Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa :Pramudya Wardani Puji Lestari

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 858715564

Tanggal Lahir : 04/03/1990

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4407

Kode/Nama Program Studi : 119/ PGSD S1

Kode/Nama UPBJJ : 71/ Surabaya

Hari/Tanggal UAS THE : Senin, 20 Juni 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Pramudya Wardani Puji Lestari


NIM : 858715564
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4407
Fakultas : FKIP
Program Studi : PGSD S1
UPBJJ-UT : Surabaya

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Gresik, 20 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan

Pramudya Wardani Puji Lestari


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. a. Yang dialami Aldo adalah jenis disabilitas tunarungu/ tuli.


Penyebab tunarungu bisa terjadi sebelum kelahiran/ pre natal, saat kelahiran, dan setelah
kelahiran/ post natal. yang dialami Aldo adalah jenis tunarungu setelah kelahiran/ post natal.
Faktor-faktor sesudah anak dilahirkan (post natal):
1) Infeksi
2) Meningitis (peradangan selaput otak)
3) Tunarungu perseptif yang bersifat keturunan
4) Otitismedia yang kronis
5) Terjadi infeksi pada alat-alat pernafasan.
Melihat gejala Aldo ketika bayi mengalami panas tinggi kemudian kehilangan pendengaran, bisa
jadi ia terkena infeksi virus demam yang menganggu pendengaran sensorieunal telinga bagian
dalamnya yang membuat ia tunarungu.

b. Dampak disabilitas tunarungu:


Bagi Anak:
1. anak akan mengalami kesulitan berkomunikasi karena anak tunarungu terkendala bahasa
2. anak sulit menolong diri sendiri karena mendapatkan tekanan dari lingkungan pergaulannya
terutama dala kasus di atas. Aldo mendapatkan cemoohan dari teman-temannya sehingga
Aldo membutuhkan keterampilan khusus untuk berkomunikasi dan menolong dirinya sendiri.
Bagi Keluarga:
1. Keluarga yang memiliki latar belakang pendidikan yang baik besar kemungkinan akan
menerima kondisi anaknya yang disabilitas karena mereka menganggap bahwa anak adalah
anugerah yang harus dijaga apapun keadaannya.
2. orang tua dari latar belakang pendidikan dan ekonomi yang kurang baik bisa jadi hanya
pasrhah dan menerima keadaan saja tanpa mengupayakan kebaikan sang anak karena
keterbatasan ekonomi dll, mereka bahkan bisa saja menyembunyikan kondisi sang anak
karena malu.
3. Bagi Masyarakat:
1. sikap masyarakat berbeda tergantung latar belakang sosial budaya dan pendidikan. Ada
yang bersimpati dan ikut membantu menyediakan berbagai fasilitas untuk anak disabilitas
2. ada yang bersikap tidak peduli bahkan tidak jarang bersikap antipati dan melarang anak-
anak mereka bergaul dengan anak disabilitas.
4. Bagi Kebutuhan Khusus
1. Terkait dengan kebutuhan khusus anak disabilitas tunarungu kasus di atas maka dampak
yang terjadi baik secara emosional, sosial, dan akademik perlu diperhatikan. Anak tunarungu
membutuhkan keterampilan khusus dalam hal bahasa karena bahasa adalah kendala utama
mereka
2. Anak berkebutuhan khusus tunarungu membutuhkan penerimaan di mata keluarga dan
orang-orang terdekat untuk mendapatkan dukungan agar ia bisa bergaul dengan baik. Mereka
membutuhkan layanan dan fasilitas yang mempermudah komunikasi mereka dalam hal bahasa

2. Jenis disabilitas yang menempati jumlah tertinggi adalah tunagrahita.


Grafik di atas menunjukkan angka 71,4 ribu siswa tunagrahita pada tahun 2017/ 2018 yang
artinya, 71,4 ribu siswa di Indonesia yang mengalami gangguan mental. Berapa usia mereka,
apakah mulai dari usia dini sampai SMA atau dari SD sampai SMA?
Klasifikasi tunagrahita secara umum ada 3 yakni debil, imbesil, dan idiot. Sedangkan di wilayah
pendidikan ada 3 disebut mampu didik, mampu latih, dan mampu rawat.
Di Indonesia saat ini klasifikasi anak tunagrahita disesuaikan dengan PP 72 Tahun 1991
sebagai berikut:
1. Tunagrahita ringan, IQ 50-70
2. Tunagrahita sedang, IQ 30-50
3. Tunagrahita berat dan sangat berat IQ kurang dari 30.

Untuk membaca grafik di atas kita juga perlu mengetahui penyebab tunagrahita di antaranya:
1. Penyebab genetik dan kromosom
2. penyebab prakelahiran
3. penyebab saat kelahiran
4. penyebab selama masa perkembangan anak-anak dan remaja

Dampak yang terjadi secara umum pada anak tunagrahita di antaranya adalah:
1. dampak terhadap kemampuan akademik
2. sosial/ emosional
3. fisik/ kesehatan
3. Pertama, yang perlu dilakukan guru adalah menemukan karakteristik kesulitan belajar anak
tersebut. Ada setidaknya 3 karakteristik yang menjadi faktor kesulitan belajar anak yaitu
membaca, menulis, dan matematika. Jika anak ternyata mengalami kesulitan belajar untuk
membaca, maka ia akan mengalami gangguan membaca lisan, ingatan jangka pendek dan
pemahaman, yang semua itu berpengaruh ketika ia mengerjakan soal-soal ujian.

Setelah mengetahui jenis gangguan belajar, guru perlu melakukan prosedur intervensi belajar:
Identifikasi masalah:
Dilakukan dengan cara menandai, mencari, dan menemukan tipe-tipe kesulitan belajar
Diagnosis:
Menemukan sebab-sebab kesulitan belajar pada diri siswa
Penyusunan program layanan:
Ada 2 program yakni delivery dan kurikuler. Delivery yakni mendatangkan guru ahli dalam
kebutuhan khusus untuk mengintervensi kesulitan belajar siswa. Sedangkan kurikuler
memberikan pengajaran remedi pada siswa yang kesulitan tersebut.
Evaluasi:
Berorientasi pada hasil dan proses bantuan. Keberhasilan layanan bantuan belajar terlihat dari
kurangnya kesalahan yang dilakukan oleh siswa melalui menilaian yang dilakukan sampai
kesulitan belajar tersebut terselesaikan.

4. Program individu yang akan saya gunakan adalah dengan membuat asesmen informal
berupa observasi (catatan kesalahan yang dilakukan anak) dan analisis pola kesalahan tulisan.

Anda mungkin juga menyukai