Anda di halaman 1dari 2

UJI KERACUNAN KARBON MONOKSIDA

Karbon monoksida (CO) merupakan penyusun utama gas batu bara tetapi tidak terdapat
dalam gas alam. Kini sumber karbon monoksida adalah gas buang kendaraan bermotor, sistem
pemanas berbahan bakar gas atau minyak yang ditangani secara tidak tepat dan asap dari semua
jenis api. Secara in vivo, karbonmonoksida dihasilkan pula dari metabolisme diklormetan.
Karbon monoksida bersifat sangat beracun dan bergabung dengan hemoglobin dan
hemoprotein lain seperti sitikrom oksidase, yang membatasi pasokan oksigen kejaringan dan
menghambat respirasi seluler. Afinitas karbon monoksida terhadap hemoglobin kira-kira sebesar
200 kali lebih tinggi daripada afinitas oksigen. Akibatnya, keracunan akut atau keracunan akut
pada kronik (acute on chronic poisoning) dapat terjadi apabila karbon monoksida terdapat dalam
udara yang terhirup.

UJI KUALITATIF

PRINSIP
Dapat diaplikasikan pada darah (whole blood) yang telah diperlakukan dengan heparin, asam
edetat atau fluorida/oksalat.

ALAT
- Tabung reaksi
- Pipet ukur
- Pengaduk vortex

REAGEN
- Larutan ammonium hidroksida dalam aquadest (0,01 mol / L)

PROSEDUR
- Dipipet 0,1 ml darah (heparin/EDTA) ,diletakkan dalam tabung
- Lalu ditambahkan dengan 2 ml larutan ammonium hidroksida (0,01ml/L)
- Kemudian aduk dengan pengaduk vortex
INTERPRETASI HASIL
Warna relatif merah muda bila dibandingkan dengan warna yang diperoleh dari hasil pengujian
specimen darah normal menunjukkan adanya karboksihemoglobin (HbCO). Sianida memberikan
hasil serupa, tetapi keracunan akut sianida umumnya lebih jarang terjadi daripada keracunan akut
karbon monoksida.

SENSITIVITAS
HbCO 20 %

Anda mungkin juga menyukai