NIM : 041814985
Kelas : Akuntansi semester 5
UPBJJ : Malang
SUMBER : BMP EKMA4311 (Studi Kelayakan Bisnis Edisi 2) Modul 1 Halaman 1.23 –
1.26
2. Untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan klasifikasi standar industri
(standart indusrial clasification) sekarang sesuai dengan standar yang ditetapkan,
maka perlu produk-produk baru dilakukan inovasi dengan kreativitas penciptaan
produk baru supaya laku dipasar nasional/internasional.
Jelaskan apa tindakan yang harus dilakukan oleh produsen supaya produk baru
dapat sesuai dengan standar standar yang ditetapkan!
SUMBER : BMP EKMA4311 (Studi Kelayakan Bisnis Edisi 2) Modul 2 Halaman 2.9
Peramalan produksi dan penjualan suatu produk yang permintaannya stabil dari
waktu ke waktu dan tidak ada persaingan relatif lebih mudah dibandingkan dengan
peramalan produksi atau penjualan produk yang memiliki kondisi sebaliknya. Pada
kenyataannya, dalam sebagian besar pasar, permintaan pasar keseluruhan, dan permintaan
produk perusahaan sangat tidak stabil. Oleh karena itu, peramalan menjadi suatu hal yang
penting sekali.
Teknik-teknik peramalan yang ada dibuat atas dasar segala sesuatu yang
dikatakan, dikerjakan, atau yang telah dilakukan masyarakat. Teknik peramalan atas dasar
segala suatu yang dikatakan masyarakat, misalnya peramalan berdasarkan pendapat
wiraniaga (salesmen), pendapat konsumen/pembeli, dan pendapat para ahli.
Salah satu contoh teknik peramalan atas dasar segala sesuatu yang dikerjakan
masyarakat adalah Metode Tes Pasar. Metode Tes Pasar biasanya dilakukan untuk
meramalkan dan mendapatkan reaksi pembeli atas produk baru atau produk yang sudah
ada di pasar, tetapi menggunakan saluran distribusi baru atau memasuki daerah
pemasaran baru.
Terakhir, teknik peramalan atas dasar segala sesuatu yang telah dilakukan
masyarakat, misalnya analisis catatan perilaku pembelian para pembeli di masa lalu dan
teknik peramalan dengan metode statistik, misalnya analisis runtut waktu.
Teknik peramalan bisa pula dikelompokkan ke dalam analisis kualitatif dan
kuantitatif. Teknik kualitatif biasanya merupakan peramalan berdasarkan pendapat suatu
pihak, dan datanya tidak bisa dibuat dalam angka. Teknik peramalan tersebut, misalnya
peramalan pendapat (judgment forecast) dan peramalan dengan menggunakan survei,
misalnya survei pembeli, pendapat para wiraniaga, pendapat pimpinan, pendapat para
ahli, dan tes pasar.
Sebaliknya, teknik peramalan kuantitatif merupakan teknik peramalan yang
mendasarkan pada data masa lalu, dapat dikuantitaskan dalam angka, dan diasumsi bahwa
keadaan masa lalu akan berulang kembali di masa yang akan datang.
Teknik peramalan kuantitatif dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1)
peramalan sederhana dan (2) peramalan statistik. Perhitungan dalam peramalan sederhana
adalah perhitungan matematis sederhana. Sebagai contoh, jumlah penjualan tahun A
adalah Rp1 juta setahun dengan kenaikan 20% setahun. Jadi, penjualan tahun B adalah
Rp1.200.000,00 (120% × Rp1.000.000,00), sedangkan peramalan statistik meliputi
Analisis Runtut Waktu (time series analysis) dan Analisis Regresi-Korelasi.
Beberapa teknik peramalan tersebut akan dibahas secara ringkas sebagai berikut.
a. Survei pembeli (survey of buyers intentions)
Teknik peramalan ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan yang akan
dilakukan oleh para pembeli dalam menghadapi keadaan tertentu. Survei ini bisa
bermanfaat jika pembeli memiliki sikap yang jelas dan dapat diformulasikan dan
diinformasikan kepada pihak yang mengadakan survei. Untuk barang konsumsi, hal-
hal yang perlu diketahui, antara lain adalah skala kemungkinan pembeli (purchase
probability scale) termasuk mengetahui kondisi keuangan dan ekonomi calon
pembeli, tingkat ketidaksenangan serta tingkat kesenangan terhadap produk yang
ditawarkan.
SUMBER : BMP EKMA4311 (Studi Kelayakan Bisnis Edisi 2) Modul 2 Halaman 2.39 –
2.42
4. Salah satu metode untuk menentukan besarnya skala produksi adalah dengan
pendekatan titik impas (Break Even Point). Misalnya untuk memproduksi suatu
barang elektronik diperlukan biaya tetap Rp 100.000,00 dan biaya variabel sebesar
Rp.20.000,00 per unit barang yang diproduksi. Jika harga jual perunit barang Rp.
25.000,00.
Hitunglah:
1) Jumlah barang yang harus terjual agar terjadi BEP.
3) Jumlah produk yang harus dijual supaya dapat menutupi biaya tetapnya
Persamaan untuk menentukan jumlah produk yang harus di jual supaya bisa menutupi
biaya tetap, adalah
Unit Penjualan = Biaya Tetap (fixed cost) / Harga Jual Per unit
= Rp. 100.000 / Rp. 25.000
= 4 Barang
SUMBER :
BMP EKMA4311 (Studi Kelayakan Bisnis Edisi 2) Modul 3 Halaman 3.4
https://www.jurnal.id/id/blog/analisa-break-even-point-penjelasan-dan-contoh-
soal/