PT. BOUSSEE COMPANY merupakan perusahaan sepatu raksasa yang berpusat di kota Cekoslowakia
dan telah beroperasi sejak tahun 1894. Perusahaan sepatu raksasa keluarga ini mengoperasikan empat unit
bisnis internasional yaitu Boussee Eropa, Boussee Asia Pasifik-Afrika, Boussee Amerika Latin, dan Boussee
Amerika Utara. Produk perusahaan ini hadir di lebih dari 50 negara dan memiliki fasilitas produksi di 26 negara.
Sepanjang sejarahnya, perusahaan ini telah menjual sebanyak 14 miliar pasang sepatu.
Di Indonesia pengoperasian penjualan sepatu Boussee dijalankan oleh PT. Sepatu Boussee, Tbk. Pabrik
perusahaan ini pertama kali berdiri pada tahun 1939, dan saat ini berada di dua tempat, yaitu Semarang dan
Medan. Keduanya menghasilkan 7 juta pasang alas kaki setahun yang terdiri dari 400 model sepatu, sepatu
sandal, dan sandal yang dibuat dari kulit, karet, maupun dan plastik. Sebelum tahun 1998, status Boussee di
Indonesia adalah perusahaan penanaman modal asing (PMA), sehingga dilarang menjual langsung ke pasar.
Boussee menjual melalui para penyalur khusus (depot) dengan sistem konsinyasi. Namun, sistem penjualan
tersebut diubah pada 1 Januari 1998, yaitu ketika PT. Sepatu Boussee menjadi perusahaan penanaman modal
dalam negeri (PMDN). Dengan demikian, distribusi produk-produk perusahaan dari pabrik dilakukan dengan
melibatkan langsung toko-toko pengecer yang akan menjual produk langsung kepada konsumen. Sejak tahun
2015, PT. Sepatu Boussee mulai menyalurkan produknya melalui penjualan online dengan membuat web
penjualan online sendiri. Inovasi ini diharapkan dapat menaikkan keuntungan perusahaan dengan semakin
banyaknya konsumen yang membeli produk melalui saluran distribusi baru tersebut.
Dalam bidang produksi, PT. Boussee juga tengah melakukan perbaikan besar-besaran agar dapat menghasilkan
produk secara lebih efisien. Persediaan bahan baku yang selama ini dilakukan dengan menggunakan sistem
economic order quantity (EOQ) sekarang diubah menjadi sistem JIT (just in time) dengan melakukan partnership
dengan berbagai pemasok terpilih. Perusahaan akan menerima bahan baku pada saat dibutuhkan dan tidak perlu
menyimpan bahan baku terlalu banyak di gudang. Sistem ini mampu menghemat pengeluaaran untuk
penyimpanan bahan baku sebesar 40%.
Perubahan sistem pengadaan bahan baku menjadi sistem JIT harus diikuti dengan sistem informasi yang
terintegrasi antara perusahaan dengan para pemasok. Dalam hal ini, PT. Boussee menggunakan internet untuk
membangun hubungan yang lebih baik dengan pemasok mereka. Agar perusahaan dapat menghemat biaya
persediaan bahan baku, pemasok harus sangat terlibat dan selaras dengan jadwal operasi perusahaan untuk
menjamin ketersediaan bahan baku. PT. Boussee menggunakan program perencanaan produksi mutakhir yang
memperkirakan jumlah bahan yang diperlukan untuk melakukan produksi. Setelah perkiraan tersebut dibuat,
sistem rantai pasokan meneruskan perkiraan tersebut kepada pemasok, yang merespons dengan perkiraan biaya
dan merencanakan produksinya sebagai hasilnya. Para pemasok memiliki akses ke informasi yang akurat dan
tepat waktu. Setelah pemasok menerima informasi ini, mereka diarahkan untuk mengirimkan bahan dalam
kuantitas dan kualitas yang dibutuhkan.
PT. Bintang Mas merupakan perusahaan yang memproduksi berbagai keperluan peralatan rumah tangga
elektronik yang telah berdiri sejak tahun 1962. Saat ini, PT. Bintang Mas telah menjadi salah satu group
perusahaan berskala besar dengan lebih dari 30.000 karyawan yang tersebar pada 5 area industri dan produksi di
Jawa Timur dan Cibitung. Mengawali usaha sebagai produsen peralatan dapur, saat ini PT. Bintang Mas telah
memproduksi berbagai peralatan rumah tangga, mulai dari peralatan dapur, peralatan kebersihan, dan peralatan
elektronik rumah tangga. Salah satu kunci keberhasilan PT. Bintang Mas adalah kuatnya visi yang ditanamkan
oleh pendiri yaitu Bapak Alam Satria untuk menjadikan PT. Bintang Mas sebagai produsen peralatan rumah
tangga nomor 1 di Indonesia dan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mencintai produksi Indonesia.
Saat ini, perusahaan tengah mengembangkan satu teknologi baru untuk lini produknya agar produk yang
dihasilkan lebih menghemat energi. Perusahaan menyadari bahwa dalam keputusan perencanaan produk baru,
keputusan yang paling krusial adalah penentuan waktu untuk menggunakan teknologi baru dalam lini produk.
Keputusan perencanaan produk meliputi kapan saat yang tepat untuk mengembangkan produk-produk digital,
kebalikan dari pengembangan produk yang menggunakan teknologi lensa lampu. Pada awal pengembangan
produk baru dimulai dari pengembangan teknologi yang ditandai dengan peerforma yang relatif rendah, kemudian
tumbuh dengan cepat, mendekati kedewasaan, dan akhirnya teknologi menjadi usang.
Dalam dunia bisnis yang bersifat teknologi intensif, keputusan perencanaan produk yang utama adalah penentuan
waktu untuk menggunakan teknologi baru dalam lini produk. Platform produk utama yang akan dikembangkan dari
penerapan teknologi baru tersebut adalah lampu hemat energi. Lampu hemat energi yang akan dikembangkan
mampu menghemat energi sampai dengan 60% dengan tingkat terang yang optimal. Jenis lampu baru tersebut
dikembangkan dengan menggunakan teknologi Light Optimal Diode (LOD) yang menghasilkan cahaya lebih
terang daripada dengan menggunakan teknologi Light Emitting Diode (LED). Teknologi dasar ini nantinya akan
digunakan untuk produk-produk turunan lainnya seperti lampu untuk lemari es, lampu sensor, dan produk lainnya.
Dalam hal ini, teknik yang dapat digunakan untuk mengkoordinasikan pengembangan teknologi dengan
perencanaan produk adalah peta jalur teknologi. Peta ini digunakan untuk menggambarkann ketersediaan
teknologi dan penggunaannya di masa yang akan datang terhadap produk yang diharapkan. Untuk membuat peta
jalur teknologi, berbagai generasi teknologi diberi label dan disusun sepanjang garis waktu sehingga produk yang
dikembangkan memiliki nilai jual yang menjanjikan.
PERTANYAAN:
3. Bacalah Modul 2 Kegiatan Belajar 2 BMP Pengembangan Produk. Sebutkan dan jelaskan dua macam
perspektif dasar yang digunakan oleh PT. Bintang Mas dalam pengembangan produk baru berdasarkan
materi pada modul 2 tersebut !