Email : beluhmabasa13@gmail.com
Abstrak
Jumlah produsen alat kesehatan dan alat kesehatan Diagnostik In Vitro yang telah memiliki sertifikat SNI saat ini sangat
terbatas. Tujuan paper ini untuk menggambarkan bahwa Sertifikasi Produk (SNI) Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan
Diagnostik In Vitro secara wajib sangat dibutuhkan karena sertifikat SNI sebagai bukti bahwa alat kesehatan tersebut
telah memenuhi standar sesuai dengan standar yang diklaim oleh produsen khususnya yang terkait dengan
keselamatan dan kinerja (safety dan performance) berdasarkan hasil uji laboragtorium yang terakreditasi seperti yang
diamanatkan oleh Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dan Undang-Undang No.20 Tahun 2014
Tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian sehingga meningkatkan kepercayaan pasar baik di dalam negeri
maupun pasar global. Sertifikat Produk (SNI) Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro diharapkan
menjadi salah satu persyaratan untuk mendapatkan Izin Edar sebagai bukti pemenuhan regulasi berbasis standar.
Usulan diterbitkannya regulasi tentang Sertifikasi Produk (SNI) Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro
secara wajib oleh Kementerian Kesehatan dengan memperhatikan ketersedian Lembaga Penilaian Kesesuaian seperti
Laboratorium Uji Produk Lingkup Alat Kesehatan yang terakreditasi dan Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) Alat
Kesehatan yang terakreditasi.
Kata kunci. Sertifikasi Produk (SNI), secara wajib, Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro, Penilaian
Kesesuaian, Produsen
Abstract
The number of manufacturers of medical devices and In Vitro Diagnostic medical devices that already have SNI
certificates is currently very limited.The purpose of this paper is to illustrate that Product Certification (SNI) of Medical
Devices and In Vitro Diagnostic Medical Devices by mandatory is needed because SNI sertificate as proof that the
medical devices have met the standards in accordance with the standards claimed by the producers, especially those
related to safety and performance based on the results of accredited laboratory tests as mandated by regulation No. 36
of 2009 concerning Health and regulation No.20 of 2014 concerning Standardization and Conformity Assessment so as
to increase market confidence in both domestic and global markets.Product Certification (SNI) of Medical Devices and
In Vitro Diagnostic Medical Devices for Domestic is expected to be one of the requirements to Market License (izinedar)
as proof of compliance with standards-based regulations.The proposal for the issuance of the regulation on mandatory
product certification (SNI) for Medical Devices and In Vitro Diagnostic Medical Devices by ministry of health by taking
into account the availability of Conformity Assessment Body such as the Accredited Medical devices and In Vitro
Diagnostic Medical Device Product Testing Laboratory and the accredited Medical devices and In Vitro Diagnostic
Medical Device Product Certification Body (LSPro).
Key words. Product Certification (SNI), by mandatory, Medical Devices and In Vitro Diagnostic Medical Devices,
conformity assessment body, manufacturer
Devices Directive (AMDD) yang menciptakan Sertifikasi Produk (SNI) Alat Kesehatan
sistem perdagangan dunia yang semakin dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro berbeda
terbuka, bebas dan semakin kompetitif. dengan sertifikasi ISO 13485. Sertfikasi ISO
Selain itu semakin terbukanya pasar dunia 13485 bukan Sertifikasi Produk (SNI) Alat
sebagai dampak dari globalisasi, khususnya Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In
Pasar Bebas ASEAN peran standar menjadi Vitro (ISO 13485 is not a product certification
semakin penting dalam memfasilitasi standard) karena tidak secara langsung terkait
perdagangan barang dan atau/jasa antar negara, dengan spesifikasi produk alat kesehatan yang
baik di tingkat internasional, regional maupun diproduksi meskipun audit yang dilakukan
secara bilateral khususnya di sektor alat berdasarkan ISO 13485 mencakup pemeriksaan
kesehatan karena alat kesehatan merupakan desain dan pengembangan produk. Sertifikasi
salah satu dari 12 (duabelas) sektor prioritas yang ISO 13485 membuktikan bahwa proses desain
dipercepat integritasnya di kawasan ASEAN. dan pembuatan alat kesehatan telah sesuai untuk
Indonesia telah menandatangani menghasilkan keselamatan dan kinerja produk
kesepakatan dan berperan aktif di beberapa secara konsisten. Sertifikat ISO 13485 adalah
forum internasional antara lain dalam World suatu pengakuan terhadap sistem manajemen
Trade Organization (WTO), Technical Barriers to mutu pabrik alat kesehatan yang telah mampu
Trade (TBT), Sanitary and Phytosanitary (SPS), menghasilkan alat kesehatan dan layanan
Asia-Pacific Economic Coorporation (APEC) dan (service) terkait yang secara konsisten memenuhi
Asean Free Trade Area (AFTA) dan khususnya di persyaratan konsumen dan persyaratan regulasi
sektor alat kesehatanya itu International Medical alat kesehatan.
Devices Regulators Forum (IMDRF),ASEAN Menurut Asean Medical Directives (AMDD
Consultative Committee for Standards and 2015) Alat Kesehatan adalah Alat Kesehatan
Quality-Medical Devices Product Working Group adalah instrumen, aparatus, mesin, perkakas,
(ACCSQ-MDPWG), dan Asian Harmonization dan/atau implan, reagen in vitro dan kalibrator,
Working Party (AHWP). Penandatanganan perangkat lunak, bahan atau material yang
kesepakatan dan peran aktitif tersebut di atas digunakan tunggal atau kombinasi, untuk
menunjukkan bahwa: mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan, dan
- Mengakui hak setiap negara untuk meringankan penyakit, merawat orang sakit,
menentukan standar nasionalnya masing- memulihkan kesehatan pada manusia dan/atau
masing; membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
- Meletakkan standar, penilaian kesesuaian tubuh, menghalangi pembuahan, desinfeksi alat
dan regulasi teknis menjadi faktor yang kesehatan, dan pengujian in vitro terhadap
penting dalam perdagangan internasional; spesimen dari tubuh manusia, dan dapat
- Mengambil langkah-langkah untuk mengandung obat yang tidak mencapai kerja
mengharmonisasikan standar nasional utama pada tubuh manusia melalui proses
dengan standar internasional seperti farmakologi, imunologi atau metabolisme untuk
ISO/IEC karena standar yang harmonis dapat membantu fungsi/kinerja yang diinginkan.
dengan standar internasional dapat Dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro
sebagai referensi untuk memperlancar adalah setiap reagen, produk reagen, kalibrator,
transaksi perdagangan antar negara. material kontrol, kit, instrumen, aparatus,
Sertifikasi adalah rangkaian kegiatan peralatan atau sistem, baik digunakan sendiri
Penilaian Kesesuaian yang berkaitan dengan atau dikombinasikan dengan reagen lainnya,
pemberian jaminan tertulis bahwa Barang, Jasa, produk reagen, kalibrator, material kontrol, kit,
Sistem, Proses atau Personal telah memenuhi instrumen, aparatus, peralatan atau sistem yang
Standar dan/atau regulasi diharapkan oleh pemilik produknya untuk
Sertifikasi Produk (SNI) Alat Kesehatan digunakan secara in vitro untuk pemeriksaan dari
dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro secara setiap spesimen, termasuk darah atau donor
wajib sangat dibutuhkan karena sampai saat ini jaringan yang berasal dari tubuh manusia,
jumlah Produsen Alat Kesehatan dan Alat semata-mata atau pada dasarnya untuk tujuan
Kesehatan Diagnostik In Vitro yang telah memiliki memberikan informasi dengan memperhatikan
sertifikat SNI sangat terbatas. keadaan fisiologis atau patologis atau kelainan
Sertifikat SNI Alat Kesehatan dan Alat bawaan, untuk menentukan keamanan dan
Kesehatan Diagnostik In Vitro sebagai bukti kesesuaian setiap darah atau donor jaringan
bahwa alat kesehatan tersebut telah memenuhi dengan penerima yang potensial,atau untuk
standar sesuai dengan standar yang diklaim oleh memantau ukuran terapi dan mewadahi
produsen khususnya yang terkait dengan specimen.
keselamatan dan kinerja berdasarkan hasil uji World Health Organization (WHO)
laboratorium yang terakreditasi seperti yang memperkirakan saat ini terdapat 2 (dua) juta jenis
diamanatkan oleh Undang-Undang No.36 Tahun alat kesehatan dan alat kesehatan diagnostik in
2009 Tentang Kesehatan dan Undang-Undang vitro yang berbeda di pasar global dan
No.20 Tahun 2014 Tentang Standardisasi dan dikategorikan kedalam lebih dari 22.000
Penilaian Kesesuaian. kelompok alat kesehatan generik oleh The Global
Sertifikat Produk (SNI) Alat Kesehatan dan Medical Device Nomenclature (GMDN) dan
Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro diharapkan setiap alat kesehatan tersebut pasti mengacu
menjadi salah satu persyaratan untuk atau berbasis standar. Standar alat kesehatan
mendapatkan izin edar sebagai bukti pemenuhan tersebut diatas di kelompokkan menjadi tiga
Regulasi Berbasis Standar. kategori besar yaitu:
60
Sertifikasi Produk (SNI) Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro secara Wajib
(Beluh Mabasa Ginting)
61
Prosiding PPIS 2020 – Tangerang Selatan, 5 November 2020: Hal 59-68
Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 Cara Pembuatan Alat Kesehatan dan
tentang percepatan Pengembangan Industri Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
Farmasi dan Alat Kesehatan mengamanatkan 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
“Kementerian dan Lembaga diinstruksikan untuk Indonesia Nomor 62 Tahun 2017 Tentang Izin
mendorong pelaku usaha meningkatkan Edar Alat Kesehatan, Alat Kesehatan
kepatuhan terhadap regulasi dan standar dalam Diagnostik In Vitro dan Perbekalan Kesehatan
rangka menjamin keamanan, mutu dan manfaat Rumah Tangga.
serta peningkatan daya saing industri farmasi dan 4. Peraturan Menteri Kesehatan No.54 Tahun
alat kesehatan”. 2015 tentang Pengujian dan kalibrasi Alat
Instruksi Presiden tersebut diatas Kesehatan sebagai pengganti Peraturan
melahirkan Permenkes Nomor 17 Tahun 2017 Menteri Kesehatan
Tentang Rencana Aksi Pengembangan Industri No.363/Menkes/PER/1998 tentang Pengujian
Farmasi dan Alat Kesehatan halaman 84 kolom 3 dan kalibrasi peralatan kesehatan pada
yang mengamanatkan “Berdirinya laboratorium Sarana pelayanan Kesehatan.
uji produk dan lembaga sertifikasi produk (LSPro) 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
ruang lingkup alat kesehatan yang terakreditasi Indonesia Nomor 04 Tahun 2014 Tentang
dalam rangka sertifikasi alat kesehatan produksi Cara Distribusi Alat Kesehatan, yang Baik
dalam negeri “. 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Mengacu kepada Undang-Undang Indonesia 1189/Menkes/Per/VIII/2010
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Produksi Alat Kesehatan dan
Tentang Kesehatan tersebut diatas Kementerian Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga.
Kesehatan RI mengeluarkan beberapa 7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
keputusan tentang alat kesehatan yang Indonesia 1191/Menkes/Per/VIII/2010
merupakan pengganti dari Permenkes Tentang Penyalur Alat Kesehatan.
1184/Menkes/Per/X/2004 tentang Pengamanan 8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998,
Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan
Rumah Tangga sebagai antara lain sebagai Alat Kesehatan ( Lembaran Negara RI Tahun
berikut. 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran
Negara RI Tahun 1998 Nomor 3781).
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 26 tentang Pelayanan 3. METODE PENELITIAN
Perizinan Terintegrasi Secara Elektronik
Perizinan Sektor Kesehatan. Metode Penelitian yang digunakan adalah
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Studi Pustaka dengan kerangka konsep
Indonesia Nomor 20 Tahun 2017 Tentang penilitian sebagai berikut.
Kerangka konsep
Badan
Standardisas 1
i Nasional
(BSN)
Lab.Penguji/ 2
SNI’ user
SNI LSPro/ 3
Alat SNI’ user Kajian Sertifikasi Regulasi tentang
Kesehatan/ Pemangku Produk (SNI) Alat SertifikasiProduk
Alat Kepentingan Kesehatan dan Usulan (SNI) Alat
Kesehatan (Stakeholder Alat Kesehatan Kesehatan dan
Diagnostik ) Diagnostik In Vitro Diagnostik In
In Vitro Regulator 4 Secara Wajib Vitro Secara
Teknis
Wajib
PabrikAlkes/DIV 5
SNI’s user
KESEHATAN
Rumah sakit
pemerintah 6
dan swasta
/Enduser
62
Kerangka konsep tersebut diatas dapat memenuhi standar sesuai dengan yang diklaim
dijelaskan sebagai berikut. oleh Produsen khususnya yang terkait dengan
keselamatan dan kinerja dan untuk meningkatkan
1. Berdasarkan Undang-Undang No.36 Tahun kepercayaan pasar terhadap alat kesehatan dan
2009 Tentang Kesehatan dan Undang- alat kesehatan diagnostik in vitro produksi dalam
Undang No.20 Tahun 2014 Tentang negeri sebagai hasil atau inovasi anak bangsa
Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian baik di pasar domostik maupun global khususnya
Kementerian Kesehatan dapat mengadopsi pasar bebas ASEAN.
SNI/Persyaratan Teknis alat kesehatan Sampai saat ini kementerian kesehatan
menjadi regulasi tentang SertifikasiProduk belum mengeluarkan regulasi teknis berbasis
(SNI) Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan standar yang terkait dengan Sertifikasi Produk
Diagnostik In Vitro Secara Wajib karena terkait (SNI) Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan
Kesehatan. Diagnostik In Vitro Secara Wajib dengan kata lain
2. Regulasi tersebut diatas melibatkan SNI alat kesehatan dan alat kesehatan Diagnostik
Pemangku Kepentingan (stakeholder) seperti yang ada dan sedang dirumuskan saat ini
Badan Standardisasi Nasional (BSN), penerapannya masih bersifat sukarela
Laboratorium Penguji, Lembaga Sertifikasi sedangkan permintaan sertifikat produk SNI oleh
Produk, Regulator Teknis, Pabrik Alat Produsen alat kesehatan dan alat kesehatan
Kesehatan, Rumah Sakit Pemerintah/swasta Diagnostik in vitro dalam negeri yang telah
(end user) menerapkan SNI saat ini semangkin meningkat
3. Dibutuhkan kajian untuk Sertifikasi Produk untuk sebagai bukti bahwa alat kesehatan dan
(SNI) Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan alat kesehatan diagnostik yang mereka produksi
Diagnostik In Vitro Produksi Secara wajib telah memenuhi standar.
yang melibatkan Pemangku Kepentingan Sertifikasi Produk (SNI) Alat Kesehatan
(stakeholder) tersebut diatas. dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro Secara
4. Hasil kajian ini akan berupa usulan Regulasi Wajib dapat memberikan manfaat sebagai
tentang Sertifikasi Produk (SNI) Alat berikut:
Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In 1. Alat kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik
Vitro Produksi Secara Wajib kepada In Vitro Produksi yang beredar di Indonesia
Kementerian Kesehatan. telah memenuhi (comply) dengan standar
yang diklaim oleh Produsen dibuktikan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN dengan sertifikat SNI dan/atau tanda
kesesuaian sehingga keselamatan pasien
Sertifikasi Produk (SNI) Alat Kesehatan dan Alat (patient safety), pengguna dan lingkungan
Kesehatan Diagnostik In Vitro Secara Wajib dapat terjamin.
sangat dibutuhkan sebagai bukti alat kesehatan 2. Mendongkrak berdirinya Lembaga Penilaian
tersebut telah memenuhi standar sesuai dengan Kesesuaian (LPK) sepeti Laboratorium Uji
yang diklaim oleh produsen khususnya yang Produk dan Lembaga Sertifikasi Produk
terkait dengan keselamatan dan kinerja seperti (LSpro) ruang lingkup alat Kesehatan dan alat
yang diamanatkan oleh Undang-Undang No.36 Kesehatan diagnostik in vitro yang
Tahun 2009 Tentang Kesehatan dan Undang- terakreditasi
Undang No.20 Tahun 2014 Tentang 3. Sertifikat SNI menjadi salah satu persyaratan
Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian untuk mendapatkan izin edar alat kesehatan.
berdasarkan hasil uji laboragtorium yang 4. Sertifikat SNI memiliki nilai tambah bagi
terakreditasi sehingga meningkatkan industri alat kesehatan dalam negeri untuk
kepercayaan pasar baik di dalam negeri maupun meningkatkan keberterimaan pasar baik di
pasar global. Sertifikat Produk (SNI) Alat dalam negeri maupun pasar global khususnya
Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In untuk Pasar Bebas ASEAN.
Vitro diharapkan menjadi salah satu persyaratan 5. Meningkatkan daya saing bangsa di sektor
untuk mendapatkan izin edar sebagai bukti industri alat kesehatan, khususnya untuk
pemenuhan Regulasi Berbasis Standar. menghadapi MEA karena alat kesehatan
Berdasarkan aplikasi registrasi alat merupakan salah satu dari 12 (dua belas)
kesehatan Kementerian Kesehatan (data sektor prioritas yang dipercepat integritasnya
tertanggal 08 Agustus 2020) jumlah Produsen di kawasan ASEAN.
Alat kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In 6. Memudahkan proses pengawasan Alat
Vitro Produksi Dalam Negeri ada sekitar 307 Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In
Produsen. Dan berdasarkan aplikasi informasi Vitro yang ada di sarana pelayanan kesehatan
Kementerian Kesehatan prosentasi produk dalam dan yang beredar di Indonesia.
negeri adalah 9,6 % dan jumlah Izin Edar Alat 7. Mengurangi ketergantungan Indonesia
kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro terhadap produk Alat Kesehatan dan Alat
Produksi Dalam Negeri yang telah diterbitkan Kesehatan Diagnostik In Vitro impor (91%)
sampai saat ini 11.619 Izin Edar tetapi sampai terutuma untuk alat kesehatan yang
saat ini baru ada sekitar tiga Produsen dalam berteknologi sederhana dan sedang.
negeri yang telah memiliki sertifikat SNI 8. Menghindari Indonesia menjadi tempat
sedangkan saat ini Sertifikat SNI Alat Kesehatan sampah bagi alat kesehatan yang tidak
dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro produksi standar/substandar.
dalam negeri sangat dibutuhkan oleh Produsen
sebagai bukti alat kesehatan tersebut telah
63
Prosiding PPIS 2020 – Tangerang Selatan, 5 November 2020: Hal 59-68
Tabel 1. Daftar Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro yang lab uji terakreditasi telah
tersedia
No Nama Kriteria
Alat Kesehatan
1 Inkubator bayi A. Sudah diproduksi di Indonesia
B. SNI nya sudah ditetapkan (SNI IEC 60601-2-19:2014)
C. Banyak digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan
D. Laboratorium Uji Terakreditasi Telah tersedia (P2 SMPT
LIPI)
2 Peralatan elektromedik - Bagian A. Sudah diproduksi di Indonesia
2-30: Persyaratan khusus untuk B. SNI nya sudah ditetapkan (SNI IEC 80601-2-30:2014)
keselamatan dasar dan kinerja C. Banyak digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan
esensial tensi meter non D. Laboratorium Uji Terakreditasi Telah tersedia (BPFK)
invasiveotomatis (IEC 80601-2-
30:2009, IDT)
3 Tempat tidur pasien manual A. Sudah diproduksi di Indonesia
B. SNI nya sudah ditetapkan (SNI ISO 22882 :2011)
C. Banyak digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan
D. Laboratorium Uji Terakreditasi dan LSPro sudah
tersedia
4 Kondom A. Sudah diproduksi di Indonesia
B. SNI nya sudah ditetapkan (SNI 16-2723-2003)
C. Banyak digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan
D. Laboratorium Uji TerakreditasiTelah tersedia (BPOM)
5 Peralatan elektromedik - Bagian A. Sudah diproduksi di Indonesia
2-52: Persyaratan khusus B. SNI nya sudah ditetapkan SNI IEC 60601-2-52:2014)
keselamatan dasar dan kinerja C. Banyak beredar/digunakan masyarakat
esensial tempat tidur pasien D. Laboratorium Uji Terakreditasi dan LSPro sudah
(IEC 60601-2-52:2009, IDT) tersedia
Tabel 2 Daftar Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro yang lab uji terakreditasi belum
tersedia
64
Sertifikasi Produk (SNI) Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro secara Wajib
(Beluh Mabasa Ginting)
C. Tata cara mendapatkan Sertifikat SNI Alat Kesehatan dan alat Kesehatan diagnostik in Vitro
Gambar 2 – Alur tata cara mendapatkan Sertifikat SNI Alat Kesehatan dan Alat kesehatan In Vitro
Diagnostik
Alur tata cara mendapatkan Sertifikat SNI 1. Mengaudit Produsen Alat Kesehatan dan Alat
Alat Kesehatan tersebut diatas dapat dijelaskan Kesehatan Diagnostik In Vitro yang
sebagai berikut: Produsen/pabrik Alat Kesehatan mengajukan permohonan sertifikasi SNI
dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro harus produk. LSPro akan melihat apakah Produsen
meminta penilaian kesesuaian/pensertifikasian telah menerapklan sistem manajemen mutu
alat kesehatan yang diproduksinya ke Lembaga untuk produsen alat Kesehatan dan alat
Sertifikasi Produk (LSPro). LSPro akan Kesehatan diagnostik in vitro yaitu SNI ISO
melakukan Langkah berikut : 13485:2016 Alat kesehatan – Sistem
Manajemen Mutu – Persyaratan untuk Tujuan
65
Prosiding PPIS 2020 – Tangerang Selatan, 5 November 2020: Hal 59-68
66
Sertifikasi Produk (SNI) Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro secara Wajib
(Beluh Mabasa Ginting)
67
Prosiding PPIS 2020 – Tangerang Selatan, 5 November 2020: Hal 59-68
68