Anda di halaman 1dari 3

Nama: Hesti Arum Wulandari

NIM: 2011102411034

Jawaban

1. Luas Luka bakar dihitung menggunakan metode rule of nine. Luka mengenai area seluruh
tangan kanan sampai ke bahu, bagian tersebut merupakan Ekstremitas atas kanan yang
mencerminkan wa 9% dari luas permukaan tubuh atau kelipatan dari 9% dengan total 100%.

2. Hasil pengkajian didapatkan tangan merah dan muncul lepuhan atau bullae, bukan meluas
sampai ke bagian dermis. Ciri-ciri Luka bakar tersebut sesuai dengan ciri-ciri luka bakar
derajat II.

3. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul yaitu:


a. Gangguan Integritas kulit berhubungan dengan perawatan luka
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan dukungan mobilisasi

1. Tujuan dan intervensi diagnosa keperawatan:


a. Gangguan Integritas kulit berhubungan dengan perawatan luka bakar
Tujuan: Menunjukkan regresi jaringan, mencapai penyembuhan tepat waktu.
Intervensi:
1. Identifikasi penyebab luka bakar
2. Monitor kondisi luka (mis. Ukuran luka, derajat luka, perdarahan, warna dasar luka,
infeksi, eksudat, bau luka, kondisi tepi luka)
3. Gunakan teknik aseptik selama merawat luka
4. Bersihkan luka dengan cairan steril (mis. NaCl 0,9%, cairan antiseptik)
5. Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis. Vit A, vit C, zinc, asam amino) sesuai
indikasi
6. Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
a. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan dukungan mobilisasi
Tujuan: Memfasilitasi pasien untuk meningkatkan aktivitas pergerakan fisik
Intervensi:
1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
2. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. Pagar tempat tidur)
3. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan
4. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis. Duduk di tempat tidur,
duduk di sisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi)

5 Manajemen luka bakar pada fase resusitatif yaitu


 Kaji keparahan luka bakar : Keparahan luka bakar dipengaruhi oleh kedalaman luka
bakar, lokasi luka bakar, usia, kesehatan secara umum dan mekanisme cidera
 Menangani luka bakar minor dengan: Terapkan prinsip rawat jalan; Evaluasi luka dan
lakukan perawatan awal; Berikan imunisasi tetanus; Lakukan manajemen nyeri; Mengajarkan
perawatan luka dirumah dan latihan rentang gerak sendi.
 Menangani luka bakar mayor: tujuan menangani luka bakar mayor adalah untuk
menyelamatkan nyawa, menjaga dan melindungi saluran nafas serta mengembalikan kestabilan
hemodinamik.
 Memantau saluran nafas dan pernafasan dengan: Orofaring harus diperiksa untuk melihat
adanya eritema, lepuh, atau luka dan kebutuhan intubasi endotracheal. Kemudian jika dicurigai
terdapat cidera inhalasi, berikan 100 % oksigen lewat masker non rebrething sampai kadar COHb
turun dibawah 15 % dan juga oksigen hiperbarik dipertimbangkan pada semua paparan terhadap
CO.
 Mencegah syok hipovolemik dengan:
1. Pada luka bakar yang mengenai lebih dari 15 % TBSA dibutuhkan resusitasi
cairan intravena.
2. Dianjurkan memasang 2 jalur IV perifer berdiameter besar.
3. Bertujuan untuk meminimalkan efek pergeseran cairan yang merugikan, menjaga
perfusi organ vital dan menghindari komplikasi.
4. Rumus yang direkomendasikan untuk klien dewasa adalah berikan Ringer Lactat per 24
jam sebanyak 2 - 4 ml x kg BB x luas luka bakar (dalam 8 jam pasca luka bakar diberikan cairan
sebanyak setengah volume yang diperkirakan, sisa setengah cairan harus habis dalam waktu 16
jam).
5. Selama 24 jam setelah luka bakar, larutan yang mengandung koloid dapat diberikan
bersama dektrose 5 %.
6. Pantau EKG secara terus menerus terutama pada korban cidera listrik.
 Mencegah aspirasi: Pada pasien luka bakar 20 % hingga 50 % TBSA atau
lebih disertai dengan kondisi tidak sadar dianjurkan untuk pemasangan selang
nasogastrik untuk mencegah muntah dan menurunkan resiko aspirasi. Cairan
peroral harus dibatasi.
 Meminimalkan nyeri dan kecemasan dengan cara:
1. Untuk mengatasi nyeri diberikan obat golongan aploid IV, contohnya morfin sulfat
atau fentanil
2. Untuk meminimalkan kecemasan diberikan penjelasan mengenai lingkungan rumah sakit
dan persiapan sebelum semua prosedur yang harus diberikan.
 Perawatan luka dengan:
1. Mengehentikan proses luka bakar (lepas semua pakaian dengan hati-hati, irigasi
area luka dengan air yang banyak minimal 20 menit. Jika luka pada mata, irigasi mata
menggunakan larutan garam fisiologis)
2. Perawatan segera (berupa pembersihan, debridement jaringan mati,
pembuangan bahan-bahan yang membahayakan dan penggunaan bahan topikal yang
tepat)
3. Pencegahan tetanus (pemberian imunisasi tetanus atau boster toksoid tetanus)
4. Mencegah iskemia jaringan
5. Transportasi kefasilitas luka bakar.

Anda mungkin juga menyukai