Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan

Taman Bacaan

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK 1
1. ABDI SETIAWAN
2. DAVIT PASLA PRATAMA.
3. WINARTI

DOSEN PEMBIMBING : ITESASTRIANI, S.Pd. , M.Pd


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim,

Syukur Alhamdulillah,
Segala puji bagi Tuhan yang maha kuasa atas apa yang telah
dilimpahkan dan diserahkan kepada kami sehingga kami
mampu menyelesaikan makalah pendidikan jasmani dan
olahraga yang berjudul “ASAS PENDIDIKAN JASMANI”.
Kami pun menyadari dengan sepenuhnya bahwa makalah
penjas yang kami buat masih memiliki banyak kekurangan
meskipun telah kami susun dengan semaksimal mungkin
sesuai arahan dosen pembimbing pendidikan jasmani
olahraga. Maka dari itu kami sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga makalah
yang kami buat bisa menjadi lebih baik kedepannya.
Semoga makalah yang kami buat ini juga bisa bermanfaat
kepada siapa saja yang membacanya dan juga bisa
menambah wawasan serta ilmu pengetahuan terutama bagi
kami sebagai mahasiswa mahasiswi Universitas Terbuka.
DAFTAR ISI
Halaman Judul
…………………………………………………………………………………………
Kata Pengantar
…………………………………………………………………………………………
Daftar Isi
…………………………………………………………………………………………

BAB 1 PENDAHULUAN
………………………………………………………………………………………..
1.1 Latar Belakang Masalah
…………………………………………………………………………………………
1.2 Rumus Masalah
…………………………………………………………………………………………
1.3 Tujuan Penulisan
…………………………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
…………………………………………………………………………………………
2.1 Taman Bacaaan
…………………………………………………………………………………………

BAB III PENUTUP


…………………………………………………………………………………………
A. Kesimpulan dan Saran ……………………………………………………………….....

Daftar Pustaka
………………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
❖ Latar Belakang Masalah
Membaca merupakan langkah awal perjalanan menuju pencerahan.
Kegiatan membaca ini juga dapat menciptakan generasi muda yang kreatif,
produktif dan inovatif, sehingga mampu menghadapi dan menyelesaikan
tantangan pembangunan di masa yang akan datang. Membaca juga
merupakan bagian dari sebuah pendidikan yang menjadi faktor utama dalam
pembentukan pribadi manusia. Sistem pendidikan yang baik diharapkan
muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan
diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

❖ Rumusan Masalah
1. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sukamulya Cerdas adalah salah satu
program yang berada dibawah lembaga PKBM Sukamulya
2. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) ini juga merupakan salah satu Taman
Bacaan Masyarakat (TBM) terbaik di Kota Bandung.
3. Hubungan kemitraan yang cukup luas memberikan keuntungan bagi lembaga,
karena melalui kemitran tersebut Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
Sukamulya Cerdas dipilih sebagai salah satu penerima bantuan dari program
Perpuseru.
4. Masyarakat masih belum memahami manfaat langsung dari adanya Taman
bacaan masyarakat.

❖ Tujuan Penulisan
1. Minat baca masyarakat di Taman Bacaan Masyarakat Sukamulya Cerdas.
2. Pelaksanaan program Perpuseru untuk meningkatkan minat baca masyarakat
dalam pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat berbasis Information Technology.
3. Hasil kegiatan setelah diadakan program Perpuseru untuk meningkatkan
minat baca masyarakat dalam pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat berbasis
Information Technology.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Sejarah Taman Bacaan Masyarakat di Indonesia
Sejarah TBM di Indonesia tidak terlepas dari sejarah perkembangan
perpustakaan. Sejarah mencatat perpustakaan pertama kali bernamaBatavian
Kerkeraad yang dibangun pada tahun 1624, yang kemudian pemerintah
kolonial Belanda membangun lebih banyak lagi perpustakaan termasuk
Batavia Association for Arts and Science Library pada tahun 1778 dan
berkembang menjadi perpustakaan deposit untuk Hindia Belanda yang
sekarang dikenal sebagai Perpustakaan Nasional Republik Indoensia.
Pada masa itu mulai dikenal istilah “taman pustaka atau taman bacaan”
yang bagi masyarakat lebih ramah dari perpustakaan yang banyak dibangun
oleh pemerintah colonial. Perkembangan perpustakaan maupun taman pustaka
pada masa itu juga dilatarbelakangi oleh kebijakan politik etis pemerintah
kolonial belanda yang mencaku pendidikan untuk orang pribumi. Hal tersebut
membuat pemerintah belanda membolehkan orang pribumi bersekolah di
sekolah rakyat, dan bersamaan membangun balai pustaka yang mempelopori
proyek pengembangan taman pustaka di Indonesia. Konsep perpustakaan
umum mulai dikenal masyarakat luas melalui taman pustaka yang dijalankan
oleh volunteer librarians.

Taman Bacaan Masyarakat Independen


Taman bacaan masyarakat yang mandiri dan berkembangan dalam
masyarakat. Menurut Stian Haklev dalam makalahnya yang berjudul
“Community Libraries in Indoensia : A Survey of government-Supported and
Independent Reading Gardens” mengungkapkan bahwa taman bacaan
masyarakat pada dasarnya dibangun oleh tiga penggagas yaitu; 1) taman
bacaan yang dibangun oleh pemerintah pusat maupun pemerintah local atau
pemerintah daerah, 2) taman bacaan yang dibangun oleh donator misalnya
dalam program CSR perusahaan, 3) taman bacaan yang dibangun oleh LSM
maupun komunitas masyarakat lokal.[1]
Taman bacaan msyarakat yang dibangun oleh pemerintah dimulai pada era
1990-an dan juga berkembang seiring dengan taman bacaan yang dibangun
oleh pemerintah daerah. Sementara itu, fenomena yang terjadi yaitu
berkembangnya taman bacaan yang dipelopori oleh LSM maupun komunitas
masyarakat lokal yang tergerak untuk mengembangkan minat baca dalam
lingkungan masyarakat setempat maupun keperdulian untuk memberdayakan
masyarakat melalui bahan bacaan. Salah satu contoh yaitu gerakan 1001 buku
yang dipelopori oleh Gol. A Gong, beberapa komunitas di Yogyakarta yang
menggerakkan taman bacaan masyarakat seperti Forum Taman Bacaan
Masyarakat yang secara independen berdasarkan kepedulian akan pentingnya
membaca dan tidak jarang muncul dari pribadi yang sudah menjadikan buku
sebagai bagian dari hidup mereka dan muncul keinginan berbagi dengan
masyarakat. Terlepas dari berkembangnya taman bacaan masyarakat, pada
dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu memupuk kegemaran membaca.

Sinergi Perpustakaan dan Taman Bacaan Masyarakat


Sinergi merupakan langkah awal karya perpustakaan untuk rakyat.
Pendapat tentang sinergi sangatlah penting dan diperlukan, namun tidaklah
sedikit yang berpendapat apakah bisa dilakukan? Ada pula pendapat yang
mengatakan bahwa perpustakaan dan TBM adalah dua hal yang berbeda.
Selain itu perpustakaan selalu dikaitkan dengan keteraturan dan
ketidakluwesan. Seperti contoh meningkatkan layanan dengan ungkapan
layanan prima, mengapa bukan layanan ikhlas? Apakah perpustakaan harus
menjual jasanya dengan nominal ? apakah pertanyaan ini lebih sebagai
sekedar bertanya atau asal bertanya ? sebenarnya dari hal kecil itulah dapat
dikembangkan sinergisme antar perpustakaan dan TBM.

Dalam bersinergi terdapat empat elemen utama yaitu[2];


1. Kolaborasi atau kerjasama
Kolaborasi lebih menunjukkan bagaimana kerjasama berfungsi, bagaimana
menyadari, menggunakan, dan berbagai tentang daya atau kekuatan dari
entisitas kerjasama. Dalam suatu kolaborasi yang benar muncul niat saling
berbalas kebaikan dan mengenyampingkan beragam perbedaan
2. Keterlibatan
Partisipasi sepenuh hati dari semua anggota para pihak. Mulai dari hubungan
antar pribadi menjadi hubungan antar kelompok individu.
3. Kepercayaan
Percaya merupakan kunci dari segala kunci dalam proses sinergi. Ibarat kunci
utama artinya dapat membukan semua pintu dengan kunci utama. Namun
bangunan-bangunan khusus saja yang memiliki kunti. Kepercayaan memang
mahal tapi harus dilakukan. Dengan percaya inilah pintu yang semula tertutup
dapat dibuka sehingga menjadi komunikasi terbuka dan saling percaya.
4. Kemitraan
Mitra adalah hasil dari sebuah sinergisme. Berawal dari suatu kolaborasi yang
dilakukan secara total dalam arti sebuah pihak yang terlibat dan sepenuh hati,
dan berlandaskan saling percaya. Kemitraan yang dihasilkan akan efesien,
efektif dan berkesinambungan.

Upaya menyinergikan perpustakaan dan TBM harus selalu bertolak dari


alasan sangat mendasar dari tujuan kemerdekaan bangsa Indonesia. Oleh
sebab itu, suka atau tidak suka perpustakaan dan TBM harus bersinergi dalam
gerakan nasional gemar membaca yang tujuan akhirnya adalah kecerdasan
hidup bangsa.
Selama ini kegiatan seputar perpustakaan dan TBM sering hanya
menitikberatkan kesejahteraan dan kecerdasan hidup bangsa Indonesia. TBM
yang lebih dekat dengan masyarakat hendaknya dapat mengidentifikasi jenis
kebutuhan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan
kecerdasan hidup mereka. Dengan kata lain TBM dan perpustakaan
selayaknya bekerjasama atau bersinergi menjawab kebutuhan masyarakat atau
rakyat.
Bab III, Penutup

KESIMPULAN
Taman baca Masyarakat merupakan sumber belajar masyarakat sepanjang
hayat yang strategis terhadap peningkatan kualitas dan produktivitas agar
menjadi individu yang mandiri, dinamis dan sejahtera. Informasi dapat
diperoleh dari kehidupan sehari-hari seperti kata pepatah “buku adalah sumber
ilmu”. Dengan dibangunnya TBM ini oleh Pemerintah kota Lahat diharapkan
masyarakat dapat meningkatkan minat baca dan memperoleh informasi-
informasi.
Dari studi tentang TBM di Lahat ini menarik sekali untuk dibahas karena
yang terjadi TBM dan Perpustakaan Umum berkolaborasi atau bersinergi
dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Seluruh TBM di Lahat sudah
berada di naungan dinas perpustakaan dan arsip selanjutnya bagaimana tujuan
keduanya dapat berjalan dengan baik dan terlaksana perlu kerjasama dan
kekompakan dalam mewujudkannya.
Kegiatan TBM ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan,
pengetahuan, keterampilan dan memperluas wawasan bagi mereka yang telah
melek aksara. Menumbuhkan minat baca, kecintaan, kegemaran membaca di
masyarakat, membantu dalam pengembangan kecakapan membaca dan
menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi
sekaligus meningkatkan pemberdayaan masyarakat.
Daftar Pustaka

Ratih Rahmawati dan Blasius Sudarsono, 2012. “Perpustakaan Untuk Rakyat:


Dialog Anak dan Bapak”. Anggota IKAPI, Sugeng Seto, Jakarta.

Stian Haklev. 2008. “Mencerdaskan Bangsa- Suatu Pertanyaan Fenomena


Taman Bacaan di Indonesia”. Disajikan untuk Program Advanced Seminar
in Internasional Development Studies, IDS01Y, International Development
Studies- University of Toronto at Scarborough.

Anda mungkin juga menyukai