FLUIDA
A. Pendahuluan
K
eadaan bahan keseluruhan secara mudah dapat dibagi menjadi
zat padat dan f luida. Zat padat cenderung tegar dan
mempertahankan bentuknya, sementara f luida tidak
mempertahankan bentuknya tetapi mengalir. Fluida meliputi cairan, yang
mengalir di bawah pengaruh gravitasi sampai menempati daerah terendah
yang mungkin dari penampungnya, dan gas, yang mengembang mengisi
m penampungnya tanpa peduli bentuknya.
ρ =
V
B. Massa Jenis (Kerapatan)
Salah satu sifat penting dari suatu zat adalah massa jenis (ñ) atau
kerapatan. Huruf Yunanai ( ñ) kuno biasanya digunakan untuk
menyatakan massa jenis. Massa jenis didefisnisikan sebagai perbandingan
antara massa suatu benda terhadap volumenya:
, (4.1)
63
temperatur air maka massa jenis air semakin kecil karena jarak antar
partikelnya semakin besar sehingga untuk menampung sejumlah atom
diperlukan volume yang besar , demikian juga sebaliknya, semakin rendah
suhu air maka kerapatannya semakin besar karena jarak antar atomnya
semakin kecil sehingga sejumlah atom cukup menempati volume yang
kecil. Persamaan (4.1) menyatakan nilai maksimum dari perubahan massa
jenis air dengan berubahnya temperature yang terjadi pada temperature
4oC. Satuan yang biasa digunakan untuk volume air adalah liter (L).
1 liter = 103 cm3 = 10-3 m3
Dalam satuan ini, massa jenis air adalah 1,00 kg/L.
Rasio kerapatan sebuah zat terhadap kerapatan air dinamakan berat
jenis zat tersebut. Berat jenis adalah bilangan tak berdimensi yang sama
dengan besarnya kerapatan ini jika dinyatakan dalam gram per centi-
meter kubik.
64 Fisika Kesehatan
1. Alat Ukur Tekanan Darah
Beberapa alat yang digunakan untuk mengukur tekanan adalah
manometer tabung terbuka, barometer aneroid (digunakan untuk
mengukur tekanan udara), pengukur tekanan ban.
P = P0 + ρ gh (4.3)
Fluida 65
hasil kali ρ gh yang dihitung, melainkan hanya ketinggian h yang
ditentukan. Pada kenyataannya, tekanan kadang dinyatakan dalam orde
millimeter air raksa (mm-Hg), dan kadang-kadang nilainya sekecil mm air
(mm-H2O). Satuan mm-Hg ekivalen dengan tekanan 133 N/m2, karena
1,00 mm = 1,00 X 10-3 m dan massa jenis air raksa adalah 13,6 X 103 kg/
m 3.
Untuk mendiagnosis suatu penyakit dalam praktik klinik, seringkali
perlu diukur tekanan darah pasien.
66 Fisika Kesehatan
D. Dinamika Fluida
Dinamika fluida mempelajari mengenai fluida yang bergerak atau
mengalir. Jika fluida tersebut adalah air maka lebih dikenal dengan istilah
hidrodinamika. Tidak semua fluida yang berpindah dinamakan fluida
mengalir. Jika kita memindahkan air dari ember ke bak mandi maka air
tersebut tidak bisa dikatakan mengalir. Fluida dikatakan mengalir jika
fluida tersebut bergerak terus terhadap sekitarnya.
Fluida 67
Gambar 4.4 Arus turbulen
∆m
t
laju ali
2. Persamaan Kontinuitas
Mari kita perhatikan aliran laminar suatu fluida yang melalui
tabung tertutup atau pipa seperti ditunjukkan pada gambar 4.5.
Pertama kita tentukan
bagaimana laju f luida
berubah ketika ukuran
tabung berubah. Laju aliran
massa didefinisikan sebagai
massa dari fluida yang
Gambar 4.5 Aliran fluida melalui pipa melewati titik tertentu
yang diameternya berubah-ubah persatuan waktu ,
(4.4)
68 Fisika Kesehatan
Pada gambar 4.4 volume fluida yang melewati titik 1 (melalui
luas A1) dalam waktu ∆ t adalah A1 , dimana adalah jarak
yang dilalui fluida dalam waktu . Karena kecepatan fluida yang
∆m 1
melewati titik 1 adalah , laju alir massa melalui luas
∆t
A1 adalah:
∆ m 1 ρ 1∆ v1 ρ 1 A1∆ l1
= = = ρ 1 A1v1 (4.5)
∆t ∆t ∆t
ρA mkons
ρ
∆ lv=A ρ
t
m ∆=vtlan
∆Amv Persamaan (4.6) disebut persamaan kontinuitas. Jika fluida
v11121=11112=221 2 22 tersebut tidak bisa ditekan ( tidak berubah terhadap tekanan), yang
∆t ∆ t∆t
merupakan pendekatan yang baik untuk zat cair dalam sebagian besar
kondisi (kadang termasuk juga pada gas) maka , sehingga
persamaan kontinuitas menjadi
, (untuk ) (4.7)
Hasil kali Av menyatakan laju aliran volume (volume fluida yang
∆v ∆l
melewati suatu titik per sekon), karena =A = Av (m3/s). Dari
∆t ∆t
persamaan (4.7) dapat diketahui bahwa luas penampang berbanding
terbalik dengan kecepatan aliran. Semakin besar luas penampang, maka
kecepatan aliran semakin kecil, demikian juga sebaliknya.
Fluida 69
Darah mengalir dari jantung ke
aorta, dan kemudian masuk ke arteri-
arteri utama. Dari arteri utama ini
bercabang lagi ke arteri kecil (arteriol),
kemudian bercabang lagi menjadi
sejumlah pembuluh kapiler yang amat
kecil. Darah kemudian kembali lagi
ke jantung melalui vena.
Gambar 4.6
Sistem sirkulasi manusia
70 Fisika Kesehatan
adalah jumlah pembuluh kapiler dan rkap = 4 x 10-4 cm adalah perkiraan
radius rata-rata pembuluh kapiler. Dari persamaan (4.7) dapat
ditentukan:
A1v1 = A 2 v2
2
v r2aorta ⎛ 0,30m /s ⎞⎛ 1,0× 10−2 m ⎞
N = 1 2 = ⎜⎜ −4
⎟⎟⎜⎜ −6
⎟⎟ = 4× 109 pem buluhkapiler
v2 r kap ⎝ 5× 10 m /s⎠⎝ 4× 10 m ⎠
E. Viskositas
Kekentalan atau viskousitas adalah tingkat kekentalan fluida yang
menyatakan besar kecilnya gaya gesek pada fluida. Dengan semakin
kentalnya fluida atau zat cair yang melewati pembuluh, semakin besar
gesekan terhadap dinding pembuluh dan sebagai konsekuensinya
diperoleh tahanan semakin besar yang tentunya akan berpengaruh
terhadap debit pada fluida.
Debit adalah volume zat cair yang mengalir melalui penampang tiap
v2Nπr
2
kap = vπr
detiknya.
1
2 Secara matematis dapat dinyatakan:
aorta
volum e v ⎛ m l ⎞
V = = ⎜ ⎟ (4.8)
waktu t⎝ s ⎠
π r4 ( ρ gh1 − ρ gh2 )
V = (4.10)
8η L
Keterangan:
V : debit (ml/s)
t : waktu (sekon)
π : 3,14
Fluida 71
r : jari-jari pembuluh (cm)
g : (percepatan gravitasi bumi) :980 cm/s2
L : panjang pipa pembuluh (cm)
: viskousitas atau kekentalan (N s/m2 = Pa.s dalam SI, atau
dyne.s/cm2 = poise dalam cgs)
Dengan semakin kentalnya zat cair yang melewati pembuluh,
semakin besar gesekan terhadap dinding pembuluh dan sebagai
konsekuensinya, diperoleh tahanan semakin besar. Kekentalan ini penting
untuk mengetahui konsntrasi sel darah merah. Pada darah normal,
kekentalan sebesar 3,5 kali air. Apabila konsentrasi darah 1,5 dari darah
normal, kekentalan menjadi dua kali air dan apabila konsentrsi darah
meningkat 70 kali di atas normal maka kekentalan darah menjadi 20
kali air. Dengan alasan demikian, aliran darah pada penderita anemia
adalah cepat oleh karena konsentrasi sel darah merah sangat rendah.
Sebaliknya pada penderita polycythemia (kadar sel darah merah meningkat)
aliran darah sangat lambat.
72 Fisika Kesehatan
Ada dua lintasan terpisah untuk alian darah. Lintasan yang lebih
panjang membawa darah ke bagian-bagian tubuh, melalaui arteri dengan
membawa oksigen (O2) ke jaringan tubuh dan mengambil karbondioksida
(CO2) yang dibawanya kembali ke jantung melalui pembuluh darah balik
(vena). Darah ini kemudian dipompa ke dalam paru-paru (lintasan kedua)
dimana karbondioksida dilepaskan dan oksigen diambil. Darah yang
dimuati oksigen kembli ke jantung, dimana darah tersebut kembali
dipompa ke jaringan-jaringan tubuh.
Tekanan darah diukur dengan menggunakan manometer yang berisi
air raksa dan biasanya dikalibrasi dalam mm-Hg. Alat ukur dipasang ke
jaket berisi udara yang tertutup yang diikatkan pada lengan atas di
ketinggian jantung.
Fluida 73
dengan mendengarkan karakteristik ketukan darah yang kembali ke
lengan bawah dengan stetoskop. Pada saat ini tekanan sistolik sama dengan
tekanan udara pada jaket yang bisa dibaca pada alat ukur. Tekanan udara
kemudian diperkecil lebih lanjut dan suara ketukan menghilang ketika
darah dengan tekanan rendah dapat memasuki arteri. Pada saat ini alat
ukur menunjukkan tekanan diastolik. Tekanan sistolik normal sekitar
120 mm-Hg, sementara tekanan diastolik normal sekitar 80 mm-Hg.
G. Pernafasan
1. Mekanisme Pernafasan
Mekanisme masuknya udara dari luar ke dalam paru-paru disebut
inspirasi, sedang keluarnya udara dari dalam paru-paru disebut ekspirasi.
Keluar masuknya udara pernafasan ini melibatkan rongga dada dan
perut, sehingga keluar masuknya udara dapat dibedakan menjadi
pernafasan dada dan pernafasan perut.
a. Pernafasan Dada
Inspirasi pernafasan dada terjadi pada saat otot antar rusuk
berkontraksi, tulang-tulang rusuk akan naik dan rongga dada
membesar. Akibatnya tekanan udara di dalam rongga dada lebih
kecil dari pada tekanan udara di luar, sehingga udara dari luar
masuk ke paru-paru.
Ekspirasi pernafasan dada terjadi pada saat otot antara tulang rusuk
berelaksasai atau mengendor, tulang rusuk akan turun dan rongga
dada mengecil. Akibatnya tekanan udara di dalam rongga dada
lebih besar dari pada tekanan udara di luar. Akibatnya udara dalam
rongga dada akan terdorong ke luar dari paru-paru menuju hidung
atau mulut.
b. Pernafasan Perut
Inspirasi pernafasan perut terjadi pada saat otot rongga diafragma
berkontraksi, posisi diafragma menjadi mendatar. Akibatnya
rongga dada membesar dan tekanan udara lebih kecil, sehingga
udara luar masuk ke paru-paru.
Ekspirasi pernafasan perut terjadi pada saat otot rongga diafragma
berelaksasi, rongga dada mengecil dan tekanan udara menjadi
lebih besar, sehingga udara ke luar dari paru-paru.
74 Fisika Kesehatan
Pernafasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau
dalam keadaaan tertidur sekalipun karena sistem pernafasan
dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Masuk keluarnya udara dalam
paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga
dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan udara di luar
rongga dada lebih besar, maka udara akan masuk ke paru-paru,
demikian jua sebaliknya jika tekanan di dalam rongga dada lebih besar
maka udara akan keluar dari paru-paru.
Fluida 75
Pada waktu ekspirasi terahir di dalam paru-paru selalu terdapat
30% volume udara yang disebut Fungsional Residual Capasity.
b. Hukum Boyle
Hukum ini menyatakan bahwa :
Untuk suatu massa gas pada temperature konstan maka tekanan
berbanding terbalik terhadap volumenya.
Sehingga dapat dinyatakan dengan persamaan:
pV = tetap (4.11)
(T konstan, dan jumlah massa gas m tetap)
Apabila terjadi peningkatan volume maka akan diikuti
dengan penurunan tekanan, demikian juga sebaliknya. Untuk
mengetahui hubungan tekanan (P) terhadap volume (V) dapat
dilihat pada grafik 4.1.
76 Fisika Kesehatan
Grafik 4.2 Volume paru-paru VS waktu pada saat
inspirasi dan ekspirasi
c. Hukum Laplace
Hukum ini menyatakan bahwa tekanan pada gelembung al-
veoli berbanding terbalik terhadap radius dan berbanding lurus
terhadap tegangan permukaan .
(4.12)
P = tekanan (mm-Hg)
γ 4γ
Ρ = R = jari-jari (cm)
R
γ = tegangan permukaan (dyne/cm)
H. Spirometer
Spirometer adalah alat untuk mengukur aliran udara yang masuk
dan keluar paru-paru dan dicatat dalam grafik volume per waktu. Subjek
yang diuji (dalam hal ini penderita/probandus)menarik nafas dari
lingkungan dan menghembuskan nafas ke dalam spirometer dengan
keadaan hidung ditutup sehingga tidak ada udara yang dikeluarkan
melalui hidung. Dengan alat spirometer maka dapat ditampilkan
volume udara dalam paru-paru pada setiap saat sebagaimana digambarkan
berikut ini:
77
Gambar 4.10 Proses inspirasi dan ekspirasi oleh paru-paru
78 Fisika Kesehatan
dari vital capacity dalam 0,5 detik; 85% dalam satu detik; 94% dalam 2
detik; 97% dalam 3 detik. Normal peak flow rate 350-500 liter/menit.
Aliran diplot terhadap volume untuk mengetahui tingkat kontinuitas
loop dari inspiratori ke ekspiratori. Bentuk loop penting untuk
memberikan interpretasi watak spirometriknya. Kurva volume terhadap
waktu merupakan alternatif lain untuk menampilkan hasil spirometrik.
Untuk penderita asma terjadi penyempitan batang tenggorokan
sehingga ujung kurva ekspiratori cenderung lebih kekiri dari awal
inspiratori. Namun untuk penderita batuk sebaliknya.
(a) (b)
Gambar 4.11. (a) Plot laju aliran udara terhadap volume
(b) Plot volume udara terhadap waktu
- oOo -
Fluida 79
80 Fisika Kesehatan