DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
ILHAM HALIM
NIM. 12040415354
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi bagi manusia merupakan kebutuhan paling mendasar
dalam hidupnya, hampir seluruh aktivitas manusia dalam kehidupan
pribadi dan sosialnya tidak bisa terpisahkan dari komunikasi, sehingga
manusia tidak dapat hidup dan berkembang tanpa berkomunikasi1. Karna
itu urgensi komunikasi tidak hanya dialami oleh pakar-pakar social-
koomunikasi tetapi juga dirasakan oleh lapisan masyarakat awam. Karna
itu, Tidak berlebihan apabila dikatakan oleh pakar komunikasi Deddy
Mulyana bahwa orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia
bisa dipastikan “tersesat”, karna ia tidak dapat menata dirinya dalam satu
lingkungan social. Menurutnya, Komunikasilah yang memungkinkan
manusia membangun satu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai
kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai panduan untuk
menafsirkan situasi apapunn yang ia hadapi.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kegagalan yang dialami umat
manusia terjadi karna gagalnya berkomunikasi atau buruknya bentuk
komunikasi yang ia gunakan. Seorang guru atau dosen yang mempunya
ilmu yang mumpuni terkadang gagal mentransfer ilmunya kepada peserta
didik karna buruknya cara berkomunikasi, Begitupun seorang arsitek atau
akuntan yang cerdas gagal dalam wawancara disebabkan buruknya cara
komuniakasi yang mereka lakukan yang berimplikasi pada gagalnya ia
mempromosikan dirinya dihadapan pewawancara sebagai orang yang
dapat diandalakan. Terskait dengan hal itu, maka tidak salah jika Judy C.
Pearson dan Paul E. Nelson menetapkan dua fungsi umum komunikasi.
Pertama, untuk kelangsungan hidup diri sendiri yang meliputi keselematan
fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri
kepada orang lain dan mencapai ambisi peribadi. Kedua, untuk
1
Nur Marwah, “Etika Komunikasi Islam,” n.d., 13.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi ?
2. Apa saja prinsip-prinsip komunikasi islam?
3. Bagaimana etika komunikasi dalam islam?
4. Apa fungsi dan manfaat komunikasi?
5. Bagaimana manajemen komunikasi dalam organiasi islam?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk memahami pengertian komunikasi.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip komunikasi islam.
3. Untuk mengetahui etika komunikasi dalam islam.
4. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat komunikasi.
5. Untuk mengetahui manajemen komunikasi dalam organiasi islam.
2
Sulkifli and Muhtar, “Komunikasi dalam Pandangan al-Quran,” PAPPASANG
3, no. 1 (June 30, 2021): 66–67, https://doi.org/10.46870/jiat.v3i1.75.
3
Marwah, Op. Cit.
4
Sulkifli and Muhtar, Op. Cit. 68.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
Secara etimologi komunikasi berasal dari bahasa latin
communication berasal dari communis yang berarti sama. Jadi komunikasi
berlangsung jika antara orang yang terlibat komunikasi terjadi kesamaan
mengenai sesuatu yang di komunikasikan5.
Secara terminologi, para ahli komunikasi memberikan pengertian
komunikasi menurut sudut pandang dan pendapat mereka masing-masing.
Beberapa definisi komunikasi secara istilah yang dikemukakan para ahli :
1. Edward Depari menyatakan bahwa komunikasi adalah proses
penyampaian gagasan, harapan yang disampaikan melalui lambang
tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan
kepada penerima pesan6.
2. J. Baran dkk. Memberikan pengertian komunikasi adalah proses
membagi makna (sharing of meaning), Komunikasi pada umumnya
diartikan sebagai suatu hubungan kontak antara manusia baik individu
maupun kelompok7.
3. Jenis & Kelly menyebutkan “Komunikasi adalah suatu proses melalui
mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya
dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk
perilaku orang lainnya (khalayak).
4. Berelson & Stainer “Komunikasi adalah suatu proses penyampaian
informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain. Melalui penggunaan
simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan
lain-lain”.
5
Dian Ismi Islami, “Konsep Komunikasi Islam Dalam Sudut Pandang Formula
Komunikasi Efektif,” 2013, 41.
6
Marwah, Op. Cit.
7
Islami, Op. Cit. 41.
3
4
8
Achmad Ghozali Syafi’i and Rahman, Manajemen Organisasi Dan
Kelembagaan Lembaga Dakwah, 1st ed., 1 (Depok: Rajawali Pers, PT RajaGrafindo
Persada, 2021), 69.
9
Ibid, 69.
10
Sulkifli and Muhtar, Op. Cit. 75.
5
11
al-Qur’an, 3:9.
12
Subur Wijaya, “Al-Quran Dan Komunikasi (Etika Komunikasi Dalam
Perspektif Al-Quran)” 15, no. 1 (2015): 10.
13
Al-Qu’an, 33:70.
6
14
Wijaya, Op. Cit. 11.
15
Sulkifli and Muhtar, Op. Cit. 76.
16
al-Qur’an, 3:63.
17
Sofyan Sauri, “Pendekatan Semantik Frase Qaulan Sadida, Ma’rufa, Baligha,
Maysura, Layyina, Dan Karima Untuk Menemukan Konsep Tindak Tutur Qurani,” n.d.,
5.
7
18
Ibid, 6.
19
al-Qur’an, 33:32.
8
norma dan nilai, sedangkan pantas sesuai dengan latar belakang dan
status orang yang mengucapkannya. Apabila melihat konteks ayatnya,
al-Quran menggunakan kalimat tersebut dalam konteks peminangan,
pemberian wasiat dan waris. Karena itu, qaulan ma’rufa mengandung
arti ucapan yang halus sebagaimana ucapan yang disukai perempuan
dan anak-anak; pantas untuk diucapkan oleh pembicara maupun untuk
orang yang diajak bicara.
Hamka memaknai qaulan ma’rufa sebagai ucapan bahasa yang
sopan santun, halus, dan penuh penghargaan. Assidiqi menyebutnya
sebagai perkataan yang baik, yaitu kata-kata yang tidak membuat
orang lain atau dirinya merasa malu. Senada dengan itu Khozin
menyebutkan qaulan ma’rufa sebagai perkataan yang baik, benar,
menyenangkan dan disampaikan dengan tidak diikuti oleh celaan dan
cacian20.
Dengan memperhatikan pendapat para mufassir di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa qaulan ma’rufa mengandung arti perkataan
yang baik, yaitu perkataan yang sopan, halus, indah, benar, penuh
penghargaan, dan menyenangkan, serta sesuai dengan hukum dan
logika. Dalam pengertian di atas tampak bahwa perkataan yang baik
adalah perkataan yang bahasanya dapat difahami oleh orang yang
diajak bicara dan diucapkan dengan pengungkapan yang sesuai dengan
norma dan diarahkan kepada orang (objek) yang tepat21.
4. Qaulan Karima (Perkataan yang mulia)
Dalam al-Quran, term ini ditemukan hanya sekali yakni dalam
QS. Al Isra’ ayat 23.
سا ًنا إِ َّما يَ ْبلُغ ََّن ِع ْندَكَ ْال ِكبَ َر أ َ َحدُهُ َما أ َ ْو كِالهُ َما فَال تَقُ ْل
َ ْضى َربُّكَ أَال ت َ ْعبُد ُوا إِال إِيَّاهُ َوبِ ْال َوا ِلدَي ِْن إِح َ ََوق
ف َوال ت َ ْن َه ْرهُ َما َوقُ ْل لَ ُه َما قَ ْوال ك َِري ًما ٍ ِّ ُ لَ ُه َما أ
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu
20
Sauri, Op. Cit. 4–5.
21
Ibid, 5.
9
22
al-Qur’an, 17:23.
23
Wijaya, Op. Cit. 6.
24
Ibid, 7.
25
Sulkifli and Muhtar, Op. Cit. 71.
10
26
Al-Qur’an, 20:43-44.
27
Sauri, Op. Cit. 7.
28
al-Qur’an, 17:28.
11
29
Wijaya, Op. Cit. 7–8.
12
30
Sauri, Op. Cit. 6–7.
31
Syafi’i and Rahman, Op. Cit. 74.
32
al- Qur’an, 24:19.
33
Syafi’i and Rahman, Loc. Cit.
34
aI-Qur’an, 49:6.
13
35
al-Qur’an, 3:104.
14
36
Syafi’i and Rahman, Op. Cit. 75–76.
37
Mutia Rahmadini, “Pola Komunikasi Organisasi Dalam Pengembangan
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Islam
Negeri Raden Fatah Palembang,” Jurnal Studi Sosial dan Politik 2, no. 2 (December 28,
2018): 96–108, https://doi.org/10.19109/jssp.v2i2.4053.
38
al-Qur’an, 3:138.
15
39
Ibid, 55:1-4.
40
Ibid, 75:19
41
Syafi’i and Rahman, Op. Cit. 76–77.
16
42
Dedi Sahputra Napitupulu, “Komunikasi Organisasi Pendidikan Islam,” n.d.,
130–31.
43
Syafi’i and Rahman, Op. Cit. 77.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan makalah diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
1. Komunikasi islam adalah proses penyampaian pesan-pesan keislaman
dengan menggunakan prinsip-prinsip komunikasi dalam islam.
2. Ada 6 prinsip komunikasi islam, yaitu: Qaulan sadida, qaulan
ma’rufa, qaulan balighah, qaulan maysura, qaulan layyina, qaulan
karima
3. Komunikasi juga memiliki beberapa fungsi, yaitu: Fungsi informasi,
fungsi ekspresi, fungsi control, fungsi ekonomi, fungsi dakwah.
4. Dalam suatu organisasi sangat diperlukan. Karena organisasi tanpa
melakukan komunikasi dengan baik, maka tidak akan tercapai tujuan
bersama. Dengan hal tersebut, diperlukan pola komunikasi yang efektif
dan efesien.
5. Dalam manajemen organisasi dan lembaga Islam dalam kapasitasnya
sebagai manajer seharusnya berupaya menerapkan komunikasi yang
benar-benar efektif dengan terlebih dahulu mengondisikan kaulitas
komunikator, komunikan, pesan-pesan dalam komunikasi, lingkungan
komunikasi, media komunikasi, dan sebagainya.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa apa yang
kami tulis masih banyak terjadi kesalahan, baik dari segi isi (materi) dan
sistematika penulisan. Oleh karena itu, penulis meminta sumbangsi saran
dan pemikiran yang sifatnya membangun, demi kesempurnaan makalah
ini, sehingga menjadi suatu bahan bacaan yang dapat bermanfaat untuk
setiap orang yang membacanya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Islami, Dian Ismi. “Konsep Komunikasi Islam Dalam Sudut Pandang Formula
Komunikasi Efektif,” 2013, 27.
Marwah, Nur. “Etika Komunikasi Islam,” n.d., 13.
Napitupulu, Dedi Sahputra. “Komunikasi Organisasi Pendidikan Islam,” n.d., 10.
Rahmadini, Mutia. “Pola Komunikasi Organisasi Dalam Pengembangan
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.” Jurnal Studi Sosial
dan Politik 2, no. 2 (December 28, 2018): 96–108.
https://doi.org/10.19109/jssp.v2i2.4053.
Sauri, Sofyan. “Pendekatan Semantik Frase Qaulan Sadida, Ma’rufa, Baligha,
Maysura, Layyina, Dan Karima Untuk Menemukan Konsep Tindak Tutur
Qurani,” n.d., 11.
Sulkifli and Muhtar. “Komunikasi dalam Pandangan al-Quran.” PAPPASANG 3,
no. 1 (June 30, 2021): 66–81. https://doi.org/10.46870/jiat.v3i1.75.
Syafi’i, Achmad Ghozali, and Rahman. Manajemen Organisasi Dan
Kelembagaan Lembaga Dakwah. 1st ed. 1. Depok: Rajawali Pers, PT
RajaGrafindo Persada, 2021.
Wijaya, Subur. “Al-Quran Dan Komunikasi (Etika Komunikasi Dalam Perspektif
Al-Quran)” 15, no. 1 (2015): 28.
19