PENDAHULUAN
The Transtheoretical Model menurut Prochaska dan Diclement, 1983 adalah suatu
model yang integrative tentang perubahan perilaku. Kunci pembangun dari teori lain yang
terintegrasi. Model ini menguraikan bagaimana orang-orang memodifikasi perilaku masalah atau
memperoleh suatu perilaku yang positif dari perubahan perilaku tersebut.
Model ini adalah suatu perubahan yang disengaja untuk mengambil suatu keputusan
dari individu tersebut. Model melibatkan emosi, pengamatan dan perilaku, melibatkan pula suatu
kepercayaan diri.
1
I.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
Menjelaskan pengertian “The Transtheoretical Model” serta proses dari The Transtheoretical
Model.
2
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian
Model transtheoretical adalah suatu model yang diterapkan untuk menilai kesiapan
seorang individu untuk bertidak atas perilaku yang baru dan memberikan strategi atau proses
perubahan untuk memandu setiap individu melalui tahapan perubahan untuk bertindak dalam
pemeliharaan kesehatan. Suatu model yang teoritis tentang perubahan perilaku, yang telah
(menjadi) basis untuk mengembangkan intervensi yang efektif untuk mempromosikan perubahan
perilaku kesehatan. Transteoretical model ini adalah sebuah model integrative pada perubahan
perilaku.
Model Transtheoretical adalah model perubahan yang disengaja. Ini adalah model yang
berfokus pada pengambilan keputusan individu. Pendekatan lain untuk promosi kesehatan telah
berfokus terutama pada pengaruh sosial terhadap perilaku atau pengaruh biologis terhadap
perilaku. Untuk merokok, sebuah contoh dari pengaruh sosial akan menjadi model pengaruh peer
(Flay, 1985) atau perubahan kebijakan (Velicer, Laforge, Levesque, & Fava, 1994). Contoh
pengaruh biologis akan model pengaturan nikotin (Leventhal & Cleary, 1980; Velicer, Redding,
Richmond, Greeley, & Swift, 1992) dan terapi penggantian (Fiore. Smith, Jorenby, & Baker,
1994). Dalam konteks Model Transtheoretical, ini dipandang sebagai pengaruh luar, berdampak
melalui individu.
Model ini melibatkan emosi, kognisi, dan perilaku. Ini melibatkan kepercayaan pada diri-
laporan. Misalnya, dalam berhenti merokok, laporan diri telah terbukti sangat akurat (Velicer,
Prochaska, Rossi, & Snow 1992). pengukuran yang akurat memerlukan serangkaian item jelas
bahwa individu dapat merespon secara akurat dengan sedikit kesempatan untuk distorsi.
Pengukuran isu sangat penting dan salah satu langkah penting untuk aplikasi model melibatkan
pengembangan langkah-langkah pendek, handal, dan berlaku dari kunci konstruksi.
Transtheoretical Model mengusulkan satu set membangun format itu adalah suatu ruang
hasil multivariate dan meliputi ukuran yang adalah sensitif untuk maju di seluruh langkah-
3
langkah. Ini membangun meliputi yang pro dan kontra dari Decisional Balance Scale,
Temptation atau Self-efficacy, dan perilaku target. Suatu lebih terperinci presentasi dari
aspek/pengarah ini pada model disajikan di tempat lain (Velicer, Prochaska, Rossi, &
Diclemente, 1996).
4
Maintanence Change overt behavior for more than 6 months
Termination No. temptation to relape and 100% self efficacy
a. Pre-contemplation
Langkah dimana orang-orang tidak mempunyai niat untuk bertindak dimasa depan yang
dapat diduga pada umumnya 6 bulan ke depan. Orang-orang yang mungkin termasuk di
langkah ini adalah mereka yang tidak diberitahu tentang konsekuensi dari perilaku
mereka. Mereka bersifat menentang atau tanpa motivasi atau mempersiapkan promosi
kesehatan.
Pada tahap precontamplation menuju ke contamplation melalui proses :
1) Peningkatan kesadaran : memberikan informasi.
2) Dramatic relief : adanya reaksi seara emosional
3) Environmental reevaluation : mempertimbangkan pandangan ke lingkungan.
b. Contemplation
Orang-orang berniat untuk mengubah prilaku pada 6 bulan berikutnya. Mereka sadar
akan pro mengubah perilaku tetapi juga sangat sadar akan memberdayakannya. Tahapan
ini menyeimbangkan anatara biaya dan keuntungan untuk menghasilkan 2 sifat
bertentangan yang di dapat pada periode lama.
Belum membuat keputusan yang tepat suatu reaksi. Pada tahap contemplation ke
preparation melalui proses self-reevaluation yaitu penilaian kembali pada diri sendiri.
c. Preparation
Langkah dimana orang-orang berniat untuk mulai bertindak di masa mendatang. Secara
khas mereka mengambil keputusan penting dari masa yang lalu. Individu ini mempunyai
suatu rencana kegiatan seperti sambungan suatu kelas pendidikan kesehatan, bertemu
dengan dokter mereka, membeli suatu buku bantuan diri atau bersandar pada suatu
perubahan. Pada tahap preparation ke action melalui proses self liberation.
d. Action
5
Langkah dimana orang sudah memodifikasi spesifik antara pikiran dengan perilaku.
Banyaknya anggapan tindakan sama dengan perilaku. Namun dalam model ini perilaku
tidak menghitung semua tindakan. Langkah action adalah juga langkah dimana
kewaspadaan melawan terhadap berbuat tidak baik lagi secara kritis. Individu mulai aktif
berperilaku yang baru. Pada tahap action ke maintenance melalui proses :
e. Maintenance
Tahap di mana individu telah membuat perubahan yang terlihat/besar dalam gaya hidup
mereka dan juga berusaha untuk mencegah perilaku lamanya kembali, tetapi mereka
tidak mengaplikasikan proses sebanyak ketika tahapan action. Di tahapan ini, individu
akan kurang tergoda untuk kembali ke perilaku lamanya dan kepercayaan diri mereka
akan bertambah untuk meneruskan perubahan mereka.
f. Termination
Individu yang telah berada pada tahap ini memiliki kepercayaan diri 100% dan terhindar
dari godaan. Sekalipun mereka depresi,
cemas, bosan, kesepian, marah, atau stress, individual pada tahapan ini yakin bahwa
mereka tidak akan kembali ke gaya hidup tidak sehat sebagai salah satu cara coping.
Seolah-olah, perilaku baru mereka telah menjadi suatu kebiasaan.
g. Relaps (Kekambuhan)
Relaps (kekambuhan) atau disebut juga sebagai revolving door schema dapat terjadi pada
proses perubahan perilaku menurut teori ini. Kekambuhan merupakan kembalinya
perilaku seseorang pada kebiasaan yang lama. Biasanya pada tahap pelaksanaan (action)
maupun pemeliharaan (maintenance) kekambuhan dapat terjadi, apalagi bila seseorang
tidak mendapatkan dukungan positif dari lingkungannya.
6
2. Proses Perubahan Prilaku
Proses perubahan berguna untuk membantu menjelaskan bagaimana strategi atau
teknik untuk modifikasi terjadinya perubahan tersebut. Proses Perubahan adalah kegiatan
terselubung maupun terbuka yang digunakan orang untuk maju melalui tahap-tahap. Proses
perubahan memberikan panduan penting bagi program intervensi, karena proses adalah
variabel independen bahwa orang perlu untuk menerapkan, atau terlibat dalam, untuk
berpindah dari panggung ke panggung.
Sepuluh proses (Prochaska & DiClemente, 1983; Prochaska, Velicer, DiClemente,
& Fava, 1988) telah menerima dukungan yang paling empiris dalam penelitian kami sampai
saat ini. Lima pertama diklasifikasikan sebagai Proses Experiential dan digunakan terutama
untuk tahap awal transisi. Lima terakhir diberi label Proses Perilaku dan digunakan terutama
untuk transisi tahap selanjutnya.
7
Exp: Saya menganggap pandangan bahwa merokok dapat
berbahaya bagi lingkungan.
Social Liberation Menyadarai bahwa masyarakat yang lebih mendukung perilaku
(Kebebasan Sosial) sehat.
Self Reevaluation Menyadari bahwa perilaku sehat merupakan bagian penting dari
mereka.
Exp: Ketergantungan saya pada rokok membuat saya merasa
kecewa dalam diri saya.
8
sehat.
Exp: saya beri hadiah sendiri ketika saya tidak merokok.
Self Reevaluation Menyadari bahwa perilaku sehat merupakan bagian penting
dari mereka.
Exp: ketergantungan saya pada rokok membuat saya merasa
kecewa dalam diri saya
Self Liberation Percaya pada kemampuan untuk bisa berubah dan membuat
komitmen bertindak berdasarkan keyakinan itu.
Exp: Aku membuat komitmen untuk tidak merokok.
9
c. Pro lebih besar daripada kontra dalam tahap aksi.
Decisional Balance membangun cerminan individu yang menimbang dari baik
buruknya dari mengubah. Berasal dari model Mann’s dan Janis, pengambilan keputusan itu
mencakup empat kategori dari pro (laba yang sebagai penolong). Bagaimanapun, suatu test
yang empiris dari model mengakibatkan suatu banyak struktur yang lebih sederhana. Hanya
dua faktor, yang pro dan kontraditemukan.
10
II.3 Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan dari teori ini adalah teori ini mudah untuk diterapkan untuk memberikan
kesadaran pada perilaku individu yang tidak memerlukan perubahan drastis dalam perilakunya
dalam tempo cepat akan tetapi perubahan secara bertahap dan memerlukan waktu dan suasana
kondusif.
Kelemahan dari teori ini adalah jika tidak ada intervensi yang direncanakan, individu
akan terjebak pada tahap awal. Selain itu proses tertentu dan
prinsip- prinsip tertentu perlu diterapkan di tiap tahap agar terjadi kemajuan di tiap tahapnya.
11
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Transtheoretical Model adalah suatu model yang sesuai untuk perekrutan dari suatu
keseluruhan populasi. Intervensi yang tradisional sering berasumsi bahwa individu adalah siap
untuk suatu perubahan perilaku segera dan yang permanen. Strategi perekrutan cerminkan
asumsi dan, sebagai hasilnya, itu hanya suatu proporsi yang sangat kecil dari populasi
mengambil bagian. Di kontras, Transtheoretical Model tidak membuat apapun asumsi tentang
bagaimana individu siap adalah untuk ubah. Untuk mengenali individu yang berbeda itu akan
berada di langkah-langkah yang berbeda dan intervensi sesuai itu harus dikembangkan untuk
semua orang. Sebagai hasilnya, daftar biaya pengiriman barang-barang keikutsertaan yang sangat
tinggi telah dicapai.
Transtheoretical Model dapat memudahkan suatu analisa dari mekanisme mediational itu.
Intervensi adalah nampaknya akan secara diferensial efektif dengan membangun dan hubungan
yang tergambar jelas, model dapat memudahkan suatu analisa proses dan pemandu peningkatan
dan modifikasi dari intervensi itu.
Transtheoretical Model dapat mendukung suatu penilaian yang lebih sesuai tentang hasil.
Intervensi harus dievaluasi dalam hal dari dampak mereka, yaitu perekrutan menilai kemanjuran.
Intervensi yang didasarkan pada Transtheoretical Model mempunyai potensi untuk mempunyai
kedua-duanya adalah suatu kemanjuran yang tinggi dan suatu tingkat tarif perekrutan yang
tinggi, dengan begitu secara dramatis meningkatkan potensi yang berdampak pada di
keseluruhan populasi dari individu dengan resiko kesehatan yang tingkah laku.
12
III.2 Saran
Bagi kita calon tenaga kesehatan yang berada di disiplin keilmuan kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) sangat penting untuk memahami transtheoretical model sebagai salah
satu metode yang bagus untuk diterapkan dalam menegakkan kesehatan dan keselamatan di
lingkungan kerja.
13
DAFTAR PUSTAKA
Glanz, Karen, Rimer, Barbara K., & Viswanath, K., (2008). Health Behavior andHealth
Education: Theory, Research, and Practice 4th Edition. San Fransisco:Jossey Bass
https://www.academia.edu/29813822/THE_TRANSTHEORETICAL_MODEL
http://mynewbloglindut.blogspot.com/2016/11/transtheoretical-model-mata-kuliah.html
14