Anda di halaman 1dari 3

POLA PEMUKIMAN (RUANG LUAR)

1.kalimantan-bubungan tinggi = orientasi mengikuti aliran sungai

2.sumba NTT = pola pemukiman berorientasi kepada kuburan(memusat)

3.omoh hada-nias = berada di dataran tinggi, untuk melindungi dari musuh dan alam.

4.bali = Konsep orientasi kosmologi Nawa Sanga atau Sanga Mandala (arah masuk 1 jalur) (arah laut ke
arah gunung serta berpedoman pada mata angin sebagai penentuan arah baik dan arah buruk)

5.tongkonan-toraja sulsel =pola pemukiman linier ,orientasinya ke utara melambangkan sebagai sumber
kehidupan.(arah sirkulasi 1 jalur)

6.Baruniang-flores NTT = MEngililingi sebuah batu ( tempat upacara adat) mengorientasi massa
bangunan memusat ke batu tersebut.

7.joglo-jawa tengah = pola pemukiman linear, berada di jalur tranportasi di kawasan tersebut agar
memudahkan aksebilitas masnyarakat dalam mencapai antar rumah

8.kampung naga-(tasik malaya) = mengelompok dan antar pemukiman rumah memiliki elevasi level yang
berbeda-beda

9.sawalia-NDE-NTT melingkar mengarah kepada ruang terbuka/mengarah ke satu pusat

KEBUDAYAN

1.nelayan dan berdagang

2.memuja/menyembah kuburan batu nataara ( lapangan terbukan yang ada di pusat) bertani dan bertemak

3.berburu- kebudayaan melompati batu sebagai menjadi syarat untuk membuka adat-adat yang akan
dijalani selanjutnya

4.upacara ngaben ( mebbakar mayt ) segi spritual, bertani dan bertenak

5.kepercayaan animisme dan dinanisme tinggi, upacara pemakanaman dikemas dan diletakan di atas
tebing dalam peti.

6.bertani kopi, (berladang)

7.mayoritas bertani, tradisi = yang mempunyai rumah adat dianggap orang yang berada untuk anak-anak
perempuanya secara bertahap

8.bertani, tradisi jika waktu malam tidak memakai listrik walapun ada diikarenakan adat untuk sosialisasi
yang tinggi

9.bertani dan 1 tahun sekali ada upacara adat ritual merayakan hasil panen pertahun, membangun rumah
adat dengan aturan-aturan yang harus diikuti sepert proses penebangan pohon.
RUANG DALAM

1.capaian linear dengan susunan elevasi yang hanya berbeda 1 lantai. lantai paling tinggi digunakan multi
fungsi

2.pola pemisah dibagi sesuai gender, area dibagi sesuai kebutuhan dari masing-masing gender (berpusat
pada tenga rumamh yang merupakan tungku perapian yang merupakan tempat yang netra bagi laki-laki
dan perenpuan di dalamnya

3.pola rumah sambung menyambung untuk menyatukan namun ada pembatas berupa dinding sekat dan
sirkulasi

4.pola ruang dalam mengelompok (capaian berpatokan pada ergonomi si pemilik rumah) sesuai jenis
massa yang ada dan menyesuaikan secara fungsi baik untuk servis,pemujaan dan tempat istirahat

5.rumah pemimpin : masuk dari samping terbagi dari 2 elevasi lantai, dengan fung yang berbeda-beda

6.semakin ke atas jenis ruang menjadi area servis yang semakin mengecil

7.bentuk ruang persegi, terjadi penambahan ruang. arah masuk dari depan dan meletakan/menambahkan
ruang privat dan ruang servis di belakang, r.makan terletak pada bagian tenganh

8.keunikan dapur nya didepan bergandeng dengan pintu masuk.

9.bagian belakang diperuntukan untuk laki-laki sedangkan bagian kanan kiri untuk perempuan, akses
horizontak antar ruang menandakan hubungan kaitan antar sosial

STRUKTUR

1.jenis pondasi ada 2 (rawa dan tanah keras, pancang penompang dan pancang dan pengikat) bagian rang
terhubunga dari ikat dan pasak.

2.jenis pondasi ditanam dan di tutup dengan batu, rangka menerus sampai badan rumah untuk ditompang
pada bagian atas sebagai penompanng rangka yang tinggi sistem sambung

yang dipakai ikat dan tompang

3.pondasi dari pohon nibung yang menyilang pada bagian dalam , diluar bantuk segitiga, dengan dicoak
pada bagian tengah.

4.pondasi tidak menancap ke tanah sistem rangka tergabung hingga bagian atas sehingga tidak ada kuda-
kuda dan rangka disambung menggunakan sistem ikat dan pasak.

5.pondasi memakai sandi- jarak tiang rapat dengan sistem pasak,tiang menerus samoai ke dinding namun
ada 1 tiang tengah yang menerus ke atap.

6.pomdasi menancap ke tanah dibalut dengan ijuk, jenis sambungan diikat dan coakan.

7.pondasi umpak, memakai tiang utama 4 tiang disebut sebagai soko guru, terjadi penguncian pada tiang
ke pondasi umpak dalam jenis bentu pen lobang.tidak memakai kuda-kuda namu memakai sistem rangka
pengunci ke tiang utama.
8.pondasi umpak dan pondasi tapakan, dinding menggunakan anyaman bambu(tidak menerima beban)
ranngka ikat untuk penghubung struktur atas ke bagian struktur bawah serta memakai pengunci paku.

9.pondasi di uruk sama batu,

MATERIAL

ORNAMEN

1.memakai ornamen yang mengambarkan asal dari alam sehingga ornamen juga penentu dari kejayaan
dari si pemilik rumah.

2.tidak memakai ornamen namun dihiasi dengan hiasan dari tanduk dan tengkorak hewan

3.tengkorak dan tanduk hasil buruan namun ada ornamen yang di rangca hanya untuk mempercantik
bangunan

4.Umumnya bangunan arsitektur tradisiol bali indentik dengan hiasan, berupa ukiran,

peralatan serta pemberian warna dengan warna keemasan/prada atau warna yang beragam karena
dipengarugi oleh kebudayaan cina. (flora dan fauna)

5.ornamen palig menonjol pada bagian tiang penompang yang dibuat dari tanduk berjejer untuk
ornakmen pada massa yang bangunan yang lain bersifat flora

6.ornamen penanda sebagai pangkat sosial seperti tanduk sebagai kepala suku, bulak untuk rakyat biasa

7.untuk kepala suku lebih banyak menggunakan warna emas sebagai simbol pangkat dan membedakan
dari ornamen untuk rumah biasa

8.ada ornamen

9.ornamen terhubung lansung dengan kondisi spritual pada rumah (ukiran payudarra melambangkan
kesuburan)

Anda mungkin juga menyukai