PEMBELAJARAN TERPADU
MODUL 1
Pembelajaran Terpadu di SD (PDGK4205)
Tutor: Dewi Kusumawati, SPd., MPd.
Disusun oleh:
Tresna Agus Darojat
NIM : 857506063
MODUL 1
Pengertian
Pembelajaran
Terpadu
Karakteristik
Pembelajaran
Terpadu
Landasan
KB.1 Konsep Dasar Pembelajaran
Pembelajaran Terpadu
Terpadu
Prinsip-Prinsip
Pembelajaran
Terpadu
Manfaat
Konsep Dasar dan Pembelajaran
Model-Model Terpadu
Pembelajaran Terpadu
1.Model Penggalan
2.Model
Keterhubungan
3.Model sarang
Berbagai Model 4.Model urutan
Pembelajaran 5.Model Bagian
Terpadu 6. Model aring
KB. 2 Model-model
7.Model Galur
pembelajaran
8. Model
terpadu Keterpaduan
9.Model Celupan
10. Model Jaringan
Model Pembelajaran
Terpadu Di Sekolah 1. Model Jaring
Dasar Laba-laba
2. Model
Keterhubungan
3. Model
Keterhubungan
Modul 1 : Konsep Dasar dan Model-model Pembelaaran Terpadu
Terdapat dua istilah yang secara teoritis memiliki hubungan yang saling terkait dan
ketergantungan satu dan yang lainnya, yaitu integrated curriculum (kurikulum terpadu) dan
integrated learning (pembelajaran terpadu). Kurikulum terpadu adalah kurikulum yang
menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemanduan isi, keterampilan dan sikap
(Wolfinger, 1994:133). Perbedaan yang mendasar dari konsepsi kurikulum terpadu dan
pembelajaran terpadu terletak pada segi perencanaan dan pelaksanaannya. Idealnya, pembelajaran
terpadu seharusnya bertolak dari kurikulum terpadu, tetapi kenyatan menunjukan bahwa banyak
kurikulum yang memisahkan mata pelajaran satu dan lainnya menuntut sifat terpadu.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang
melibatkan beberapa matapelajaran yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun
pemahaman dan keterampilan untuk memberikan pengalaman kepada siswa. Terdapat beberapa
karakteristik yang perlu kita pahami dari pembelajaran terpadu, diantaranya:
Selain beberapa kekuatan atau kelebihan penerapan pembelajaran terpadu di sekolah dasar
memiliki beberapa kendala dalam pelaksanaanya, diantaranya; kompetensi dasar yang harus
dicapai oleh siswa, dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu dibutuhkan sarana dan prasarana
belajar dan belum semua guru sekolah dasar memehami konsep pembelajaran terpadu ini secara
utuh.
Pembelajaran terpadu dilandasi oleh landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan
praktis. Landasan filosofis dimaksudkan pentingnya aspek filsafat dalam pelaksanaan
pembelajaran terpadu, landasan ini mencakup progresivisme, konstruksivisme, dan humanism.
Landasan filosofis berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan teori belajar.
Landasan praktis berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata atau dilandasi prinsip-prinsip
perkembangan dunia pengetahuan yang pada umumnya terjadi dalam proses pembelajaran saat ini,
sehingga harus mendapat perhatian dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu. Terdapat beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu disekolah dasar;
• Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk
memadukan mata pelajaran.
• Tema harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal
bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
• Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
• Tema yang dikembangkan harus mampu menunjukan sebagian besar minat siswa.
• Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi
di dalam rentang waktu belajar.
• Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan
masyarakat.
• Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
• Model penggalan (fragmented) ditandai oleh ciri pembanduan yng hanya terbatas pada satu
mata pelajaran saja.
• Model keterhubungan (connected) dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir
pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu.
• Model sarang (nested) merupakan pemanduan berbagai bentuk penguasaan konsep
keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran.
• Model urutan/rangkaian (sequenced) merupakan model pemanduan topic-topik antarmata
pelajaran yang berbeda secara pararel.
• Model bagian (shared) merupakan bentuk pemanduan pembelajaran akibat adanya
overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih.
• Model jaringan laba-laba (webbed) model ini bertolak dari pendekatan tematis sebagai
pemandu bahan dan kegiatan pembelajaran.
• Model galur (threaded) merupakan model pemanduan bentuk keterampilan, misalnya:
melakikan prediksi dan estimasi dalam matematika, ramalan terhadap kejadian-kejadian,
antisipasi terhadap cerita dalam novel dan sebagainya,
• Model keterpaduan (integrated) merupakan pemanduan sejumlah topic dari mata pelajaran
yang berbeda, tetapi estimasinya sama dalam sebuah topic tertentu.
• Model celupan (immersed) untuk membantu siawa dalam menyaring dan memandukan
berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakainya,
• Modul jaringan (networked) merupakan model pemanduan pembelajaran yang
menggadaikan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun
tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan setudi lapangan dalam
situasi, kondisi maupun konteks yang berbeda-beda.
Sedangkan Jacobs (1989) menyebutkan lima model pilihan bentuk keterpadauan dalam
kegiatan pembelajaran , yaitu discipline based, parallel, multidisciplinary, interdisciplinary, dan
integrated.
Model pembelajaran terpadu yang tepat dikembangkan disekolah dasar yaitu model jarring
laba-laba (webbed), model keterhubungan (connected), dan model keterpaduan (integrated).
Model jarring laba-laba yaitu model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan
tematik; model keterhubungan yaitu model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan
untuk menghubungkan konsep, topic, keterampilan, tugas bahkan ide-ide yang dipelajari di dalam
satu bidang studi; sedangkan model keterpaduan merupakan model pembelajaran terpadu yang
menggunakan pendekatan antarmata pelajaran.