Anda di halaman 1dari 7

Nama : Lidya wairina S.Tr.Kep.

,Ns
NIP : 199501062022032005
Golongan : III/B
Pangkat : Penata Muda Tingkat I
Jabatan : Ahli Pertama Perawat
Instansi : Rumah Sakit Gigi dan Mulut Gusti Hasan Aman
Unit Kerja : UGD
Angkatan : XXXVII
Kelompok :1
NDH : 03
Judul Kasus : Revolusi Industri 4.0
Tantangan dan Peluang untuk Optimalisasi
Pelayanan Publik
1. Soal : Mendeskripsikan rumusan kasus dan/ atau masalah pokok, aktor yang terlibat
dan persan setiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawab:
A. Masalah pokok dari kasus adalah belum optimalnya pemanfaatan digitalisasi
dalam hal penyelenggaraan pelayanan publik sebagai salah satu strategi
nasional dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0.
B. Rumusan kasus:
Teknologi Informasi yaitu Sistem Informasi Pelayanan Publik Nasional (SIPPN)
yang sedang dikembangkan oleh MenpanRB masih belum sempurna
dikarenakan belum semua pemerintah daerah maupun kementrian/lembaga
menginput data infromasi pelayanan publik pada masing-masing instansinya ke
aplikasi SIPPN tersebut, dan Lemahnya kewenangan MenpanRB untuk
mendorong instansi daerah untuk mengintegrasikan data pelayanan publik tiap
instansi ke aplikasi SIPPN. Masih sedikit Kementrian/Lembaga maupun
pemerintah daerah yang memanfaatkan teknologi dalam proses pelayanan
publik, yaitu penerapan Sistem E-Government dengan mengimplementasikan
pemanfaatan komputer, jaringan komputer dan teknologi informasi untuk
menjalankan pemerintahan terutama pelayanan public.
 Aktor yang terlibat serta peran setiap aktor :
1. Menpan RB : Lemahnya kewenangan Menpan RB untuk mendorong
instansi tersebut untuk mengintegrasikan data pelayanan
publik tiap instansi ke aplikasi SIPPN
2. Pemerintah daerah : belum menginput data infromasi pelayanan publik
dimasing- masing instansinya ke aplikasi SIPPN
3. Kementrian/ Lembaga : belum menginput data infromasi pelayanan publik
dimasing-masing instansinya ke aplikasi SIPPN.
4. Masyarakat : pengawasan dan partisipasi masyarakat tidak maksimal
dikarenakan Tidak berjalannya aplikasi SIPPN dengan
maksimal.

2. Soal: Melakukan analisis terhadap:


A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan
pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap aktor
yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus.
B. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus
Jawab:
A. Penerapan nilai-nilai dasar PNS, pengetahuan tentang kedudukan dan peran
PNS dalam NKRI
 MenpanRB sebagai pembuat sistem teknologi informasi (SIPPN)
berkaitan dengan penyelenggaraan publik telah menerapkan nilai
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Adaptif, dan Loyal.
Selain itu juga penerapan peran ASN dalam pelayan publik.
 SIPPN dibuat untuk menciptakan transparansi, kecepatan, kemudahan
bagi masyarakat sebagai pengguna layanan merupakan penerapan nilai
Berorientasi Pelayanan.
 SIPPN dan E-Government dapat diterapkan baik pada pemerintah pusat
maupun daerah sebagai wadah agar pelayanan publik dapat terintegrasi
secara nasional merupakan penerapan nilai Berorientasi Pelayanan,
Harmonis, Adaptif, dan Kolaboratif.
 Menteri, Pimpinan Lembaga, Gubernur, Bupati, Walikota, Direktur Utama
BUMN, Direktur Utama BUMD sebagai penyelenggara pelayanan publik
dalam kedudukannya sebagai ASN belum semua menerapkan pengetahuan
tentang kedudukan dan peran ASN karena belum semua menjalankan
SIPPN dan E-Government. Selain itu, bagi instansi/Lembaga yang belum
menjalankan berarti belum optimal dalam menerapkan nilai-nilai dasar
ASN, yaitu:
o Berorientasi Pelayanan karena menjalankan SIPPN
sebagai suatu sistem yang dapat memberikan
kemudahan dalam pelayanan
o Akuntabel karena SIPPN dapat meningkatkan
transparansi pelayanan.
o Kompeten karena sistem ini merupakan suatu
peningkatan kualitas layanan.
o Harmonis karena sistem ini merupakan bentuk integrasi
nasional. o Loyal karena sistem ini telah dibuat peraturan
secara sah dan tertulis.
o Adaptif karena sistem ini merupakan bagian dari
digitalisasi.
o Kolaboratif karena sistem ini melibatkan seluruh
pemerintah pusat maupun daerah secara nasional.

B. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang


kedudukan dan peran PNS dalam NKRI dalam kasus ini adalah sulitnya
menjalankan sistem yang dibuat meskipun bertujuan untuk peningkatan kualitas
pelayanan dalam era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga
pelayanan yang diberikan bersifat statis sedangkan perubahan dan tantangan
zaman terus terjadi.

3. Soal: Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan


konteks deskripsi kasus
Jawab:
a. Melakukan evaluasi pelaksanaan sistem secara rutin dan berkala, dengan
interval waktu menyesuaikan kebutuhan dan target capaian sistem. Hal ini dapat
membantu menganalisis kendala yang dihadapi instansi/Lembaga dalam
menjalankan sistem sehingga dapat ditemukan penyelesaiannya.
b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di pusat maupun daerah
khususnya di bidang IT agara pelaksanaan sistem lebih optimal.
c. Menerapkan peraturan tertulis dengan sistem reward dan punishment demi
terlaksana dan tercapainya target program.
d. Menyiapkan anggaran yang diperlukan untuk optimalisasi penerapan sistem.
e. Ketika sistem/aplikasi sudah dibuat, diberikan sosialisasi kepada masyarakat jika
dilibatkan sebagai pengguna sistem agar penggunaan sistem ini bisa berjalan
sesuai yang diharapkan, antara penyelenggara dan pengguna layanan.
4. Soal: Mendeskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan
pemecahan masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus.
a. Jika kendala yang ditemukan di daerah ternyata cukup sulit, maka penyelesaiannya
mungkin juga akan memakan waktu sehingga sistem tetap belum dapat berjalan
sebagaimana mestinya sampai diselesaikan kendalanya.
b. Memerlukan pelatihan dan/atau pengadaan tenaga ahli untuk mengoperasikan
sistem.
c. Adanya desakan dalam capaian target terkadang memicu untuk menginput data
seadanya atau tidak real, terutama bagi daerah yang kurang komitmen. Sehingga
data yang diinput harus tetap dipantau dengan baik.
d. Perlu pemantauan ketat dalam hal anggaran agar tidak digunakan untuk keperluan
yang tidak berkaitan.
e. Perlu upaya keras dalam sosialisasi kepada masyarakat khususnya tentang
teknologi baru bagi masyarakat kawasan pedesaan yang belum banyak mengenal
modernisasi, untuk dapat bisa menggunakan sistem/aplikasi yang dibuat meskipun
tujuannya untuk kebaikan masyarakat juga.

Anda mungkin juga menyukai