Anda di halaman 1dari 7

1. Apa yang memotivasi Anda menjadi Guru Penggerak?

Apa yang Anda lakukan


dalam mewujudkan motivasi tersebut?

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat telah


mempengaruhi semua aspek kehidupan tak terkecuali dunia pendidikan. Seperti yang
telahkita ketahui bersama tahun 2020 adalah tahun yang mengguncang seluruh penduduk
dunia. Corona virus yang menyebar ke seluruh belahan bumi membuat semua orang
mengalamai perubahan besar dan mengubah kebiasaan hidup mereka. Tak terkecuali pula
dalam dunia pendidikan. Pandemi Covid-19 (Corona Virus Disease 19) dalam dunia
pendidikan ini telah mengubah sistem pembelajaran menjadi sepenuhnya daring (online).
Baik siswa maupun guru belum diijinkan untuk kegiatan pembelajaran tatap muka. Alih-
alih menurun, justru jumlah penderita yang terpapar virus tersebut semakin meningkat
setiap harinya.

Pemerintah pusat hingga pemerintah daerah mengeluarkan kebijakan untuk


meliburkan seluruh lembaga pendidikan. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya
pencegahan meluasnya penularan Virus Corona (Covid-19). Hingga saat ini di Indonesia
beberapa sekolah sampai kampus baik swasta maupun negeri mulai menerapkan kebijakan
kegiatan belajar mengajar dari jarak jauh atau pembelajaran berbasis online dengan
memanfaatkan aplikasi pembelajaran online yang ada seperti aplikasi edmodo, google
classroom, zoom, cisco weebex dan lain sebagainya.

Dampak yang paling ditakuti adalah efek jangka panjang. Karena siswa akan secara
otomatis merasakan keterlambatan dalam proses pendidikan yang sedang berjalan. Banyak
sekali kendala yang dihadapi, baik oleh guru maupun peserta didik dalam penerapan
pembelajaran daring. Mulai dari minimnya pengetahuan terkait pembelajaran daring,
kurang terampilnya menggunakan aplikasi untuk menunjang pembelajaran, jaringan
internet yang kurang memadai, serta besarnya pengeluaran paket data untuk memenuhi
pembelajaran daring tersebut.

Tapi ironisnya sejauh ini apakah pernah terbesit pertanyaan seberapa besar dampak
Covid-19 terhadap dunia pendidikan di Indonesia? Efektifkah langkah belajar dari rumah
yang sudah berjalan selama ini? Bagaimana kunci sukses pembelajaran daring saat
pendemi Covid-19 ini.
Hal inilah yang membuat dunia pendidikan kita menjadi berubah 180 derajat. Karena
satu-satunya solusi yang bisa di tawarkan hanya dengan melakukan pembelajaran daring
(online learning/ online classroom). Hal ini seperti memberikan shock therapy bagi guru
dan siswa.

Banyak guru belum mengenal apa itu pembelajaran daring dan bagaimana
melakukannya, demikian pula dengan siswa masih belum familiar dengan pembelajaran
daring. Pemerintah memutuskan untuk membatalkan Ujian Nasional 2020. Usaha
menekan penyebaran Covid-19, sejak 16 Maret 2020 pemerintah memutuskan agar siswa-
siswinya belajar dari rumah.

Pembelajaran secara daring atau online learning merupakan pembelajaran jarak jauh


dengan menggunakan perangkat komputer atau gadget dimana guru dan siswa
berkomunikasi secara interaktif dengan memanfaatkan media komunikasi dan informasi.
Pembelajaran ini sangat bergantung dengan koneksi jaringan internet yang
menghubungkan antarperangkat guru dan siswa.

Kendala ketika pembelajaran daring adalah pola kebiasaan cara belajar mengajar
siswa dan guru yang sudah terbiasa belajar secara konvensional. Guru masih belum
terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media daring kompleks yang harus dikemas
dengan efektif, mudah diakses dan dipahami oleh siswa. Sedangkan siswa sangat
membutuhkan budaya belajar mandiri dan kebiasaan untuk belajar mengikuti komputer
atau gadget. Guru dituntut untuk mampu merancang atau mendesaian pembelajaran daring
yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat
dan sesuai dengan materi yang di ajarkan.

Pembelajaran daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mendeskripsikan


yang akan diajarkan. Guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan
materinya dan aplikasi apa yang cocok pada materi dan media belajar yang digunakan.

Hal tersebut di atas menjadi motivasi saya untuk mengikuti guru penggerak. Dengan
menjadi motor penggerak bagi sesama rekan guru, minimal dalam satu sekolah, maka
akan dapat membagikan ilmu yang saya peroleh melalui pelatihan guru penggerak kepada
rekan sejawat. Sehingga dapat pula meningkatkan gairah mengajar serta mencerdaskan
para generasi penerus bangsa.
Selain itu, dengan menjadi guru penggerak, kedepannya pasti akan banyak
manfaat yang saya peroleh, utamanya ilmu dan pengalaman yang sangat berharga.
Terlebih pemerintah telah banyak menggaungkan apa saja keuntungan dan manfaat
bagi saya kedepannya ketika menjadi guru penggerak.

2. Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru Penggerak?


Jelaskan alasannya dan berikan contohnya!

Selain motivasi yang kuat, kelebihan-kelebihan yang penulis miliki untuk mendukung
peran penulis sebagai Guru Penggerak nantinya yaitu berbagai sertifikat pelatihan-
pelatihan serta kemampuan yang penulis miliki , antara lain:

1. Penulis memiliki sertifikat sebagai Kepala Laboratorium Sekolah, yang diklatnya


telah penulis ikuti selama 300 jam. Dalam diklat tersebut diuji pula beragam
kompetensi yang harus penulis kuasai dan selesaikan sehingga dapat dinyatakan
lulus dan layak untuk mendapatkan sertifikat sebagai Kepala laboratorium
sekolah.
2. Penulis ditunjuk sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum, serta merangkap
sebagai koordinator laboratorium TIK di tempat penulis mengajar, yaitu SMP
Negeri 2 Gabus. Selain itu penulis juga ditunjuk sebagai proktor serta teknisi
dalam kegiatan UNBK (Ujian Nasional Berbasi Komputer) serta AKM (Asesmen
Kompetensi Minimum) yang diselenggarakan di SMP Negeri 2 Gabus.
3. Penulis ditunjuk sebagai pemateri dalam IHT yang diselenggarakan di SMP
Negeri 2 Gabus. Contohnya dalam IHT Fasilitasi Pengembangan Media
Pembelajaran Tahun 2020, dan Diklat Peningkatan Kompetensi Pembelajaran
Daring Guru dan Tenaga Kependidikan dan Persiapan Menuju New Normal SMP
Negeri 2 Gabus Tahun 2021. Hal tersebut dikarenakan pihak sekolah
mempercayai penulis untuk membantu dan melatih rekan sejawat sehingga dapat
meningkatkan gairah serta kompetensi mengajar mereka.
4. Pada tahun 2020 penulis ditunjuk oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Pati untuk mengikuti Program Guru Penggerak Digital yang
diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan
Kebudayaan (BPMPK) dan menjadi finalis ke tingkat provinsi. Program tersebut
menjadi motor penggerak bagi para Guru Penggerak Digital untuk melakukan
kegiatan pembelajaran berbasis IT dan aplikasi yang dapat merangsang peserta
didik untuk lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajar, baik
pembelajaran daring maupun tatap muka.

Berikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya


yang memberikan dampak nyata berdasarkan inisiatif Anda sendiri. Apa yang
mendorong Anda melakukan hal tersebut? (Jawaban Anda harus mencakup
waktu kejadian, dampak atas inisiatif Anda, upaya yang Anda lakukan agar
inisiatif tersebut terlaksana, peran Anda dan pihak lain yang terlibat bila ada)

Program Guru Penggerak yang digaungkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
ibarat oase di tengah gurun pasir. Dimana pendidikan Indonesia dituntut untuk berkembang
mengikuti perkembangan jaman. Laju perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekonologi
(Iptek) serta era digital yang begitu pesat, mempengaruhi semua aspek kehidupan tak
terkecuali dunia pendidikan. Program Guru Penggerak menjadi pelopor penggerak bagi
para pendidik di Indonesia untuk melakukan perubahan dalam dunia pendidikan khususnya
di Indonesia.

Penulis pernah mengikuti Program Guru Penggerak Digital Tahun 2020 yang
diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan
(BPMPK) selama 8 bulan. Awal kegiatan dilaksanakan bulan februari 2020, dimana saat itu
kegiatan belajar mengajar masih tatap muka. Ketika awal maret 2020, penulis mengadakan In
House Training (IHT) di sekolah dimana penulis mengajar. Niat awal penulis sebagai
pemateri dalam kegiatan tersebut yaitu untuk menyampaikan program dan tujuan Program
Guru Penggerak Digital serta pengembangan media pembelajaran untuk rekan guru yang ada
di SMP Negeri 2 Gabus. Ketika kegiatan IHT selesai, kami justru dihadapkan pada kenyataan
bahwa COVID-19 telah menyebar di Indonesia, sehingga peserta didik diwajibkan untuk
belajar secara daring dari rumah masing-masing.

Berbekal dari program Guru Penggerak Digital itulah penulis akhirnya memotivasi para
rekan guru untuk memakai beragam aplikasi yang dapat digunakan untuk guru dan peserta
didik agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan. Akhirnya penulis memilih platform
google untuk kegiatan KBM daring di SMP Negeri 2 Gabus dari awal pandemi sampai
sekarang. Platform tersebut dipilih karena memiliki keunggulan utama, yaitu mudah
digunakan dan gratis tentunya. Sebelumnya penulis belajar secara mandiri segala hal yang
berkaitan dengan google acount, dan kemudian membagikan serta melatih semua guru yang
ada di SMP Negeri 2 Gabus untuk mampu menggunakannya. Banyak sekali kendala, karena
seperti yang telah kita ketahui bersama, banyak guru senior yang belum melek teknologi.
Penulis memang harus sabar dalam mengajari masing-masing guru. Selain itu penulis juga
membentuk tim yang terdiri dari beberapa guru yang dirasa memiliki kelebihan di bidang IT.

Akhirnya dengan kegigihan serta kemauan kuat dari para guru, kegiatan KBM daring di SMP
Negeri 2 Gabus dapat berjalan dengan cukup baik. Dan siswa pun tetap dapat menerima
materi meski harus daring. Bahkan sampai saat ini, meskipun SMP Negeri 2 Gabus telah
melaksanakan kegiatan pembelajaran secara tatap muka, tapi kelas daring tetap masih aktif
digunakan. Sehingga siswa yang berhalangan hadir mengikuti pembelajaran tatap muka,
entah karena sakit maupun keperluan lain, tidak ketinggalan pelajaran karena masih dapat
mengikuti melalui kelas daring.

2. Berinteraksi dengan orang lain terkadang dapat menjadi sebuah tantangan.


Ceritakan kesulitan yang Anda alami saat bekerja sama dengan pihak lain
(misalnya rekan sejawat, pimpinan di sekolah, orangtua, wali murid, keluarga,
komunitas, perangkat desa, tokoh masyarakat, pemuka agama, instansi,
maupun lainnya) guna menimbulkan kesadaran dan kesediaan agar mereka
berkomitmen membantu Anda mencapai tujuan bersama.

Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana
saja yang Anda minta untuk bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara
jelas!

Berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain tidak selamanya mudah. Terlebih jika
berada dalam posisi sebagai koordinator untuk mengorganisir tim. Sama seperti yang pernah
saya alami ketika ditunjuk sebagai koordinator dalam akreditasi sekolah yang dilaksanakan
pada bulan Oktober tahun 2021. Pada saat itu, sistem penilaian Akreditasi Sekolah berbeda
dengan sebelumnya. Oleh kepala sekolah dan sebagian besar rekan sejawat merasa bahwa
saya lebih menguasai teknologi informatika dibanding guru yang lain sehingga saya yang
merupakan guru termuda di tempat saya mengajar justru ditunjuk sebagai koordinator
pelaksanaan akreditasi sekolah.

Saya pun membentuk tim dan penanggung jawab masing-masing standar. Tapi ternyata
memang tidak semua pihak berkenan. Ada pihak yang memang karena merasa lebih senior,
kurang berkenan untuk dikoordinir oleh saya yang notabene usianya jauh lebih muda dari
beliau. Padahal baik koordinator dan tim sudah dipilih berdasarkan kesepakatan dalam forum
rapat. Untuk itu saya tetap merangkul dan menampung serta mengapresiasi ide dari semua
rekan sejawat. Menggunakan masukan yang saya rasa jauh lebih baik dan sesuai dengan
keadaan sekolah. Bantuan dari berbagai pihak dan kerjasama tim semata-mata dilakukan
demi hasil akreditasi sekolah yang memuaskan.

Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan
ataupun kegagalan yang Anda hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana
respon Anda dalam situasi tersebut? Upaya apa yang Anda lakukan untuk
tetap fokus mencapai tujuan yang telah direncanakan?

Kesulitan ketika bekerjasama dengan rekan sejawat justru didapat ketika ada beberapa
rekan sejawat yang merasa lebih senior karena usia beliau jauh di atas saya. Sehingga tidak
berkenan untuk menerima kritik maupun masukan. Seperti yang sudah saya jelaskan pada
poin sebelumnya, saya selaku koordinator kegiatan akreditasi sekolah tahun 2021 tetap
merangkul semua pihak. Menerima semua ide, menyaringnya, memilih dan memilah ide
mana yang terbaik kemudian mendiskusikan dengan tim dan juga dalam forum rapat
sekolah. Semua itu saya lakukan agar tujuan utama sekolah yaitu untuk mendapatkan nilai
akreditasi yang memuaskan sesuai harapan dapat tercapai.

Saya berupaya untuk membuat semua anggota tim dan warga sekolah terlibat aktif dalam
kegiatan akreditasi sekolah. Baik guru, tenaga kependidikan, maupun peserta didik.
Menjadi yang termuda dan harus bertanggung jawab penuh memang tidaklah mudah. Tapi
disitulah tantangannya yang dapat membuat saya lebih dewasa lagi serta lebih merangkul
semua pihak agar mereka merasa selalu dibutuhkan agar kegiatan akreditasi sekolah dapat
berjalan sesuai yang diharapkan oleh semua pihak.

Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari
berbagai pihak untuk bekerja sama?

Sebagaimana yang telah saya uraikan pada poin sebelumnya bahwa untuk membangun
kerjasama tim, kita harus mampu untuk menjalin koordinasi serta komunikasi dengan
semua pihak. Mendengarkan setiap aspirasi mereka, menampung semua ide pandangan
serta gagasan dari semua tim. Untuk dapat bekerjasama dengan baik saya harus menerima
semua kritik serta saran untuk perbaikan serta peningkatan hasil dari setiap tim. Sehingga
kegiatan dapat berjalan sesuai yang diharapkan, dan tentu saja dengan hasil yang
memuaskan.

Selain itu, koordinasi rutin juga sangat diperlukan. Dalam forum rapat sekolah, saya
meminta masukan dari semua penanggung jawab tim untuk menyampaikan sampai mana
perkembangan kemajuan mereka dalam menyelesaikan tugas. Dalam forum rapat juga saya
gunakan untuk menyampaikan ide kreatif dari semua pihak sehingga menjadi penyempurna
dalam kegiatan akreditasi sekolah. Tidak mudah memang untuk mengoordidir semua pihak,
tapi bukan hal yang tidak mungkin untuk dilakukan jika kita bisa menekan ego, serta
senantiasa bersikap rendah hati dan mau untuk menerima kritik yang membangun untuk
kebaikan bersama.

Sifat senioritas memang tak jarang ada dalam tim. Untuk itu, saya selaku yang dipercaya
sebagai koordinator dalam kegiatan akreditasi sekolah tahun 2021, merangkul para senior
yang memang memiliki kepribadian unik dan merasa senior untuk menjadi penanggung
jawab tim. Sehingga beliau tetap merasa dirinya sangat dibutuhkan dan mau bekerjasama
dengan baik dan sejalan dengan tujuan bersama yaitu hasil sesuai yang diharapkan.

Bagaimana hasilnya?

Setelah menerapkan pendekatan persuasif kepada semua pihak, menjalin komunikasi yang
baik, serta menampung dan mengakomodir kritik, saran serta gagasan dari masing-masing
tim. Selain itu koordinasi masing-masing tim serta kerja sama antar tim sehingga dapat
membuahkan hasil yang diharapkan oleh semua pihak. Hasil dari kerjasama tersebut adalah
nilai akreditasi sekolah dengan predikat A dan total nilai 93. Semua pihak yang terlibat dapat
bekerjasama baik dalam tim maupun dengan tim yang lain. Tak hanya itu, antar warga
sekolah juga semakin solid karena terpupuk rasa tanggung jawab serta memiliki peran yang
besar untuk memajukan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai