Anda di halaman 1dari 10

SERTIFIKASI PRODUK (SNI) ALAT KESEHATAN DAN

ALAT KESEHATAN DIAGNOSTIK IN VITRO SECARA WAJIB

Product Certification (SNI) for Medical Devices and


In Vitro Diagnostic Medical Devices by Mandatory

Beluh Mabasa Ginting

Purnabakti Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan & PKRT Kementerian Kesehatan RI


Jl. Rasuna Said Jakarta Selatan.

Email : beluhmabasa13@gmail.com

Abstrak

Jumlah produsen alat kesehatan dan alat kesehatan Diagnostik In Vitro yang telah memiliki sertifikat SNI saat ini sangat
terbatas. Tujuan paper ini untuk menggambarkan bahwa Sertifikasi Produk (SNI) Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan
Diagnostik In Vitro secara wajib sangat dibutuhkan karena sertifikat SNI sebagai bukti bahwa alat kesehatan tersebut
telah memenuhi standar sesuai dengan standar yang diklaim oleh produsen khususnya yang terkait dengan
keselamatan dan kinerja (safety dan performance) berdasarkan hasil uji laboragtorium yang terakreditasi seperti yang
diamanatkan oleh Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dan Undang-Undang No.20 Tahun 2014
Tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian sehingga meningkatkan kepercayaan pasar baik di dalam negeri
maupun pasar global. Sertifikat Produk (SNI) Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro diharapkan
menjadi salah satu persyaratan untuk mendapatkan Izin Edar sebagai bukti pemenuhan regulasi berbasis standar.
Usulan diterbitkannya regulasi tentang Sertifikasi Produk (SNI) Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro
secara wajib oleh Kementerian Kesehatan dengan memperhatikan ketersedian Lembaga Penilaian Kesesuaian seperti
Laboratorium Uji Produk Lingkup Alat Kesehatan yang terakreditasi dan Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) Alat
Kesehatan yang terakreditasi.

Kata kunci. Sertifikasi Produk (SNI), secara wajib, Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro, Penilaian
Kesesuaian, Produsen

Abstract

The number of manufacturers of medical devices and In Vitro Diagnostic medical devices that already have SNI
certificates is currently very limited.The purpose of this paper is to illustrate that Product Certification (SNI) of Medical
Devices and In Vitro Diagnostic Medical Devices by mandatory is needed because SNI sertificate as proof that the
medical devices have met the standards in accordance with the standards claimed by the producers, especially those
related to safety and performance based on the results of accredited laboratory tests as mandated by regulation No. 36
of 2009 concerning Health and regulation No.20 of 2014 concerning Standardization and Conformity Assessment so as
to increase market confidence in both domestic and global markets.Product Certification (SNI) of Medical Devices and
In Vitro Diagnostic Medical Devices for Domestic is expected to be one of the requirements to Market License (izinedar)
as proof of compliance with standards-based regulations.The proposal for the issuance of the regulation on mandatory
product certification (SNI) for Medical Devices and In Vitro Diagnostic Medical Devices by ministry of health by taking
into account the availability of Conformity Assessment Body such as the Accredited Medical devices and In Vitro
Diagnostic Medical Device Product Testing Laboratory and the accredited Medical devices and In Vitro Diagnostic
Medical Device Product Certification Body (LSPro).

Key words. Product Certification (SNI), by mandatory, Medical Devices and In Vitro Diagnostic Medical Devices,
conformity assessment body, manufacturer

1. PENDAHULUAN kinerja (safety and performance) alat kesehatan


tersebut dibuktikan berdasarkan hasil uji oleh
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, laboratorium yang terakreditasi sehingga
khususnya bidang kesehatan baik dari aspek menghasilkan pelayanan kesehatan yang
klinis pelayanan medis (clinical medicine) bermutu tinggi dengan biaya terjangkau untuk
maupun teknologi pelayanan kesehatan (Health keselamatan pasien, pengguna (user) dan
Care Technology) pada saat ini telah lingkungan.
berkembang sedemikian pesat. Perkembangan Perkembangan ini diikuti dengan
teknologi kesehatan ini disebut sebagai evolusi meningkatnya kerjasama di bidang ekonomi
dari sistem teknologi pelayanan kesehatan antara negara-negara di dunia seperti World
modern (evolution of the modern health care Trade Organization (WTO), Asia Pacific
system) yang secara eksplisit menyatakan bahwa Economic Coorporation (APEC) dan Asean Free
evolusi yang terjadi pada sistem pelayanan Trade Area (AFTA). Demikian pula halnya pada
kesehatan modern yang telah menciptakan alat pelaksanaan harmonisasi di bidang standar,
kesehatan (medical equipment/medical device) regulasi, lembaga penilaian kesesuaian
yang berteknologi komplek dan canggih dimana (conformity assessment body) dibidang alat
bukti pemenuhan standar keselamatan dan kesehatan telah melahirkan ASEAN Medical
Prosiding PPIS 2020 – Tangerang Selatan, 5 November 2020: Hal 59-68

Devices Directive (AMDD) yang menciptakan Sertifikasi Produk (SNI) Alat Kesehatan
sistem perdagangan dunia yang semakin dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro berbeda
terbuka, bebas dan semakin kompetitif. dengan sertifikasi ISO 13485. Sertfikasi ISO
Selain itu semakin terbukanya pasar dunia 13485 bukan Sertifikasi Produk (SNI) Alat
sebagai dampak dari globalisasi, khususnya Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In
Pasar Bebas ASEAN peran standar menjadi Vitro (ISO 13485 is not a product certification
semakin penting dalam memfasilitasi standard) karena tidak secara langsung terkait
perdagangan barang dan atau/jasa antar negara, dengan spesifikasi produk alat kesehatan yang
baik di tingkat internasional, regional maupun diproduksi meskipun audit yang dilakukan
secara bilateral khususnya di sektor alat berdasarkan ISO 13485 mencakup pemeriksaan
kesehatan karena alat kesehatan merupakan desain dan pengembangan produk. Sertifikasi
salah satu dari 12 (duabelas) sektor prioritas yang ISO 13485 membuktikan bahwa proses desain
dipercepat integritasnya di kawasan ASEAN. dan pembuatan alat kesehatan telah sesuai untuk
Indonesia telah menandatangani menghasilkan keselamatan dan kinerja produk
kesepakatan dan berperan aktif di beberapa secara konsisten. Sertifikat ISO 13485 adalah
forum internasional antara lain dalam World suatu pengakuan terhadap sistem manajemen
Trade Organization (WTO), Technical Barriers to mutu pabrik alat kesehatan yang telah mampu
Trade (TBT), Sanitary and Phytosanitary (SPS), menghasilkan alat kesehatan dan layanan
Asia-Pacific Economic Coorporation (APEC) dan (service) terkait yang secara konsisten memenuhi
Asean Free Trade Area (AFTA) dan khususnya di persyaratan konsumen dan persyaratan regulasi
sektor alat kesehatanya itu International Medical alat kesehatan.
Devices Regulators Forum (IMDRF),ASEAN Menurut Asean Medical Directives (AMDD
Consultative Committee for Standards and 2015) Alat Kesehatan adalah Alat Kesehatan
Quality-Medical Devices Product Working Group adalah instrumen, aparatus, mesin, perkakas,
(ACCSQ-MDPWG), dan Asian Harmonization dan/atau implan, reagen in vitro dan kalibrator,
Working Party (AHWP). Penandatanganan perangkat lunak, bahan atau material yang
kesepakatan dan peran aktitif tersebut di atas digunakan tunggal atau kombinasi, untuk
menunjukkan bahwa: mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan, dan
- Mengakui hak setiap negara untuk meringankan penyakit, merawat orang sakit,
menentukan standar nasionalnya masing- memulihkan kesehatan pada manusia dan/atau
masing; membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
- Meletakkan standar, penilaian kesesuaian tubuh, menghalangi pembuahan, desinfeksi alat
dan regulasi teknis menjadi faktor yang kesehatan, dan pengujian in vitro terhadap
penting dalam perdagangan internasional; spesimen dari tubuh manusia, dan dapat
- Mengambil langkah-langkah untuk mengandung obat yang tidak mencapai kerja
mengharmonisasikan standar nasional utama pada tubuh manusia melalui proses
dengan standar internasional seperti farmakologi, imunologi atau metabolisme untuk
ISO/IEC karena standar yang harmonis dapat membantu fungsi/kinerja yang diinginkan.
dengan standar internasional dapat Dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro
sebagai referensi untuk memperlancar adalah setiap reagen, produk reagen, kalibrator,
transaksi perdagangan antar negara. material kontrol, kit, instrumen, aparatus,
Sertifikasi adalah rangkaian kegiatan peralatan atau sistem, baik digunakan sendiri
Penilaian Kesesuaian yang berkaitan dengan atau dikombinasikan dengan reagen lainnya,
pemberian jaminan tertulis bahwa Barang, Jasa, produk reagen, kalibrator, material kontrol, kit,
Sistem, Proses atau Personal telah memenuhi instrumen, aparatus, peralatan atau sistem yang
Standar dan/atau regulasi diharapkan oleh pemilik produknya untuk
Sertifikasi Produk (SNI) Alat Kesehatan digunakan secara in vitro untuk pemeriksaan dari
dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro secara setiap spesimen, termasuk darah atau donor
wajib sangat dibutuhkan karena sampai saat ini jaringan yang berasal dari tubuh manusia,
jumlah Produsen Alat Kesehatan dan Alat semata-mata atau pada dasarnya untuk tujuan
Kesehatan Diagnostik In Vitro yang telah memiliki memberikan informasi dengan memperhatikan
sertifikat SNI sangat terbatas. keadaan fisiologis atau patologis atau kelainan
Sertifikat SNI Alat Kesehatan dan Alat bawaan, untuk menentukan keamanan dan
Kesehatan Diagnostik In Vitro sebagai bukti kesesuaian setiap darah atau donor jaringan
bahwa alat kesehatan tersebut telah memenuhi dengan penerima yang potensial,atau untuk
standar sesuai dengan standar yang diklaim oleh memantau ukuran terapi dan mewadahi
produsen khususnya yang terkait dengan specimen.
keselamatan dan kinerja berdasarkan hasil uji World Health Organization (WHO)
laboratorium yang terakreditasi seperti yang memperkirakan saat ini terdapat 2 (dua) juta jenis
diamanatkan oleh Undang-Undang No.36 Tahun alat kesehatan dan alat kesehatan diagnostik in
2009 Tentang Kesehatan dan Undang-Undang vitro yang berbeda di pasar global dan
No.20 Tahun 2014 Tentang Standardisasi dan dikategorikan kedalam lebih dari 22.000
Penilaian Kesesuaian. kelompok alat kesehatan generik oleh The Global
Sertifikat Produk (SNI) Alat Kesehatan dan Medical Device Nomenclature (GMDN) dan
Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro diharapkan setiap alat kesehatan tersebut pasti mengacu
menjadi salah satu persyaratan untuk atau berbasis standar. Standar alat kesehatan
mendapatkan izin edar sebagai bukti pemenuhan tersebut diatas di kelompokkan menjadi tiga
Regulasi Berbasis Standar. kategori besar yaitu:
60
Sertifikasi Produk (SNI) Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro secara Wajib
(Beluh Mabasa Ginting)

I. Basic standards (horizontal standards), yang membuktikan efektivitas melalui clinical


mencakup konsep fundamental, prinsip dan ivestigation dan bukti empiris, serta kepatuhan
persyaratan yang dapat diterapakan untuk terhadap Regulasi. Standar dan Regulasi
sebagian besar produk alat kesehatan tersebut mewajibkan keselamatan dan kinerja
dan/atau proses, contoh. alat kesehatan tersebut harus dibuktikan melalui
a. Quality Management System (ISO pengujian oleh laboratorium yang terakreditasi
13485:2016), dan penerapan standar manajemen risiko (ISO
b. Risk Management System 14971) terhadap keseluruhan siklus hidup alat
(14971:2007), Kesehatan (life cycle of medical devices) yang
c. Clinical investigation (ISO 14155:2011) dimulai dari conception and design sampai
II. Group standards (semi-horizontal dengan disposal. Standar dan Regulasi tersebut
standards), yang mencakup aspek yang juga mewajibkan produsen menerapkan standar
dapat diterapkan untuk kelompok (family) sistem manajemen mutu alat kesehatan (ISO
dari produk alkes yang serupa (similar) 13485) yang memastikan setiap perubahan
dan/atau proses yang mengacu kepada substantif pada desain, bahan, pembuatan, atau
basic standars, contoh. fungsi produk didukung oleh bukti klinis atau
a. Sterility (SNI ISO 11135-1:2014), empiris yang sama. Dengan kata lain,
b. Electrical safety (IEC 60601 series) kepercayaan pada Teknologi dan Produk
c. Biocompatibility (ISO 10993 series) Teknologi Kesehatan dibangun bukan dengan
III. Product standards (vertical standards), yang hanya membuktikan pemahaman dan
mencakup aspek keselamatan dan kinerja kemampuan, tetapi dengan memvalidasi bahwa
dari setiap produk alkes dan/atau proses. teknologi tersebut menghasilkan keluaran yang
contoh. andal dan dapat diprediksi.
a. Baby incubator: (SNI IEC 60601-2- Sebagian besar standar pada dasarnya
19:2014) adalah bersifat sukarela. Walaupun demikian
b. Alat suntik sekali pakai (disposable suatu standar dapat diwajibkan oleh perusahaan,
syringe) SNI 16-2608:1992 masyarakat profesi, industri, atau pemerintah.
c. Implan bedah no aktif - Implan Standar dapat disebut “regulasi” ketika standar itu
pengganti sendi - Persyaratan khusus diwajibkan. Ketika satu standar diwajibkan oleh
(SNI ISO 21534: 2011) pemerintah maka standar tersebut menjadi
d. Sistem uji diagnostik in vitro - aturan yang wajib secara hukum berdasarkan
Persyaratan untuk sistem pemantauan regulasi atau undang-undang yang ditetapkan
gula darah yang dapat melakukan oleh pemerintah (most standards are voluntary.
pengujian sendiri dalam pengelolaan However, a standard may be mandated by a
diabetes Meletus (SNI ISO company, a professional society, an industry, or a
15197:2009). government. A standard may be called a
“regulation” when it is mandatory. When a
Kementerian Kesehatan sampai saat ini standard is mandated by a government, it
telah memiliki sekitar 220 SNI alat kesehatanyang normally becomes legally obligatory based on
terdiri dari alat kesehatan elektromedik, non- regulations or a law established by the
elektromedik, alat kesehatan in vitro diagnostic government).
dan alat kesehatan berbasis IPTEK nuklir. SNI Amanat Undang-Undang Nomor 36 Tahun
alat kesehatan tersebut diatas telah harmonis 2009 tentang Kesehatan Pasal 42 Ayat 3
dengan standar internasional karena merupakan menyebutkan sebagai berikut “Teknologi dan
hasil adopsi identikdaristandar internasional Produk Teknologi Kesehatan harus memenuhi
seperti International Organization for standar yang ditetapkan dalam peraturan
Standardization (ISO), International perundang-undangan”
Electrotechnical Commission (IEC). Amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun
Penelitian ini bertujuan untuk, (1) 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian
Mengingatkan kepada Pemangku Kepentingan Kesesuaian menyebutkan sebagai berikut.
(stakeholder) di bidang kesehatan bahwa saat ini • Pasal 20 Ayat 3
dibutuhkan Sertifikat Produk (SNI) Alat kesehatan “Penerapan Standar Nasional Indonesia
dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro sebagai (SNI) baik secara sukarela maupun
bukti alat kesehatan tersebut telah memenuhi diberlakukan secara wajib harus
standar seperti yang diklaim oleh produsen, (2) dibuktikan melalui pemilikan sertifikat
Usulan diterbitkannya Regulasi tentang dan/atau pembubuhan tanda SNI
Sertifikasi Produk (SN) Alat kesehatan dan Alat dan/atau tanda kesesuaian”.
Kesehatan Diagnostik In Vitro secara wajib oleh • Pasal 24
Kementerian Kesehatan. “Dalam hal berkaitan dengan
kepentingan keselamatan, keamanan,
2. TINJAUAN PUSTAKA kesehatan, atau pelestarian fungsi
lingkungan hidup, kementerian/lembaga
Kepatuhan Teknologi dan Produk teknologi pemerintah nonkementerian berwenang
Kesehatan terhadap metode ilmiah diawali menetapkan pemberlakuan SNI secara
dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmiah yang wajib dengan Peraturan Menteri atau
telah dibakukan dimulai dari konsep dan desain Peraturan Kepala Lembaga Pemerintah
diikuti dengan kesesuaian dengan Standar Hasil Nonkementerian”.
Konsensus yang mengharuskan produsen untuk

61
Prosiding PPIS 2020 – Tangerang Selatan, 5 November 2020: Hal 59-68

Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 Cara Pembuatan Alat Kesehatan dan
tentang percepatan Pengembangan Industri Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
Farmasi dan Alat Kesehatan mengamanatkan 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
“Kementerian dan Lembaga diinstruksikan untuk Indonesia Nomor 62 Tahun 2017 Tentang Izin
mendorong pelaku usaha meningkatkan Edar Alat Kesehatan, Alat Kesehatan
kepatuhan terhadap regulasi dan standar dalam Diagnostik In Vitro dan Perbekalan Kesehatan
rangka menjamin keamanan, mutu dan manfaat Rumah Tangga.
serta peningkatan daya saing industri farmasi dan 4. Peraturan Menteri Kesehatan No.54 Tahun
alat kesehatan”. 2015 tentang Pengujian dan kalibrasi Alat
Instruksi Presiden tersebut diatas Kesehatan sebagai pengganti Peraturan
melahirkan Permenkes Nomor 17 Tahun 2017 Menteri Kesehatan
Tentang Rencana Aksi Pengembangan Industri No.363/Menkes/PER/1998 tentang Pengujian
Farmasi dan Alat Kesehatan halaman 84 kolom 3 dan kalibrasi peralatan kesehatan pada
yang mengamanatkan “Berdirinya laboratorium Sarana pelayanan Kesehatan.
uji produk dan lembaga sertifikasi produk (LSPro) 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
ruang lingkup alat kesehatan yang terakreditasi Indonesia Nomor 04 Tahun 2014 Tentang
dalam rangka sertifikasi alat kesehatan produksi Cara Distribusi Alat Kesehatan, yang Baik
dalam negeri “. 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Mengacu kepada Undang-Undang Indonesia 1189/Menkes/Per/VIII/2010
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Produksi Alat Kesehatan dan
Tentang Kesehatan tersebut diatas Kementerian Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga.
Kesehatan RI mengeluarkan beberapa 7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
keputusan tentang alat kesehatan yang Indonesia 1191/Menkes/Per/VIII/2010
merupakan pengganti dari Permenkes Tentang Penyalur Alat Kesehatan.
1184/Menkes/Per/X/2004 tentang Pengamanan 8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998,
Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan
Rumah Tangga sebagai antara lain sebagai Alat Kesehatan ( Lembaran Negara RI Tahun
berikut. 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran
Negara RI Tahun 1998 Nomor 3781).
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 26 tentang Pelayanan 3. METODE PENELITIAN
Perizinan Terintegrasi Secara Elektronik
Perizinan Sektor Kesehatan. Metode Penelitian yang digunakan adalah
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Studi Pustaka dengan kerangka konsep
Indonesia Nomor 20 Tahun 2017 Tentang penilitian sebagai berikut.

Kerangka konsep

Badan
Standardisas 1
i Nasional
(BSN)

Lab.Penguji/ 2
SNI’ user

SNI LSPro/ 3
Alat SNI’ user Kajian Sertifikasi Regulasi tentang
Kesehatan/ Pemangku Produk (SNI) Alat SertifikasiProduk
Alat Kepentingan Kesehatan dan Usulan (SNI) Alat
Kesehatan (Stakeholder Alat Kesehatan Kesehatan dan
Diagnostik ) Diagnostik In Vitro Diagnostik In
In Vitro Regulator 4 Secara Wajib Vitro Secara
Teknis
Wajib

PabrikAlkes/DIV 5
SNI’s user
KESEHATAN

Rumah sakit
pemerintah 6
dan swasta
/Enduser

Gambar 1. Kerangka konsep

62
Kerangka konsep tersebut diatas dapat memenuhi standar sesuai dengan yang diklaim
dijelaskan sebagai berikut. oleh Produsen khususnya yang terkait dengan
keselamatan dan kinerja dan untuk meningkatkan
1. Berdasarkan Undang-Undang No.36 Tahun kepercayaan pasar terhadap alat kesehatan dan
2009 Tentang Kesehatan dan Undang- alat kesehatan diagnostik in vitro produksi dalam
Undang No.20 Tahun 2014 Tentang negeri sebagai hasil atau inovasi anak bangsa
Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian baik di pasar domostik maupun global khususnya
Kementerian Kesehatan dapat mengadopsi pasar bebas ASEAN.
SNI/Persyaratan Teknis alat kesehatan Sampai saat ini kementerian kesehatan
menjadi regulasi tentang SertifikasiProduk belum mengeluarkan regulasi teknis berbasis
(SNI) Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan standar yang terkait dengan Sertifikasi Produk
Diagnostik In Vitro Secara Wajib karena terkait (SNI) Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan
Kesehatan. Diagnostik In Vitro Secara Wajib dengan kata lain
2. Regulasi tersebut diatas melibatkan SNI alat kesehatan dan alat kesehatan Diagnostik
Pemangku Kepentingan (stakeholder) seperti yang ada dan sedang dirumuskan saat ini
Badan Standardisasi Nasional (BSN), penerapannya masih bersifat sukarela
Laboratorium Penguji, Lembaga Sertifikasi sedangkan permintaan sertifikat produk SNI oleh
Produk, Regulator Teknis, Pabrik Alat Produsen alat kesehatan dan alat kesehatan
Kesehatan, Rumah Sakit Pemerintah/swasta Diagnostik in vitro dalam negeri yang telah
(end user) menerapkan SNI saat ini semangkin meningkat
3. Dibutuhkan kajian untuk Sertifikasi Produk untuk sebagai bukti bahwa alat kesehatan dan
(SNI) Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan alat kesehatan diagnostik yang mereka produksi
Diagnostik In Vitro Produksi Secara wajib telah memenuhi standar.
yang melibatkan Pemangku Kepentingan Sertifikasi Produk (SNI) Alat Kesehatan
(stakeholder) tersebut diatas. dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro Secara
4. Hasil kajian ini akan berupa usulan Regulasi Wajib dapat memberikan manfaat sebagai
tentang Sertifikasi Produk (SNI) Alat berikut:
Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In 1. Alat kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik
Vitro Produksi Secara Wajib kepada In Vitro Produksi yang beredar di Indonesia
Kementerian Kesehatan. telah memenuhi (comply) dengan standar
yang diklaim oleh Produsen dibuktikan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN dengan sertifikat SNI dan/atau tanda
kesesuaian sehingga keselamatan pasien
Sertifikasi Produk (SNI) Alat Kesehatan dan Alat (patient safety), pengguna dan lingkungan
Kesehatan Diagnostik In Vitro Secara Wajib dapat terjamin.
sangat dibutuhkan sebagai bukti alat kesehatan 2. Mendongkrak berdirinya Lembaga Penilaian
tersebut telah memenuhi standar sesuai dengan Kesesuaian (LPK) sepeti Laboratorium Uji
yang diklaim oleh produsen khususnya yang Produk dan Lembaga Sertifikasi Produk
terkait dengan keselamatan dan kinerja seperti (LSpro) ruang lingkup alat Kesehatan dan alat
yang diamanatkan oleh Undang-Undang No.36 Kesehatan diagnostik in vitro yang
Tahun 2009 Tentang Kesehatan dan Undang- terakreditasi
Undang No.20 Tahun 2014 Tentang 3. Sertifikat SNI menjadi salah satu persyaratan
Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian untuk mendapatkan izin edar alat kesehatan.
berdasarkan hasil uji laboragtorium yang 4. Sertifikat SNI memiliki nilai tambah bagi
terakreditasi sehingga meningkatkan industri alat kesehatan dalam negeri untuk
kepercayaan pasar baik di dalam negeri maupun meningkatkan keberterimaan pasar baik di
pasar global. Sertifikat Produk (SNI) Alat dalam negeri maupun pasar global khususnya
Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In untuk Pasar Bebas ASEAN.
Vitro diharapkan menjadi salah satu persyaratan 5. Meningkatkan daya saing bangsa di sektor
untuk mendapatkan izin edar sebagai bukti industri alat kesehatan, khususnya untuk
pemenuhan Regulasi Berbasis Standar. menghadapi MEA karena alat kesehatan
Berdasarkan aplikasi registrasi alat merupakan salah satu dari 12 (dua belas)
kesehatan Kementerian Kesehatan (data sektor prioritas yang dipercepat integritasnya
tertanggal 08 Agustus 2020) jumlah Produsen di kawasan ASEAN.
Alat kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In 6. Memudahkan proses pengawasan Alat
Vitro Produksi Dalam Negeri ada sekitar 307 Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In
Produsen. Dan berdasarkan aplikasi informasi Vitro yang ada di sarana pelayanan kesehatan
Kementerian Kesehatan prosentasi produk dalam dan yang beredar di Indonesia.
negeri adalah 9,6 % dan jumlah Izin Edar Alat 7. Mengurangi ketergantungan Indonesia
kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro terhadap produk Alat Kesehatan dan Alat
Produksi Dalam Negeri yang telah diterbitkan Kesehatan Diagnostik In Vitro impor (91%)
sampai saat ini 11.619 Izin Edar tetapi sampai terutuma untuk alat kesehatan yang
saat ini baru ada sekitar tiga Produsen dalam berteknologi sederhana dan sedang.
negeri yang telah memiliki sertifikat SNI 8. Menghindari Indonesia menjadi tempat
sedangkan saat ini Sertifikat SNI Alat Kesehatan sampah bagi alat kesehatan yang tidak
dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro produksi standar/substandar.
dalam negeri sangat dibutuhkan oleh Produsen
sebagai bukti alat kesehatan tersebut telah

63
Prosiding PPIS 2020 – Tangerang Selatan, 5 November 2020: Hal 59-68

9. Mencegah terjadinya kejadian yang tidak • Lembaga inspeksi


diinginkan (KTD) pada Alat Kesehatan dan • Lembaga sertifikasi Sistem Manajemen
Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro. Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan
Diagnostik In Vitro.
A. Kriteria Sertifikasi Produk (SNI) Alat • Lembaga Sertifikasi Personal
Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik
In Vitro i Secara Wajib B. Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan
Diagnostik in vitro memenuhi kriteria untuk
Kriteria Sertifikasi Produk (SNI) Alat Kesehatan disertifikasi
dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro Secara
Wajib sebagai berikut : Dari 200 lebih SNI Alat Kesehatan dan Alat
1. Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan Kesehatan Diangnostik In Vitro yang telah
Diagnostik In Vitro diproduksi di Indonesia ditetapkan oleh BSN, maka Alat Kesehatan dan
2. SNI Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan Alat Kesehatan Diangnostik In Vitro memenuhi
Diagnostik In Vitro sudah ditetapkan. kriteria untuk disertifikasi antara lain seperti yang
3. Banyak digunakan di fasilitas pelayanan tertera pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1
kesehatan primer dan masyarakat Memuat daftar Alat Kesehatan dan Alat
4. Telah tersedia Lembaga Penilaian Kesehatan Diagnostik In Vitro yang lab uji
Kesesuaian (LPK) seperti: trakreditasi telah tersedia dan Tabel 2 Memuat
• Laboratorium Uji Produk yang daftar Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan
terakreditasi Diagnostik In Vitro yang lab uji trakreditasi belum
• Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) tersedia
yang terakreditasi

Tabel 1. Daftar Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro yang lab uji terakreditasi telah
tersedia

No Nama Kriteria
Alat Kesehatan
1 Inkubator bayi A. Sudah diproduksi di Indonesia
B. SNI nya sudah ditetapkan (SNI IEC 60601-2-19:2014)
C. Banyak digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan
D. Laboratorium Uji Terakreditasi Telah tersedia (P2 SMPT
LIPI)
2 Peralatan elektromedik - Bagian A. Sudah diproduksi di Indonesia
2-30: Persyaratan khusus untuk B. SNI nya sudah ditetapkan (SNI IEC 80601-2-30:2014)
keselamatan dasar dan kinerja C. Banyak digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan
esensial tensi meter non D. Laboratorium Uji Terakreditasi Telah tersedia (BPFK)
invasiveotomatis (IEC 80601-2-
30:2009, IDT)
3 Tempat tidur pasien manual A. Sudah diproduksi di Indonesia
B. SNI nya sudah ditetapkan (SNI ISO 22882 :2011)
C. Banyak digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan
D. Laboratorium Uji Terakreditasi dan LSPro sudah
tersedia
4 Kondom A. Sudah diproduksi di Indonesia
B. SNI nya sudah ditetapkan (SNI 16-2723-2003)
C. Banyak digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan
D. Laboratorium Uji TerakreditasiTelah tersedia (BPOM)
5 Peralatan elektromedik - Bagian A. Sudah diproduksi di Indonesia
2-52: Persyaratan khusus B. SNI nya sudah ditetapkan SNI IEC 60601-2-52:2014)
keselamatan dasar dan kinerja C. Banyak beredar/digunakan masyarakat
esensial tempat tidur pasien D. Laboratorium Uji Terakreditasi dan LSPro sudah
(IEC 60601-2-52:2009, IDT) tersedia

Tabel 2 Daftar Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro yang lab uji terakreditasi belum
tersedia

No Nama Alat Kesehatan Kriteria


1 Masker Medis A. Sudah diproduksi di Indonesia
B. SNI nya sudah ditetapkan (SNI 8488:2018 dan SNI
8489:2018) dan yang terbaru SNI EN
14683:2019+AC:2019
C. Banyak digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan
D. Laboratorium Uji Terakreditasi belum tersedia

64
Sertifikasi Produk (SNI) Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro secara Wajib
(Beluh Mabasa Ginting)

No Nama Alat Kesehatan Kriteria


2 Sarung tangan untuk A. Sudah diproduksi di Indonesia
pemeriksaan B. SNI nya sudah ditetapkan (SNI ISO 11193-1 dan 2:2010)
C. Banyak digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan
D. Laboratorium Uji Terakreditasi belum tersedia
3 Sarung tangan untuk bedah A. Sudah diproduksi di Indonesia
steril B. SNI nya sudah ditetapkan (SNI ISO 10282 : 2010)
C. Banyak digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan
D. Laboratorium Uji Terakreditasi belum tersedia
4 Peralatan elektromedik Bagian A. Sudah diproduksi di Indonesia
2-60: Persyaratan khusus untuk B. SNI nya sudah ditetapkan (SNI IEC 80601-2-60:2014)
keselamatan dasar dan kinerja C. Banyak beredar/digunakan masyarakat
esensial peralatan dental (IEC D. Laboratorium Uji Terakreditasi belum tersedia
80601-2-60:2012, IDT)
5 Lensa kontak A. Sudah diproduksi di Indonesia
B. SNI nya sudah ditetapkan (SNI ISO 1978:2010)
C. Banyak beredar/digunakan masyarakat
D. Laboratorium Uji Terakreditasi belum tersedia
6 Alat suntik sekali pakai A. Sudah diproduksi di Indonesia
(Disposible syringe) B. SNI nyasudah ditetapkan (SNI 16-2608:1992)
C. Banyak digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan
D. Laboratorium Uji Terakreditasi belum tersedia
7 Pembalut wanita A. Sudah diproduksi di Indonesia
B. SNI nya sudah ditetapkan (SNI 16-6363:2000)
C. Banyak digunakan masyarakat
D. Laboratorium Uji Terakreditasi belum tersedia
8 Sistem uji diagnostik in vitro - A. Sudah diproduksi di Indonesia
Persyaratan untuk sistem B. SNI nya sudah ditetapkan (SNI ISO 15197:2009)
pemantauan gula darah yang C. Banyak digunakan masyarakat
dapat melakukan pengujian D. Laboratorium Uji Terakreditasi belum tersedia
sendiri dalam pengelolaan
diabetes Meletus

C. Tata cara mendapatkan Sertifikat SNI Alat Kesehatan dan alat Kesehatan diagnostik in Vitro

LSPRO MENGAUDIT KEPATUHAN


PRODUSEN MENGAJUKAN PRODUSEN TERHADAP : SAMPLE PRODUK ALKES
DISERAHKAN KE LAB UJI UNTUK
PERMOHONAN SERTIFIKASI -SNI ISO 13485/CPAKB /CDAKB
DIUJI KESESUAIAN NYA TERHADAP
KE LSPRO - MENGAMBIL SAMPLE PRODUK SNI YANG DITERAPKAN
ALKES

LSPRO MENERBITKAN SERTIFIKAT HASIL AUDIT DAN HASIL LAB UJI


SNI JIKA HASIL LAPORAN UDIT DISERAHKAN KE LSPRO
DAN HASIL LAB UI MEMENUHI
SYARAT

Gambar 2 – Alur tata cara mendapatkan Sertifikat SNI Alat Kesehatan dan Alat kesehatan In Vitro
Diagnostik

Alur tata cara mendapatkan Sertifikat SNI 1. Mengaudit Produsen Alat Kesehatan dan Alat
Alat Kesehatan tersebut diatas dapat dijelaskan Kesehatan Diagnostik In Vitro yang
sebagai berikut: Produsen/pabrik Alat Kesehatan mengajukan permohonan sertifikasi SNI
dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro harus produk. LSPro akan melihat apakah Produsen
meminta penilaian kesesuaian/pensertifikasian telah menerapklan sistem manajemen mutu
alat kesehatan yang diproduksinya ke Lembaga untuk produsen alat Kesehatan dan alat
Sertifikasi Produk (LSPro). LSPro akan Kesehatan diagnostik in vitro yaitu SNI ISO
melakukan Langkah berikut : 13485:2016 Alat kesehatan – Sistem
Manajemen Mutu – Persyaratan untuk Tujuan

65
Prosiding PPIS 2020 – Tangerang Selatan, 5 November 2020: Hal 59-68

Regulasi yang dibuktikan dengan sertifikat Berdasarkan Badan Standardisasi


atau Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Nasional (BSN) terkait ketersedian LPK untuk
Baik (CPAKB) berdasarkan Permenkes No.20 memfasilitasi penerapan standar alat kesehatan
Tahun 2017. Sertifikat ISO 13485 adalah yang disepakati di ASEAN baru terdapat 1 (satu)
suatu pengakuan terhadap sistem manajemen Laboratorium Uji Produk Alat Kesehatan yang
mutu produsen Alat Kesehatan dan Alat telah diakreditasi KAN yaitu Laboratorium
Kesehatan Diagnostik In Vitro yang telah Pengujian Peralatan Kesehatan P2SMTP – LIPI
mampu menghasilkan alat kesehatan dan dengan nomor akreditasi No. LP-505-IDN hanya
layanan terkait yang secara konsisten untuk Lingkup Pengujian Alat Kesehatan
memenuhi persyaratan konsumen dan Inkubator Bayi dengan acuan Standar SNI IEC
persyaratan regulasi alat kesehatan. 60601-2-19: 2009. Berdasarkan BSN, Lembaga
2. LSPro akan mengambil sampel Alat Penilaian Kesesuai (LPK) yang berpotensi untuk
Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In dapat ditingkatkan untuk mendukung penerapan
Vitro yang akan disertifikasi dan mengirim standar alat kesehatan di ASEAN adalah BPOM,
sampel alat kesehatan tersebut ke BPPT, BPFK dan Sucofindo.
Laboratorium Pengujian yang terakreditasi. Kebutuhan laboratorium uji produk alat
Selanjutnya Lab Pengujian akan memberikan kesehatan yang diprioritaskan saat ini serta
laporan hasil uji dan sertifikat hasil uji pada sarana prasarana yang disyaratkan untuk
LSPro. berdirinya satu laboratorium uji produk Alat
3. Bila berdasarkan audit Produsen tersebut Kesehatan meliputi :
telah memenuhi persyaratan sistem
manajemen mutu tersebut diatas dan 1. Peralatan uji dan harga Peralatan uji yang
berdasarkan laporan hasil lab uji proses dibutuhkan berdasarkan alat kesehatan yang
produksi pada pabri tersebut sudah sesuai akan diuji.
dengan persyaratan SNI Produk Alat 2. Parameter yang diuji
Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In 3. Standar dan Metode uji yang digunakan.
Vitro yang diterapkannya, maka produk Alat 4. Sumber Daya yang dibutuhkan sesuai dengan
Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In kompetensi
Vitro tersebut akan mendapatkan hak untuk 5. Luas sarana yang dibutuhkan untuk satu lab
mendapatkan sertifikat SNI dan uji produk alat Kesehatan dst
mencantumkan tanda SNI. Proses ini dikenal
sebagai pengajuan Sertifikasi Produk Oleh karena itu untuk mendapatkan
Penggunaan Tanda SNI (SPPT-SNI). gambaran kebutuhan laboratorium uji produk alat
kesehatan yang diprioritaskan saat ini serta
D. Laboratorium Uji Produk dan Lembaga sarana prasarana yang dipersyaratakan maka
Sertifikasi Produk (LSPro) terakreditasi. harus dibangun kerjasama yang sinergi
antara Pemangku Kepentingan yang terdiri atas
Sampai saat ini Kementerian Kesehatan unsur konsumen, pelaku usaha, asosiasi, pakar,
belum memiliki Laboratorium Uji Produk Alat cendekiawan, kementerian, lembaga pemerintah
Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In non kementerian, dan/atau Pemerintah
Vitro terakreditasi dan Lembaga Sertifikasi Daerah (academicy, bussinisman, government
Produk (LSPro) Alat Kesehatan dan Alat and community).
Kesehatan Diagnostik In Vitro yang terakreditasi.
Laboratorium uji alat kesehatan yang dimiliki E. Persyaratan mendapatkan izin edar alat
kementerian kesehatan sampai saat ini yaitu kesehatan
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK)
tetapi bukan dipersiapkan sebagai Kementerian Kesehatan telah menetapkan
laboratorium uji produk alat kesehatan tetapi bahwa Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan
untuk menguji dan mengkalibarasi alat-alat Diagnostik In Vitro yang akan beredar di
kesehatan yang ada di sarana fasilitas kesehatan Indonesia harus memiliki izin edar seperti diatur
(medical device in use). pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Semua Laboratorium Penguji, Indonesia Nomor 62 Tahun 2017 Tentang Izin
Laboratorium Kalibrasi, Lembaga Sertifikasi Edar Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik
Produk (LSPro), Jasa, Sistem, Personil, Proses, In Vitro dan Perbekalan Kesehatan Rumah
dan Lembaga Inspeksi di Indonesia atau yang Tangga (Pengganti Permenkes
disebut Lembaga Penilai Kesesuaian/LPK harus 1190/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Izin Edar Alat
diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional Kesehatan dan PKRT) dengan persyaratan
(KAN) dan KAN sendiri sudah dinyatakan antara lain (untuk lebih lengkapnya dapat diakses
memenuhi ISO/IEC 17011, melalui peer evaluasi melalui website:www.regalkes.depkes.go.id)
IAF dan ILAC. KAN sudah dan menjadi anggota: sebagi berikut:
serta menanda tangani MRA International
Laboratory Accreditation Cooperation (ILAC), dan
• Harus memiliki sertifikat produksi alat
Asia Pacific Accreditation Cooperation (APAC)
kesehatan, dan harus memenuhi sistem
[cek ke KAN]. Disamping itu KAN juga menjadi
manajemen mutu alat kesehatan yaitu SNI
aggota dan menandatangani MLA International
ISO 13485 atau Cara Pembuatan Alat
Accreditation Forum (IAF). Hasil akreditasi KAN
Kesehatan yang baik ( CPAKB) diatur di
diakui oleh negara-negara yang menjadi anggota
badan-badan akreditasi dunia tersebut.

66
Sertifikasi Produk (SNI) Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro secara Wajib
(Beluh Mabasa Ginting)

Permenkes 1189/Menkes/Per/VIII/2010 DAFTAR PUSTAKA


tentang Produksi Alat Kesehatan dan PKRT
• Bagi penyalur alat kesehatan harus RI, Depkes. (2009). Undang-Undang RI No.36
mempunyai Izin Penyalur Alat Kesehatan Tahun 2009 tentang kesehatan. Jakarta:
(IPAK) dan harus memenuhi sistem Lembaran Negara RI tahun 2009, (144),
manajemn mutu Cara Distribusi Alat Tambahan Lembaran Negara RI (5063);
Kesehatan yang Baik ( CDAKB) diatur di Indonesia, P.R (2014). Undang-Undang RI
Permenkes 1191/Menkes/Per/VIII/2010 Nomor 20 tahun 2014 tentang
tentang Penyalur Alat Kesehatan standardisasi dan penilaian kesesuaian.
• Sertifikat analisis produk jadi. Jakarta: Tambahan Lembaran Negara RI
• Test report tahun 2014, (5584)
• Uji fungsi Peraturan Pemerintah (1998). Peraturan
• Informasi produk :spesifikasi, contoh gambar Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998, tentang
• Kepemilikan merek pengamanan sediaan farmasi dan alat
kesehatan. Jakarta: Lembaran Negara RI
5. KESIMPULAN tahun 1998 (138), Tambahan Lembaran
Negara RI tahun1998 ( 3781).
Berdasarkan data hasil kajian tersebut diatas Instruksi Presiden (2016). Instruksi Presiden
maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Nomor 6 tahun 2016 tentang percepatan
pengembangan industri farmasi dan alat
• Regulasi tentang Sertifikasi Produk kesehatan Kemkes (2017).
(SNI) Alat Kesehatan dan Alat Kemkes (2017). Peraturan Menteri Kesehatan
Kesehatan Diagnostik In Vitro Secara Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2017
Wajib sangat dibutuhkan oleh Produsen tentang rencana aksi pengembangan
Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan industri farmasi dan alat kesehatan.
Diagnostik In Vitro untuk mensertifikasi Jakarta: Berita Negara RI tahun 2017
produknya sebagai bukti bahwa Alat (353).
Kesehatan dan Alat Kesehatan Kemkes (2017). Peraturan Menteri Kesehatan
Diagnostik In Vitro tersebut telah Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2017
memenuhi standar sesuai dengan tentang cara pembuatan alat kesehatan
standar diklaim oleh Produsen dan perbekalan kesehatan rumah tangga
khususnya yang terkait dengan yang baik. Jakarta: Berita Negara RI tahun
keselamatan dan kinerja (safety dan 2017 (590).
performance).
Kemkes (2017). Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2017
• Kementerian Kesehatan
tentang izin edar alat kesehatan, alat
direkomendasikan segera menerbitkan
kesehatan diagnostik in vitro dan
Regulasi tentang Sertifikasi Produk
perbekalan kesehatan rumah tangga.
(SNI) Alat Kesehatan dan Alat
Jakarta: Berita Negara RI tahun 2018 (82)
Kesehatan Diagnostik In Vitro
Produksi Dalam Negeri Secara Wajib
Kemkes (2018). Peraturan Menteri Kesehatan
yang telah memenuhi kreteria seperti
Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2018
tercantum pada Tabel 1 dan Tabel 2
tentang pelayanan perizinan terintegrasi
secara elektronik perizinan sektor
• Penerapan Regulasi tentang Sertifikasi
kesehatan. Jakarta: Berita Negara RI tahun
Produk (SNI) Alat Kesehatan dan Alat
2018, (887)
Kesehatan Diagnostik In Vitro Secara
Kemkes (2015). Peraturan Menteri Kesehatan
Wajib dengan memperhatikan
No.54 tahun 2015 tentang pengujian dan
ketersediaan fasilitas berikut.
kalibrasi alat kesehatan sebagai pengganti
Peraturan Menteri Kesehatan
a. Laboratorium Uji Produk Lingkup
No.363/Menkes/PER/1998 tentang
Alat Kesehatan yang terakreditasi
pengujian dan kalibrasi peralatan
b. Lembaga Sertifkasi Produk Lingkup
kesehatan pada sarana pelayanan
Alat Kesehatanyang terakreditasi
kesehatan. Jakarta: Berita Negara RI tahun
c. Lembaga inspeksi terakreditasi
2015 ( 1197)
(17020)
Kemkes (2014). Peraturan Menteri Kesehatan
d. Lembaga Sertifikasi Sistem
Republik Indonesia Nomor 04 tahun 2014
Manajemen Mutu Alat Kesehatan
tentang cara distribusi alat kesehatan yang
terakreditasi
Baik. Jakarta: Berita Negara RI tahun 2014
(194)
BSN. (2011). Peraturan Kepala Badan
UCAPAN TERIMA KASIH
Standardisasi Nasional Nomor 1 tahun
2011 tentang Pedoman Standardisasi
Saya mengucapkan terima kasih kepada Semua
Nasional Nomor 301 tahun 2011 tentang
pihak yang memberikan waktu dan
pedoman pemberlakuan SNI secara wajib.
pengetahuannya sehingga Saya dapat
Kemkes (2010). Peraturan Menteri Kesehatan
menyelesaiakan karya tulis.
Republik Indonesia

67
Prosiding PPIS 2020 – Tangerang Selatan, 5 November 2020: Hal 59-68

1189/Menkes/Per/VIII/2010 tentang (https://www.google.co.id/search?q=gunakan+al


produksi alat kesehatan dan perbekalan at+kesehatan+yang+memenuhi+standar&
kesehatan rumah tangga. Jakarta: Berita espv=2&biw=1366&bih=576&source=lnms
Negara RI tahun 2010 (399); &sa=X&ved=0ahUKEwiDo66px_XMAhULt
Kemkes (2010). Peraturan Menteri Kesehatan o8KHR7fCeUQ_AUIBigA&dpr=1)
Republik Indonesia Joseph F Dyro. (2004). Clinical Engineering
1191/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Handbook The Biomedical Engineering
penyalur alat kesehatan. Jakarta: Berita Series. Hal 557.
Negara RI tahun 2010 ( 401) Sabarguna BS & Resna A. Soerawidjaja. UI-
Ed. Joseph D. Bronzino Press. (2007). Atlas tentan Metodologi +
Boca Raton: CRC Press LLC. (2000) Manajemen Penelitian, Hal.71
Biomedical Engineering HandBook, Data investasi dan kapasitas industri alat
CRC Press LLC. (2000). The IAF Initiative for kesehatan dalam negeri
accredited Certification to ISO 13485 – http://regalkes.kemkes.go.id/index.php/home/file
Medical Devices Download/BERITA_FILE.pdf/1000768
WHO. (2018). WHO Global Model Regulatory Aplikasi info alat Kesehatan & PKRT Kementerian
Framework for Medical Devices including In Kesehatan RI
Vitro Diagnostic Medical Devices http://infoalkes.kemkes.go.id/
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/ Sistem pengawasan alat Kesehatan dan PKRT
255177/9789241512350- http://e-watch.alkes.kemkes.go.id
eng.pdf;jsessionid=1B7282AC743F71E81
7C9CDB00CC900C3?sequence=1
Pusat Teknlogi Material (2017).Gunakan Alat
Kesehatan yang memenuhi standar

68

Anda mungkin juga menyukai