Anda di halaman 1dari 33

PROPOSAL PENELITIAN

“PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA


PADA MATERI PENYAJIAN DATA DALAM METODE CERAMAH DAN
METODE DISKUSI PADA KELAS VIII A SMP NEGERI 02 PASIR PENYU”

OLEH :

SINTA

NIM : 19.103.117.202.007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) INSAN


MADANI AIRMOLEK

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
ini dengan judul “Perbandingan Efektivitas Pembelajaran Matematika Pada
Materi Penyajian Data Dalam Metode Ceramah Dan Metode Diskusi Pada Kelas
Viii A Smp Negeri 02 Pasir Penyu” Penulisan proposal ini merupakan salah satu
persyaratan akademik untuk menyelesaikan tugas pada Program Studi Matematika
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Insan Madani Airmolek. Penulis,
dalam menyusun tesis ini mendapat bantuan, dorongan dan bimbingan dari
berbagai pihak.

Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan kepada:

1. Ibu Dr. Sri Yunita Ningsih, M.Pd selaku dosen pembimbing.

2. Orang tua dan keluarga atas doa mereka dalam keberhasilan pencapaian
penulis.

3. Sahabat-sahabat se-angkatan program studi pendidikan matematika


angkatan 2019

Penulis hanya dapat berdoa kepada Allah SWT semoga Allah memberikan
balasan berlipat ganda atas budi baik yang telah diberikan. Semoga proposal ini
bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Airmolek, 24 juni 2022

Penulis,

Sinta
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, dan HIPOTESIS

A. Kajian Teori

B. Kerangka Berpikir

C. Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

B. Populasi

C. Variabel penelitian

D. Pengumpulan Data

E. Instrumen penelitian

F.Tahap pembagian kelompok

G. Kisi-kisi Soal
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa yang maju adalah bangsa yang mempunyai nilai pendidikan yang
tinggi. Perkembangan suatu bangsa erat sekali hubungannya dengan masalah-
masalah pendidikan. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat
dipisahkan dari setiap individu serta sifatnya mutlak, baik dalam kehidupan
individu, keluarga, maupun bangsa dan negara (masyarakat). Tanpa pendidikan
setiap individu tidak dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)
untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup. Pada dasar
nya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam
mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu mencapai kesejahteraan dalam
menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Sehingga pendidikan merupakan
wadah kegiatan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia.

Kemajuan suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju mundurnya


pendidikan bangsa itu. Mengingat sangat pentingnya pendidikan bangsa, maka
pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil yang
diharapkan. Untuk melaksanakan pendidikan harus dimulai dengan pengadaan
tenaga kependidikan sampai pada usaha peningkatan mutu tenaga kependidikan,
baik secara personal maupun sosial harus benar-benar dipikirkan, karena pada
dasarnya yang menentukan mutu atau kualitas pendidikan adalah guru.

Guru adalah tenaga lapangan yang langsung melaksanakan kependidikan


sebagai penentu keberhasilan pendidikan. Dalam meningkatkan sumber daya
manusia, guru juga memegang peran utama mengendalikan proses pembelajaran.
Seorang guru sudah sepantas nya memiliki pengetahuan yang sangat luas, tidak
hanya memegang satu mata pelajaran saja tetapi juga dalam metode pembelajaran.
Metode pembelajaran merupakan salah satu alat penunjang tercapainya tujuan
pendidikan dan merupakan salah satu komponen yang harus dikuasai oleh guru.
Dalam proses pembelajaran, guru bisa menerapkan beberapa metode
pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah
disiapkan. Namun setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan
kelemahannya masing-masing. Metode yang bisa digunakan adalah metode
ceramah, diskusi, eksperimen, demonstrasi dan lain sebagainya. Metode ceramah
adalah cara menyajikan atau menyampaikan pembelajaran melalui peraturan
secara lisan atau penjelasan secara langsung kepada sekelompok peserta
didik(Sanjaya, 2008 : 147). Metode ceramah dapat dikatakan metode
pembelajaran tradisional, karena sejak dulu metode ini telah digunakan sebagai
alat komunikasi lisan antara guru dengan peserta didik dalam proses
pembelajaran. Banyak guru menggunakan metode ceramah karena lebih mudah,
praktis dan murah.

Metode diskusi adalah metode yang mendorong siswa untuk berdialog


dan bertukar pendapat, dengan tujuan agar peserta didik dapat berpartisipasi
secara optimal, tanpa ada aturan- daturan yang terlalu keras, namun tetap harus
mematuhi etika yang telah disepakati bersama . Metode diskusi adalah cara
memecahkan masalah melalui curahan pendapat dalam diskusi kelompok. Sejalan
dengan pendapat Mulyasa, (2011.116) yang menyebutkan bahwa “disikusi dapat
dikatakan sebagai percakapan responsif yang dijalin oleh pertanyaan-pertanyaan
problematis yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalah”.

Melalui penerapan metode diskusi peserta didik dapat mendiskusikan


permasalahan yang bersifat tematik, mencari referensi yang relevan sesuai dengan
masalah yang didiskusikan, menuliskan laporan hasil diskusi, mengemukakan
pendapat, bahkan dapat menyanggah pendapat yang lain. Metode diskusi ini
mendorong terhadap munculnya komunikasi dua arah, baik antara peserta didik
dengan guru maupun peserta didik dengan peserta didik. Sehingga dengan
penerapan metode diskusi memungkinkan setiap individu untuk ikut berpartisipasi
aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Djamrah
(2010:87-88) yang menyatakan bahwa “ dalam proses diskusi ini, proses belajar
mengajar terjadi, dimana interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat,
saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah dapat terjadi,
juga semua aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar”.

Metode diskusi dan metode ceramah sama tujuannya sebagai interaksi


guru dengan peserta didik maupun peserta didik dengan peserta didik. Namun,
metode diskusi dan ceramah memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Banyak peserta didik lebih paham menyampaikan pembelajaran dengan metode
ceramah di bandingkan dengan metode diskusi. Tetapi tidak semua peserta didik
paham dengan penjelasan guru. Ada juga peserta didik yang lebih paham dengan
penjelasan temannya. Hal ini sesuai dengan metode diskusi.

Oleh karena itu, penulis membuat penelitian tentang “Perbandingan


Efektivitas Pembelajaran Matematika Pada Materi Penyajian Data Dalam Metode
Ceramah Dan Metode Diskusi Pada Kelas VIII A SMP Negeri 02 Pasir Penyu”.
Diharapkan dalam penelitian ini dapat mengetahui metode mana yang efektif
dalam menyampaikan materi pembelajaran antara metode ceramah dan metode
diskusi.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas dapat


dirumuskan permasalahan berikut:

1. Bagaimana penggunaan metode ceramah pada kelas VIII A SMPN 02 Pasir


Penyu?

2. Bagaimana penggunaan metode diskusi pada kelas VIII A SMPN 02 Pasir


Penyu?

3. Apa pengaruh penggunaan metode ceramah dan metode diskusi pada kelas VIII A
SMPN 02 Pasir Penyu?

4. Bagaimana perbandingan efektivitas penggunaan metode ceramah dan metode


diskusi pada kelas VIII A SMPN 02 Pasir Penyu?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penggunaan metode ceramah pada kelas VIII A SMPN 02


Pasir Penyu?

2. Untuk mengetahui penggunaan metode diskusi pada kelas VIII A SMPN 02 Pasir
Penyu?

3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode ceramah dan metode diskusi


pada kelas VIII A SMPN 02 Pasir Penyu?

4. Untuk mengetahui perbandingan efektivitas penggunaan metode ceramah dan


metode diskusi pada kelas VIII A SMPN 02 Pasir Penyu?

Hasil dari penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 02 Pasir


Penyu memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Peserta Didik, penelitian ini memberikan kemudahan untuk peserta didik
dalam mendapatkan pengetahuan sesuai dengan metode yang digunakan.

2. Bagi Pendidik, penelitian ini menjadi solusi tepat untuk pendidik dalam
menggunakan metode mengajar yang tepat sesuai kebutuhan peserta didik.
BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Efektifitas

Bagus (2010) mengatakan pengertian efektifitas secara umum menunjukan


sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan.
Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektifitas menurut Hidayat (1986) yang
menjelaskan bahwa : Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa
jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar
presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya.

Adapun pengertian efektivitas menurut Prasetyo Budi Saksono (1984)


adalah Efektivitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan output yang dicapai
dengan output yang diharapkan dari sejumlah input. Menurut Handoko (1997:7),
Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau
peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan.

Dari pengertian-pengertian efektifitas tersebut dapat disimpulkan bahwa


efektifitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang
tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari
beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran
keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sebagai
contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah
ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Efektifitas Menurut Lucie (2005), ada


empat unsur yaitu:

1. Metode
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal. Menurut J.R. David dalam Majid (2014) menyebutkan bahwa
“method is a way in achieving something (cara untuk mencapai sesuatu). Artinya,
metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan”. Metode
pembelajaran sangatlah penting dalam suatu rangkaian atau sistem pembelajaran
sebagai suatu strategi guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan. Adapun beberapa metode pembelajaran yang digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran menurut Depdiknas dalam Majid
(2014), meliputi :

(1) Metode Ceramah,

(2) Metode Demonstrasi,

(3) Metode Diskusi,

(4) Metode Simulasi,

(5) Metode Tugas dan Resitasi,

(6) Metode Tanya Jawab,

(7) Metode Kerja Kelompok (diskusi)

(8) Metode Problem Solving,

(9) Metode Sistem Regu (Team Teaching),

(10) Metode Latihan (Drill),

(11) Metode Karyawisata (Field-Trip),

(12) Ekspositori,

(13) Inkuiri,

(14) Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).


2. Media

Media yaitu alat bantu yang dalam peranannya berfungsi sebagai perantara
yang dapat dipercaya menghubungkan antara materi dengan sasaran sehingga
pesan atau informasi akan lebih jelas dan nyata. Menurut Mardikanto (1993),
media adalah alat bantu atau benda yang dapat diamati, didengar, diraba atau
dirasakan oleh indera manusia yang berfungsi untuk memperagakan atau
menjelaskan uraian yang disampaikan pendidik agar materi pembelajaran mudah
diterima dan dipahami. Alat peraga atau media, selain sebagai alat memperjelas
juga dapat berfungsi sebagai berikut:

1) Menarik perhatian atau memusatkan perhatian, sehingga konsentrasi


sasaran terhadap materi tidak terpecah;

2) Menimbulkan kesan mendalam, artinya apa yang disuluhkan tidak


mudah untuk dilupakan; serta

3) Alat untuk menghemat waktu yang terbatas, terutama jika penyuluh


harus menjelaskan materi yang cukup banyak.

3. Materi Pembelajaran

Materi yaitu segala sesuatu yang disampaikan dalam kegiatan belajar


mengajar , baik yang menyangkut ilmu atau teknologi. Materi yang baik dalam
pembelajaran adalah yang sesuai dengan kebutuhan sasaran, menarik karena dapat
memperbaiki produktivitas sumber daya manusia, yang lebih penting lagi dapat
memecahkan masalah.
Penyajian Data

1. Pengertian Penyajian Data


Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil
penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan
tujuan yang diinginkan. Data yang disajikan harus sederhanaan jelas agar mudah
dibaca. Penyajian data juga dimaksudkan agar para pengamat dapat dengan
mudah memahami apa yang kita sajikan untuk selanjutnya dilakukan penilaian
atau perbandingan dan lain-lain.

2. Penyajian Data Tabel

a. Tabel Baris Kolom


Tabel yang lebih tepat disebut tabel baris kolom ini adalah tabel-tabel
yang dibuat selain dari tabel kontingensi dan distribusi frekuensi yaitu tabel yang
terdiri dari  baris dan kolom yang mempunyai ciri tidak terdiri dari faktor-faktor
yang terdiri dari beberapa kategori dan bukan merupakan data kuantitatif yang
dibuat menjadi  beberapa kelompok. Contoh :

Gambar 2.1 Bentuk Tabel Baris

b. Tabel Kontingensi
Tabel kontingensi merupakan bagian dari tabel baris kolom, akan tetapi
tabel ini mempunyai ciri khusus, yaitu untuk menyajikan data yang terdiri atas
dua faktor atau dua variabel, faktor yang satu terdiri atas “b” kategori dan lainnya
terdiri atas “k” kategori. Dapat dibuat daftar kontingensi berukuran b x k dengan
“b” menyatakan baris dan “k” menyatakan kolom. Contoh : Banyak Murid
Sekolah di Jakarta Menurut Tingkat Sekolah dan Jenis Kelamin

Gambar 2.2 Bentuk Tabel Kontingensi

c. Tabel Silang
Data hasil penelitian yang berupa perhitungan frekuensi pemunculan data
juga dapat disajikan ke dalam bentuk tabel silang. Tabel silang dapat hanya terdiri
dari satu variabel tetapi dapat juga terdiri dari dua variabel. Tergantung
pertanyaan atau keadaan yang ingin dideskripsikan. Dengan demikian, pemilihan
penyajian data ke dalam tabel silang satu atau dua variabel akan tergantung dari
data yang diperoleh. Tabel silang satu variabel digunakan untuk menggambarkan
data dengan menampilkan satu karakteristiknya saja, misalnya jumlah
keseluruhan. Sementara tabel silang dua variabel digunakan untuk
menggambarkan data dengan menampilkan dua karakteristiknya. Misalnya jumlah
keseluruhan dan  jumlah per gender. Contoh 1 : Dalam suatu penelitian angket
pada 34 siswa kelas XI.S tentang mata pelajaran IPS yang disukai, diperoleh hasil
data sebagai berikut:

Gambar 2.3 Bentuk Tabel Silang Satu Variabel


Contoh 2:

Gambar 2.4 Bentuk Tabel Grafik Dua Variabel

3. Penyajian Data Grafik


a. Grafik Garis
Grafik garis adalah grafik yang penyajian datanya mengunakan garis atau
kurva. Grafik Garis dibuat biasanya untuk menunjukkan perkembangan suatu
keadaan. Perkembangan tersebut bisa naik dan bisa turun. Hal ini akan nampak
secara visual melalui garis dalam grafik. Didalam grafik terdapat garis vertical
yang menunjukkan jumlah dan yang mendatar menunjukkan variabel tertentu
yang ditunjukkan pada gambar dibawah, yang perlu diperhatikan dalam membuat
grafik adalah ketepatan membuat skala pada garis vertical yang akan
mencerminkan keadaan jumlah hasil observasi.
Contoh :

Gambar 3.1 Bentuk Grafik Garis


b. Grafik Histogram/Batang
Histogram merupakan grafik dari distribusi frekuensi suatu variabel.
Tampilan histogram berupa persegi panjang. Sebagai sumbu horizontal boleh
memakai tepi-tepi kelas, batas-batas kelas atau nilai variabel yang diobservasi,
sedang sumbu vertical menunjukkan frekuensi. Untuk distribusi bergolong atau
berkelompok yang menjadi absis adalah nilai tengah dari masing-masing kelas.
Contoh :

Gambar 3.2 Bentuk Grafik Histogram/Batang

4. Penyajian Data Diagram

A. Diagram Batang

Pada diagram batang, data yang disajikan dalam bentuk batang yang
berbentuk persegi panjang vektikal atau horizontal dengan lebar yang sama.
Contoh:
Nilai ulangan matematika yang diikuti oleh 40 orang siswa adalah sebagai
berikut:
30 60 100 80 40 50 80 40 60 80
90 50 50 70 60 30 70 40 60 70
80 50 70 80 60 70 70 90 90 80
60 100 90 60 70 80 70 60 90 70
Sajikanlah data tersebut dalam bentuk diagram batang.
Penyelesaian:
Untuk mempermudah, data tersebut terlebih dahulu disajikan ke dalam bentuk
tabel. Hasilnya seperti tabel berikut.

Untuk menyajikannya ke dalam bentuk diagram batang, maka buatlah garis


vertikal (menyatakan banyak siswa) dan garis horizontal (menyatakan nilai). Lalu
buat persegi panjang setiap nilai yang tingginya disesuaikan dengan banyak siswa
(frekuensi).

Hasilnya seperti diagram batang berikut.


B. Diagram Garis

Diagram garis digunakan untuk menyajikan data yang menunjukkan


perkembangan suatu data dari waktu ke waktu.

Contoh:
Berikut ini data penjualan mobil tahun 2015-2020 di Tebing Tinggi.

Penyelesaian:
Untuk menyajikan data tersebut ke dalam diagram garis, buatlah garis vertikal
menyatakan banyak mobil dan garis horizontal menyatakan tahun. Kemudian
hubungkan tahun dan banyak mobil menggunakan garis putus-putus,
pertemuannya berikan tanda noktah (titik). Selanjutnya hubungan titik tersebut
sehigga diperoleh diagram garis. Berikut ini hasilnya:
C. Diagram Lingkaran

Diagram lingkaran digunakan untuk menunjukkan perbandingan antaritem data


dengan cara membagi lingkaran dalam juring-juring lingkaran dengan sudut pusat
yang sesuai dengan perbandingan tersebut.

Contoh:
Berikut ini adalah data pekerjaan orangtua siswa kelas 12 IPS 1.

Penyelesaian:
Jumlah seluruh orangtua: = 9 + 5 + 6 + 8 + 12 = 40 orang.
Hitung persentase dari masing-masing pekerjaan.

Petani: 9/40×100
TNI/Polri: 5/40×100
Guru: 6/40×100
Buruh: 8/40×100
Pedagang: 12/40×100
Selanjutnya kita ubah perbandingan ke dalam ukuran derajat untuk memperoleh
sudut pusat masing-masing pekerjaan.

Petani: 9/40×360∘=81∘
TNI/Polri: 5/40×360∘=45∘
Guru: 6/40×360∘=54∘
Buruh: 8/40×360∘=72∘
Pedagang: 12/40×360∘=108∘
Gambarlah lingkaran dan bagi daerah lingkaran berdasarkan sudut pusat masing-
masing pekerjaan. Hasilnya berikut ini:

4. Waktu dan Tempat

Proses pembelajaran dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 02


Pasir Penyu pada pukul 08.00 WIB – 09.30 WIB. Proses pembelajaran dilakukan
dengan santai didalam ruangan.

Komunikasi akan lebih efektif apabila disampaikan secara langsung


berhadapan. Menurut penelitian, teknik komunikasi yang efektif adalah dengan
mengemukakan kesimpulan komunikasi secara eksplisit kepada subyek yang
sikapnya hendak diubah, dan dengan mengulang-ulanga argumentasi yang
mendukung sikap yang dituju (Middlebrook, 1974). Pengulangan pesan yang
terlalu sering justru dapat mendatangkan penolakan dari individu yang dijadikan
target. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh (Cacioppo dan Petty, 1979
dalam Azwar 2003) ditemukan bahwa pengulangan akan menaikkan perubahan
sikap, tetapi apabila diteruskan maka pengulangan itu justru akan menurun
efeknya.
2. Metode Pembelajaran

a. Metode Ceramah

Metode Ceramah Menurut Hudojo (1979: 126), “metode ceramah


merupakan suatu cara untuk menyampaikan ide atau memberikan informasi
dengan berbicara. Cirinya, guru berbicara terus menerus di depan kelas, sedang
para siswa sebagai pendengar”. Sedangkan, menurut Majid (2014: 194), “ceramah
sebagai suatu metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan dalam
mengembangkan proses pembelajaran melalui cara penuturan (lecturer)”. Metode
ini bagus jika penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat
dan media, serta memerhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya. Hal
yang perlu diperhatikan dalam metode ceramah adalah isi ceramah mudah
diterima dan dipahami serta mampu menstimulasi pendengar (murid) untuk
mengikuti dan melakukan sesuatu yang terdapat dalam isi ceramah.

Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering


digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh
beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru
ataupun dari siswa. Guru biasanya belum merasa puas jika dalam proses
pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan
siswa, mereka akan belajar jika ada guru yang memberikan materi pelajaran
melalui ceramah sehingga timbul persepsi jika ada guru yang berceramah berarti
ada proses belajar, sedangkan jika tidak ada guru yang berceramah berarti tidak
ada belajar. Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori.

Kelebihan Metode Ceramah :

a) Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan.

b) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas.

c) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu


ditonjolkan.
d) Melalui ceramah guru dapat mengontrol keadaan kelas karena sepenuhnya
kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.

e) Organisasi kelas dengan menggunakan metode ceramah dapat diatur


menjadi lebih sederhana.

Kelemahan Metode Ceramah :

a) Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada
apa yang dikuasai guru.

b) Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya


verbalisme.

c) Ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan jika guru kurang
memiliki kemampuan bertutur yang baik. Sering terjadi, walaupun secara fisik
siswa ada didalam kelas, tetapi secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti
jalannya proses pembelajaran, pikirannnya melayang kemana-mana, atau siswa
mengantuk yang disebabkan oleh gaya bertutur guru tidak menarik.

d) Melalui ceramah sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah
mengerti apa yang dijelaskan. Walaupun siswa diberi kesempatan untuk
bertanya, kemudian tidak seorang pun yang bertanya, hali itu tidak menjamin
siswa seluruhnya sudah paham.

b. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode yang mendorong siswa untuk


berdialog dan bertukar pendapat, dengan tujuan agar peserta didik dapat
berpartisipasi secara optimal, tanpa ada aturan- daturan yang terlalu keras, namun
tetap harus mematuhi etika yang telah disepakati bersama . Metode diskusi adalah
cara memecahkan masalah melalui curahan pendapat dalam diskusi kelompok.
Sejalan dengan pendapat Mulyasa, (2011.116) yang menyebutkan bahwa “disikusi
dapat dikatakan sebagai percakapan responsif yang dijalin oleh pertanyaan-
pertanyaan problematis yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalah”.
Arends (1997) dalam Trianto (2011) mendefenisikan diskusi sebagai
komunikasi seseorang berbicara satu dengan yang lainnya, saling memberi
gagasan dan pendapat. Kamus bahasa mendefenisikan diskusi yaitu melibatkan
saling tukar pendapat secara lisan, teratur, dan untuk mengekspresikan pikiran
tentang pokok pembicaraan tertentu. Dalam pembelajaran diskusi mempunyai arti
suatu situasi dimana guru dengan siswa atau siswa dengan siswa yang lain saling
bertukar pendapat secara lisan, saling berbagi gagasan dan pendapat. Pertanyaan
yang ditujukan untuk membangkitkan diskusi pada tingkat kognitif yang lebih
tinggi. (Arends, 1997).

Menurut Suryosubroto (1997) dalam Trianto (2011), bahwa diskusi


oleh guru digunakan apabila hendak :

1. Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada (dimiliki) oleh siswa.

2. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan


kemampuannya masing-masing.

3. Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang tujuan yang telah
dirumuskan tercapai.

4. Membantu para siswa belajar berpikir teoritis dan praktis lewat mata
pelajaran dan kegiatan sekolah.

5. Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri


maupun teman-temannya (orang lain).

6. Membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai


masalah yang dilihat baik dari pengalaman sendiri maupun dari
pelajaran sekolah

7. Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.


Berdasarkan pengertian tersebut, pemanfaatan diskusi oleh guru
mempunyai arti untuk memehami apa yang ada didalam pemikiran siswa dan
bagaimana memproses gagasa dan informasi yang diajarkan melalui komunikasi
yang terjadi selama pembelajaran berlangsung baik antarsiswa maupun
komunikasi guru dengan siswa. Sehingga diskusi menyediakan tatanan sosial
dimana guru dapat membantu siswa menganalisis proses berpikir mereka.

Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Diskusi

Setiap jenis pembelajaran mempunyai ciri tersendiri dan mempunyai keuntungan


dan kelamahan. Demikian juga dengan model pembelajaran diskusi kasus
(Suryosubroto, 1997) meliputi:

Keuntungan:

1. Diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar


mengajar.

2. Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan


pelajarannya masing-masing

3. Diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan


sikap ilmiah.

4. Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi


siswa dapat memperoleh kepercayaan akan kemampuan diri sendiri.

5. Diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan


sikap demokratis siswa.
Kelemahan:

1. Suatu diskusi dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana


hasilnya sebab tergantung kepeda kepemimpinan dan partisipasi
anggotanya.

2. Jalannya diskusi dapat didominasi beberapa siswa yang menonjol.

3. Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal
yang bersifat problematic saja yang dapat didiskusikan.

4. Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak.

5. Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani megemukakan


pendapat mereka mak biasanya sulit membatasi pokok masalah.

B. Kerangka Berpikir

Melalui penelitian ini akan dibuat mekanisme pembelajaran dengan


menggunakan dua metode pembelajaran yang diterapkan pada satu kelas yaitu
menggunakan metode pembelajaran diskusi dan metode pembelajaran ceramah.
Sebelum dilakukan penerapan metode yang berbeda pada kelas VIII A SMP
Negeri 02 Pasir Penyu, siswa pada kelas VIII A SMP Negeri 02 Pasir Penyu
diberikan tes (pre-test) untuk mengukur tingkat pengetahuan kelas sebelum
dilakukan perlakuan. Selanjutnya, dilakukan tindakan dengan melakukan
pembelajaran pada kelas VIII A SMP Negeri 02 Pasir Penyu dengan
menggunakan dua metode pembelajaran yang berbeda yaitu ceramah dan diskusi.

Setelah itu, diberikan tes (post-test) untuk mengukur sejauh mana


peningkatan pengetahuan siswa setelah dilakukan perlakuan. Data dari hasil post-
test yang diperoleh dari tiap kelompok setelah dilakukan perlakuan, Kemudian
dilakukan analisis data, sehingga dapat diketahui ada perbedaan pengaruh metode
pembelajaran ceramah dan metode pembelajaran diskusi terhadap peningkatan
pengetahuan mata pelajaran penyajian data.
Sehingga kerangka teori maupun kerangka konsep penelitian sebagai berikut :

Gambar . Bagan Kerangka Pikir

Kelompok 1 Metode ceramah

Tingkat pengetahuan Tingkat pengetahuan


Peserta didik diukur dengan Tes diukur dengan Tes

(Pre-test) (Pre-test)

Kelompok 2 Metode diskusi

C. Hipotesis

Hipotesis berasal dari dua penggalan kata, “hipo” yang artinya “di bawah”
dan “tesis” yang artinya “kebenaran”. Secara keseluruhan “hipotesis” berarti “di
bawah kebenaran”, kebenaran yang masih berada di bawah (belum tentu benar)
dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai
dengan bukti-bukti. (Arikunto, 2010:45)

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka adapun hipotesis pada


penelitian ini yaitu dimungkinkan adanya perbedaan efektifitas pembelajaran
dengan metode ceramah dan metode diskusi untuk meningkatkan pengetahuan
penyajian data pada siswa di SMP Negeri 02 Pasir Penyu, dalam penelitian ini
terdapat dua komponen hipotesis.
Dua komponen hipotesis pada penelitian ini yaitu:

1. H+ berarti ada perbedaan efektifitas pembelajaran dengan metode


ceramah dan metode kerja diskusi untuk meningkatkan pengetahuan
penyajian data pada siswa di SMP Negeri 02 Pasir Penyu.

2. H- berarti tidak ada perbedaan efektifitas pembelajaran dengan metode


ceramah dan metode diskusi untuk meningkatkan pengetahuan
penyajian data pada siswa di SMP Negeri 02 Pasir Penyu.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (Quasi


experiment) dengan menggunakan dua kelompok dan menggunakan dua metode
pembelajaran secara bergantian. Pembelajaran pada kelompok eksperimen
pertama menggunakan metode pembelajaran ceramah, kelompok eksperimen
kedua menggunakan metode pembelajaran diskusi.

Penelitian dilaksanakan untuk menyelidiki adanya perbedaan efektifitas


pembelajaran dengan metode ceramah dan metode diskusi untuk meningkatkan
pengetahuan penyajian data pada kelas VIII A SMP Negeri 02 Pasir Penyu.
Desain penelitian yang digunakan adalah pre-test and post-test group. Sebelum
melakukan penelitian, dilakukan pengambilan satu kelas sebagai kelompok
sampel dari populasi sehingga didapatkan dua kelompok didalam kelas sebagai
kelompok eksperimen pertama yang menggunakan metode pembelajaran
ceramah.

Setelah itu diberikan pre-test and post-test group untuk mengetahui sejauh
mana pengetahuan peserta didik sebagai indikator pencapaian. Dilakukam
pembanding dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah. Selanjutnya
dilakukan pengambilan data untuk mengetahui hasil data pre-test melalui soal tes
pengetahuan penyajian data untuk kedua kelompok sampel. Setelah didapatkan
data hasil pre-test pengetahuan penyajian data, pertama diberi perlakuan
menggunakan metode pembelajaran ceramah dan kedua diberi perlakuan
menggunakan metode diskusi.

Dalam proses pembelajaran peneliti sebagai pendidik yang menyampaikan


materi kepada peserta didik menggunakan metode pembelajaran berdasarkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masing-masing metode yang sudah di
siapkan. Setelah pembelajaran selesai, peneliti memberikan post-test untuk
mengetahui keadaan akhir dari setiap kelompok sampel. Dari selisih skor pre-test
dan post-test diperoleh data peningkatan pengetahuan penyajian data tiap peserta
didik pada setiap kelompok. Untuk menguji hipotesis penelitian, dilakukan
analisis data dengan menggunakan uji T-test skor peningkatan pengetahuan
penyajian data. Hasil analisis data peningkatan pengetahuan penyajian data ini
yang menentukan adanya perbedaan efektifitas antara kelompok yang
menggunakan metode pembelajaran ceramah terhadap kelompok yang
menggunakan metode pembelajaran diskusi terhadap peningkatan pengetahuan
peserta didik dalam mata pelajaran penyajian data.

Peserta didik Pre-test Perlakuan Post-test


Kelompok 1 dan 2 O1 X1 O2
Kelompok 1 dan 2 O1 X2 O2

Tabel 1. Rancangan Penelitian pre-test and post-test group

Keterangan :

O1 : Tes awal (pre-test)

O2 : Tes akhir (post-test)

X1 : Pembelajaran dengan metode ceramah

X2 : Pembelajaran dengan metode diskusi

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada kelas VIII A SMP Negeri 02 Pasir Penyu.

2. Waktu Penelitian

Penelitian mengambil waktu pada saat jam pelajaran matematika , yaitu


pada semester II (genap) tahun pelajaran 2022, dimulai dari jumat, 20 mei 2022.
B. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto 2013:173).


Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 02
Pasir Penyu. Kelas VIII A SMP Negeri 02 Pasir Penyu terdidi dari 12 peserta
didik. Dikarenakan jumlah kelas yang terbatas. Maka dalam penelitian ini, peneliti
mengambil seluruh jumlah populasi, yaitu seluruh peserta didik yang ada didalam
kelas VIII A SMP Negeri 02 Pasir Penyu. Kelas ini diberikan perlakuan metode
ceramah dan metode diskusi. Sehingga, sampel dalam penelitian ini adalah sampel
populasi.

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motode pembelajaran. Metode


pembelajaran ceramah dan metode diskusi.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengetahuan siswa tentang


mata pelajaran penyajian data. Diketahui dari skor pretest dan postest.

3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah variabel yang dibuat sama
pada kedua kelompok yaitu menggunakan satu orang pendidik, waktu
pembelajaran, dan materi yang diajarkan.

D. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
dengan soal berbentuk lembar kerja peserta didik. Dengan soal yang berbentuk
essay ini, dapat menunjukan adanya perbedaan peningkatan pengetahuan peserta
didik dalam menjawab soal-soal mata pelajaran penyajian data.
E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian terdiri atas Silabus


dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dipakai berdasarkan standar
sekolah, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) (bila diperlukan), dan instrumen
pengumpul data yaitu soal tes penyajian data. Dalam penyusunan instrumen
pengumpulan data dilakukan langkah-langkah yaitu :

1. Menetapkan materi-materi yang digunakan dalam penyusunan tes


penyajian data adalah membuat tabel dan diagram penyajian data.

2. Membuat kisi-kisi soal

3. Menentukan alokasi waktu yang digunakan untuk menyelesaikan soal


Tes adalah 15 menit.

4. Menentukan bentuk tes yaitu Soal tes berupa essay.

5. Menentukan jumlah butir soal

6. Membuat soal sesuai dengan kisi-kisi

7. Membuat kunci jawaban dan pedoman penskoran Sebelum instrumen


diterapkan pada siswa, terlebih dahulu instrumen diuji dengan
mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. Dan juga setiap butir
soal dianalisis dengan menggunakan rumus yang ditentukan oleh
peneliti.
F. Tahap Pembagian kelompok

Pembagian Kelompok Kelompok bisa dibuat berdasarkan :

a) Perbedaan individual dalam kemampuan belajar, terutama bila kelas itu


sifatnya heterogen dalam belajar

b) Perbedaan minat belajar, dibuat kelompok yang terdiri atas siswa yang
mempunyai minat yang sama

c) Pengelompokan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan kita berika

d) Pengelompokan secara random atau diundi, tidak melihat faktor-faktor


lain

e) Pengelompokan atas dasar jenis kelamin, ada kelompok pria dan ada
kelompok wanita Sebaiknya dalam satu kelompok bersifat heterogen,
baik dari segi kemampuan belajar maupun jenis kelamin.

Hal ini dimaksudkan agar kelompok-kelompok tersebut tidak berat sebelah


(ada kelompok yang baik dan ada kelompok yang kurang baik). Untuk mencapai
hasil yang baik, faktor yang diperhatikan dalam kerja kelompok adalah :

a) Perlu adanya dorongan yang kuat untuk bekerja pada setiap anggota

b) Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai satu unit yang dipecahkan


bersama, atau masalah dibagi-bagi untuk dikerjakan masing-masing
secara individual. Hal ini bergantung kepada kompleks tidaknya
masalah yang akan dipecahkan

c) Persaingan yang sehat antar kelompok biasanya mendorong anak untuk


belajar

d) Situasi yang menyenangkan antar anggota banayk menentukan berhasil


tidaknya kerja kelompok.

G. Kisi – kisi soal


Keluarkan kotak pensil mu dan kelompokan benda apa saja yang terdapat
didalam nya.
Lalu buat lah tabel beserta diagram dari data yang di peroleh.

Tabel kumpulan benda di dalam kotak pensil


Nama benda Jumlah benda

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)


Nama :
Kelas :VIII
Pokok Bahasan : Penyajian Data Kedalam Bentuk Tabel dan Diagram
Hari/Tanggal :
Alokasi waktu :

1.Apa warna kesukaanmu? Andaikan kamu ingin mengetahui warna


(merah, biru, hijau, kuning dan ungu) dan jenis musik ( pop, rock, dangdut,
jazz dan hip hop) yang paling banyak digemari oleh 12 teman-temanmu. coba
tanyakan pada setiap temanmu dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut
:
1. gunakan daftar warna
2. catat warna favorit 12 temanmu dalam suatu tabel dibawah ini:

No Nama Siswa Warna favorit Musik favorit

1. Dari tabel diatas, buatlah turus yang menyatakan banyak peserta yang
memilih warna dan music kesukaannya
Warna favorit Turus frekuensi

Musik favorit Turus frekuensi

2. Dari tabel di atas, warna apa saja yang disukai oleh temanmu?
3. Apa warna dan jenis musik yang paling banyak disukai?
4. Warna dan jenis music apa yang disukai oleh temanmu?
5. Dari tabel di atas buat lah diagram batang, diagram garis dan diagram
lingkaran di lembar yang telah tersedia!

Anda mungkin juga menyukai