekat pada
membran RE saat proses sintesis sedang berlangsung.
d) Sentriol hanya terdapat pada sel hewan dan dapat dilihat
saat sel sedang membelah.
e) Badan Golgi memiliki fungsi yang kompleks seperti
membentuk enzim pencernaan hingga mengangkut dan
mengubah beragam materi secara kimia.
f) Lisosom berfungsi melindungi sel dengan menelan benda
asing dan membantu pembaruan sel.

8
g) Mitokondria merupakan tempat berlangsungnya respirasi
aerob dalam sel.
h) Plastida terdapat pada sel tumbuhan. Organel ini
mengandung pigmen atau pemberi warna pada tumbuhan.
i) Peroksisom merupakan organel yang mengandung enzim
katalase dan oksidase. Organel ini biasa ditemui di sel hati
dan ginjal pada hewan.
j) Glioksisom menghasilkan enzim katalase dan oksidase
yang terdapat pada sel tumbuhan.
k) Vakuola memiliki fungsi sebagai penyimpanan zat
makanan, air, dan beberapa zat buangan di dalam sel.
(Tiyas, 2021)
b. Jenis-jenis Sel
Secara umum, ada dua tipe sel berdasarkan ada tidaknya struktur selaput
inti dan membran internal lainnya. Tipe ini adalah sel prokariotik dan sel
eukariotik. (Lucia dan Didi, 2018)
1) Sel Prokariotik
Sel Prokariotik merupakan tipe sel yang tidak memiliki sistem
endomembran sehingga sel tipe ini memiliki materi inti yang tidak
dibatasi oleh sistem membran, tidak memiliki organel yang
dibatasi oleh sistem membran.

9
Sel prokariotik memiliki beberapa ciri-ciri yaitu :
a) Memiliki materi genetik berupa DNA yang didalamnya
tidak dibungkus oleh membran inti (nukleus).
b) Aktivitas yang terjadi didalam selnya berlangsung di
membran plasma dan sitoplasma.
c) Sebagian besar dari sel prokariotik memiliki dinding sel.
d) Memiliki 4 bentuk dasar yaitu :
(1) Coccus (berbentuk sferik)
(2) Bacillus (berbentuk tangkai)
(3) Spirochaeta (berbentuk spiral)
(4) Vibrio (berbentuk koma)
Organel-organel sel penyusun sel prokariotik diantaranya adalah :
a) Membran plasma
Membran plasma adalah suatu membran yang memiliki
fungsi untuk memisahkan antara bagian dalam pada sel
dengan bagian luar sel, pada bagian ini dikenal adanya
ruang temu yang memisahkan antar selnya (periplasm).
Berikut beberapa fungsi membran plasma diantaranya :
(1) Sebagai penanggung jawab kontrol zat organik serta
ion agar mampu untuk keluar dan masuk sel.

10
(2) Memisahkan bagian dalam dan luar sel.
(3) Melindungi bagian sel yaitu dengan menyaring dan
mengatur lalu lintas ion yang ada di dalam maupun
dari luar tubuh sel.
b) Sitoplasma
Sitoplasma adalah bagian di dalam membran plasma yang
memiliki bentuk berupa cairan yang disusun oleh air,
protein, lipid, mineral, serta berbagai enzim. Pada
Sitoplasma juga terjadi proses metabolisme sel dimana
terjadi penyusunan secara anabolisme dan katabolisme oleh
zat yang gunakan oleh sel tersebut untuk keperluan energi.
c) Ribosom
Ribosom adalah bagian terkecil yang ada pada sel
prokariotik. Ribosom berfungsi membantu proses sintesis
protein. Selain itu, ribosom juga memiliki fungsi sebagai
penterjemah pesan yang dikirim dari DNA.
d) Materi Genetik
Materi genetik yang ada didalam sel Prokariotik terbagi
menjadi dua unit besar, yaitu :
(1) DNA (asam deoksiribonukleat)
DNA adalah salah satu bagian pada sel prokariotik
yang memiliki fungsi sebagai pembawa informasi
genetik (pewarisan sifat) yang berasal dari suatu
organisme. DNA yang ada didalam sel prokariotik
ditemukan tersebar di sitoplasma akan tetapi pada
umumnya terlihat berkumpul pada satu area yang
dinamakan nucleoid.
(2) RNA (asam ribonukleat)
e) Dinding Sel

11
Dinding sel adalah bagian terluar dari sel Prokariotik yang
memiliki fungsi sebagai pemberi bentuk pada suatu sel.
Komponen struktur yang ada pada dinding sel prokariotik
sebagian besar adalah peptidoglikan yang merupakan salah
satu molekul kompleks.
f) Flagella
Flagela adalah bagian yang berbentuk tonjolan panjang
seperti cambuk yang berfungsi untuk membantu dalam
gerak selular, akan tetapi juga sering memiliki fungsi
sebagai organ sensorik, yang peka terhadap bahan kimia
dan suhu yang berasal dari luar sel. (Oeke, 2016)
2) Sel Eukariotik
Sel eukariotik adalah sel yang memiliki organel dilapisi membran.
Organel dapat diibaratkan seperti organ tubuh manusia yang
masing-masing punya fungsi. Beberapa contoh organel pada sel
eukariotik adalah nukleus, mitokondria, dan retikulum
endoplasma.

Struktur sel eukariotik antara lain :


a) Inti (Nukleus)

12
Nukleus merupakan organel yang paling menonjol dalam
sel dan pusat aktivitas sel. Di dalam nukleus terdapat materi
genetik berupa kromosom.
b) Membran Inti Sel
Membran inti sel adalah lapisan terluar nukleus dan
merupakan pelindung inti sel berupa struktur membran
ganda fosfolipid. Membran inti sel memisahkan nukleus
dari sitoplasma. Di dalamnya terdapat pori-pori yang
mengontrol keluar masuknya ion, molekul, serta RNA
antara nukleoplasma dan sitoplasma.
c) Ribosom
Ribosom adalah organel sel yang bertanggung jawab untuk
sintesis protein. Salah satu bagian dari sel eukariotik ini
merupakan partikel kecil yang mengandung RNA dan
protein terkait yang banyak ditemukan dalam sitoplasma
dari sel-sel tubuh.
d) Mitokondria
Mitokondria adalah organel membran ganda pada sel
eukariotik yang berbentuk oval, serta memiliki ribosom dan
DNA sendiri. Mitokondria berfungsi membuat adenosin
trifosfat (ATP), yaitu molekul pembawa energi utama sel
dengan melakukan respirasi seluler.
e) Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan sistem membran yang
berbentuk seperti kanal di dalam sel. Salah satu bagian
dalam struktur sel eukariotik ini terdiri dari retikulum
endoplasma kasar dan halus. Retikulum endoplasma kasar
berhubungan dengan ribosom dan berfungsi untuk

13
memodifikasi protein. Retikulum endoplasma halus
berfungsi untuk mensintesis lipid.
f) Aparatus Golgi
Aparatus golgi atau badan golgi adalah tempat
berlangsungnya pemisahan, penandaan, pengemasan, serta
distribusi lipid dan protein di dalam sel.
g) Peroksisom
Peroksisom pada sel eukariotik adalah organel kecil
berbentuk bulat yang diliputi oleh membran tunggal.
Organel ini berfungsi untuk melakukan reaksi oksidasi
yang dapat memecah asam lemak dan asam amino.
Peroksisom juga berfungsi mendetoksifikasi banyak racun
yang mungkin masuk ke dalam tubuh.
h) Vesikel dan Vakuola
Vesikel dan vakuola adalah kantong yang berperan dalam
penyimpanan dan transportasi. Vakuola memiliki ukuran
lebih besar dari vesikel. Membran vesikel yang berukuran
lebih kecil dapat menyatu dengan membran plasma atau
sistem membran lain. (Oeke, 2016)
c. Fungsi Sel
Sel memiliki banyak fungsi yang penting untuk tubuh makhluk hidup.
Diantaranya adalah :
1) Sebagai pembentuk dasar struktur organisme. Dinding dan
membran sel merupakan komponen utama pembentuk struktur
organisme.
2) Tempat untuk mengangkut dan bertukarnya berbagai zat.
3) Sebagai tempat energi dibuat seperti proses fotosintesis pada
tumbuhan dan respirasi pada hewan.

14
4) Sel membantu proses reproduksi melalui proses pembelahan
mitosis dan meiosis. (Tiyas, 2021)
d. Perbedaan Sel Hewan dan Tumbuhan
Terdapat beberapa perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan.
Diantaranya adalah :
1) Ukuran Perbedaan
Sel tumbuhan memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan
dengan sel hewan. Ukuran sel tanaman sekitar 10 um – 100 um.
Sedangkan sel hewan hanya sekitar 10 um – 30 um saja.
2) Dinding sel
Dinding sel merupakan sebuah membran sel dan selulosa yang
kaku. Dinding sel ini hanya ada di tumbuhan sedangkan hewan
tidak memiliki dinding sel. Sehingga, sel dari tumbuhan kaku dan
keras. Hal ini bisa kita ketahui dari batang dan ranting tanaman
yang keras dan kaku. Adanya dinding sel juga yang membuat sel
tumbuhan tidak bisa berubah, sedangkan sel hewan masih bisa
berubah bentuk.
3) Ukuran Vakuola
Vakuola merupakan bagian dari endomembran yang merupakan
ruang kosong atau tidak memiliki struktur internal. Sel hewan
maupun sel tumbuhan pasti memiliki vakuola. Sel tumbuhan
memiliki ukuran vakuola yang lebih besar dibandingkan dengan
sel hewan dan menempati hingga 90% dari volume sel tanaman.
Sedangkan sel hewan memiliki vakuola yang lebih kecil.
4) Lisosom
Sel hewan memiliki lisosom yang didalamnya ada dua jenis enzim,
yaitu hidrolitik dan pencernaan. Enzim hidrolitik berfungsi
membunuh bakteri yang ada di tubuh dan enzim pencernaan yang
berfungsi untuk memecah molekul makanan. Sedangkan pada sel

15
tumbuhan lisosom jarang ditemukan. Hal ini dikarenakan
pemecahan degradasi molekul sudah dilakukan oleh badan golgi.
5) Kloroplas
Kloroplas hanya ditemukan pada sel tanaman. Di dalam kloroplas
terdapat klorofil yang fungsinya untuk fotosintesis.
6) Plastida
Tumbuhan juga memiliki plastida yang fungsinya untuk membantu
proses fotosintesis. Bagian ini tidak ditemukan pada sel hewan.
7) Sentriol
Sentriol justru hanya ditemukan pada hewan karena fungsinya
untuk pembelahan sel dalam proses replikasi DNA. Sementara itu,
tumbuhan tidak memiliki sentriol karena proses sitokinesisnya
berbeda dengan hewan.
8) Silia
Fungsi silia yakni untuk alat gerak sel. Sel tumbuhan merupakan
sel yang stabil dan tidak bisa berubah-ubah atau bergerak.
Sehingga pada tumbuhan tidak ditemukan silia. Sedangkan pada
hewan ada silia.
9) Plasmodesmata
Plasmodesmata berfungsi untuk menghubungkan sitoplasma dan
menjadi media komunikasi antar sel. Plasmodesmata hanya
ditemukan pada sel hewan sedangkan pada sel tumbuhan tidak ada.
10) Kemampuan sintesis protein
Pada sel tumbuhan semua jenis asam amino bisa disintesis. Namun
pada sel hewan hanya ada 10 jenis asam amino saja yang bisa
disintesis. . Selain itu, sel pada tumbuhan juga bisa mensintesis
vitamin dan koenzim, kemampuan ini yang juga tidak dimiliki oleh
sel hewan. (Siti, 2021)

16
B. Pembelahan Sel
Siklus sel merupakan proses perbanyakan sel untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan organisme, yang terjadi dimana satu sel induk akan melakukan
mitosis menjadi dua sel anak yang identik (Lukitasari, 2015). Tahap pembelahan
terjadi dua kategori atau dua macam fase yaitu fase mitosis dan fase meiosis.
Keduanya merupakan bentuk dari proses pembelahan inti dan terjadi pada sel
eukariotik. Siklus sel terbagi menjadi 2 tahapan penting yaitu 15 tahapan
pertumbuhan dan tahapan perkembangan. Tahapan pertumbuhan terdiri dari 3 fase
yaitu fase G0 (istirahat), fase G1, fase S (sintesis), fase G2. Pada fase
pertumbuhan sel, terjadi penggandaan kromosom yaitu pada fase G1, S, G2. Pada
fase perkembangan yaitu fase M/Mitosis (kariokinesis dan sitokinesis), terjadi
pembelahan sel menjadi dua secara sempurna dan setiap sel anakan membawa
kromosom yang jumlahnya sama dengan sel induknya. Pembelahan mitosis
terjadi pada sel tubuh/autosom, sedangkan pembelahan meiosis terjadi pada sel
gamet (Nurhayati & Darmawati, 2017). 
Pengaturan dalam siklus sel sangat tergantung pada sistem pengontrolan siklus sel
yang jelas, dengan adanya cek poin-cek poin tertentu untuk pengontrolan secara
internal maupun eksternal. Cek Poin siklus sel terletak pada tiga fase utama yaitu
G1, G2, dan M. Siklus sel merupakan mekanisme yang dialami oleh seluruh sel
penyusun tubuh organisme, dengan cara mitosis. Meskipun demikian, untuk
sel-sel yang sudah mengalami diferensiasi dan berfungsi sesuai dengan
tempatnya, maka sel-sel tersebut tidak akan mengalami pembelahan lagi tetapi
melanjutkan siklus dengan mengalami kematian (apoptosis). Pada kondisi
tersebutlah maka dikatakan sel berada pada fase G0, karena sudah terspesialisasi
dan tidak membelah lagi. Sel yang tidak membelah lagi, akan mengalami
kematian dimana proses tersebut sudah diprogramkan (Lukitasari, 2015).

17
Mitosis

Mitosis (mitos= benang) merupakan pembelahan sel untuk menghasilkan sel


diploid (2n) dengan susunan genetik dalam kromosom homolog yang identik
dengan sel induk. Pembelahan ini bertujuan untuk memperbanyak jumlah sel
somatik sebagai dasar peningkatan ukuran tubuh organisme, regenerasi dan
pergantian sel, serta perbaikan jaringan pada organisme eukariotik multiseluler.

Masing-masing tahapan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Profase

Pada umumnya, tahap profase berlangsung selama 36 menit dan merupakan


waktu terpanjang untuk menyelesaikan tahap lain dalam mitosis.

2. Prometafase

Tahap prometafase merupakan tahap antara profase dan metafase serta


berlangsung sangat cepat.

3. Metafase

Pada umumnya, tahap metafase berlangsung selama 3 menit

4. Anafase

Pada umumnya, tahap anafase berlangsung selama 3 menit serta terdiri dari
anafase A dan anafase B.

5. Telofase

Pada umumnya, tahap telofase berlangsung selama 18 menit dan terdiri dari tahap
profase, namun dengan urutan yang berlawanan.

18
6. Sitokinesis

Tahap ini merupakan proses pembelahan sitoplasma yang mengakhiri pembelahan


mitosis.

Meiosis
Meiosis merupakan pembelahan reduksi untuk menghasilkan sel dengan jumlah
kromosom separuh dari jumlah kromosom sel induk atau kromosom haploid (n).
Pembelahan terjadi pada sel kelamin, saat terjadi fertilisasi penggabungan sel
kelamin akan membentuk zigot yang memiliki jumlah kromosom identik dengan
jumlah kromosom sel induk yaitu kromosom diploid (2n). Manusia termasuk jenis
meiosis terminal atau genetik karena terjadi sebelum terbentuknya gamet dan
menjadi dasar reproduksi seksual.
Meiosis terdiri dari profase I, metaphase I, anafase I, dan telofase I.
Profase I : pembelahan meiosis yang membutuhkan waktu yang lama dan
kompleks dibandingkan dengan tahap profase pada pembelahan mitosis.
Tahapan dalam Profase I dan Meiosis I : preleptotene, leptotene, zygotene,
pachytene, diplotene, dan diakinesis.
Berdasarkan lamanya waktu penyelesaian setiap tahap, tahap yang paling cepat
yaitu tahap leptotene dan zygotene (beberapa jam), tahap paling lama adalah
pachytene dan diplotene yang dapat berlangsung berhari-hari hingga bertahun-tahun.
Tahap diplotene, terjadi pada oosit primer dari janin wanita yang berusia 5 bulan yang
baru akan berkembang saat wanita tersebut berusia dewasa, dimulai saat terjadinya proses
ovulasi hingga bertahun-tahun kemudian. Tahap pachytene dan diplotene juga merupakan
tahap yang paling menentukan karena pada tahap ini terjadi pertukaran bahan genetik
melalui crossing over pada kromosom yang menurunkan sifat ke generasi berikutnya.
Perbedaan terletak pada kromosom yang berada di bidang ekuator merupakan kromosom
homolog yang berpasangan dan merupakan hasil persilangan pada tahap profase I.
Selanjutnya, pada anafase I kromosom homolog tersebut berpisah dan ditarik menuju ke
kutub pembelahan. Hasil dari pembelahan I yaitu dua sel haploid

19
Interfase merupakan tahap antara meiosis I dan meiosis II, berlangsung sangat pendek,
dan tidak terjadi replikasi DNA. Kromosom dalam sel merupakan merupakan kromosom
hasil pembelahan meiosis I yang jumlahnya hanya separuh dari kromosom induknya,
walaupun setiap kromosom tetap memiliki dua kromatid.
Dua sel haploid hasil pembelahan meiosis I, kemudian masing-masing masuk dalam
proses pembelahan meiosis II yang diawali dengan profase II, dilanjutkan dengan
prometafase II, metafase II, anafase II, dan telofase II dengan perubahan yang
menyerupai perubahan pada tahap mitosis. Tahap ini mengakhiri pembelahan meiosis II
dan menghasilkan 4 buah sel haploid yang masing-masing mempunyai jumlah kromosom
setengah dari sel induknya dari sel induknya dan masing-masing kromosom hanya terdiri
dari 1 kromatid.
Berdasarkan proses tersebut, dapat ditunjukkan perbedaan penting antara meiosis I dan
meiosis II bahwa pada meiosis terjadi pemisahan kromosom homolog, sedangkan
pada meiosis II terjadi pemisahan pasangan kromatid. Proses beserta tahap meiosis I
dan meiosis II.

C. Golongan Darah
1. Pengrtian darah

Darah adalah cairan di pembuluh darah yang berwarna merah. Darah


memiliki fungsi transportasi oksigen, karbohidrat dan metabolit, mengatur
keseimbangan asam dan basa, mengatur suhu tubuh dengan cara konduksi
(hantaran), membawa panas tubuh dari pusat panas (hepar dan otot) untuk
didistribusikan ke seluruh tubuh , pengaturan hormon dengan membawa
dan menghantarkan dari kelenjar ke sasaran.

20
Komponen Padat Darah

a) Sel Darah Merah


Bila dilihat di bawah mikroskop, bentuk sel darah merah (eritrosit)
seperti cakram/bikonkaf, tidak memiliki inti, ukuran 0,007 mm,
tidak bergerak, banyak kira-kira 4,5-5 juta/mm, kuning
kemerah-merahan, sifatnya kenyal sehingga dapat berubah bentuk
sesuai dengan pembuluh darah yang dilalui. Oleh karena
didalamnya mengandung hemoglobin yang bekerja mengikat
oksigen (O,), eritrosit membawa oksigen dari paru ke jaringan dan
karbon dioksida (CO.) dibawa dari jaringan ke paru untuk
dikeluarkan melalui jalan pernapasan. Jumlah hemoglobin dalam
masing-masing sel adalah normal, darah mengandung rata-rata 15
gram, dan tiap gram mampu mengikat 1,39 ml oksigen. Pada
orang normal hemoglobin dapat mengangkut 20 ml oksigen dalam
100 ml darah.(Syaifuddin,2011)
b) Pembentukan dan Penghancuran Eritrosit
Sel darah merah dibuat di sumsum tulang. Pada proses
pembentukan zat besi, vitamin B, asam folat, dan rantai globin
yang merupakan protein senyawa yang berasal dari hemositoblas.
Hemositoblas mula-mula membentuk eritroblas basofil yang mulai
mensintesis hemoglobin menjadi eritroblas polikromatofilik yang
mengandung campuran zat basofilik dan hemoglobin merah.
Selanjutnya intisel menyusut, sedangkan inti sel dibentuk dalam
jumlah yang lebih banyak dan sel menjadi normoblas. Setelah
normoblas terisi dengan hemoglobin, inti menjadi sangat kecil dan
dibuang pada waktu yang sama dengan retikulum endoplasma
direabsorpsi.

21
Sel retikulosit masuk dalam kapiler darah melalui pori-pori
membran. Retikulum endoplasma yang tersisa dalam retikulosit
terus menghasilkan hemoglobin dalam jumlah kecil selama 1-2
hari. Setelah retikulum diabsorpsi semuanya, sel ini menjadi
eritrosit yang matang, Untuk proses pematangan sel eritrosit
diperlukan hormon eritropoietin yang dibuat oleh ginjal. Umur
peredaran darah sekitar 105-120 hari, kemudian eritrosit
dihancurkan di limpasan organ. Pada proses pengiriman akan
dilepas zat besi dan pigmen bilirubin. Zat besi digunakan untuk
proses sintesis sel eritrosit baru, sedangkan pigmen bilirubin dalam
hati akan mengalami proses konjugasi kimiawi menjadi pigmen
empedu, dan keluar bersama cairan empedu ke dalam usus.
c) Hemoglobin
Hemoglobin adalah protein berupa pigmen merah pembawa
oksigen yang kaya zat besi. Hemoglobin memiliki daya gabung
terhadap oksigen untuk membentuk hemoglobin dalam sel darah
merah. Dengan dimulainya fungsi ini maka oksigen dibawa dari
paru ke jaringan.
d) Golongan Darah
Pada permukaan dinding sel eritrosit didapat sifat antigenitas dan
ditemukan beberapa jenis sifat tersebut yang mengakibatkan darah
dapat dibagi dalam beberapa golongan. Antigen ini diturunkan
secara genetik. Kalau darah dari golongan yang bertentangan
ditransfusikan akan mengakibatkan bahan dalam plasma
(aglutinin) menggumpal dan terjadi hemolisis atau pemecahan sel
darah merah.
(1) Empat Golongan Darah Utama
Dalam transfusi darah dari satu orang ke orang lain donor darah
(pemberi) dengan darah resipien Empat Golongan Darah Utama

22
Spenerima). Dalam keadaan normal klasifikasi golongan darah
tergantung pada ada atau tidaknya kedua aglutinogen.

(a) Bila tidak ada aglutinogen A dan B darah termasuk


golongan O.
(b) Bila hanya terdapat aglutinogen tipe A golongan
darah A.
(c) Bila hanya terdapat aglutinogen tipe B golongan
darah B.
(d) Bila terdapat kedua aglutinogen tipe A dan B
golongan darah AB.
Menentukan golongan darah: sebelum transfusi, perlu menentukan
golongan darah resipien dan donor darah sehingga darah akan
cocok. Metode penggolongan darah yang umum dilakukan dengan
cara teknik slide. Setetes darah atau lebih diambil dari orang yang
akan ditentukan golongan darahnya. Darah ini kemudian
diencerkan 50 kali dengan larutan NaCl fisiologis sehingga
pembekuan tidak terjadi dua tetes suspensi diletakkan secara
terpisah pada kaca mikroskop. Setetes serum aglutinin anti-A
dicampur dengan salah satu tetesan suspensi sel dan setetes serum
aglutinin anti-B dicampur dengan suspensi sel yang kedua. Setelah
dibiarkan beberapa menit, akan berlangsung proses aglutinasi
dilihat di bawah mikroskop dapat diketahui reaksi imun antara
serum dan sel. Empat golongan darah adalah sebagai berikut.
(Syaifuddin,2016)

Jenis Golongan Unsur Pada Unsur Di Dalam


Darah Membran Sel Plasma Darah
Darah Merah Aglutinin

23
(Eritrosit) (Antibodi)
Aglutinogen
(Antigen)

A A Anti B

B B Anti A

AB A dan B -

O - Anti A dan Anti B

(a) Golongan darah O: tidak memiliki aglutinogen,


karena tidak bereaksi dengan serum anti-A dan
serum anti-B.
(b) Golongan darah A: memiliki aglutinogen A,
memiliki aglutinasi dengan aglutinin anti-A.
(c) Golongan darah B: memiliki aglutinogen B,
memiliki aglutinasi dengan serum atau aglutinin
anti-B.
(d) Golongan darah AB: memiliki aglutinogen A dan
Aglutinogen B; akan mengalami aglutinasi dengan
kedua jenis serum.

(2) Golongan Darah Rhesus (Faktor Rh)


Percobaan ini pertama kali dilakukan pada kera, golongan
darah rhesus positif (Rh positif) dan golongan darah rhesus
negatif (Rh negatif). Faktor Rh ini diturunkan secara
genetik dan memiliki sifat dominan. Bagi individu yang
tidak memiliki faktor Rh, faktor rhesus ini memiliki sifat

24
antigen. Bila faktor ini masuk ke dalam tubuhnya, ia akan
membentuk antibodi untuk melawannya. Masalah yang
timbul pada ibu yang memiliki rhesus negatif (Rh negatif)
adalah bila ia hamil, anak yang dikandung memiliki rhesus
positif (Rh positif) karena bersifat dominan;
ketidakselarasan yang terjadi antara ibu dan anak; kalau
anak yang dikandung memiliki rhesus negatif tidak terjadi
masalah rhesus karena ibu dan anak memiliki rhesus yang
sama.

D. Uji Kehamilan Terkait Dengan Reproduksi Manusia


Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang terjadi
pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis bukan patologis.
Kehamilan juga merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan
peradaban manusia. Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah
mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi. Banyak hal dan
banyak organ yang terlibat selama proses kehamilan.

Organ reproduksi wanita dan payudara merupakan organ yang paling berfungsi
selama proses kehamilan. Organ reproduksi wanita yang biasa disebut traktus
genitalis terletak dalam rongga panggul, terbagi atas organ genitalia eksterna dan
interna.

Genitalia eksterna adalah organ reproduksi wanita yang dapat dilihat dari luar bila
wanita dalam posisi litotomi, fungsinya adalah untuk kopulasi. Sementara itu,
genitalia interna adalah organ reproduksi wanita yang tidak dapat dilihat dari luar,
terletak disebelah dalam dan hanya dapat dilihat dengan alat khusus atau dengan
pembedahan.

25
Payudara (mammae) sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami banyak
perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir. Beberapa perubahan yang dapat
diamati adalah sebagai berikut:

1. Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang, dan berat.

2. Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertrofi kelenjar alveoli.

3. Bayangan vena-vena lebih membiru.

4. Hiperpigmentasi pada areola dan puting susu.

5. Kalau diperas akan keluar air susu (kolostrum) berwarna kuning.

Perubahan fisiologis yang terjadi pada payudara selama kehamilan salah satunya
terjadi hipervaskularisasi pembuluh darah akibat peningkatan hormon estrogen
dan progesteron. Selain itu, juga terjadi peningkatan hormon somatotropin untuk
produksi ASI sehingga menjadi lebih besar.

Hormon ini mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan
trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12
minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua
(sekitar 1.000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga
(sekitar 10.000 mU/ml).

HCG berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan


produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal.
Mungkin juga memiliki fungsi imunologi. Deteksi HCG pada darah atau urine
dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini,
tes Pack, dan sebagainya)

26
Proses fertilisasi

1. Proses pematangan

Tahapan yang pertama adalah melakukan pematangan terlebih dahulu pada sel-sel
gamet, yakni sel telur dan sperma. Prosesnya sendiri dapat dilihat dibawah ini.

a. Pematangan sel telur

Sel telur yang bisa dibuahi adalah jenis sel telur yang sudah matang.
Proses pematangannya ada di dalam ovarium. Pada ovarium juga terdapat
berbagai sel-sel telur muda yang dinamakan folikel.

Folikel ini akan mengalami proses pematangan yang dilakukan oleh


hormon bernama FSH (Follicle Stimulating Hormone) hormon tersebut
akan merangsang folikel sehingga bisa tumbuh besar. Saat sel telur sudah
matang, maka folikel besar merangsang hormon estrogen agar bisa
membentuk lapisan rahim tersebut akan tumbuh dan ditangkap otak
melalui hormon LH (Luteinizing Hormone). Hormon inilah yang
mendeteksi apakah kehamilan bisa terjadi atau tidak.

b. Pematangan sel sperma

Pada bagian sel sperma juga sama dengan sel telur, yakni hanya jenis
sperma matang saja yang bisa melakukan pembuahan. Pematangan sel
sperma tersebut akan terjadi pada bagian epididimis. Pada dasarnya,
semua sel sperma akan dibuat matang sehingga nantinya hanya ada satu
jenis sperma yang unggul saja sehingga dapat membuahi sel telur

Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa


dan ovum, dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dihitung dari saat
fertilisasi sampai kelahiran bayi, kehamilan normal biasanya berlangsung
dalam waktu 40 minggu. Usia kehamilan tersebut dibagi menjadi 3

27
trimester yang masing-masing berlangsung dalam beberapa minggu.
Trimester 1 selama 12 minggu, trimester 2 selama 15 minggu (minggu
ke-13 sampai minggu ke-27), dan trimester 3 selama 13 minggu (minggu
ke-28 sampai minggu ke-40) (Prawirohardjo, 2008).

Diagnosis Tidak Pasti Kehamilan (presumptive)

a. Nausea dan vomiting Mual dengan atau tanpa muntah yang biasanya
terjadi pada bulan awal hinggan trimester

a) Gejala ini sering dikenal dengan istilah morning sickness.

b) Gangguan miksi Terjadi gangguan berkemih karena adanya penekanan


pada kandung kemih yang disebabkan oleh pembesaran rahim.

c) Fatigue atau rasa mudah lelah.

d) Persepsi adanya gerakan janin.

e) Amenorea berhentinya menstruasi dapat menjadi alat untuk


penghitungan usia kehamilan.

f) Perubahan pada mammae terjadi perubahan payudara yang disebabkan


oleh hormon estrogen dan progesteron seperti payudara membesar, tegang,
dan terkadang terasa nyeri.

g) Pigmentasi kulit meningkatnya pigmentasi kulit dan timbulnya striae


pada daerah abdomen, mammae.

Diagnosis Kemungkinan Kehamilan

a. Pembesaran abdomen.

28
b. Tanda Hegar Perubahan bentuk, ukuran, dan konsistensi uterus yang
dapat ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu.

c. Tanda Chadwick Perubahan warna menjadi kebiruan pada serviks dan


vagina.

d. Kontraksi Braxton Hicks Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila


dirangsang.

e. Ballottement. 

Cara kerja test pack

Alat test pack bekerja dengan cara mendeteksi keberadaan hormon human
chorionic gonadotropin (hCG) dalam air seni atau urine. Hormon ini
hanya ada jika sel telur yang telah dibuahi menempel di dinding rahim.
Kadarnya pun akan meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan.

Penggunaan alat tes kehamilan ini mempunyai keakuratan sebesar 99%.


Namun, hasil test pack yang tidak akurat bisa saja terjadi, ini bisa
disebabkan oleh waktu penggunaannya tidak pas atau cara menggunakan
test pack yang tidak tepat

Hormon hCG
Plasenta adalah organ endokrin temporer untuk mempertahankan
kehamilan. Proses endokrin pertama adalah sekresi gonadotropin korion
manusia (human chorionic gonadotropin, hCG), oleh korion pada suatu hormon
peptida yang memperlama usia korpus luteum. Selama siklus ovarium, korpus
luteum berdegenerasi dan lapisan dalam uterus yang telah dipersiapkan terlepas
jika tidak terjadi fertilisasi dan implantasi. Jika blastokista yang tertanam
menyelamatkan dirinya sendiri dari kematian akibat terbilas dalam darah haid
dengan menghasilkan hCG. Hormon secara fungsional mirip LH, merangsang dan

29
mempertahankan korpus luteum sehingga struktur tidak berdegenerasi. Unit
endokrin ovarium yang dinamai korpus luteum kehamilan, semakin tumbuh
besar dan banyak menghasilkan estrogen dan progesteron untuk 10 minggu
sampai plasenta mengambil alih sekresi hormon-hormon steroid. Karena
persistensi dan progesteron maka jaringan endometrium tebal dan seperti sumsum
dipertahankan dan tidak diluruhkan. Karena itu, haid berhenti selama kehamilan.
Stimulasi oleh hCG diperlukan untuk mempertahankan korpus luteum selama fase
luteal normal siklus haid, ditekan oleh umpan balik negatif kadar progesteron
yang tinggi.
Pemeliharaan kehamilan normal bergantung pada konsentrasi hCG sangat penting
selama trimester pertama untuk mempertahankan produksi hormon-hormon oleh
ovarium. Pada janin laki-laki, hCG juga merangsang prekursor sel Leydig di testis
janin untuk mengeluarkan testosteron, yang menyebabkan maskulinisasi saluran
reproduksi.
Laju sekresi hCG meningkat pesat selama awal kehamilan untuk untuk
menyelamatkan korpus luteum dari kematian. Sekresi puncak hCG terjadi sekitar
60 hari setelah akhir siklus haid terakhir. Pada minggu ke-10 kehamilan,
pengeluaran hCG turun ke tingkat rendah yang berlangsung sepanjang kehamilan.
Turunnya hCG terjadi pada saat korpus luteum tidak lagi diperlukan untuk sekresi
hormon steroidnya, karena plasenta telah mulai mengeluarkan estrogen dan
progesteron dalam jumlah yang signifikan. Korpus luteum kehamilan mengalami
regresi parsial seiring dengan merosotnya sekresi hCG, tetapi struktur ini tidak
diubah menjadi jaringan parut sampai setelah persalinan.
Gonadotropin korion manusia dikeluarkan dari tubuh melalui urin. Uji diagnosis
kehamilan dapat mendeteksi hCG dalam urin hingga sedini bulan pertama
kehamilan, sekitar dua minggu setelah keterlambatan haid pertama. Karena pada
saat tersebut mudigah yang sedang tumbuh belum dapat dideteksi dengan
pemeriksaan fisik maka uji ini memungkinkan kehamilan dikonfirmasi secara
dini.

30
Tanda klinis kehamilan yang sering dijumpai adalah morning sickness,
serangan-serangan mual dan muntah yang sering terjadi pada pagi hari meskipun
dapat terjadi kapan saja. Karena keadaan ini biasa terjadi segera setelah implantasi
dan bersamaan dengan puncak produksi hCG, maka para ilmuwan berspekulasi
bahwa hormon plasenta awal ini mungkin memicu gejala, mungkin dengan
bekerja pada chemoreceptor trigger zone.

1. Tes darah hCG Kualitatif


Ini merupakan tes untuk mengetahui apakah hormon kehamilan sedang
diproduksi dalam tubuh atau tidak. Prosedur pada tes darah ini disebut
dengan venipuncture.
Tes darah hCG kualitatif digunakan dengan mengambil sample darah dari
vena. Tes ini cepat dan hanya dilakukan sekali untuk mendeteksi kadar
hCG dalam darah.
2. Tes darah hCG Kuantitatif
Pada tes ini, venipuncture digunakan untuk mendeteksi kehamilan dan
darah diambil 2 kali dalam rentan waktu 48-72 jam.
Tes ini lebih akurat, karena dapat pula digunakan untuk melihat kadar
hCG dalam darah.

31
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. BIOLOGI
1. Struktur Sel
a. Waktu dan Metode
Waktu : 24 Januari 2022, pukul 09.00-11.30 WIB
Metode : Online
b. Alat dan Bahan
1. Mikroskop
2. Cawan petri
3. Preparat
4. Silet tajam
5. Cover glass
6. Aquades
7. Pipet
8. Gelas beker
9. Methylene Blue
10. Spatula
11. Bawang merah
12. Cairan rongga mulut bagian dalam

c. Langkah-langkah
Bawang merah
1. Menyiapkan Alat dan Bahan yang diperlukan
2. Mengambil lapisan epidermis bawang merah setipis mungkin
3. Meletakkan objek pada permukaan preparat
4. Meneteskan objek dengan aquades
5. Menutup objek dengan cover glass (pastikan tidak ada gelembung)

32
6. Meletakkan objek pada mikroskop yang sudah diatur cahaya dan reflektornya
7. Mengamati objek dengan mikroskop cahaya
8. Memberikan larutan Methylen Blue pada objek pengamatan
9. Menutup kembali objek dengan cover glass
10. Mengamati kembali objek dengan mikroskop
11. Menentukan hasil pengamatan
12. Mencatat hasil dari pengamatan

Sel Epitel Rongga Mulut

1. Mengoleskan spatula pada rongga mulut bagian dalam


2. Mengoleskan cairan rongga mulut pada kaca preparat
3. Menetesi objek dengan larutan Methylen Blue
4. Menutupi dengan cover glass
5. Mengamati objek dengan mikroskop
6. Mencatat hasil pengamatan

2. Pembelahan Sel
Waktu : 24 Januari 2022, pukul 09.00-11.30 WIB
Metode : Online

Mitosis pada Akar Umbi Bawang Merah

a. Alat dan Bahan


1. Mikroskop
2. Gunting
3. Pensil
4. Spatula
5. Cover Glass
6. Kaca Objek
7. Akar Bawang Merah
8. Pewarna Safranin
9. HCL 1m

33
10. Pipa Tetes
11. Gelas Objek
12. Tissue

b. Langkah-langkah
1. Menumbuhkan akar umbi bawang merah dengan meletakkan umbi bawang
merah di atas air, diamkan selama 7 hari sampai akar tersebut tumbuh
2. Membuat preparat dengan memotong ujung-ujung akar umbi bawang merah
dan letakkan pada gelas objek
3. Meneteskan 3 tetes HCL 1 m di atas ujung akar yang sudah dipotong dan
diamkan selama 5 menit
4. Melakukan pewarnaan dengan meneteskan 2-3 tetes safranin pada ujung akar
dan tunggu selama 5 menit
5. Memisahkan 2 ujung akar, masing-masing ke dalam 1 kaca objek
6. Menutup kaca objek dengan cover glass
7. Meletakkan kaca preparat di mikroskop hingga sesuai
8. Mengatur cahaya agar objek yang kita amati terlihat lebih jelas
9. Mengamati objek yang terdapat pada kaca preparat
10. Menemukan hasil dari pengamatan
11. Mencatat hasil pengamatan

Meiosis pada Tanaman Rhoeo Discolor

a. Alat dan Bahan


1. Bunga dari Tanaman Rhoeo Discolor
2. Larutan Pewarna Aceto Orcein
3. Tisu
4. Gelas Objek
5. Cover Glass
6. Pensil Berujung Karet
7. Bunsen

34
8. Mikroskop dan Kamera
9. Pinset

b. Langkah-langkah
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan
2. Mengeluarkan cairan induk mikrospora dengan pinset
3. Meneteskan cairan sel induk mikrospora pada kaca preparat
4. Meneteskan Aseto Orsin ke cairan sel induk mikrospora
5. Menunggu reaksi 1 sampai 3 menit
6. Menutup sampel dengan cover glass
7. Memanaskan preparat di atas api bunsen sampai sehangat kuku
8. Meletakkan preparat pada mikroskop
9. Mengamati sampel dengan mikroskop
10. Mendokumentasikan hasil pengamatan
11. Mencatat hasil pengamatan mulai dari profase 1, metafase 1, anafase 1,
telofase 1, profase 2, metafase 2, anafase 2, telofase 2

3. Golongan Darah
Waktu : 24 Januari 2022, pukul 09.00-11.30 WIB
Metode : Online
a. Alat dan Bahan
1. Pipet tetes
2. Slide golongan darah
3. Tusuk gigi
4. Reagen golongan darah ( anti A,B,AB,D )
5. Darah

b. Langkah-langkah
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

35
2. Memakai APD
3. Menuliskan identitas pada slide golongan darah
4. Meneteskan reagen anti A pada lingkaran pertama
5. Meneteskan reagen anti B pada lingkaran kedua
6. Meneteskan reagen anti AB pada lingkaran ketiga
7. Meneteskan reagen anti D/Rh pada lingkaran keempat
8. Meneteskan darah pada setiap lingkaran
9. Mengaduk sampel dengan tusuk gigi baru secara memutar
10. Mengamati apakah terjadi Aglutinasi atau tidak
11. Mencatat hasil pengamatan

4. Uji Kehamilan Terkait dengan Reproduksi Manusia


Waktu : 24 Januari 2022, pukul 09.00-11.30 WIB
Metode : Online

Dengan Reagen Anti HC6

a. Alat dan Bahan


1. Slide
2. Mikropipet
3. Tip Kuning
4. Batang Pengaduk
5. Rotator
6. Reagen anti HC6 (control positive, negative, sampel)
b. Langkah-langkah
1. Meletakkan slide pada bidang datar
2. Meneteskan kontrol positif dan negatif pada slide 1 dan 2
3. Meneteskan 20 Hl (mikron) sampel pada slide 3 dan 4
4. Meneteskan Reagen Latex pada masing-masing slide dan campur
menggunakan batang pengaduk

36
5. Merotator sampel selama 2 menit
6. Mengamati reaksi yang terjadi
7. Menentukan hasil pengamatan
8. Mencatat hasil pengamatan

Testpack

a. Alat dan Bahan


1. Testpack
2. Urine segar (diambil pada pagi hari)
3. Stopwatch
4. Tempat sampah
5. Tisu
b. Langkah-langkah
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Mencelupkan test strip ke dalam urine sampai batas hitam selama 15 detik
3. Menempatkan test strip pada bidang datar
4. Menunggu reaksi selama 10 menit
5. Mengamati hasil yang tertera pada test strip
Positif : muncul 2 garis merah muda pada test strip
Negatif : hanya muncul 1 garis pada test strip
6. Menuliskan hasil pada kartu pemeriksaan kehamilan yang akan dilaporkan
pada pasien

37
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

A. BIOLOGI
1. Struktur Sel
Hasil Pengamatan

No Sampel Pembesaran Keterangan

1. Bawang Merah 12,5 X 10 Sudah dapat dibedakan


antara bagian inti sel,
sitoplasma, dinding sel.

38
12,5 X 40, Bagian inti sel, sitoplasma,
dengan dinding sel terlihat semakin
Methylene Blue jelas.

2. Sel Epitel Rongga 12,5 X 10 Tampak beberapa sel tetapi


Mulut dengan tidak bisa dibedakan antara
Methylene Blue inti sel, sitoplasma, membran
sel.

12,5 X 40, Sudah dapat dibedakan


dengan antara inti sel, sitoplasma,
Methylene Blue membran sel.

Pada percobaan sel bawang merah dan sel epitel rongga mulut ini dilakukan
pengamatan selaput bagian dalam dan lendir rongga mulut sebagai sampel, dilihat
dengan menggunakan mikroskop. Sel epidermis pada bawang merah memiliki bentuk
seperti kotak-kotak yang tersusun rapi Pada sel bawang merah terdapat organel sel
seperti sitoplasma, dinding sel, dan nukleus. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya beberapa reaksi kimia sel. Dinding sel berfungsi sebagai pelindung
sel dan memberi bentuk pada sel. Nukleus merupakan bagian sel yang paling
mencolok di antara organel- organel di dalam sel, berbentuk oval dan merupakan
organel terbesar dalam sel. Sedangkan pada sel epitel rongga mulut terdapat juga
organel sel seperti inti sel, sitoplasma, membran sel. Yang memiliki fungsi untuk
keberlangsungan metabolisme sel tersebut.

2. Pembelahan Sel
a. Mitosis
1. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan dengan perbesaran 40 X 16 ditemukan:

39
a. Sel yang sedang dalam tahap anafase, dimana kromatid bergerak menuju
ke arah kutub yang berlawanan
b. Sebagian besar sel sedang dalam tahap profase dan prometafase, dimana
benang-benang kromatin di dalam inti mulai tergulung menjadi rapat serta
membran inti mulai terfragmentasi
c. Ditemukan tahap telofase awal
d. Ditemukan tahap metafase, dimana kromosom berjajar di bidang equator.
Mitosis terjadi pada perbanyakan sel tubuh dan menghasilkan sel anak dengan
jumlah kromosom sama dengan sel induk. Mitosis terjadi melalui beberapa tahap
yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase.
Interfase merupakan siklus terlama dari seluruh siklus sel yaitu sekitar 90% yang
terdiri dari fase G1, S, dan G2. Selama fase G1(growth) terjadi pembentukan /
pembelahan organel dan sintesis protein. Fase S (Sintesis) terjadi sintesis dan
replikasi DNA dan G2 terjadi replikasi sentriol dan peningkatan energi simpanan.
Pada tahap Profase, kromatin memendek dan menebal menjadi kromosom.
Kromosom membelah menjadi kromatid. Lalu sentriol berpisah dan bergerak
menuju kutub yang berlawanan. Dari masing-masing sentriol, mikrotubulus
membentuk serat gelendong pembelahan (benang spindel). Pada tahap ini nukleus
dan membran inti lenyap sedangkan serat gelendong memegang kromatid.
Pada tahap Metafase, kromatid mengatur diri dan berjejer di bidang equator,
sehingga merupakan saat yang tepat menghitung jumlah kromosom dari suatu sel.
Anafase merupakan pembelahan inti (karyokinesis) melalui pembelahan
sentromernya. Pada tahap ini kromatid bergerak ke kutub yang berlawanan. Yang
terakhir yaitu tahap Telofase.

b. Meiosis pada Tanaman Rhoeo Discolor

40
Proses Keterangan

1 Profase 1 Pada fase leptoten, kromatin berubah menjadi


kromosom. Kromosom tersebut terdiri dari 2
kromatid. Setelah fase leptoten ini selesai, fase
selanjutnya, yait fase zigoten, dimulai. Pada fase
zigoten, kromosom tersebut kemudian saling
berpasangan dengan homolognya. Homolog
tersebut disebut sinapsis.
Fase selanjutnya disebut dengan pakiten. Di fase
pakistan, ada duplikasi kromosom. Fase pakiten
juga membentuk kromosom tetrad.  Setelah fase
pakiten, ada yang namanya fase diploten. Di fase
diploten ini terjadi pindah silang pada kiasma.
Setelah proses pindah silang ini terjadi, fase
selanjutnya, yaitu fase diakinesis, terjadi. Pada
fase diakinesis ini membran inti menghilang.
Dengan berakhirnya fase diakinesis, maka profase
1 selesai. 

41
2 Metafase 1 Pada metafase 1, kromosom homolog mulai
tersusun rapi di bagian ekuator. Di dalam
metafase 1, kromosom tersusun di atas lempeng
metafase. Selain itu, serat spindel menempel pada
dua sentromer di masing-masing kromosom
homolog. 

3 Anafase 1 Pada anafase 1, kromosom homolog akan


bergerak menuju kutub yang berlawanan akibat
tarikan dari benang gelendong. Selain itu, juga
akan terjadi reduksi kromosom. 

4 Telofase 1 Pada telofase 1, membran inti mulai terbentuk


kembali dan terjadi yang disebut dengan
sitokinesis. Sitokinesis merupakan kondisi ketika
sitoplasma dari satu eukariotik sel membelah
menjadi dua sel anak. Pada telofase 1, selnya
membelah 2 dengan kromosom haploid (n).

5 Profase 2 Pada tahap profase 2 ini, sentrosom membelah


menjadi 2 sentriol yang akan bergerak ke kutub
sel yang berlawanan. Kemudian, kromosom akan
mulai memendek dan menebal serta membran inti
sel mulai menghilang. Akan tetapi, pada tahap ini
pula mulai terbentuk benang-benang spindel.
Benang-benang spindel ini adalah bagian
kromosom yang berfungsi menggerakan
kromosom pada saat sel mulai membelah. 

6 Metafase 2 Di fase metafase 2 ini, kromosom mulai tersusun


rapi pada bidang ekuator. Mulai tersusun
benang-benang spindel yang salah satu ujungnya

42
melekat pada sentromer, sedangkan ujung lainnya
melekat pada kutub pembelahan yang arahnya
berlawanan. 

7 Anafase 2 Pada fase anafase 2, terjadi pemisahan kromatid


dengan cara ditarik menuju kutub yang
berlawanan. Kemudian, kromatid yang sudah
dipisah ini resmi disebut sebagai kromosom.

8 Telofase 2 ada telofase 2, benang-benang spindel


menghilang dan membran inti mulai terlihat. Pada
fase ini juga terjadi proses yang namanya
sitokinesis atau pembelahan sitoplasma. Karena
sudah tahap akhir. Hasilnya adalah 4 sel anak,

Pada pengamatan pembelahan sel secara Mitosis ( Akar umbi bawang merah) dan
Meiosis ( Tanaman Rhoeo Discolor ) kita dapat melihat bagaimana sel melakukan
pembelahan, adapun perbedaan dalam proses Mitosis dan Meiosis. Pembelahan
mitosis merupakan tipe pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anakan yang
mempunyai karakter identik secara genetik dengan sel induk. Artinya, kedua sel
anakan yang terbentuk mempunyai susunan genetika yang sama dengan induknya,
termasuk jumlah kromosom. Jika sel induk memiliki kromosom 2n (diploid), maka
jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel anakan juga 2n (diploid). Pembelahan mitosis
merupakan proses yang berkesinambungan yang terdiri atas empat fase pembelahan,
yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Sedangkan Pembelahan meiosis adalah
pembelahan sel yang menghasilkan empat sel anakan yang masing-masing sel anakan
hanya memiliki separuh dari jumlah kromosom sel induk. Dapat dikatakan bahwa
jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel anakan adalah n atau disebut dengan
haploid.Oleh karena itu, meiosis disebut sebagai pembelahan reduksi. Pembelahan

43
meiosis terdiri dari profase 1, metafase 1, anafase 1, telofase 1, profase 2, metafase 2,
anafase 2, telofase 2.

3. Golongan Darah

No Nama Anti A Anti B Anti AB Anti D Hasil

1 Arin Ya Tidak Ya Ya A , Rh+

2 Beni Tidak Ya Ya Ya B, Rh+

3 Abdi Ya Ya Ya Ya AB, Rh+

4 Orion Tidak Tidak Tidak Ya O, Rh+

Keterangan : Ya : Terjadi aglutinasi


Tidak : Tidak terjadi aglutinasi

Pada pengamatan golongan darah, kita dapat mengetahui apa golongan darah kita
dengan melihat reaksi yang terjadi pada darah setelah diberikan reagen golongan
darah, jika darah kita mengalami aglutinasi (penggumpalan) pada suatu reagen maka
itulah golongan darah kita.

4. Uji Kehamilan Terkait dengan Reproduksi Manusia


a. Dengan Reagen HCG
Hasil menunjukkan urine mengandung HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
karena terjadi aglutinasi.

44
HCG (Human Chorionic Gonadotropin) merupakan suatu hormon yang dihasilkan
oleh jaringan plasenta yang masih muda dan dikeluarkan lewat urin. Hormon ini juga
dihasilkan bila terdapat proliferasi yang abnormal dari jaringan epitel korion seperti
molahidatidosa (hamil anggur) atau suatu choriocarcinoma. Kehamilan akan ditandai
dengan meningkatnya kadar HCG dalam urin pada trimester I, HCG disekresikan 7
hari setelah ovulasi. Pemeriksaan HCG dengan metode imunokromatografi
merupakan cara yang paling efektif untuk mendeteksi kehamilan dini. Metode
imunokromatografi sebagai salah satu test diagnostic untuk deteksi HCG dalam
sampel urin secara in vitro. Pemeriksaan HCG yang dilakukan berdasarkan prinsip
imunokromatografi yaitu adanya HCG berupa timbulnya dua tanda merah satu pada
bagian test line (T) dan satu tanda merah pada control line (C).

b. Dengan Testpack

45
No 1 garis 2 garis Keterangan

1 Tidak Ya Positif

Tes kehamilan bertujuan untuk mendeteksi adanya hormon HCG yang dihasilkan oleh
jaringan plasenta saat setelah terjadi pembuahan, jika kadar hormon HCG (Human
Chorionic Gonadotropin) tinggi merupakan tanda kehamilan. Pada umumnya hormon
HCG terdeteksi setidaknya 10 hari setelah proses pembuahan.

46
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ilmu
biologi khususnya yang mempelajari tentang makhluk hidup dan segala sesuatu di
sekitarnya yang saling berkaitan. Dalam penerapan ilmu biologi para ahli menemukan
berbagai info mengenai struktur sel dan fungsinya, dan bagaimana proses pembelahan
oleh sel itu sendiri. Tidak hanya itu ilmu biologi juga memberikan banyak manfaat bagi
kehidupan manusia seperti mengetahui golongan darah, dan uji kehamilan dengan
mendeteksi hormon HCG yang diproduksi oleh jaringan plasenta.
B. Saran
Makalah ini memiliki saran bagi para pembaca, agar selalu belajar hal baru mengenai
seperti ilmu biologi yang selalu berevolusi. Sebagai mahasiswa keperawatan kita juga
harus benar paham mengenai proses kehidupan manusia sebagai dasar kita melakukan
pelayanan kesehatan kepada klien.

47
DAFTAR PUSTAKA

Aeni, Siti Nur. 2021. 10 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan Beserta Gambarnya. Kata
Data. Dilihat 24 Januari 2022.
https://katadata.co.id/redaksi/berita/612d949f618b7/10-perbedaan-sel-hewan-dan-sel-tumb
uhan-beserta-gambarnya
Cunningham, F. Gary, et al. 2013. Obstetri Williams, vol. 1. EGC, Jakarta.
Egi. 2016. Robert Hooke : Ilmuan Penemu Sel Makhluk Hidup. Universitas Malahayati Bandar
Lampung. Dilihat 24 Januari 2022.
http://malahayati.ac.id/?p=18698#:~:text=Pada%20tahun%201665%2C%20Ia%20menemu
kan,dengan%20istilah%20cellulae%20artinya%20sel.
Lukitasari, Marheny. 2015. Biologi Sel. Universitas Negri Malang, Malang.
Murniaseh, Endah. 2021. Prosedur Tes Darah Untuk Mengetahui Kehamilan. Klik Dokter.
Dilihat 25 Januari 2022.
https://www.google.com/amp/s/m.klikdokter.com/amp/3652982/prosedur-tes-darah-untuk-
mengetahui-kehamilan

Nareza, Meva. 2020. Tips dan Cara Menggunakan Test Pack Untuk Hasil Lebih Akurat.
Alodokter. Dilihat 24 Januari 2022.
https://www.alodokter.com/tips-dan-cara-menggunakan-test-pack-untuk-hasil-lebih-akurat
#:~:text=Alat%20test%20pack%20bekerja%20dengan,meningkat%20seiring%20bertamba
hnya%20usia%20kehamilan

Nurhayati, Betty dan Sri Darmawati. 2017. Biologi Sel dan Molekuler, ed 1. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

R., Eggi Aunur. 2020. Struktur dan Fungsi Sel Prokariotik. SMA Syarif Hidayatullah Grati.
Dilihat 24 Januari 2022.
https://www.sma-syarifhidayatullah.sch.id/2020/07/struktur-dan-fungsi-sel-prokariotik-dan
.html

48
Resna, Nenti. 2021. Seputar Sel Eukariotik Struktur Fungsi Hingga Perbedaannya. Sehatq.
Dilihat 24 Januari 2022.
https://www.sehatq.com/artikel/seputar-sel-eukariotik-struktur-fungsi-hingga-perbedaanny
a
Santoso, Lucia Maria dan Didi J. S. 2018. Biologi Molekuler Sel, vol. 2. Salemba Teknika,
Jakarta.
Septiana, Tiyas. 2021. Mengenal Struktur Pada Sel serta Fungsinya. Lifestyle Kontan. Dilihat 24
Januari 2022.
https://lifestyle.kontan.co.id/news/mengenal-struktur-pada-sel-serta-fungsinya?page=all
Setiaputri, Karinta Ariani. 2021. 4 Macam Komponen Darah Manusia dan Fungsinya. Hello
Sehat. Dilihat 24 Januari 2022.
https://hellosehat.com/kelainan-darah/darah-lainnya/komponen-darah-manusia/
Shandy, Dimas. 2020. Sel Prokariotik. Pusat Ilmu Pengetahuan. Dilihat 24 Januari 2022.
https://www.pusatilmupengetahuan.com/sel-prokariotik-pengertian-ciri-umum-dll/
Subagiartha, I Made. 2018. Sel Struktur, Fungsi, dan Regulasi. Repo Universitas Udayana.
Dilihat 24 Januari 2022.
http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/20422/1/f4ef046ce45021f1a9cb18b4b5fffc09.pdf
Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi : Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk Keperawatan dan
Kebidanan, ed. 4. EGC, Jakarta.
Syaifuddin. 2016. Ilmu Biomedik Dasar untuk Mahasiswa Keperawatan. Salemba Medika,
Jakarta.
Yunita, Oeke. 2016. Biologi Sel. Erlangga, Jakarta.

49

Anda mungkin juga menyukai