Anda di halaman 1dari 2

Nama anggota :

Reza Diva A. (2200016094)


M. Ichsan (2200016095)
Kumara Fawwas Abhista (2200016100)
Abdi Setiawan (2200016103)

KASUS INKONSTITUONAL DALAM PROYEK HAMBALANG

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menetapkan Andi Zulkarnaen


Mallarangeng alias Choel Mallarangeng sebagai tersangka. Penetapan tersangka itu terkait
kasus dugaan korupsi pembangunan sarana dan prasarana Pusat Pendidikan, Pelatihan,
dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang tahun 2010-2012. Choel melanggar
Pasal 2 ayat 1 atau pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP
Kasus yang dialami oleh Choel, memanfaatkan jabatan kakaknya untuk
kesenangan sendiri dan mendapatkan keuntungan uang sebesar 4 miliar. Hal ini juga
melanggar pasal 2 ayat 1 tentang pelanggaran hukum yang menguntungkan diri sendiri
dan orang lain. Choel disangka telah melanggar pasal 2 ayat 1 dan atau pasal 3
undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi juncto pasal 55 ayat 1 ke-1
KUHP pidana
Kasus tersebut sudah jelas berlawanan dengan konstitusi negara karena
konstitusi mempunyai arti aturan yang menjalankan suatu organisasi pemerintahan
negara. Di negara Republik Indonesia konstitusi diartikan undang-undang dasar dan
juga mempunyai arti adalah peraturan dasar yang memuat ketentuan pokok yang
menjadi sumber perundang-undangan.
Auditor BPK RI, Lukman Hakim ketika memberikan keterangan ahli dalam
sidang Kasus Hambalang dengan terdakwa Andi mallarangeng, menungkapkan bahwa
Tindakan pencucian uang dalam proyek hambalang ini telah melanggar undang-undang serta
merugikan negara dengan jumlah yang sangat besar dan untuk menemukan para terdakwa
pun perlu waktu yang sangat lama karena banyak pejabat yang ikut campur tangan dalam
korupsi tersebut.

Sumber : https://kumparan.com/fahrinshinta/ketamakan-pejabat-mengorbankan-rakyat/1

Anda mungkin juga menyukai