Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Tulang Bawang Barat, 19 Juni 2022
Jawaban 1
1. Saya Tidak wajib, tetapi seharusnya mendaftarkan diri untuk dikukuhkan menjadi pengusaha PKP,
karena PT Zawazi telah memenuhi persyaratan dengan mendapatkan Nomor Pokok Pengusaha
Kena Pajak (NPPKP) apabila omzet dari usahanya dalam 1 tahun telah lebih dari Rp 4.800.000.000,
tidak di kukuhkan manjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP), Omzet PT Zawazi yaitu 5.000.000.000
dalam 6 bulan, jadi dalam 1 tahun kurang lebih 10.000.000.000, tetapi pengusaha yang telah
memenuhi syarat sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi tidak melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan. Berikut kutipan Pasal 2 undang undang KUP yang mengatur self
assessment ( Wajib Pajak) dalam PT Zawazi:
Persyaratan subjektif adalah persyaratan yang sesuai dengan ketentuan mengenai subjek
pajak dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984 dan perubahannya.
Persyaratan objektif adalah persyaratan bagi subjek pajak yang menerima atau memperoleh
penghasilan atau diwajibkan untuk melakukan pemotongan/pemungutan sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984 dan perubahannya
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
2. Menurut saya PT Zawazi mendaftar secara mandiri untuk menjadi PKP, Karena itu merupakan
kewajiban setiap wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif wajib
mendaftarkan diri pada Kantor Direktorat Jenderal Pajak atau Kantor Pelayanan Pajak (KPP atau
KP2KP) yang wilayah kerjanya meliputi:
a. tempat tinggal Wajib Pajak
b. tempat kedudukan Wajib Pajak
c. kegiatan usaha Wajib Pajak
Fungsi pengukuhan pengusaha Kena Pajak selain dipergunakan untuk mengetahui identitas
Pengusaha Kena Pajak yang sebenarnya juga berguna untuk melaksanakan hak dan kewajiban di
bidang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah serta untuk pengawasan
administrasi perpajakan
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
Jika ingin mendaftarkan dirinya menjadi PKP maka Wajib Pajak tetap harus mendatangi KPP
tempat wajib pajak terdaftar, namun mengenai kelengkapan dokumen kursial yang perlu di siapkan
sebelum mendaftar harus mengunggah terlebih dahulu formular pendaftaran melelui website
https://pajakku.cpm/static/misc/Formulir-PKP.pdf untuk Wajib Pajak Orang Pribadi dokumen yang
harus disiapkan antara lain adalah fotokopi kartu identitas untuk Warga Negara Indonesia
menggunakan KTP dan uuntuk Warga Negara asing dapat menggunakan KITAS/KITAP.
3. Setelah Menurut saya sanksi yang diberikan jika PT Zawazi tidak melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai PKP yaitu dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama
6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.
Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2 (dua) kali sanksi
pidana apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu)
tahun, terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan.
Setiap orang yang melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana menyalahgunakan
atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, atau menyampaikan Surat Pemberitahuan dan/atau
keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
d, dalam rangka mengajukan permohonan restitusi atau melakukan kompensasi pajak atau
pengkreditan pajak, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama
2 (dua) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah restitusi yang dimohonkan dan/atau
kompensasi atau pengkreditan yang dilakukan dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah restitusi yang
dimohonkan dan/atau kompensasi atau pengkreditan yang dilakukan.
Fungsi dan manfaat pengukuhan PKP
Sarana dalam administrasi perpajakan
Tanda pengenal diri atau identitas WP dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya
Pengawasan dalam melaksanakan hak dan kewajiban di bidang PPN dan PPnBM
Sarana dalam pemenuhan kewajiban Pajak Pertambahan Nilai & Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM).
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
Tidak semua penghasilan yang diterima pemilik hotel bebas dari pemungutan PPN. PMK-43/2015
juga memberikan rincian jasa-jasa mana saja yang disediakan oleh pihak hotel dan merupakan
objek yang dikenai PPN, menurut saya dari aktivitas-aktivitas jasa PT Zawazi yang merupakan objek
PPN yaitu :
1. Kolam Renang
2. Salon
3. Pusat Kebugaran (Gym)
4. Areal Bermain Anak
5. Restoran
6. Ball Room
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
Jawaban 2
1. Wajib Pajak mempunyai hak untuk mengajukan keberatan atas suatu ketetapan pajak dengan
mengajukan keberatan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak paling lambat 3 bulan sejak
tanggal dikirim surat ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan, kecuali
apabila Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut, tidak dapat dipenuhi karena
keadaan di luar kekuasaannya. Jadi PT. Good Food mengajukan keberatan secara tertulis kepada
Direktur Jenderal Pajak paling lambat 3 bulan (15 Mei 2019) sejak tanggal dikirim yaitu 15 Februari
2019 surat ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan,
Apabila ternyata bahwa batas waktu 3 (tiga) bulan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh WP
karena keadaan di luar kekuasaan WP (force majeur) maka tenggang waktu selama 3 (tiga) bulan
tersebut, masih dapat dipertimbangkan untuk diperpanjang oleh Direktur Jenderal.
Atas keberatan tersebut Direktur Jenderal Pajak akan memberikan keputusan paling lama dalam
jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak surat keberatan diterima.
2. Menurut saya ada jumlah kurang yang harus dibayar sebesar Rp.450.000.000. karena Dalam hal WP
mengajukan permohonan keberatan atas SKP, WP wajib melunasi pajak yang masih harus dibayar
paling sedikit sejumlah yang telah disetujui WP dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, sebelum
surat keberatan disampaikan.
3. Jumlah pajak (pokok dan sanksi) yang harus dibayar oleh PT PT. Good Food Indonesia atas
keputusan hasil keberatan
• SKPKP hasil pemeriksaan : Rp. 2.100.000.000
• PT BTK bersedia membayar : Rp. 450.000.000
• Keputusan keberatan, SKPKB menjadi : Rp. 1.640.625.000
• Jumlah Pokok Pajak Kurang dibayar (1.640.625.000-450.000.000) : Rp 1.190.625.000
4. Adapun Pasal 25 ayat (9) UU KUP sebelum revisi UU HPP menyatakan hal berikut:
“(9) Dalam hal keberatan wajib pajak ditolak atau diterima sebagian, wajib pajak dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkan
keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.”
Dari ketentuan Pasal 25 ayat (9) UU KUP a di atas dapat disimpulkan apabila hasil
keputusan keberatan wajib pajak menyatakan ditolak atau diterima sebagian, wajib pajak harus
membayar sanksi denda sebesar 50%, adapun penghitungan jumlah sanksi dihitung dari jumlah
pajak yang tertera di keputusan keberatan setelah dikurangi dengan jumlah pajak yang telah dibayar
wajib pajak sebelum mengajukan keberatan. Akan tetapi, setelah terbitnya UU HPP, ketentuan
dalam Pasal 25 ayat (9) UU KUP mengalami perubahan. Adapun perubahan yang dimaksud adalah
adanya penurunan jumlah besaran sanksi yang harus dibayar wajib pajak apabila permohonan
keberatan ditolak atau diterima sebagian.
Pasal 25 ayat (9) UU KUP s. T. D. T. D UU HPP menyatakan hal berikut:
“(9) Dalam hal keberatan wajib pajak ditolak atau diterima sebagian, wajib pajak dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkan
keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan",
atas keputusan keberatan yang diajukan wajib pajak menyatakan menolak atau menerima
sebagian, sanksi denda yang dikenakan turun menjadi 30%. Jumlah penghitungan sanksi juga
dihitung dari jumlah pajak yang tertera di keputusan keberatan setelah dikurangi dengan jumlah pajak
yang telah dibayar wajib pajak sebelum mengajukan keberatan.
Selain itu, apabila wajib pajak merasa tidak puas atas hasil keputusan keberatan, wajib pajak
dapat mengajukan banding ke pengadilan pajak. Adapun terkait dengan sanksi yang diterima wajib
pajak karena keberatan wajib pajak ditolak atau diterima sebagian, menjadi tidak dikenakan. Hal ini
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 25 ayat (1) UU KUP s. T. D. T. D UU HPP sebagai berikut:
“(10) Dalam hal wajib pajak mengajukan permohonan banding, sanksi administratif berupa denda
sebesar 30% (tiga puluh persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (9) tidak dikenakan. ” Dari
penjelasan di tersebut dapat disimpulkan terkait dengan hasil keputusan keberatan perusahaan yang
ditolak, terdapat kewajiban sanksi denda sebesar 30% yang harus dibayar oleh perusahaan. Akan
tetapi, jika perusahaan berniat untuk mengajukan banding ke pengadilan pajak, sanksi sebesar 30%
tidak dikenakan.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
5. Apabila wajib pajak belum menyetujui keputusan DJP atas keberatan yang diajukan, maka wajib
pajak dapat mengajukan banding ke Pengadilan Pajak Suatu permohonan banding dapat diterima
untuk dipertimbangkan (sah) apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
a. Diajukan secara tertulis: Artinya diajukan dengan media tulisan.
b. Dalam bahasa Indonesia: Artinya tidak diperkenankan menggunakan bahasa lain;
c. Dikemukakan alasan dari banding: Dalam surat banding harus dikemukakan alasan Wajib Pajak
tidak dapat menerima atau menyanggah keputusan keberatan.
d. Satu surat banding untuk satu keputusan keberatan dan melampiran salinan keputusan yang
dibanding. Satu surat banding hanya berisi keberatan atas satu keputusan keberatan tidak boleh
untuk beberapa keputusan keberatan. Oleh sebab itu, perlu dilampiran salinan Surat Keputusan
Keberatan.
e. Banding diajukan terbatas hanya dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterima
keputusan yang dibanding. Dalam hal Wajib Pajak tidak dapat mengajukan banding dalam jangka
waktu 3 (tiga) bulan karena sebab luar biasa (diluar kekuasaan Wajib Pajak) harus disertai bukti
pendukung adanya keadaan luar biasa (force majeur) tersebut.
f. Dalam hal banding, banding diajukan terhadap besarnya jumlah pajak yang terutang, di dalam
undang undang Pengadilan Pajak diatur bahwa Banding hanya dapat diajukan apabila jumlah
yang terutang dimaksud telah dibayar sebesar 50% (lima puluh persen) namun sejak tahun 2007
dengan perubahan UU KUP yang menyatakan bahwa pasal 27 ayat (5) dihapus dan
menggantikan, dengan ayat (5) a,b,c,an d, disebutkan bahwa:
(5a) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan banding. jangka wakt pelunasan pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3), ayat (3a), atau Pasal 25 ayat (7), atas jumlah pajak yang belum
dibayar pada saat pengajuan keberatan, tertangguh sampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal
penerbitan Putusan Banding Penangguhan jangka waktu pelunasan pajak menyebabkan sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan tidak diberlakukan atas jumlah
pajak yang belum dibayar pada saat pengajuan keberatan.
(5b) Jumlah pajak yang belum dibayar pada saat pengajuan permohonan keberatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (5a) tidak termasuk sebagai utang pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) dan ayat (1a)
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
(5c) Jumlah pajak yang belum dibayar pada saat pengajuan permohonan banding belum
merupakan pajak yang terutang sampai dengan Putusan Banding diterbitkan.
(5d) Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian Wajib Pajak dikenai
sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pajak berdasarkan
Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan
keberatan pajak.