Anda di halaman 1dari 1

Seperti yang sudah disampaikan oleh prime minister, bahwa bullying merupakan tindakan

yang sangat merugikan dan fatal bagi korban. Untuk itulah kenapa kami tidak setuju jika
sekolah harus menghukum pelaku bullying apalagi yang terjadi di luar sekolah. Karena
seperti tadi yang sudah disebutkan oleh tim kami, yaitu bahwa tugas dan fungsi guru hanya
terkait hal-hal yang terjadi di sekolah dan saat jam pembelajaran berlangsug.
Kemudian, DPM menyebutkan bahwa jika korban bullying kebanyakan anak yang memiliki
karakter pendiam, malu dan tertutup. Untuk itulah, guru bertugas untuk membangun dan
membentuk karakter positif pada siswa selama di sekolah, yang mana bertujuan untuk
mencegah adanya bullying. Dan jika kasus bullying tetap terjadi, guru tidak bisa asal
menghukum tanpa bukti konkret. Jikapun benar-benar ada bukti terkait kasus bullying dan
bisa menjadi alasan guru untuk menghukum pelaku, belum tentu hukuman tersebut akan
meninggalkan efek jera. Bahkan di banyak kasus yang terjadi, setelah guru memberikan
hukuman kepada pelaku, justru pelaku akan semakin gencar dalam membully korban dan
menjadikan pengaduan tersebut sebagai alasan untuk semakin merisak korban.
Nah, sebagai langkah pertama terutama sebagai bentuk pencegahan terhadap kasus bullying,
guru dan orang tua harus bekerja sama dalam memberikan pengertian dan pemahaman yang
bisa menjadi alasan untuk anak-anak menghindari dan tidak melakukan bullying.
Kemudian, saya ingin meluruskan bahwa goverment team menyebutkan bahwa sekolah tetap
harus terlibat dalam penanganan kasus bullying. Memang guru dan sekolah bisa terlibat, tapi
mereka hanya bisa menjadi mediator antara korban dan pelaku bullying. Sedangkan,
goverment team juga menyebutkan bahwa cyberbullying bisa berakibat fatal hingga
mengakibatkan kematian, lalu kenapa mereka masih mempercayakan hal sepenting ini
kepada sekolah? Dan untuk apa gunanya pemerintah mengeluarkan Electronic Information
and Transactions Law, jika guru dan sekolah bisa menghukum pelaku cyberbullying?
Dan disini, orang tua sebagai pendamping yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan
anak daripada guru, harus lebih menekankan pengawasan terhadap anak-anak mereka. Guru
tidak bisa memperhatikan murid mereka satu per satu, sedangkan orang tua sangat mungkin
untuk hanya berhadapan dengan anak mereka. Dan jika semua orang tua menyerahkan
tanggung jawab anak mereka kepada guru di sekolah, lalu bagaimana peran guru itu sendiri
sebagai orang tua bagi anak mereka?
Sekali lagi saya tekankan, sekolah adalah lembaga pendidikan bukan lembaga hukum. Jadi
meskipun guru memiliki wewenang untuk mengawasi dan mengatur para siswa, tapi bukan
berarti guru berhak mencampuri urusan pribadi siswa di luar sekolah atau sekolah akan
dianggap melanggar peraturan. Jika pihak yang terlibat dalam kasus bullying merupakan
siswa di sekolah yang sama, guru tidak bisa melampaui batas sebagai pendidik.

Anda mungkin juga menyukai