Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PEREKONOMIAN INDONESIA

KRISIS EKONOMI

Disusun oleh:
1. Dewi Ayu Nugrahawati (B300180014)
2. Wahyu Tri Purbaningrum (B300180015)
3. Ika Mahardika Endah P (B300180016)
4. Wiwik Sri Wahyuni (B300180027)

KELOMPOK : 3 (Tiga)
KELAS : A

Program Studi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Krisis ekonomi di Indonesia sudah sering terjadi apalagi pada tahun 1997 hingga
mengalami krisis moneter selama lebih dari 2 tahun sehingga melumpulkan kegiatan
ekonomi karena semakin banyak perusahaan yang tutup dan meningkatnya jumlah pekerja
yang menganggur. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan dari pemerintah untuk
memperbaiki keadaan tersebut sehingga Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi dan tingkat
pengangguran di Indonesia berkurang.
Krisis ekonomi yang berkembang menjadi krisis di berbagai bidang ekonomi,
politik,hukum serta agama dan sosisal budaya yang berkembang di kalangan masyarakat.
Persoalan ketidakadilan terus dituntut oleh masyarakat untuk segera diperbaiki. Masyarakat
menuntut reformasi di segala bidang, termasuk pemulihan ekonomi. Langkah-langkah untuk
menanggulangi krisis dan melaksanakan reformasi serta upaya pemulihan ekonomi berjalan
lambat karena situasi sosial, politik, dan keamanan yang kurang kondusif.
Dengan adanya semangat reformasi, rakyat Indonesia menghendaki adanya pergnatian
kepemimpinan nasional sebagai langkah awal menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan
makmur. Pergantian kepemimpinan nasional diharapkan dapat memperbaiki kehidupan
politik, ekonomi, hukum, sosial, dan budaya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari krisis ekonomi?
2. Bagaimana keadaan ekonomi Indonesia sebelum krisis melanda fundamental ekonomi
yang kuat?
3. Bagaimana keadaan ekonomi Indonesia sebelum krisis melanda kelemahan
struktural?
4. Apa saja krisis ekonomi yang pernah terjadi di Indonesia?
5. Bagaimana pertumbuhan ekonomi yang dimulai pada tahun 1965?
6. Apa saja faktor-faktor penyebab krisis ekonomi?
7. Apa dampak dari krisis ekonomi?
8. Apa solusi untuk Indonesia dalam menghadapi krisis ekonomi?
1.3 Tujuan
Hasil dari penulisan makalah ini dihapkan memberikan manfaat dan menambah
penetahuan dari pembaca masalah krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, pertumbuhan
ekonomi yang dimulai pada tahun 1965, keadaaan ekonomi Indonesia sebelum krisis melanda
fundamental ekonomi yang kuat dan keadaan sebelum krisis melanda kelemahan struktural,
faktor-faktor penyebab krisis ekonomi, dampak dari krisis ekonomi, dan solusi untuk
Indonesia dalam menghadapi krisis ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Krisis Ekonomi


Krisis ekonomi merupakan suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara
mengalami penurunan akibat krisis keuangan atau finansial. Krisis keuangan/ moneter
adalah krisis yang berhubungan dengan keuangan suatu negara. Krisis ekonomi ditandai
dengan keadaan keuangan yang tidak menentu sebagai akibat lemabga keuangan dan
nilai tukar mata uang tidak berjalan sesuai dengan harapan.
B. Kondisi Ekonomi Indonesia sebelum krisis melanda fundamental ekonomi yang
kuat
1. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi,
Semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi maka semakin cepat proses
pertambahan output wilayah sehingga prospek perkembangan wilayah semakin
baik.
2. Laju inflasi terkendali
Apabila pemerintah dapat mengedalikan inflasi maka akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan keyakinan dan mempengaruhi
pengambilan keputusan dalam bentuk penetapan harga oleh para pelaku ekonomi.
3. Tingkat pengangguran relatif rendah
Pengguran rendah dikarenakan masyrakat akan tergerak untuk melakukan
kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.
4. Neraca pembayaran secara keseluruhan masih surplus meskipun defisit neraca
berjalan cenderung membesar namun jumlahnya masih terkendali.
Neraca pembayaran surplus dikarenakan terdapat kelebihan dana dan perdagangan
dan investasi dibandingkan dengan kewajiban-kewajiban yang dibayarkan kepada
negara lain. Defisit neraca berjalan aitu kondisi keuangan negara dengan angka
pertumbuhan impor yang lebih tinggi daripada angka pertumbuhan ekspor.
5. Cadangan devisa masih cukup besar
Cadangan devisa adalah aset yang disimpan pada cadangan oleh bank sentral
dalam mata uang asing.
6. Realisasi anggaran pemerintah masih menunjukkan sedikit surplus
Surplus terjadi apabila jumlah pendapatan lebh besar daripada jumlah belanja.
C. Kondisi ekonomi Indonesia sebelum krisis melanda kelemahan struktural
1. Peraturan perdagangan domestik yang kaku dan berlarut-larut,
Keadaan tersebut menyebabkan kegiatan ekonomi tidak efisien dan kompetitif.
2. Monopoli impor
Monopoli impor yang menyebabkan kegiatan ekonomi tidak efisien dan
kompetitif.
3. Kurangnya transparansi dan kurangnya data
Kurangnya transparansi dan kurangnya data menimbulkan ketidak pastian
sehingga masuk dana luar negeri dalam jumlah besar melalui sistim perbankan
yang lemah.
4. Sektor swasta banyak meminjam dana dari luar negeri yang sebagian besar tidak
di batasi.
Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya krisis moneter, terjadi juga krisis
kepercayaan.
D. Krisis Ekonomi yang pernah terjadi di Indonesia
1. Tahun 1960-1965
Penyebab : Kebijakan ekonomi Indonesia
Inflasi mencapai 635%
Penyebab inflasi tinggi adalah:
1) Proyek mencrusuar, seperti pembangunan Monumen Nasional(Monas),
Gelanggang Olahraga Senayan, dan peyelenggaraan Games of New
Emerging Force(Ganefo). Pembangunan ini yang menghabiskan banyak
biaya yang memberatkan keuangan Indonesia.
2) Pencetakan uang yang berlebihan
Untuk memenuhi kebutuhan proyek-proyek ini, pemerintah melakukan
pencetakan uang secara berlebihan. Akibatnya nilai rupiah turun, pada
tanggal 13 Desember 1965 pemerintah melalukan pemotongan nilai uang
dari 1000 rupiah menjadi 1 rupiah.
3) Isolasi Indonesia akibat kebijakan luar negeri Presiden Soekarno
Saat kondisi ekonomi Indonesia memburuk, Presiden Soekarno meakukan
isolasi dengan mnolak bantuan dari AS dan mengeluarkan Indonesia dari
keanggotaan Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB) karena masuknya
Malaysia sebagai negara anggota PBB. Isolasi ini semakin memperburuk
kondisi ekonomi.
4) Nasonalisasi perusahaan asing
Perusahaan Belanda yang sebelumnya beroperasi di Indonesia di
nasionalisasi pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Nasionalisasi ini
menyebabnkan banyak perusahaan menurun produktivitasnya, karena
tenaga ahli dari luar negeri meninggalkan Indonesia. Akibatnya ekspor
Indonesia menurun dan pemasukan devisa di Indonesia juga menurun.
2. Tahun 1997-1998
Pada tahun 1997-1998 terjadi krisis ekonomi yang disebabkan masalah ekonomi
Asia dan dinamika politik. Dimana pada tahun 1998 bulan April harga 1 dolar AS
sebesar Rp.8.000 mengalami kenaikan dibulan Juni tahun 1998 sebesar Rp.
16.650.
Berubahnya kondisi ekonomi di Indonesia menjadi terpuruk pada 1997-1998.
Terdapat beberapa kelemahan utama, yaitu:
- Sistem keuangan yang terbuka namun tidak didukung oleh pengawasan yang
baik.
- Nilai tukar mata uang tetap yang efektif.
- Aliran dana investasi asing yang masuk secara besar dan cepat, terutama
pinjaman jangka pendek.

Aksi dalam membeli dollar bagi para debitur semakin memperburuk nilai
tukar. Pembayaran utang menjadi lebih sulit dan meningkatkan ancaman tidak
dapat membayar. Sehingga menyebabkan modal semakin deras keluar serta nilai
tukar semakin jatuh, kelalaian dalam membayar utang luar negeri akhirnya terjadi.
Sektor keuagan Indonesia menjadi lemah dan memperparah permasalahan
ekonomi Indonesia terutama ketika terjadinya krisis.

3. Tahun 2008
Pada tahun 2008 terjadi krisis ekonomi yang disebabkan oleh masalah ekonomi
Amerika Serikat. pada krisis AS 2008, perkembangan finansial yang terlalu cepat
dengan adanya akumulasi kredit dalam jumlah besar dan dalam waktu singkat
telah menimbulkan instabilitas dan berujung pada krisis. Ketidaksesuaian antara
asumsi financial development dengan kenyataan yang terjadi membuktikan bahwa
financial development gagal dalam menjelaskan pertumbuhan ekonomi dan
stabilitas. Kegagalan tersebut lebih disebabkan oleh keterbatasan indikator serta
tidak adanya batasan terkait kecepatan ideal financial development.
Pada saat itu bulan September 2008 harga 1 dolar AS sebesar Rp 9.161 terjadi
kenaikan dibulan November tahun 2008 sebesar Rp 12.650.
4. Tahun 2013
Pada tahun 2013 terjadi krisis ekonomi yang disebabkan karena adanya kebijakan
ekonomi Amerika Serikat. Dimana harga 1 dolar AS dibulan Mei sebesar
Rp.9.753 mengalami kenaikan dibulan Agustus sebesar Rp.10.723.

E. Pertumbuhan Ekonomi
a. Tahun 1960-1965
Pada tahun ini mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 1,38% disebabkan
karena kebijakan ekonomi Indonesia mengalami inflasi mencapai 635%.
Kebijakan yang dilakukan untuk mengatasi pertumbuhan ekonomi pada tahun
ini yaitu dengan mencetak uang. Tahun 1965, jumlah uang beredar melonjak
tajam menjadi Rp2,713 triliun atau 4,2 kali lipat dibandingkan tahun
sebelumnya. Per triwulan I, jumlah uang beredar bahkan sudah melonjak
hingga Rp5,317 triliun. Namun Kebijakan itu tidak memberikan dampak yang
signifikan, malah kondisi terus memburuk. Ini dikarenakan masalah mendasar
yakni defisit anggaran tak teratasi, dan pada saat yang bersamaan pencetakan
uang terus berjalan.
b. Tahun 1997-1998
Krisis ekonomi global yang bermula pada 1997 dan carut marutnya politik di
dalam negeri membuat Soeharto akhirnya mundur pada 21 Mei 1998. BJ
Habibie yang sebelumnya bertindak sebagai wakil presiden pun naik
menggantikan Soeharto. Habibie tak membuat banyak perubahan pada
kebijakan yang menentukan arah PDB. Ia hanya sebentar menjabat sebagai
presiden. Pada tahun pertamanya tersebut, pertumbuhan ekonomi terjun bebas
menjadi minus 13,31 persen. Kondisi tersebut turut dipengaruhi krisis nilai
tukar yang membuat rupiah terdepresiasi dari Rp3.633 pada Juli 1997 menjadi
Rp15.100 pada Mei 1998. Kebijakan yang dilakukan untuk mengatasi
pertumbuhan ekonomi pada tahun ini yaitu Penarikan dana nasabah dalam
bentuk uang tunai dan kliring. Karena itu banyak bank yang saldo gironya di
Bank Indonesia menjadi negatif. Deposan-deposan besar menarik dananya
dari perbankan swasta. Bank Indonesia sampai harus menerbitkan fasilitas
darurat untuk memenuhi kebutuhan likuiditas. Merespons ini, kreditur asing
mulai memangkas batas suku bunga antarbank dan menolak konfirmasi letters
of credit atau L/C dari bank-bank lokal Indonesia.

c. Tahun 2008
Pada tahun ini mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,01% disebabkan
karena masalah ekonomi AS 1 dolar AS = Rp 9.161 (September 2008) dan Rp
12.650 (November 2008). Kebijakan yang ditempuh BI bersifat front loading
dan preemptive yaitu merespon perkiraan kondisi ke depan sehingga stabilitas
dapat tetap terjaga termasuk pada saat hari libur.
d. Tahun 2013
Pada tahun ini mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,78% disebabkan
karena kebijaka ekonomi AS 1 dolar AS= Rp 9.753 (Mei 2013) dan Rp 10.723
(Agustus 2013). Kebijakan yang dilakukan yaitu pelonggaran Giro Wajib
Minimum (GWM) Primer, sehingga ada tambahan likuiditas masuk ke sistem
perbankan.

F. Faktor Penyebab Krisis Ekonomi


1. Hiperinflasi
Hiperinflasi adalah inflasi yang tidak terkendali, kondisi ketika harga-harga naik
begitu cepat dan nilai uang menurun dratis.
2. Stagflasi
Stagflasi adalah kondisi ketika menurunnya pertumbuhan ekonomi dan
meningkatnya pengangguran yang terjadi secara bersamaan.
3. Jatuhnya Pasar Saham
Jatuhnya pasar saham terjadi pada periode kenaikan harga saham yang
berkepanjangan dan optimisme ekonomi yang berlebihan, pasar dimana rasio
harga pendapatan melebihi rata-rata jangka panjang, dan penggunaan margin yang
ekstensif hutang dan leverage oleh pelaku pasar.
4. Tingginya suku bunga
Saat suku bunga tinggi, maka masyarakat akanlebih cenderung menyimpan uang
di bank daripada menggunakannya untuk berbelanja dan memperluas bisnis.
5. Menurunnya Pesanan Tehadap Barang
Menurunnya pesanan terhadap barang diakibatkan masyarakat menunggu
jurunnya harga barang dan jasa pada titik yang lebih rendah.
6. Deflasi
Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi. Ketika harga barang dan jasa menurun
dari waktu ke waktu, dampak yang ditimbulkan bisa jadi lebih buruk
dibandingkan inflasi.
7. Perubahan Kebijakan atau Deregulasi
Kebijakan pemerintah bertujuan untuk melindungi perekonomian rakyat. Namun,
tak selalu kebijakan pemerintah membuahkan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Artinya, ada kalanya pemerintah dalam mengambil kebijakan ekonomi melakukan
kesalahan. Kesalahan dalam mengambil kebijkan ekonomi akan berdampak pada
penerapan strategi yang salah pula dan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi
menurun.
8. Manajemen yang Buruk
Manajemen artinya mengelola atau mengendalikan kepentingan ekonomi yang
buruk.
9. Turunnya Harga dan Penjualan Properti
Saat terjadi krisis ekonomi , biasanya harga prperti menjadi turun.

G. Penyebab krisis ekonomi di Indonesia

Penyebab Krisis Menurut Bank Dunia akumulasi utang swasta luar negeri yang
cepat dari tahun 1992 hingga Juli 1997, sehingga 95% dari total kenaikan utang luar
negeri berasal dari sektor swasta ini, dan jatuh tempo rata-ratanya hanyalah 18 bulan
Kelemahan pada sistem perbankan masalah governance, termasuk kemampuan
pemerintah menangani dan mengatasi krisis, yang kemudian menjelma menjadi krisis
kepercayaan dan keengganan donor untuk menawarkan bantuan finansial dengan
cepat.

H. Dampak krisis ekonomi


1. Inflasi
Karena kepercayaan masyarakat terhadap nilai mata uang Rupiah, akhirnya
permintaan akan mata uang asing meningkat.
2. Meningkatnya utang luar negeri
Seiring dengan semakin melemahnya nilai tukar rupiah, semakin meningkat juga
utang luar negeri kita.
3. Banyaknya pengangguran akibat PHK.
4. Income per kapita yang turun secara drastis
Inflasi dan keadaan ekonomi yang kacau menyebabkan banyak perusahaan yang
bangkrut
5. Pertumbuhan ekonomi yang anjlok tahun 1998
Utang yang semakin bertambah, nilai tukar rupiah yang melemah menyebabkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia anjlok.
6. Kompromi dan pemberian kompensasi terhadap negara-negara pemberi bantuan
dalam IMF.
Indonesia berusaha untuk berkompromi dan memberi kompensasi terhadap
negara-negara pemberi bantuan dalam IMF dengan tujuan Indonesia mendapat
pinjaman (utang) untuk memperbaiki keadaan ekonomi yang kacau.

I. Jalan keluar untuk Indonesia menghadapi krisis ekonomi


Perkembangan dari suatu gejolak menjadi krisis, dan dari krisis yang satu
ke yang lain telah melalui proses dari timbulnya masalah, langkah-langkah
mengatasi masalah (policy responses) dan reaksi dari pasar serta masyarakat, baik
di dalam negeri maupun di luar, semuanya telah tercampur. Berbagai pelajaran
telah dapat dipetik, baik dari mengidentifikasi sebab-musabab maupun sifat dari
krisis dan efektif tidaknya langkah mengatasi masalah yang diambil. Dalam kaitan
ini, harus diterima bahwa dalam menghadapi suatu contagion, kata-kata the
sooner the better dan the problems usually are bigger than expected, memang
sangat tepat.
Beberapa aspek: kebijakan makro, moneter dan fiskal untuk mengatasi
masalah nilai tukar, inflasi dan memburuknya perekonomian, kebijaksanaan
restrukturisasi keuangan dan perbankan, termasuk restrukturisasi pinjaman
perusahaan dan restrukturisasi perusahaan, kebijaksanaan restrukturisasi sektor
riil, kebijakan restrukturisasi kelembagaan, dan penaggulangan dampak sosial
krisis dengan program jaringan sosial. Pendekatannya sendiri, dari cara
penanggulangan gejolak moneter pada tingkat permulaan sampai meminta
bantuan IMF dalam bentul ‘stand-by arrangement’ dengan segala aspeknya bisa
dibahas secara tersendiri. Langkah positif harus dilakukan pemerintah
(transparansi, kebebasan pers, kepedulian pada hak azasi dan proses
penyelenggaraan kehidupan yang lebih demokratis, dimulai dengan
mempersiapkan pemilu ), akan tetapi tetap saja masalahnya, pemerintahan yang
‘legal’ ini belum ‘ligitimate’, belum mempunyai kredibilitas yang mantap. Krisis
kepercayaan terhadap pimpinan nasional, terhadap lembaga legislatif, judikatif dan
ABRI nampak sangat mencolok. Kekacauan sosial dengan berbagai macam
pertentangan, atau antar suku, antar daerah, antar agama masih marak. Untuk
keluar dari krisis terlebih dahulu harus ada suatu titik balik, suatu ‘turning point’,
dari pesimisme menjadi optimisme, dari ketidak percayaan menjadi percaya, dari
tanpa harapan menjadi penuh harapan.
Kesimpulan
Dari tahun-tahun terjadi krisis ekonomi yang terjadi di indonesia disebabkan
masalah kebijakan ekonomi dan krisis kepercayaan dan keengganan donor untuk
menawarkan bantuan finansial dengan cepat.

Dampak dari krisis ekonomi di Indonesia adalah terjadinya begitu banyak


perubahan mendasar dalam tatanan ekonomi, sosial, politik, dan budaya yang
menentukan arah kehidupan bernegara, disatu sisi merupakan perubahan yang
terbesar dalam sejarah Indonesia modern, namun disisi lain memberikan kontribusi
bagi kompleksitas permasalahan pemulihan ekonomi.

Untuk keluar dari krisis terlebih dahulu harus ada suatu titik balik, suatu
‘turning point’, dari pesimisme menjadi optimisme, dari ketidak percayaan menjadi
percaya, dari tanpa harapan menjadi penuh harapan. Kemudian, tindakan yang diambil
harus disesuaikan dengan masalah yang dihadapi. Beberapa aspek seperti kebijakan
makro, moneter dan fiskal untuk mengatasi masalah nilai tukar, inflasi dan
memburuknya perekonomian, kebijaksanaan restrukturisasi keuangan dan
perbankan, termasuk restrukturisasi pinjaman perusahaan dan restrukturisasi
perusahaan, kebijaksanaan restrukturisasi sektor riil, kebijakan restrukturisasi
kelembagaan, dan penaggulangan dampak sosial krisis.

Lemahnya perekonomian Indonesia, besarnya pinjaman perusahaan jangka


pendek dalam mata uang asing (dollar) tanpa ada perlindungan/hedging, Lemahnya
sistim perbankan di Indonesia dan lemahnya sektor riil dapat kita jadikan pelajaran
agar Indonesia tidak terperosok dalam krisis ekonomi lagi. Di luar ekonomi juga
terdapat kelemahan struktur sosial dan politik, sistim keuangan dan perbankan,
sistim kepemilikan, sistim hukum dan sistem demokrasi itu sendiri. Hidup yang
lebih besar pasak daripada mendorong krisis baik dalam kegiatan ekonomi maupun
hidup bermasyarakat dan bernegara serta krisis nilai budaya (ketertutupan,
feodalistis dan ‘tribalism).
Daftar Pustaka

Karmeli Elly dan Fatimah Siti. Krisis Ekonomi Indonesia. Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Sumbawa. Sumbawa: 2008.
https://docplayer.info/64260928-Krisis-ekonomi-di-indonesia-mata-kuliah-
perekonomian-indonesia.html
Tirto.id, Rabu 18 November 2020.
https://tirto.id/krisis-moneter-1997-1998-adalah-periode-terkelam-ekonomi-
indonesia-f6YV
Kompas, Senin 10 Februari
2020.https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/10/170000769/penyeba
b-krisis-moneter-di-
indonesia?page=all#:~:text=Kompas.com%20%2D%20Krisis%20moneter
%20atau,makanan%20menimbulkan%20kekacauan%20di%20Indonesia.&t
ext=Akhirnya%20Presiden%20Soeharto%20dipaksa%20mundur%20pada
%20tanggal%2021%20Mei%201998.

Anda mungkin juga menyukai