Anda di halaman 1dari 6

Nama : Aflah Rasendriya Wasa

Nim : K2222002

Kelas : A

UTS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1. Permasalahan Utama

 Pendapat

Menurut pendapat saya, Menurut pendapat saya, sebagai seorang dosen, sudah
seharusnya profesional dan memiliki tanggung jawab besar untuk membimbing
peserta didik menyelesaikan materi perkuliahan pada setiap SKSnya. Jadi sebagai
seorang dosen juga harus memiliki metode penyampaian materi yang begitu
variatif sehingga peserta didik semangat dalam mengikuti kegiatan perkuliahan,
dan bisa memahami materi dengan mudah dengan batas waktu yang terbatas.

 Landasan Hukum

Landasan filosofis PAI berpijak pada Pancasila, terutama sila pertama, yakni
Ketuhanan Yang Maha Esa. Adapun secara yuridis berpijak pada ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.

Sumber yuridis penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam di Perguruan


Tinggi adalah :

-Pancasila; UUD 1945 (hasil amandemen);

-UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional (Sisdiknas);

Pada dasarnya pendidikan nasional adalah mengembangkan pitensi perserta didik


agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

 Bagaimana mengajarkan Pendidikan Agama Islam di PTU

Mengajarkan Pendidikan Agama Islam bisa menggunakan beberapa metode agar


pembelajaranya lebih variatif seperti :
1. Metode Qudwah
Mengajar dengan contoh/keteladanan adalah metode paling kuat dalam
pembelajaran Islam. Ada ungkapan “tindakan lebih efektif daripada ucapan”.
Bahasa perilaku (guru) lebih bermakna daripada bahasa lisan. Bahkan Nabi
Muhammad juga dikenal dengan sebutan ‘uswatun hasanah’. Ini menandakan posisi
guru begitu penting sebagai panutan baik di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Tingkah laku pendidik punya daya sentuh yang lebih besar bagi siswa daripada apa
yang diceramahkan.

2. Metode Khitabah/Qoul
Berceramah masih menjadi metode yang efektif diterapkan dalam setiap
suasana. Sebagaimana kita lihat para dai/kyai yang istiqomah menerapkan metode
ini. Dengan kemampuan bahasa yang fasih dan komunikatif, metode ceramah akan
membawa keberhasilan belajar apalagi jika dilengkapi dengan teknologi
terkini/multimedia.

3. Metode Kitabah/Khat
Satu tingkat lebih tinggi dibanding berceramah adalah kitabah (menulis). Sejarah
mencatat, Nabi Muhammad pernah membebaskan tawanan perang dan meminta
mereka mengajar baca tulis kepada sahabat yang saat itu belum mampu. Begitu
pentingnya aktivitas baca tulis. Metode menulis sendiri di lembaga-lembaga
pendidikan Islam diterapkan dengan berbagai teknik, seperti imla’ (dekte) atau khat
(kaligrafi).

4. Metode hiwar
Hiwar (dialog) bagus diterapkan untuk mengunggah ide kreatif siswa. Syaratnya,
topik/materi yang dipelajari jelas batasannya dan memiliki kegunaan tinggi. Metode
ini juga efektif untuk melatih siswa membaca peristiwa dan kejadian terbaru yang
terjadi di lingkungan sekitar.

5. Metode as’ilah wa ajwibah


Banyak yang bilang di lingkungan lembaga pendidikan Islam/pondok pesantren
kurang terbentuk iklim tanya jawab (as’ilah wa ajwibah). Santri (siswa) tidak punya
keberanian berhadapan apalagi bertanya kepada ustadz. Padaha tidak demikian.
Hubungan guru dan murid terjalin atas dasar tawadhu’. Sehingga proses tanya-
jawab tidak bisa seenaknya.

2. Permasalahan Kedua

 Pendapat

Saya setuju dengan informasi diatas bahwa kunci kesuksesan dan kebahagiaan
ada pada amalan agama. Karena sejatinya manusia diciptakan didunia bertujuan
agar mengejar akhirat dan mengesampingkan urusan dunia, Rasulullah menyuruh
Umatnya agar mengejar akhirat sebagai tujuan akhir. Dengan mengejar akhirat,
maka dunia akan mengikutimu dengan mudah. Setiap urusan dunia akan di
permudah oleh Allah.

 Apakah agama islam dapat membawa kebahagiaan? Jelaskan!

Tentu saja, Di dunia ini, kebahagiaan adalah sebuah fatamogana yang dapat
menyesatkan manusia. Kebahagiaan akan menjadi berbahaya apabila seorang
manusia menjadi budak olehnya tanpa bisa mengendalikannya. Kebahagiaan akan
bemanfaat apabila mampu mengantarkan manusia kepada kebahagiaan yang
hakiki, bahagia dalam akhratnya. Manusia akan dapat meraih kebahagiaan di
akhirat apabila ia mampu mengendalikan kebahagiaan di dunia tanpa tertipu akan
keindahan dunia.

Dalam kitab Nashoihul ‘Ibad, ada yang mengatakan bahwa terdapat tiga tanda
orang paling bahagia, yaitu orang yang memunyai hati alim, berperilaku sabar,
dan bersikap puas. Orang yang memunyai hati alim di mana seseorang menyadari
bahwa Alla SWT senantiasa menyertai di mana saja ia berada. Berperilaku sabar
di mana seseorang sabar baik dalam menunaikan perintah agama maupun dalam
menghadapi cobaan. Bersikap puas di mana seseorang menerima apa adanya.
Sikap puas muncul dikala tidak ada harapan yang lain.

Allah SWT tidak akan membiarkan seorang hambanya yang beriman untuk hidup
dalam kesengsaraan. Allah SWT memberikan ujian untuk menilai layak atau tidak
hamba tersebut diberi kebahagiaan. Ketika seorang mukmin mampu melewati
ujianNya, maka Allah SWT telah menambahkan kebahagiaan terbesar melainkan
akan kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya.

 Bagaimana cara mendapat kebahagiaan tersebut?

1. Kenali Tuhanmu

Semua makhluk hidup dan alam semesta berasal dari Allah. Dengan
meningkatkan pengetahuanmu tentang Allah dan sifat-sifat-Nya, seorang Muslim
dapat mulai memiliki hubungan yang lebih baik dengan-Nya. Pada akhirnya ini
membantu seseorang menerima situasi apapun.

Dengan sering mengingat-Nya, melalui dzikir, kesulitan dan masalah dapat


menjadi jauh dan memungkinkan anda untuk melihat situasi dari sudut pandang
yang berbeda.

2. Berdoa

Jika kita menginginkan sesuatu, berdoa adalah cara terbaik. Ketika anda ingin
merasa bahagia, terbebas dari kesulitan dan mengalami kepuasan dalam hidup
anda, jangan berpaling dari Allah. Sebab, semua yang anda dapatkan itu berkat
Allah, baik sesuatu kecil maupun besar, Allah yang dapat mewujudkannya.

Berdoalah dengan tulus, terutama pada waktu-waktu penerimaan doa seperti


sepertiga terakhir malam dan antara Ashar dan Maghrib pada hari Jumat.

3. Berbuat kebaikan

Habiskan waktumu untuk melakukan perbuatan baik. Mengapa? Karena tindakan


yang disukai oleh Allah akan menuntun anda untuk memiliki iman yang lebih
kuat. Hubungan ini akan membantu meringankan anda dari kesulitan yang sedang
dihadapi.

Banyak hal yang termasuk perbuatan baik. Bisa ibadah langsung, seperti puasa,
sholat, dan membaca Alquran guna meningkatkan amalan anda. Bisa juga anda
luangkan waktu bersama keluarga, menjadi sukarelawan dalam membantu
sesama, dan bersedekah. Ingatlah selalu untuk menjaga niat anda karena Allah dan
Insya Allah anda akan diberi pahala yang sesuai.
4. Cari pengampunan

Terkadang, kesedihan kita berasal dari pikiran masa lalu. Kita semua melakukan
hal-hal yang tidak kita banggakan dan terkadang hal ini dapat menghantui kita.
Pertama, kita harus berusaha untuk tidak mengingat kejadian itu lagi. Sebaliknya,
kita harus menghabiskan waktu kita dengan berdoa dan meminta pengampunan
dari Allah. Pengampunan dari Allah adalah cara untuk memperbaiki dosa dan
kesalahan masa lalu, bukan menyiksa diri sendiri yang dilakukan sejak awal.

Diriwayatkan Abdullah ibn Umar, kami menghitung Rasulullah SAW akan


mengatakan seratus kali selama pertemuan: “Tuhanku, maafkan aku dan maafkan
aku; Engkau adalah Yang Maha Pengampun dan Pemaaf,” (Sunan Abi Dawud
1516).

5. Selalu ingat itu bisa menjadi buruk

Apa pun situasi yang anda alami saat ini, ingatlah itu selalu bisa lebih buruk.
Banyak sekali berita yang menunjukkan orang-orang dalam kesulitan. Meskipun
kesulitan kita mungkin sangat memengaruhi kita, dengan melihat orang lain dan
menghargai kita tidak berada dalam situasi itu, kita dapat menemukan kedamaian
dalam hidup yang kita miliki.

3. Permasalahan ketiga

 Pendapat

Saya setuju dengan informasi diatas, bahwa manusia memang harus berkembang
dan tidak boleh cepat puas dengan apa yg dicapai, namun tidak lupa juga harus
melibatkan Allah dalam setiap proses yang berlangsung. Karena kunci
keberhasilan manusia itu adalah doa dan usaha, seperti kata pepatah, Usaha tanpa
doa adalah sombong, dan Doa tanpa usaha adalah sia sia.

 Paradigma Islam

Paradigma Islam (cara pandang/point of view), yaitu paradigma yang memandang


bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan. Aqidah Islam menjadi basis
dari segala ilmu pengetahuan. Aqidah Islam yang terwujud dalam apa-apa yang
ada dalam Al-Qur`an dan Al-Hadits menjadi qa’idah fikriyah (landasan
pemikiran), yaitu suatu asas yang di atasnya dibangun seluruh bangunan
pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia. Paradigma ini memerintahkan manusia
untuk membangun segala pemikirannya berdasarkan Aqidah Islam, bukan lepas
dari aqidah itu.

 Bagaimana membangun paradigma islam?

 Al-Quran merupakan sumber utama ajaran Islam. Ia adalah satu-satunya


kitab suci yang masih asli. Isi ajarannya lengkap dan sempurna. Inti ajaran
Al-Quran adalah pedoman hidup bagi manusia dalam upaya meraih
kebahagiaan dunia dan akhirat. Al-Quran mengarahkan para pembacanya
untuk berjalan di atas shirāthal mustaqīm (Jalan Lurus Allah Swt.) dan
mengakhiri tugas kehidupan secara ḫusnul khātimah. Oleh karena itu,
manusia dituntut untuk menjadikan Al-Quran tempat berkonsultasi, lalu
menjadikannya sebagai suluh kehidupan. Dengan mengenalkan prinsip-
prinsip qurani serta kaedah-kaedah qurani yg realisasinya sudah digunakan
oleh masyarakat yg mereka kira hal² tsb hanya warisan nenek moyang
mereka saja sekaligus mengenal hal² di atas untuk menyelesaikan problem
yang ada di antara khalayak umu baik secara duniawi maupun ukhrowi, dan
perlu menjadi catatan adalah bagus jika telah menyebarnya keinginan anak
anak untuk menghafal al Quran karna ini pulalah salah satu cara yg menjadi
solusi bagi pertanyaan anda, Namun, di sisi lain ada masyarakat yg tak
mampu lagi menghafal, ya mereka para orangtua, maka cara yg saya
tawarkan kepada anda di awal bisa menjadi referensi tambahan, sebab al
Quran diturunkan bukan untuk dihafalkan melainkan untuk dipahami.

Anda mungkin juga menyukai