Daftar isi.......................................................................................................................... 1
BAB X
10.2.1 Momentum........................................................................................................... 5
10.2.2 Impuls.................................................................................................................. 6
1
10.1 Momentuk Linier dan Angular
Momentum Linear adalah suatu besaran yang menyatakan tingkat kesukaran suatu benda
yang sedang bergerak translasi untuk dihentikan. Semalda besar momentum linear suatu
benda, semakin susah untuk menghentikannya. Pada umumnya, momentum linear hanya
disebut sebagal momentum saja. Secara matematis, momentum adalah perkallan antara massa
benda dengan kecepatannya.
→ →
p=mv
p = mv
Dimana p adalah simbol dari momentum. Perhatikan bahwa ini berlaku untuk sebuah benda
yang berbentuk massa titik. Untuk suatu benda tegar, momentum nya adalah perkalian antara
massanya dengan kecepatan pusat massanya
Untuk suatu sistem yang terdiri dari banyak partikel (partikela adalah masa titik), momentum
totalnya adalah berjumlah dari momentum masing-masing partikel.
Momentum bisa di proyeksikan dalam dua dimensi (maupun tiga dimensi). Dalam dua
dimensi bisa dinyatakan sebagai
2
Dimana vx , vy. dan vz, adalah komponen kecepatan benda titik tersebut (komponen kecepatan
pusat massa jika berupa benda tegar) pada sumbu x, y, dan z
1
EK = m v 2
2
2 2
EK=2(mv) =2 m v
Untuk sistem yang terdiri dari banyak partikel energy kinetik totalnya adalah jumlah energi
kinetik masing-masing partikel
N
1
EK = ∑ m v2
2 i=1 i i
Untuk suatu benda tegar, energi kinetiknya hanyalah berupa energi kinetik pusat massa (jika
dia tidak berotasi)
1
EK = M V cm 2
2
Bentuk Umum Hukum II Newton sebenarnya bukanlah ma Gaya di sini sebenarnya adalah
perubahan momentum partikel terhadap waktu. Perhatikan pula, bahwa gaya F ini adalah
gaya eksternal (gaya yang berasal dari luar sistem)
Kasus khusus dimana dm/dt sama dengan nol (perubahan massa terhadap waktu bernilai no!
atau massa benda konstan) akan kita dapatkan hukum newton yang umum kita temui yaitu
→
→
dv →
F ekt = m =ma
dt
3
c. Hukum Kekekalan Momentum Linear
Ketika gaya eksternal yang bekerja pada suatu benda atau sistem bernilai, maka laju
perubahan momentum akan bernilai not
1i 2i 1f 2f
p + p =p + p
Hal yang perlu diingat di sini adalah syarat berlakunya Hukum di atas. Agar persamaan di
atas berlaku, Gaya eksternal total yang bekerja pada benda (atau sistem) haruslah bernilai nol.
Momentum angular atau yang disebut juga sebagal momentiom sudut adalah bisa di artikan
sebagal suatu tingkat kesulitan dari suatu benda yang berotasi terhadap suatu poros untuk
dihentikan gerak rotasi. Jika suatu benda memiliki momentum sudut yang besar, tentulah
diperlukan torsi yang besar untuk menghentikan gerakannya (di dunia rotasi kita akan
terhubung dengan torsi). Secara matematis, momentum sudut (biasa disimbolkan dengan )
adalah perkalian silang antara lengan momen (jarak tegak lurus dari poros rotasi dengan
vektor momentum) dan momentum linear atau
→ → →
L= r × p
4
Kita tinjau untuk kasus sederhana. Tinjau suatu partikel bermassa m yang bergerak dengan
kecepatan v pada sumbu x sepanjang garis y = r. momentum terhadap titik koodinat
→
p=mv i^
→
Kemudian lengan momen partikel ini relatif titik asal koordinat adalah p=r ^j sehingga
→ → →
L= r × p
Arah lengan momen r adalah diukur dari titik acuan menuju garis perpanjangan lintasan
partikel yang tegak lurus. Secara sederhana kita dapatkan bahwa momentum partikel terhadap
suatu titik adalah
L = mvr
→
Dimana v adalah kecepatan yang tegak lurus dengan vector r .
10.2.1 Momentum
Momentum adalah hasil kali antara massa benda dengan kecepatan gerak benda tersebut.
Semakin besar massa benda, semakin besar momentumnya. Dalam fisika, momentum ini
dilambangkan dengan huruf“P”. Secara matematis, rumusnya dapat dituliskan sebagai
berikut:
P=m.v
Dengan keterangan :
5
M : Massa benda (kg)
Dari rumus yang tertulis diatas dapat disimpulkan bahwa momentum suatu benda akan
semakin besar jika massa dan kecepatannya juga semakin besar. Begitupun sebaliknya,
semakin besar. Begitupun sebaliknya, semakin kecil massa d kecil massa dan kecepatan dari
suatu an kecepatan dari suatu benda maka akan semakin kecil juga momentumn benda maka
akan semakin kecil juga momentumnya.
Momentum berhubungan erat dengan gaya. Gaya diperlukan untuk mengubah momentum
benda, misalnya untuk menambah momentum, mengurangi momentum ataupun untuk
mengubah arahnya. Itu berarti Itu berarti gaya dan momentum berjalan berdampingan
ataupun sebanding nilainya.
Bunyi Hukum Newton II “Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang
bekerja padanya dan berbanding padanya dan berbanding terbalik dengan terbalik dengan
massanya. Arah massanya. Arah percepatan sama percepatan sama dengan arah gaya total
yang bekerja padanya”.
Dilihat dari bunyi hukum newton yang kedua, tertulis jelas bahwa laju perubahan momentum
yaitu percepatan sebuah benda, sebanding atau berbanding lurus berbanding lurus dengan
gaya dengan gaya total yang dikenakan yang dikenakan pada benda. pada benda. Sehingga
Sehingga dari hal tersebut dapat disimpulkan dalam sebuah persamaan :
∑ F = ∆p/∆t
Dengan keterangan :
10.2.2 Impuls
Impuls merupakan gaya yang bekerja pada suatu be Impuls merupakan gaya yang bekerja
pada suatu benda dalam waktu dalam waktu yang singkat. Dalam fisika, Impuls ini
dilambangkan dengan huruf “I”. Sebuah benda menerima momentum melalui pemakaian
6
suatu impuls. Impuls merupakan suatu gaya yang dikalikan dengan waktu lamanya gaya yang
bekerja. Jadi, hasil perkalian gaya dalam waktu yang singkat menyebabkan adanya suatu
perubahan dari momentum.
Karena impuls merupakan hasil perkalian antara gaya dengan interval waktu, maka secara
matematis rumus impuls dapat dituliskan sebagai berikut:
I = F.∆t
Dengan keterangan :
I : Impuls (N.s)
F : Gaya (N)
Bunyi dari salah satu hukum newton mengatakan “gaya yang bekerja bekerja pada sebuah
benda sama dengan perkalian perkalian dari massa dan percepatannya”. Karena adanya
pernyataan tersebut dapat diperoleh rumus sebagai berikut:
I= F. ∆t
I = m.a.(t2-t1)
I = m. v/t .(t2 – t1)
I = m.v1 – m.v2
Dari rumus diatas, terlihat F = m.a yang disubtitusikan ke dalam rumus I = F. ∆t dapat
memberikan kesimpulan bahwa besarnya impuls memberikan kesimpulan bahwa besarnya
impuls yang bekerja bekerja pada sebuah benda sama besarnya besarnya dengan perubahan
momentum. perubahan momentum. Tetapi jika tidak ada gaya luar yang mempengaruhi
benda, maka jumlah dari momentum akan tetap sama karena momentum awal dan akhir akan
sama. dapat disimpulkan bahwa impuls dan momentum memiliki hubungan jika terdapat
gaya dari luar yang dapat mempengaruhi suatu benda
7
10.2.4 Prinsip Impuls Dan Momentum
Jika selang waktu kontak antara benda dan gaya luar lebih singkat, maka gaya yang
dihasilkan akan menjadi lebih besar.
Jika selang waktu kontak antara benda dan gaya luar lebih panjang, maka gaya yang
bekerja juga akan semakin lebih kecil.
Mobil
Desain mobil mudah berubah bentuk (penyok) ketika terkena benturan dikarenakan
untuk memperbesar ataupun memperpanjang waktu sentuh antara mobil dan objek yang
terbentur 9 atau tertabrak. Waktu sentuh yang cukup lama menimbulkan gaya yang diterima
oleh mobil baik yang diterima oleh mobil baik badan mobil atapun pe badan mobil atapun
pengemudi yang ngemudi yang di dalamnya lebih kecil sehingga keselamatan pengemudi
dapat lebih terjamin.
Palu
Pangkal pada palu terbuat dari besi at Pangkal pada palu terbuat dari besi ataupun baja
di aupun baja dikarenakan karenakan bentuk bentuk fisiknya fisiknya yang keras sehingga
sehingga tepat bila digunakan digunakan untuk memukul. Tetapi selain dari bentuk fisiknya
yang keras ataupun padat, padat, tujuan digunakannya digunakannya bahan besi maupun
baja ialah untuk mepersingkat waktu kontak antara palu dengan objek yang dipalu sehingga
gaya yang bekerja pada palu bisa lebih besar dan objek yang dipalu pun dapat tertancap lebih
dalap dengan cepat.
Ketika seorang karateka sedang memukul musuhnya, ia pasti akan menarik tangannya
lebih cepat. Tujuan penarikan tangan tersebut ialah untuk mempersingkat waktu sentuh antara
tangan dengan tubuh lawannya sehingga gaya yang diterima oleh musuh lebih besar dan
menimbulkan rasa sakit yang cukup parah pada tubuhnya.
8
Sarung Tinju
Para petinju pastinya menggunakan sarung tinju saat latihan latihan maupun saat
berada di dalam ring pertandingan. Sarung tinju yang dikenakan tersebut berfungsi untuk
menghambat gaya impuls yang bekerja bekerja ketika petinju petinju memukul memukul
lawannya lawannya sehingga sehingga waktu kontak yang terjadi antara tinju yang terjadi
antara tinju dengan tubuh lawan berlan dengan tubuh lawan berlangsung lebih lama gsung
lebih lama 10 dibandingkan tanpa mengenakan sarung tinju. Karena waktu kontak yang lebih
lama tersebut, maka gaya yang bekerja semakin lebih kecil sehingga sakit yang dirasakan
oleh lawan lebih ringan.
Roket
Roket yang bergerak menuju luar angkasa akan mengalami gaya dorong yang sesuai
dengan prinsip perubahan momentum. Perubahan momentum itu menyebabkan roket
memberikan gaya vertikal pada udara dalam roket. Udara dalam roket tersebut menghasilkan
gaya dengan besar yang sama, namun arahnya berlawanan berlawanan sehingga sehingga
gaya yang dikerjakan dikerjakan udara dalam roket menimbulkan gaya dorong vertikal ke
atas dan roket dapat bergerak naik menuju luar angkasa.
Hal ini berlaku apabila tidak ada gaya luar alias gaya eksternal total yang bekerja
pada benda yang bertumbukan. Jadi analisis kita hanya terbatas pada dua benda
yang bertumbukan, tanpa ada pengaruh dari gaya luar.
9
Persamaan Hukum Kekekalan Momentum dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Ket:
Berdasarkan Gambar diatas menunjukkan bola dengan massa 1 ( m1 ) dan massa
2 ( m2) yang bergerak berlawanan arah dalam satu garis lurus dengan kecepatan
berturut-turut sebesar V1 dan V2.
10
setelah keduanya bertumbukan masing-masing kecepatannya berubah menjadi
V1′ dan V2’ momentum kedua bola sebelum tumbukan adalah
P = p1 + p2 = m1 v1 + m2 v2
(Persamaan 1) m1(v1)=m2(v2)
11
kekekalan momentum linier
(Eq 2) I1(ϖ1)=I2(ϖ2)
Persamaan 1 dan 2 mewakili bentuk umum kekekalan momentum antara dua benda. Namun,
persamaan di atas tidak mempertimbangkan apa yang terjadi selama tumbukan. Ketika dua
benda bersentuhan satu sama lain akan ada impuls deformasi serta impuls restitusi. Impuls
deformasi (P) akan menyebabkan kedua benda mengalami deformasi ketika saling
bersentuhan. Sebaliknya impuls restitusi (R) akan terjadi ketika kedua benda kembali ke
bentuk semula setelah tumbukan terjadi.
(Persamaan 3) Io(ϖB)1+r∫Pdt=Ioϖ
(Persamaan 4) Ioϖ+r∫Rdt=Io(ϖB)2
(Persamaan 5) e=∫Rdt∫Pdt=r(ϖB)2−rϖrϖ−r(ϖB)1=vB)2−vv−(vB)1
atau
12
(Persamaan 6) e=(vB)2−(vA)2(vA)1–(vB)1
Setelah dua benda saling bertabrakan, Anda harus menentukan kecepatan yang dihasilkan
dari kedua benda tersebut. Akibatnya, Anda perlu menggunakan kombinasi kekekalan
momentum, persamaan energi, kinematika, dan koefisien restitusi.
13