Menurut Rahma Paramita, seorang psikolog anak dan remaja menyebutkan, bahwa ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan setiap orang tua sebelum memutuskan untuk menyekolahkan anak
berkebutuhan khusus, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan fisik (melingkupi motorik halus dan kasar)
2. Bahasa (reseptif dan ekspresif)
3. Kognisi (pendekatan pembelajaran)
4. Pramembaca dan menulis
5. Perhitungan dasar
6. Sosial
7. Emosi
Perkembangan fisik ini merupakan aspek paling mendasar yang harus diperhatikan oleh orang tua. Dalam
perkembangan fisik, contoh pada anak usia prasekolah di tingkat usia 10-24 bulan. Orang tua harus
memperhatikan apakah anak sudah dapat duduk untuk bisa mengikuti kelas atau belum.
Selain fisik, lebih lanjut Rahma juga menjelaskan betapa pentingnya kesiapan sosial anak. Hal ini
melingkupi kesadaran diri anak akan lingkungan sekitar, seperti apakah anak sudah mulai membuat
pertemanan atau menunggu giliran? Kegiatan tersebut sangat erat kaitannya dengan kesadaran.
Dalam psikologi anak berkebutuhan khusus, akomodasi belajar menjadi salah satu kunci memberikan
pendidikan terbaik. Akomodasi belajar dikelompokkan atas 6 aspek, yaitu:
Apabila dalam materi belajar salah satu anak hanya dapat menerima materi dengan cara mendengar saja,
ada anak lainnya yang hanya dapat menerima materi menggunakan video. Pada anak reguler, bisa diberi
10 pertanyaan. Namun, untuk anak berkebutuhan khusus, bisa dicicil dengan 2 pertanyaan terlebih dahulu.
Selain itu, kalau ABK tidak merasa nyaman menyampaikan tugas dengan cara menulis, maka bisa diganti
dengan metode lain, seperti proyek presentasi atau bercerita. Bahkan, pada kasus anak yang memiliki
selective mutism, orang tua akan merekam respon anak dan menunjukkannya pada guru.
Dengan kata lain, semua metode diperbolehkan untuk diaplikasikan asalkan baik dan benar. Sebab tujuan
dasarnya terletak pada tingkat pemahaman anak terhadap materi yang disampaikan.
Mita juga menjelaskan, bahwasanya aspek akomodasi, seperti setting belajar dapat dilakukan secara
individual atau berkelompok. Menyesuaikan dengan kenyamanan anak dalam mengikuti pelajaran.
Selain itu, akomodasi setting belajar juga bisa mengacu pada tidak semua anak harus belajar dalam kelas.
Jika anak belum bisa beradaptasi belajar dalam kelompok besar, bisa disiasati dengan membuat kelompok
kecil berjumlah 4-6 orang, dan bahkan bisa juga membuat kelas individu.
Selain mengadakan akomodasi belajar untuk ABK. Dalam menyelenggarakan pendidikan anak
berkebutuhan khusus juga diperlukan modifikasi kurikulum secara berkala. Mita menambahkan, jika pihak
sekolah tidak berhak memaksa ABK menguasai berbagai hal, seperti materi pelajaran.
Akan tetapi, sebaiknya fokus pada mengajarkan hal-hal umum yang diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari, seperti cara membaca tanda jalan, matematika dasar, dan cara membaca resep obat, di mana hal
tersebut penting dan sering digunakan dalam keseharian setiap individu.
Kenapa akomodasi dan modifikasi belajar sangat penting untuk anak berkebutuhan khusus? Hal tersebut
berkaitan dengan menumbuhkan potensi dan kemandirian anak. Sebab sejatinya, semua anak itu unik.
Meskipun memiliki kekurangan, tapi pasti ada kelebihan yang dimiliki.