Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

FLUIDA

A. Pendahuluan

K
eadaan bahan keseluruhan secara mudah dapat dibagi menjadi
zat padat dan f luida. Zat padat cenderung tegar dan
mempertahankan bentuknya, sementara f luida tidak
mempertahankan bentuknya tetapi mengalir. Fluida meliputi cairan, yang
mengalir di bawah pengaruh gravitasi sampai menempati daerah terendah
yang mungkin dari penampungnya, dan gas, yang mengembang mengisi
m penampungnya tanpa peduli bentuknya.
ρ =
V
B. Massa Jenis (Kerapatan)
Salah satu sifat penting dari suatu zat adalah massa jenis (ñ) atau
kerapatan. Huruf Yunanai ( ñ) kuno biasanya digunakan untuk
menyatakan massa jenis. Massa jenis didefisnisikan sebagai perbandingan
antara massa suatu benda terhadap volumenya:

, (4.1)

Dimana ñ : massa jenis (kg/m3),


m : massa benda (Kg)
V : volume benda (m3)
Satuan massa jenis dalam cgs adalah g/cm3. Bila kerapatan atau
massa jenis suatu benda lebih besar dari kerapatan air, maka benda akan
tenggelam dalam air. Bila kerapatan benda lebih kecil maka benda akan
mengapung. Kerapatan air dipengaruhi oleh temperatur. Semakin tinggi

63
temperatur air maka massa jenis air semakin kecil karena jarak antar
partikelnya semakin besar sehingga untuk menampung sejumlah atom
diperlukan volume yang besar , demikian juga sebaliknya, semakin rendah
suhu air maka kerapatannya semakin besar karena jarak antar atomnya
semakin kecil sehingga sejumlah atom cukup menempati volume yang
kecil. Persamaan (4.1) menyatakan nilai maksimum dari perubahan massa
jenis air dengan berubahnya temperature yang terjadi pada temperature
4oC. Satuan yang biasa digunakan untuk volume air adalah liter (L).
1 liter = 103 cm3 = 10-3 m3
Dalam satuan ini, massa jenis air adalah 1,00 kg/L.
Rasio kerapatan sebuah zat terhadap kerapatan air dinamakan berat
jenis zat tersebut. Berat jenis adalah bilangan tak berdimensi yang sama
dengan besarnya kerapatan ini jika dinyatakan dalam gram per centi-
meter kubik.

C. Tekanan pada Fluida


Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, di mana gaya F
dipahami bekerja tegak lurus terhadap luas permukaan benda A,
F
Tekanan = P = (4.2)
A
Satuan SI untuk tekanan adalah N/m2 atau disebut Pascal (Pa). Satuan
dalam cgs yang juga kadang digunakan adalah dyne/cm2, lb/in2 (kadang
disingkat “psi”).
Prinsip Paskal menyatakan bahwa:
Tekanan yang diberikan pada fluida dalam suatu tempat akan menambah
tekanan keseluruhan dengan besar yang sama.
Gaya yang disebabkan oleh tekanan fluida yang berada dalam
keadaan diam selalu bekerja tegak lurus terhadap permukaan yang
bersentuhan dengannya. Maka sebagaimana dinyatakan oleh Hk New-
ton ketiga (aksi = - reaksi), permukaan akan memberikan gaya kembali
pada fluida yang juga akan memiliki komponen sejajar dengan
permukaan yang kemudian menyebabkan fluida mengalir.

64 Fisika Kesehatan
1. Alat Ukur Tekanan Darah
Beberapa alat yang digunakan untuk mengukur tekanan adalah
manometer tabung terbuka, barometer aneroid (digunakan untuk
mengukur tekanan udara), pengukur tekanan ban.

(b) Pengukur aneroid (terutama di-


(a) Manometer tabung gunakan untuk tekanan udara dan ke- (c) Pengukur tekanan ban
terbuka mudian disebut barometer aneroid)

Gambar 4.1 Alat ukur tekanan

Yang paling sederhana adalah manometer tabung terbuka, yaitu


tabung berbentuk U yang sebagian diisi air atau air raksa. Tekanan P
yang terukur dihubungkan dengan perbedaan tinggi h dari dua ketinggian
zat cair. Besarnya tekanan dinyatakan dengan persamaan:

P = P0 + ρ gh (4.3)

P = tekanan fluida (N/m3)


P0 = tekanan atmosfir (yang bekerja di atas fluida di tabung
sebelah kiri) (N/m3)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = perbedaan tinggi zat cair antara tabung kiri dengan tabung
kanan (m)
Perhatikan bahwa nilai ρ gh adalah tekanan terukur, suatu angka
sehingga harga P lebih besar daripada tekanan atmosfir. Biasanya bukan

Fluida 65
hasil kali ρ gh yang dihitung, melainkan hanya ketinggian h yang
ditentukan. Pada kenyataannya, tekanan kadang dinyatakan dalam orde
millimeter air raksa (mm-Hg), dan kadang-kadang nilainya sekecil mm air
(mm-H2O). Satuan mm-Hg ekivalen dengan tekanan 133 N/m2, karena
1,00 mm = 1,00 X 10-3 m dan massa jenis air raksa adalah 13,6 X 103 kg/
m 3.
Untuk mendiagnosis suatu penyakit dalam praktik klinik, seringkali
perlu diukur tekanan darah pasien.

Gambar 4.2 Sphygmomanometer

Riva-Rocci telah membuat alat ukur tekanan darah manusia yang


disebut dengan Sphygmomanometer atau tensimeter. Sphygmomanom-
eter yang sering digunakan ada dua macam, yaitu sphygmomanometer
logam dan sphygmomanometer air raksa. Tekanan darah yang biasa
diukur meliputi:
1. Sistolik, yaitu tekanan darah maksimum yang terdapat pada aorta
ketika jantung berada pada phase sistolis atau berkontraksi di mana
darah dipompakan dari ventrikel kiri ke aorta. Ini terjadi kira-kira
72 kali per menit dalam keadaan tenang dan jantung sehat.
2. Diastolik, yaitu tekanan darah minimum yang diperoleh pada aorta
ketika jantung berada pada phase diastolis (mengembang) di mana
darah dari vena masuk ke atrium.
Tekanan nadi yaitu selisih tekanan sistolik dengan tekanan diastolik,
misal tekanan sistolik normal = 120 mm-Hg, sedangkan tekanan diastolik
normal = 80 mm-Hg. Maka tekanan nadi normal adalah 40 mm-Hg.

66 Fisika Kesehatan
D. Dinamika Fluida
Dinamika fluida mempelajari mengenai fluida yang bergerak atau
mengalir. Jika fluida tersebut adalah air maka lebih dikenal dengan istilah
hidrodinamika. Tidak semua fluida yang berpindah dinamakan fluida
mengalir. Jika kita memindahkan air dari ember ke bak mandi maka air
tersebut tidak bisa dikatakan mengalir. Fluida dikatakan mengalir jika
fluida tersebut bergerak terus terhadap sekitarnya.

1. Aliran Laminar dan Aliran Turbulan


Lintasan yang ditempuh oleh
suatu partikel dalam fluida mengalir
dinamakan garis alir (flow line). Ada
dua jenis aliran fluida, yaitu aliran lami-
nar atau garis arus (streamline) dan
aliran turbulen. Pada aliran laminar,
setiap partikel f luida mengikuti
lintasan yang mulus, dan lintasan ini
tidak saling bersilangan.
Di atas suatu kelajuan tertentu,
aliran fluida menjadi turbulen yang
ditandai dengan lingkaran-lingkaran
tak menentu, kecil dan menyerupai
pusaran yang disebut arus eddy . Arus
eddy banyak menyerap energi
Gambar 4.3a Aliran laminar walaupun mengalami gesekan inter-
b. Aliran turbulen nal yang disebut viskositas. Bahkan
daripada aliran laminar, energi
tersebut jauh lebih besar ketika aliran berupa turbulan. Untuk
mengetahui apakah suatu aliran fluida merupakan laminar atau
turbulan dapat dilakukan dengan menjatuhkan sedikit tinta atau
pewarna ke dalam fluida tersebut. Jika tinta menempuh lintasan yang
lurus atau melengkung tetapi tidak berputar-putar membentuk
pusaran, maka aliran fluida tersebut berupa laminar. Akan tetapi bila
tinta tersebut kemudian mengalir secara berputar-putar dan akhirnya
menyebar, aliran fluida termasuk turbulan.

Fluida 67
Gambar 4.4 Arus turbulen
∆m
t
laju ali
2. Persamaan Kontinuitas
Mari kita perhatikan aliran laminar suatu fluida yang melalui
tabung tertutup atau pipa seperti ditunjukkan pada gambar 4.5.
Pertama kita tentukan
bagaimana laju f luida
berubah ketika ukuran
tabung berubah. Laju aliran
massa didefinisikan sebagai
massa dari fluida yang
Gambar 4.5 Aliran fluida melalui pipa melewati titik tertentu
yang diameternya berubah-ubah persatuan waktu ,

(4.4)

68 Fisika Kesehatan
Pada gambar 4.4 volume fluida yang melewati titik 1 (melalui
luas A1) dalam waktu ∆ t adalah A1 , dimana adalah jarak
yang dilalui fluida dalam waktu . Karena kecepatan fluida yang
∆m 1
melewati titik 1 adalah , laju alir massa melalui luas
∆t
A1 adalah:

∆ m 1 ρ 1∆ v1 ρ 1 A1∆ l1
= = = ρ 1 A1v1 (4.5)
∆t ∆t ∆t

∆ v1 = A1 ∆ l1 adalah volume dengan massa , dan adalah


massa jenis fluida. Dengan cara yang sama, pada titik 2 (melalaui
luas A2), laju alir adalah . Karena tidak ada aliran fluida yang
masuk atau keluar dari sisi-sisi, laju alir melalui A1 dan A2 harus sama.

Dengan demikian, karena , maka


ρ 1 A1v1 = ρ 2 A 2 v2 (4.6)

ρA mkons
ρ
∆ lv=A ρ
t
m ∆=vtlan
∆Amv Persamaan (4.6) disebut persamaan kontinuitas. Jika fluida
v11121=11112=221 2 22 tersebut tidak bisa ditekan ( tidak berubah terhadap tekanan), yang
∆t ∆ t∆t
merupakan pendekatan yang baik untuk zat cair dalam sebagian besar
kondisi (kadang termasuk juga pada gas) maka , sehingga
persamaan kontinuitas menjadi

, (untuk ) (4.7)
Hasil kali Av menyatakan laju aliran volume (volume fluida yang
∆v ∆l
melewati suatu titik per sekon), karena =A = Av (m3/s). Dari
∆t ∆t
persamaan (4.7) dapat diketahui bahwa luas penampang berbanding
terbalik dengan kecepatan aliran. Semakin besar luas penampang, maka
kecepatan aliran semakin kecil, demikian juga sebaliknya.

3. Aliran Darah di Dalam Tubuh


Persamaan (4.7) dapat dipakai untuk aliran darah dalam tubuh.
Mekanisme aliran darah di dalam tubuh manusia adalah sebagai
berikut:

Fluida 69
Darah mengalir dari jantung ke
aorta, dan kemudian masuk ke arteri-
arteri utama. Dari arteri utama ini
bercabang lagi ke arteri kecil (arteriol),
kemudian bercabang lagi menjadi
sejumlah pembuluh kapiler yang amat
kecil. Darah kemudian kembali lagi
ke jantung melalui vena.

Gambar 4.6
Sistem sirkulasi manusia

Contoh soal aliran darah


1. Darah mengalir dari pembuluh darah
yang besar dengan jari-jari 0,3 cm, di mana kelajuannya 10 cm/s, ke
dalam daerah di mana jari-jari berkurang menjadi 0,2 cm karena
penebalan dinding (arteriosclerosis). Berapakah kelajuan darah di =
A1v1 A
v2 =
bagian yang lebih kecil? A
Penyelesaian: Jika v1 dan v2 adalah kelajuan awal dan ahir, A1 dan A2
adalah luas awal dan ahir, maka dengan menggunakan persamaan
(4.7) :

2. Radius aorta kurang lebih 1,0 cm dan darah yang melewatinya


memiliki laju sekitar 30 cm/s. Pembuluh kapiler biasanya memiliki
radius sekitar 4 x 10-4 cm, dan darah mengalir melaluinya dengan laju
sekitar 5 x 10-4 m/s. Perkirakanlah berapa banyak pembuluh kapiler
yang ada di dalam tubuh!
Penyelesaian: Tentukan A1 = Luas aorta, dan A 2 = luas semua
pembuluh kapiler di mana darah mengalir. A2 = Nπ 2kap di mana N

70 Fisika Kesehatan
adalah jumlah pembuluh kapiler dan rkap = 4 x 10-4 cm adalah perkiraan
radius rata-rata pembuluh kapiler. Dari persamaan (4.7) dapat
ditentukan:
A1v1 = A 2 v2

2
v r2aorta ⎛ 0,30m /s ⎞⎛ 1,0× 10−2 m ⎞
N = 1 2 = ⎜⎜ −4
⎟⎟⎜⎜ −6
⎟⎟ = 4× 109 pem buluhkapiler
v2 r kap ⎝ 5× 10 m /s⎠⎝ 4× 10 m ⎠

E. Viskositas
Kekentalan atau viskousitas adalah tingkat kekentalan fluida yang
menyatakan besar kecilnya gaya gesek pada fluida. Dengan semakin
kentalnya fluida atau zat cair yang melewati pembuluh, semakin besar
gesekan terhadap dinding pembuluh dan sebagai konsekuensinya
diperoleh tahanan semakin besar yang tentunya akan berpengaruh
terhadap debit pada fluida.
Debit adalah volume zat cair yang mengalir melalui penampang tiap
v2Nπr
2
kap = vπr
detiknya.
1
2 Secara matematis dapat dinyatakan:
aorta

volum e v ⎛ m l ⎞
V = = ⎜ ⎟ (4.8)
waktu t⎝ s ⎠

Hk Poiseuille menyatakan bahwa cairan yang mengalir melalui suatu


pipa akan berbanding langsung dengan penurunan tekanan sepanjang
pipa dan pangkat empat jari-jari pipa. Maka dari persamaan (1) dapat
dinyatakan bahwa
π r4 (P1 − P2 )
V = (4.9)
8η L

π r4 ( ρ gh1 − ρ gh2 )
V = (4.10)
8η L

Keterangan:
V : debit (ml/s)
t : waktu (sekon)
π : 3,14

Fluida 71
r : jari-jari pembuluh (cm)
g : (percepatan gravitasi bumi) :980 cm/s2
L : panjang pipa pembuluh (cm)
: viskousitas atau kekentalan (N s/m2 = Pa.s dalam SI, atau
dyne.s/cm2 = poise dalam cgs)
Dengan semakin kentalnya zat cair yang melewati pembuluh,
semakin besar gesekan terhadap dinding pembuluh dan sebagai
konsekuensinya, diperoleh tahanan semakin besar. Kekentalan ini penting
untuk mengetahui konsntrasi sel darah merah. Pada darah normal,
kekentalan sebesar 3,5 kali air. Apabila konsentrasi darah 1,5 dari darah
normal, kekentalan menjadi dua kali air dan apabila konsentrsi darah
meningkat 70 kali di atas normal maka kekentalan darah menjadi 20
kali air. Dengan alasan demikian, aliran darah pada penderita anemia
adalah cepat oleh karena konsentrasi sel darah merah sangat rendah.
Sebaliknya pada penderita polycythemia (kadar sel darah merah meningkat)
aliran darah sangat lambat.

F. Pompa Jantung dan Tekanan Darah


Jantung manusia dan juga hewan pada dasarnya merupakan pompa η
sirkulasi. Cara kerja jantung manusia diperlihatkan pada gambar 4.7.
(a) Pada fase diastol,
Jantung rileks diantara
denyutan. Darah masuk ke
jantung; kedua serambi
dipenuhi dengan cepat. (b)
Ketika serambi melakukan
kontraksi, fase sistol, atau
pemompaan dimulai.
Kontraksi mendorong
darahmelalui katup mitral
dan tricuspid ke dalam
bilik. (c) Kontraksi bilik
memaksa darah melalui
katup semilunar masuk ke
dalam arteri pulmonary
(yang menuju paru-paru),
dan ke aorta (arteri tubuh
yang terbesar) yang menuju
arteri di semua bagian
tubuh. (d) Ketika jantung
rileks, katup semilunar
tertutup; darah memenuhi
serambi, siklus dimulai
Gambar 3.8 Cara kerja jantung manusia kembali.

72 Fisika Kesehatan
Ada dua lintasan terpisah untuk alian darah. Lintasan yang lebih
panjang membawa darah ke bagian-bagian tubuh, melalaui arteri dengan
membawa oksigen (O2) ke jaringan tubuh dan mengambil karbondioksida
(CO2) yang dibawanya kembali ke jantung melalui pembuluh darah balik
(vena). Darah ini kemudian dipompa ke dalam paru-paru (lintasan kedua)
dimana karbondioksida dilepaskan dan oksigen diambil. Darah yang
dimuati oksigen kembli ke jantung, dimana darah tersebut kembali
dipompa ke jaringan-jaringan tubuh.
Tekanan darah diukur dengan menggunakan manometer yang berisi
air raksa dan biasanya dikalibrasi dalam mm-Hg. Alat ukur dipasang ke
jaket berisi udara yang tertutup yang diikatkan pada lengan atas di
ketinggian jantung.

Gambar 4.8 Peralatan untuk mengukur tekanan darah

Dua nilai tekanan darah yang diukur, yaitu: tekanan maksimum


ketika jantung memompa (tekanan sistolik) dan tekanan ketika jantung
beristirahat (tekanan diastolik). Pada awalnya tekanan udara pada jaket
dinaikkan tinggi di atas tekanan sistolik dengan pompa tangan, dan
tekanan ini memompa arteri utama (brachial) di lengan dan memotong
aliran darah. Tekanan udara kemudian diperkecil perlahan-lahan sampai
titik di mana darah kembali mulai mengalir ke tangan, hal ini dideteksi

Fluida 73
dengan mendengarkan karakteristik ketukan darah yang kembali ke
lengan bawah dengan stetoskop. Pada saat ini tekanan sistolik sama dengan
tekanan udara pada jaket yang bisa dibaca pada alat ukur. Tekanan udara
kemudian diperkecil lebih lanjut dan suara ketukan menghilang ketika
darah dengan tekanan rendah dapat memasuki arteri. Pada saat ini alat
ukur menunjukkan tekanan diastolik. Tekanan sistolik normal sekitar
120 mm-Hg, sementara tekanan diastolik normal sekitar 80 mm-Hg.

G. Pernafasan
1. Mekanisme Pernafasan
Mekanisme masuknya udara dari luar ke dalam paru-paru disebut
inspirasi, sedang keluarnya udara dari dalam paru-paru disebut ekspirasi.
Keluar masuknya udara pernafasan ini melibatkan rongga dada dan
perut, sehingga keluar masuknya udara dapat dibedakan menjadi
pernafasan dada dan pernafasan perut.
a. Pernafasan Dada
Inspirasi pernafasan dada terjadi pada saat otot antar rusuk
berkontraksi, tulang-tulang rusuk akan naik dan rongga dada
membesar. Akibatnya tekanan udara di dalam rongga dada lebih
kecil dari pada tekanan udara di luar, sehingga udara dari luar
masuk ke paru-paru.
Ekspirasi pernafasan dada terjadi pada saat otot antara tulang rusuk
berelaksasai atau mengendor, tulang rusuk akan turun dan rongga
dada mengecil. Akibatnya tekanan udara di dalam rongga dada
lebih besar dari pada tekanan udara di luar. Akibatnya udara dalam
rongga dada akan terdorong ke luar dari paru-paru menuju hidung
atau mulut.
b. Pernafasan Perut
Inspirasi pernafasan perut terjadi pada saat otot rongga diafragma
berkontraksi, posisi diafragma menjadi mendatar. Akibatnya
rongga dada membesar dan tekanan udara lebih kecil, sehingga
udara luar masuk ke paru-paru.
Ekspirasi pernafasan perut terjadi pada saat otot rongga diafragma
berelaksasi, rongga dada mengecil dan tekanan udara menjadi
lebih besar, sehingga udara ke luar dari paru-paru.

74 Fisika Kesehatan
Pernafasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau
dalam keadaaan tertidur sekalipun karena sistem pernafasan
dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Masuk keluarnya udara dalam
paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga
dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan udara di luar
rongga dada lebih besar, maka udara akan masuk ke paru-paru,
demikian jua sebaliknya jika tekanan di dalam rongga dada lebih besar
maka udara akan keluar dari paru-paru.

2. Aplikasi Konsep Fisika dalam Pernafasan


a. Hukum Dalton
Hukum ini menyatakan bahwa:
Tekanan parsial suatu komponen dalam campuran gas adalah tekanan
dari komponen itu seandainya sendirian mengisi seluruh volume gas
yang tersedia.
Maka dari itu, jumlah tekanan suatu campuran gas yang tidak
reaktif dan bersifat ideal, adalah sama dengan jumlah tekanan parsial
semua komponen gas. Misalnya dalam suatu ruangan terdapat udara
dengan tekanan 1 atmosfir (760 mm-Hg). Jika dipindahkan seluruh
% O2 P O2 (mm-Hg) % CO2 P CO2 (mm-Hg)
molekul kecuali O2, maka O2 dalam udara tersebut 20%, berarti O2
0,3
Udara Inspirasi memiliki
20,9 tekanan150 20% x 760 0,04
mm Hg = 152 40
mm-Hg. Demikian pula
Alveoli Paru-paru N =14,0 100 5,6
610 mm Hg (80% dari 760 mm-Hg). 32
2
Udara ekspirasi 16,3 116 4,5
Tekanan parsial uap air dipengaruhi oleh kelembaman. Suatu
contoh udara ruangan mempunyai tekanan parsial 15-20 mm-Hg.
Sedangkan di dalam paru-paru mempunayi tekanan 47 mm-Hg
pada temperature 37oC dengan 100% kelembaman. Dengan
mempergunakan tekanan parsial dari hukum Dalton dapat dibuat
daftar sebagai berikut:

Tabel 4.1 Tekanan Parsial uap air pada pernafasan

Fluida 75
Pada waktu ekspirasi terahir di dalam paru-paru selalu terdapat
30% volume udara yang disebut Fungsional Residual Capasity.

b. Hukum Boyle
Hukum ini menyatakan bahwa :
Untuk suatu massa gas pada temperature konstan maka tekanan
berbanding terbalik terhadap volumenya.
Sehingga dapat dinyatakan dengan persamaan:
pV = tetap (4.11)
(T konstan, dan jumlah massa gas m tetap)
Apabila terjadi peningkatan volume maka akan diikuti
dengan penurunan tekanan, demikian juga sebaliknya. Untuk
mengetahui hubungan tekanan (P) terhadap volume (V) dapat
dilihat pada grafik 4.1.

Grafik 4.1 Hubungan Tekanan (P) terhadap volume (V)

Pada saat inspirasi volume paru-paru meningkat, sedangkan


tekanan intrapleura mengalami penurunan.
Pada waktu inspirasi jumlah volume udara dalam paru-paru
meningkat sedang pada waktu ekspirasi jumlah volume udara paru-
paru menurun.

76 Fisika Kesehatan
Grafik 4.2 Volume paru-paru VS waktu pada saat
inspirasi dan ekspirasi

c. Hukum Laplace
Hukum ini menyatakan bahwa tekanan pada gelembung al-
veoli berbanding terbalik terhadap radius dan berbanding lurus
terhadap tegangan permukaan .

(4.12)

P = tekanan (mm-Hg)
γ 4γ
Ρ = R = jari-jari (cm)
R
γ = tegangan permukaan (dyne/cm)

H. Spirometer
Spirometer adalah alat untuk mengukur aliran udara yang masuk
dan keluar paru-paru dan dicatat dalam grafik volume per waktu. Subjek
yang diuji (dalam hal ini penderita/probandus)menarik nafas dari
lingkungan dan menghembuskan nafas ke dalam spirometer dengan
keadaan hidung ditutup sehingga tidak ada udara yang dikeluarkan
melalui hidung. Dengan alat spirometer maka dapat ditampilkan
volume udara dalam paru-paru pada setiap saat sebagaimana digambarkan
berikut ini:

77
Gambar 4.10 Proses inspirasi dan ekspirasi oleh paru-paru

Pada waktu istirahat menunjukkan volume udara paru-paru 500 ml.


Keadaan ini disebut tidal volume. Pada permulaan dan akhir pernafasan
terdapat keadaan reserve; akhir dari suatu inspirasi dengan suatu usaha
agar mengisi paru-paru dengan udara. Udara tambahan ini disebut in-
spiratory reserve volume, jumlahnya sebanyak 3000ml. Demikian pula
akhir dari ekspirasi, usaha dengan tenaga untuk mengeluarkan udara
dari paru-paru. Udara ini disebut expiratory reserve volume yang
jumlahnya kira-kira 1.100 ml. Udara yang tertinggal setelah ekspirasi secara
normal disebut fungtional residual capacity (FRC). Seorang yang bernafas
dalam keadaan baik inspirasi maupun ekspirasi, keadaan yang ekstrim
ini disebut Vital Capacity.
Dalam keadaan normal, vital capacity sebanyak 4.500 ml. Dalam
keadaan apapun paru-paru tetap mengandung udara, maka udara ini
disebut residual volume atau udara sisa (kira-kira 1.000ml untuk orang
dewasa).
Untuk membuktikan adanya residual paru-paru, penderita (subjek)
disuruh bernafas dengan mencampuri udara dengan helium, kemudian
dilakukan pengukuran fraksi helium pada waktu ekspirasi. Di klinik
biasanya mempergunakan spirometer. Penderita disuruh bernafas dalam
satu menit yang disebut respiratory minute volume. Maksimum udara
yang dapat dihirup selama 15 menit disebut Maximum Voluntary Venti-
lation. Maksimum ekspirasi setelah maksimum inspirasi sangat berguna
untuk mengetest penderita emphysema dan penyakit obstruksi jalan
pernafasan. Penderita normal dapat mengeluarkan udara kira-kira 70%

78 Fisika Kesehatan
dari vital capacity dalam 0,5 detik; 85% dalam satu detik; 94% dalam 2
detik; 97% dalam 3 detik. Normal peak flow rate 350-500 liter/menit.
Aliran diplot terhadap volume untuk mengetahui tingkat kontinuitas
loop dari inspiratori ke ekspiratori. Bentuk loop penting untuk
memberikan interpretasi watak spirometriknya. Kurva volume terhadap
waktu merupakan alternatif lain untuk menampilkan hasil spirometrik.
Untuk penderita asma terjadi penyempitan batang tenggorokan
sehingga ujung kurva ekspiratori cenderung lebih kekiri dari awal
inspiratori. Namun untuk penderita batuk sebaliknya.

(a) (b)
Gambar 4.11. (a) Plot laju aliran udara terhadap volume
(b) Plot volume udara terhadap waktu

Pada gambar (4.11.a) ditampilkan grafik aliran terhadap volume


untuk mengetahui tingkat kontinuitas loop dari inspiratori ke ekspiratori.
Bentuk loop penting untuk memberikan interpretasi watak
spirometriknya. Berdasarkan posisi ujung kanan kurva bagian bawah
maka dapat diketahui kontinuitas nafas dari inspiratori ke ekspiratori,
sedangkan dari posisi ujung kiri bagian bawah kurva maka dapat diketahui
apakah terjadi penyempitan batang tenggorokan atau pembengkakan.
Gambar (4.11.b) yaitu kurva volume terhadap waktu merupakan alternatif
lain untuk menampilkan hasil spirometrik.

- oOo -

Fluida 79
80 Fisika Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai