Berpuluh-Puluh Sajakku Tumbuh Bagai Seroja, Di Jejali Cendana dan Cemara, Lalu Badai Waktu Patahkan Ranting. Bunga-Bunga Sajakku Berguguran Melayang Bunyi Asing Terdengar sumbang Anak negri Meratap Ditengah Sawah Terbentang. Kemiskinan, Kemelaratan,Lapar,Busung. Adakah Minyak Bumi Kau Gantikan Dolar?.
Indonesia Tanah Ketubanku
77 Tahun Suda Kau Bertualang
Darah Pahlawan Perintispun Telah mengering. Air Mata Janda Heee hooo Suda membatu. Tapi Mengapa Benderamu Masih Amis Bangkai! Dan Garudamu hanyalah Sayap- Sayap Patah.
Bapa Bangsa Kau Ajari cara Korupsi
Anak Negrimu Kau Tuntun Berpolusi Rakyat Kau Gadaikan sebagai peramuria Adakah Sebenarnya kau Ini ibu Pertiwi? Ataukah ibu Tiri? Dduhhhhh...
Indonesia Tanah Ketubanku
Dengarkan Berisik Disekolahmu
Anak-Anak Didik Bernyanyi Pilu Sebab Pendidikan Hanyalah Jualan ilmu
Si Miskin Menjadi Penonton DiBalik Jendela
Si Kaya Riang Memamerkan Kedungguannya Dimanakah Sang Guru Dan Kepala Sekolah? Sssuuuutttt.Jangan Berisik Mereka Tenga Asik Mengkakulasi Dana Bos
Lihatlah Perlakuan DiRumah Sakit
Si Bayi Sekarat Dalam Tabung Si Ibu Dan Bapak Terseduh Meratapi Keta'a Berdayaan
Lantas Dimanakah Sang Dokter Dan Perawat?
Para Pasien Harap Tenang Dokte Dan Perawat Sementara Sibuk Melayani Pasien VIP
Rasakan Panas DiMeja Hijau
Si Kurban Berpekur DiKursi Kesakitan DiLibas Saksi Palsu Dan Bukti Kosong Si Pelaku Memeragakan Sejuta Dusta Di Manakah Sang Hakim,Jaksa, Dan Polisi?
Sssuuuuttttt.... Diam-Diam Jangan Diganggu Mereka Sedang Opsari Pembagian Ketupat Lebaran Indonesia Tanah Ketubanku
Bila Kini Ragamu Telah Renyah
Rambutmu Telah Menguban Dan Matamu Suda Melamun Kemarilah Akan KuAkhiri Riwayatmu Dengan Sepenggal Mata Sajjakku Agar Dunia Tahu Tanah Ketubanku Tinggallah Tanah Air Tubah Untukku