Integral Kelas 12 SMA
Integral Kelas 12 SMA
Buku ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Program Komputer
1 yaitu membuat buku ajar. Buku ini berisi tentang materi Integral kelas XII SMA, dan
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Terselesaikannya penulisan buku ini juga tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak.
Karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada Dosen Pembimbing karena telah
memberikan waktu dan ilmunya untuk mengajari kami, dan semua rekan yang telah ikut
membimbing kami dalam penyusunan buku ini.
Dalam penyusunan buku ini tentu jauh dari sempurna meskipun kami telah berusaha
untuk menghindarkan kesalahan, kami menyadari bahwa buku ini masih mempunyai
kelemahan sebagai kekurangannya. Karena itu, kami berharap agar pembaca berkenan
menyampaikan kritikan. Dengan segala pengharapan dan keterbukaan, kami menyampaikan
rasa terima kasih dengan setulus-tulusnya. Kritik merupakan perhatian agar dapat menuju
kesempurnaan. Akhir kata, kami berharap agar buku ini dapat membawa manfaat kepada
pembaca.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
PRAKATA ...................................................................................................................... i
INTEGRAL .................................................................................................................... 1
A. Pengertian Integral............................................................................................... 2
B. Integral Tak Temtu .............................................................................................. 4
C. Integral Tertentu ................................................................................................. 11
D. Menentukan Luas Daerah ................................................................................... 17
E. Menentukan Voleme Benda Putar ....................................................................... 21
ii
SEKAPUR SIRIH DARI PENYUSUN
Kawan seberapa pentingkah belajar itu? Bagi orang yang suka belajar mereka pasti
menjawab bahwa betapa pentingnya belajar itu, belajar membuat kita dari yang tidak tahu
menjadi tahu dan dari yang tidak bisa menjadi bisa. Tujuan belajar adalah untuk tumbuh dan
akal kita berbeda dari tubuh kita, bisa terus bertumbuh selama kita hidup. Seperti pepatah
bahwa tuntutlah ilmu dari buaian sampai masuk keliang lahat atau tuntutlah ilmu sampai ke
Negeri China.
Belajar layaknya mendayung ke hulu, jika tidak maju sama dengan hanyut ke bawah.
Sama halnya dalam dunia pendidikan jika kita tidak mau belajar maka kita akan tertinggal
jauh dengan dunia pendidikan dan menahan perihnya kebodohan.
Kawan hidup itu hanya sekali, sekali seumur hidup maka gunakanlah waktumu
dengan baik untuk melakukan hal-hal yang baik, apapun yang bisa kamu lakukan, atau kamu
mimpi bisa lakukan, mulailah itu, jangan takut akan yang namanya kegagalan karena
kegagalan terbesar adalah apabila kita tidak pernah mencoba. Kesuksesan bisa diraih karena
usaha, usaha ada karena kemauan, kemauan tercipta karena ada cita-cita dan cita-cita berasal
dari mimpi, maka bermimpilah dan raihlah apa yang ingin kita dapatkan.
Salam Hangat,
Penyusun
iii
INTEGRAL
Kompetensi Dasar : 1.1. Memahami konsep integral tak tentu dan integral tentu.
Tujuan Pembelajaran
1
INTEGRAL
A. Pengertian Integral
Di Kelas XI, kalian telah mempelajari konsep turunan. Pemahaman tentang konsep
turunan ini dapat kalian gunakan untuk memahami konsep integral. Untuk itu, coba tentukan
turunan fungsi-fungsi berikut.
f1(x) = 3x3 + 3
f2(x) = 3x3 + 7
f3(x) = 3x3 – 1
f4(x) = 3x3 – 10
f5(x) = 3x3 - 99
Perhatikan bahwa fungsi-fungsi tersebut memiliki bentuk umum f(x) = 3x3 + c, dengan c
suatu konstanta. Setiap fungsi ini memiliki turunan f’’(x) = 9x2. Jadi, turunan fungsi f(x) = 3x3
+ c adalah f’’(x) = 9x2.
2
Sekarang, bagaimana jika kalian harus menentukan fungsi f(x) dari f’’(x) yang diketahui?
Menentukan fungsi f(x) dari f’’(x), berarti menentukan antiturunan dari f ‘(x). Sehingga,
integral merupakan antiturunan (antidiferensial) atau operasi invers terhadap diferensial.
Jika F(x) adalah fungsi umum yang bersifat F’(x) = f(x), maka F(x) merupakan
antiturunan atau integral dari f(x).
=� +
dengan:
= notasi integral (yang diperkenalkan oleh Leibniz, seorang matematikawan Jerman)
f(x) = fungsi integran
F(x) = fungsi integral umum yang bersifat F ’(x) = f(x)
c = konstanta pengintegralan
Sekarang, perhatikan turunan fungsi-fungsi berikut.
g1(x) = x, didapat g1’(x) = 1.
Jadi, jika g1’(x) = 1 maka g1(x) = 1’(x) dx = x + c1.
1
g2(x) =
2
2
, didapat g2’(x) = x.
′ 1
Jadi, jika g2’(x) = x maka g2(x) = 2 = 2
+ 2.
2
1
g3(x) = 3
, didapat g3’(x) = x2.
3
′ 1
Jadi, jika g3’(x) = x2 maka g3(x) = 3 = 3
+ 3.
3
1
g4(x) =
6
6
, didapat g4’(x) = x5.
′ 1
Jadi, jika g4’(x) = x5 maka g4(x) = 4 = 6
+ 4.
6
1
Dari uraian ini, tampak bahwa jika g‘(x) = xn, maka = +1
+ atau dapat
+1
1
dituliskan =
+1
+1
+ , ≠ −1.
+ c.
Uraian ini menggambarkan hubungan berikut.
3
1
Jika f ’(x) = xn, maka = +1
+ , ≠ −1 dengan c
+1
suatu konstanta
Contoh soal
Jawab:
= x3 + x2 + x
Jawab:
1 3+1 1 4
a. g1(x) = 3+1 = 4
+
2 6+1 3 0+1 2 7
b. g2(x) = + = +3 +
6+1 0+1 7
matematis, ditulis
=� +
di mana:
= Lambang integral yang menyatakan operasi antiturunan.
f(x) = Fungsi integran, yaitu fungsi yang dicari antiturunannya.
c = Konstanta
Sebagai contoh, dapat kita tuliskan
4
3
2
= +
3
3
2
Karena + =
3
Sehingga kalian dapat memandang integral tak tentu sebagai wakil keseluruhan keluarga
fungsi (satu antiturunan untuk setiap nilai konstanta c). Pengertian tersebut dapat digunakan
untuk membuktikan teorema- teorema berikut yang akan membantu dalam pengerjaan hitung
integral.
Teorema 1
1
Jika n bilangan rasional dan n ≠-1, maka = +1
+ di mana c adalah
+1
konstanta.
Teorema 2
Jika f fungsi yang terintegralkan dan k suatu konstanta, maka � =
�
Teorema 3
+ = +
Teorema 4
Jika f dan g fungsi-fungsi yang terintegralkan, maka
− = −
Teorema 5
5
Teorema 6
� = − �
Teorema 7
Aturan integral trigonometri
cos x dx = sin x + c
sin x dx = −cos x + c
1
cos 2 x
dx = tan x + c
Contoh
Hitunglah integral dari (3 2
− 3 + 7) !
Jawab:
(3 2
− 3 + 7) =3 2
−3 + 7 (Teorema 2,3, 4)
3 3
= 2+1
− 1+1
+7 + (Teorema 1)
2 +1 1+1
3
= 3
− 2
+7 +
2
3
Jadi, (3 2
− 3 + 7) = 3
− 2
+7 + .
2
Aturan integral substitusi seperti yang tertulis di Teorema 5. Aturan ini digunakan untuk
memecahkan masalah pengintegralan yang tidak dapat diselesaikan dengan rumus-rumus
dasar yang sudah dipelajari. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini.
6
Contoh
Hitunglah integral dari:
�
a. 9− 2 b.
Jawab:
=
−2
1 1
9− 2 = 9− 2 2
= 2
−2
3
1 1 1 2 2
=− 2 =− × +
2 2 3
1 2 2 1
=− × 3 × + = − +
2 3 2
1
=− 9− 2
9− 2 +
3
1
Jadi, 9− 2 =− 9− 2
9− 2 + .
3
1
b. Misalkan = = 2
1 −1 1
= 2 =
2 2
=2 , sehingga
� sin
= ∙2 =2 sin = −2 cos +
= −2 +
7
2 − 2 = a2 − a2 sin2 t = a2 (1 − sin2 t)
= 2 2 = cos
2 + 2 = a2 + a2 tan2 t = a2 (1 + tan2 t)
= 2 2 = sec
2 − 2 = a2 sec 2 t − a2 = a2 (sec 2 t − 1)
= 2 2 = tan
Gambar 1.1
Segitiga siku-siku untuk integral substitusi trigonometri:
(i) 2 − 2 = cos , (ii) 2 + 2 = sec , (iii) 2 − 2 = a tan t
Contoh
1. Hitunglah setiap integral berikut!
2
a. sin 3 + 1 cos 3 + 1 b.
9− 2
Jawab:
a. Untuk mengerjakan integral ini, terlebih dahulu kalian harus mengubah sin (3x + 1)
cos (3x + 1) ke dalam rumus trigonometri sudut rangkap, yaitu
1
� ∝ ∝= sin 2 ∝.
2
Dengan rumus in kalian mendapatkan:
1
sin 3 + 1 cos 3 + 1 = sin 6 + 2
2
1
= sin 6 + 2
2
8
1 1
= cos 6 + 2 +
2 −6
1
= − cos 6 + 2 +
12
1
Jadi, sin 3 + 1 cos 3 + 1 =− cos 6 + 2 +
12
9− 2 = 3 cos
2 (3 sin )2
= ∙ 3 cos
9− 2 3 cos
1
=9 � 2
=9 (1 − cos 2 )
2
9 9 1
= (1 − 2 ) = ( − sin 2 ) +
2 2 2
9 9 9 9
= − sin 2 + = − sin +
2 4 2 4
9 −1
9 9− 2 9 −1
= � − ∙ + = � − 9− 2 +
2 3 2 3 3 2 3 2
2. Jika ’( ) = 2 − 3 dan (2) = 1 , tentukanlah g(x).
Jawab:
( )= ′( )
= 2 −3
= 2
−3 +
karena (2) = 1, maka c dapat ditentukan sebagai berikut.
( )= 2
−3 +
(2) = 22 − 3 ∙ 2 +
1 =4−6+
1 = −2 +
Jadi, ( ) = 2
−3 +3
9
3. Tentukan persamaan kurva yang melalui titik (−2, 12) dan memiliki persamaan
Jawab:
= 6 − 15
= (6 − 15) =3 2
− 15 +
=3 2
− 15 +
−2 = 3(−2)2 − 15(−2) +
12 = 3 ∙ 4 + 30 +
12 = 42 +
= 12 − 42
= −30
Asah Kompetensi 1
1. Hitunglah setiap integral berikut!
3 1 4 3
a. 2 c. +2 +3
4
3 3 2 1
b. (4 + 3x + 5) d. 5 + 10 +3 +
4
singgung = − 3.
10
C. Integral Tertentu
Aktivitas di Kelas
1. Gambarlah grafik fungsi kuadrat, misalnya =9− 2
pada interval [0,3].
3
2. Bagi selang menjadi n selang bagian yang lebarnya masing-masing ∆ = , memakai
Dari Aktivitas ini, kalian memperoleh daerah yang akan ditentukan luasnya. Setelah
3
membagi interval 0, 3 menjadi n selang bagian yang lebarnya masing-masing ∆ = ,
kalian memperoleh:
0 =0
3
1 =∆ =
6
2 = 2∆ =
9
3 = 3∆ =
3�
� = �∆ =
11
Luas setiap persegi panjang pada gambar tersebut adalah:
2
3� 3 3� 3 27 27
� ∆ = × = 9− × = − 3
�2
27 27
= ∙ − 3 (12 + 22 + + 2
)
27 +1 (2 +1) 9 3 1 9 3 1
= 27 − 3 = 27 − 2+ + 2 = 18 − − 2
6 2 2
Dengan memilih ∆ → 0 maka → ∞, sehingga akan di peroleh luas luas daerah yang
dibatasi kurva =9− 2
, sumbu-x, garis x = 0, dan x = 3 sebagai berikut.
9 3 1
L(R) lim →∞ 18 − 2 + 2 = 18
L=
3 1
Sehingga diperoleh 0
9− 2
=9 − 3 3
]0 = 27 − 9 = 18.
3
Jika fungsi f terdefinisi pada interval [a, b], maka adalah integral tertentu terhadap
fungsi f dari a ke b. Pengintegralannya dituliskan sebagai berikut.
=[ ] =� − �( )
dengan:
f(x) = fungsi integran
a = batas bawah
b = batas atas
12
Sehingga kalian harus dapat membedakan bahwa integral tertentu adalah
bilangan, sedangkan integral tak tentu yang dibahas sebelumnya
Asah Kompetensi 2
�
1
1. 0
5 4. 2
0
sin
1 3
2. −2
−1 5. −3
dx
3 2 � 2
3. 0
6. 0
Jika f kontinu pada interval , dan andaikan F sembarang antiturunan dari f pada
Dalam pengerjaan hitung integral tertentu ini akan lebih mudah jika kalian menggunakan
teorema-teorema berikut.
Teorema 1
Kelinearan
Jika f dan g terintegralkan pada interval [a, b] dan k suatu konstanta, maka
a. � =�
b. + = +
c. + = −
Teorema 2
Perubahan Batas
Jika f terintegralkan pada interval [a, b] maka:
a. =0 b. =−
13
Teorema 3
= +
Teorema 4
Kesimetrian
c. Jika f fungsi genap, maka −
= 2 0
Contoh:
�
1. Hitunglah 6
0
(sin 3 + cos )
Jawab:
� � �
6 6 6
1 2
2. Tentukan −1
Jawab:
Oleh karena untuk f(x) = 2
, berlaku − = ( ),maka = 2
merupakan fungsi
genap. Dengan menggunakan Teorema 4 diperoleh.
1 1
2 2
=2
−1 0
1 2 3 2
= 2[ 3 1
]0 = 1 − 03 =
3 3 3
14
Asah Kompetensi 3
5
e. 0
3 2
−5
5
2. Dari fungsi f(x) berikut, hitunglah 0
+ 2, jika 0 <2
a. =
6 − , jika 2 5
b. = 4 − 2 , jika − 3 <4
2, jika 4 10
c. = − 9 − 2 , jika 0 3
−5 , jika x 3
L(R) =
15
D. 2. Menentukan Luas Daerah di Bawah Sumbu-x
Misalnya S daerah yang dibatasi oleh kurva y = f(x), sumbu-x, garis x = a, dan garis x
= b, dengan f(x) = 0 pada [a, b], seperti yang telah dibahas di subbab D.1, maka luas daerah S
adalah
L(S) =
16
D. 3. Menentukan Luas Daerah yang Terletak Dibatasi Kurva y = f(x) dan sumbu-x
Misalkan T daerah yang dibatasi oleh kurva y = f(x), sumbu-x, garis x = a, dan garis
x = c, dengan f(x) = 0 pada [a, b] dan f(x) = 0 pada [b, c],maka luas daerah T adalah
L(T) = −
Rumus ini didapat dengan membagi daerah T menjadi T1 dan T2 masing masing pada
interval [a, b] dan [b, c]. Kalian dapat menentukan luas T1 sebagai luas darah yang terletak di
atas sumbu-x dan luas T2 sebagai luas daerah yang terletak di bawah sumbu-x.
17
D. 4. Menentukan Luas Daerah yang Terletak di Antara Dua Kurva
18
ABEF adalah daerah yang dibatasi oleh kurva y1 = f(x), x = a, x = b, dan y = 0 sehingga
Luas ABEF =
Adapun ABCD adalah daerah yang dibatasi oleh kurva y2 = g(x), x= a, x =b, dan y = 0
sehingga
Luas ABEF =
Dengan demikian, luas daerah U adalah
� = − = ( − )
Contoh:
19
4− 2
=1
2
=3
1 =− 3 2 = 3
� = 4− 2
−1
0
= 3− 2
3
1
= 3 − 3
3 0
1 1
= 3 ∙ 3 − ∙ ( 3)3 = 3 3 − ∙ 3 = 3 3 − 3 = 2 3
3 3
V=A.h
20
Melalui titik-titik ini, luas bidang tegak lurus pada sumbu-x, sehingga
diperoleh pemotongan benda menjadi lempengan yang tipis-tipis. Volume suatu
lempengan ini dapat dianggap sebagai volume tabung, yaitu ∆ � ≈ �( )∆ i dengan
i-1 i i .
A(x) adalah luas alas benda putar, oleh karena alas benda putar ini berupa
lingkaran, maka A(x) = � 2
jari-jari yang dimaksud merupakan sebuah fungsi dalam
xi misalnya f(x). Dengan demikian volume benda putar dapat dinyatakan sebagai
2
=� .
2
=�
2
=�
21
Contoh
Tentukanlah volume benda putar, jika daerah yang
dibatasi oleh grafik =4− 2
sumbu-x, dan
sumbu-y diputar 360° terhadap:
a. sumbu-x
b. sumbu-y
Jawab:
a. Volumenya adalah:
2 2
=� (4 − 2 2
) =� 16 − 8 2
+ 4
0 0
2
8 1
= � 16 − 3
+ 5
3 5 0
8 1
=� 16 ∙ 2 − ∙ 23 + ∙ 25 − 0
3 5
64 32 256
= � 32 − + = �
3 5 15
Jadi, volume benda putar yang terjadi jika daerah R diputar mengelilingi sumbu-x
256
adalah � satuan volume.
15
b. Untuk menentukan volume benda putar yang terjadi jika daerah R diputar mengelilingi
sumbu-y, kalian harus nyatakan persamaan kurva y = =4− 2
menjadi
persamaan x2 dalam variabel y.
=4− 2
⇒ 2
=4−
Volume benda putar tersebut adalah
4 4
1 1 2
=� 4− = 4 − 2
= � 4∙4− ∙4 −0
0 2 0 2
= � 16 − 8 = 8�
Jadi, volume benda putar yang terjadi jika daerah R diputar mengelilingi sumbu-y
E. 3. adalah 8 � satuan
Menentukan Volume
volume. Benda Putar yang Dibatasi Kurva f(x) dan g(x) jika
Diputar Mengelilingi Sumbu-x
22
Daerah yang dibatasi oleh kurva f(x) dan g(x) dengan ( ) ( ) pada
interval [a, b] diputar mengelilingi sumbu-x seperti yang telahdijelaskan di subbab
E.1, maka volume benda putar yang diperoleh adalahsebagai berikut.
2 2
=� −
Contoh
Tentukanlah volume benda putar, jika daerah yang dibatasi oleh grafik = − 2,
sumbu-y, garis x =2, dan y = 1 diputar 360° mengelilingi sumbu-x
Jawab:
Karena daerah yang dimaksud ada di bawah sumbu-x, maka volume
nya adalah
2
=−� ( −1 2
− ( − 2)2 )
0
2
= −� 1−( 2
− 4 + 4)
0
2
1
=−� − 3
+2 2
−3
3 0
8 2
=−� +8−6 −0 = �
3 3
Jadi, volume benda putar yang terjadi jika daerah S diputar mengelilingi sumbu-x adalah
2
� satuan volume.
3
23
E.4. Menentukan Volume Benda Putar yang Dibatasi Kurva f(y) dan g(y) jika
Diputar Mengelilingi Sumbu-y
Jika daerah yang dibatasi oleh kurva f(y) dan g(y) dengan ( )
( ) pada interval [a, b] diputar mengelilingi sumbu-y. Seperti yang telah
dijelaskan di subbab E.1, maka volume benda putar yang diperoleh adalah sebagai
berikut.
2 2
=� −
Contoh
1
Tentukanlah volume benda putar, jika daerah yang dibatasi oleh grafik = − 2,
4
24
1
Dari = −2
4
1
= +2
4
=4 +8
Jadi, volume benda putar tersebut adalah
0 −1
=� ( 4 +8 2
−4 ) 2
+� (4 + 8)2
−1 −1
0 −1
=� 16 2
+ 64 + 48 +� 16 2
+ 64 + 64
−1 −2
0 −1
16 16
=� 3
+ 32 2
+ 48 +� 3
+ 32 2
+ 64
3 −1 3 −2
16
=� 0− ∙ −1 3
+ 32 −1 2
+ 48 −1 +
3
16 16
� ∙ −1 3
+ 32 −1 2
+ 64 −1 − ∙ −2 3
+ 32 −2 2
+ 64 −2
3 3
16 16 16
= −� − − 16 + � − + 32 − 64 − ∙ 8 + 128 − 128
3 3 3
1 16 80
= 21 � + � = �
3 3 3
Dengan demikian, volume benda putar yang terjadi jika daerah U diputar mengelilingi
80
sumbu-y adalah � satuan volume.
3
25
Asah Kemampuan
RANGKUMAN
′ 1
= ( ) + , dimana c adalah konstanta dan r ≠ -1.
+1
� = − �
cos x dx = sin x + c , dimana c adalah konstanta
sin x dx = −cos x + c , dimana c adalah konstanta
1
cos 2 x
dx = tan x + c , dimana c adalah konstanta
3. Bentuk umum integral tertentu
=� − �( )
26
4. Rumus-rumus integral tertentu
d. � =�
e. + = +
f. + = −
g. =0
h. =−
i. = +
j. −
= 2 0
di mana f fungsi genap
k. –
= 0 di mana f fungsi ganjil
� = − = ( − )
2
= �
b. sumbu-y
2
=�
27
APLIKASI INTEGRAL DALAM KEHIDUPAN
Definisi integral adalah kebalikan dari diferensial. Apabila kita mendiferensialkan kita
mulai deangan suatu pernyataan dan melanjutkannya untuk mencari turunannya. Apabila kita
mengintegrasikan, kita mulai dengan turunannya dan kemudian mencari pernyataan asal
integral ini.
Sedangkan dalam bidang ekonomi penerapan integral diantaranya ada 4 yaitu untuk
menentukan persamaan-persamaan dalam perilaku ekonomi, mencari fungsi konsumsi dan
fungsi konsumsi marginal, mencari fungsi asal dari fungsi marginalnya dan mencari fungsi
penerimaan total dari fungsi marginalnya.
Dalam bidang matematika dan fisika penerapan integral juga digunakan, seperti
dalam matematika digunaka untuk menentukan luas suatu bidang, menentukan volume benda
putar dan menentukan panjang busur. Sedangkan dalam fisika integral digunakan untuk
analisis rangkaian listrik arus AC, analisis medan magnet pada kumparan,dan analisis gaya-
gaya pada struktur pelengkung.
Penerapan integral dalam bidang teknik digunakan untuk mengetahui volume benda
putar dan digunakan untuk mengetahui luas daerah padda kurva.
Contoh integral dalam kehidupan sehari-hari, kita tahu kecepatan sebuah motor pada
waktu tertentu, tapi kita ingin tau posisi benda itu pada setiap waktu. Untuk menemukan
hubungan ini kita memerlukan proses integral dan lihat gedung petronas di Kuala Lumpur
atau gdung-gedung bertingkat di Jakarta. Semakin tinggi bangunan semakin kuat angin yng
menghantamnya. Karenanya bagian atas bangunan harus dirancang bebrbeda dengan bagian
bawah. Untuk menentukan rancangan yang tepat, maka dipakailah rumus integral.
28
DAFTAR PUSTAKA
Pesta. Anwar, Cecep. 2008. Matematika Aplikasi untuk SMA dan MA Kelas XII Program
Studi Ilmu Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan
29
BIODATA PENYUSUN
Nama : WIDIAWATI
Alamat: Jl. Taman sari VII blok J No. 107 Rt/Rw 04/13
bergerak.
Motto: Apapun yang kita lakukan hari ini, itulah takdir kita
30
DESKRIPSI KERJA KELOMPOK
Penyuntingan : Widiawati
31